Jenis Media: Internasional

  • Sosok 2 Pramugari Jeju Air yang Selamat dari Kecelakaan, 179 Tewas dari 181 Penumpang – Halaman all

    Sosok 2 Pramugari Jeju Air yang Selamat dari Kecelakaan, 179 Tewas dari 181 Penumpang – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Sebuah pesawat komersial milik maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan fatal di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).

    Penyebab kecelakaan masih diinvestigasi.

    Akibat kecelakaan pesawat Jeju Air tersebut, sebanyak 179 penumpangnya dinyatakan meninggal dunia.

    Dikutip dari Yonhapnews, Senin (30/12/2024), pesawat itu mengangkut 181 penumpang.

    Sehingga hanya 2 penumpangnya yang selamat.

    Korban tewas termuda adalah seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.

    Lima dari 179 penumpang yang tewas berusia di bawah 10 tahun.

    Dua diantara penumpang yang meninggal adalah warga Thailand.

    Sosok 2 Penumpang yang Selamat

    Salah satu dari dua orang yang selamat dari kecelakaan pesawat Jeju Air mengatakan kepada dokter bahwa dia telah diselamatkan saat bangun.

    Korban selamat berusia 33 tahun yang bermarga Lee adalah seorang pramugari di pesawat Jeju Air.

    Ia awalnya dibawa ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, 311 kilometer selatan Seoul Ibu Kota Korea Selatan.

    Tetapi kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada para dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, yang berbicara dalam jumpa pers.

    Ju tidak menanyakan rincian kecelakaan tersebut karena dia yakin itu tidak akan membantu pemulihan pasien.

    “Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya,” kata Ju dikutip dari Yonhap News. 

    “Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya,” dia menambahkan.

    Korban selamat saat ini dirawat di unit perawatan intensif setelah didiagnosis menderita beberapa patah tulang.

    Ju mengatakan dia berada dalam perawatan khusus karena kemungkinan efek sampingnya, termasuk kelumpuhan total.

    Sementara itu, korban selamat lainnya juga  seorang pramugari berusia 25 tahun bermarga Koo.

    Dia kini dirawat di Asan Medical Center di Seoul timur.

    Kondisinya dilaporkan stabil meski ia mengalami cedera pada pergelangan kaki dan kepala.

    Staf medis menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang kondisinya.

    Dua dugaan penyebab pesawat jatuh, bukan karena burung

    Dikutip dari The Korea Times, pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 terbang dari Bangkok, Thailand pada Minggu pukul 01.30 dini hari waktu setempat.

    Pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Muan di Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 08.30 waktu setempat.

    Namun sebelum kecelakaan terjadi, pesawat sempat berusaha untuk mendarat, tetapi tidak berhasil.

    Pesawat kemudian berputar-putar di sekitar bandara dan mencoba mendarat kembali dengan badan pesawat keluar dari landasan pacu.

    Berbagai penafsiran telah muncul terkait penyebab jatuhnya pesawat.

    Meski penyelidikan awal menunjukkan kegagalan rangka pesawat menyusul “tabrakan burung” sebagai penyebab utama.

    Penyebab pastinya masih belum diumumkan  tetapi beberapa analis sudah mengajukan berbagai kemungkinan penyebab.

    Termasuk gangguan teknis dengan menyatakan bahwa mesin dan rem di kedua sisi pesawat pasti gagal berfungsi sehingga terjadi kecelakaan seperti itu.

    Namun  tabrakan burung saja tidak mungkin menyebabkan kegagalan serentak di semua komponen penting.

    Para ahli penerbangan sebagian besar sepakat bahwa roda pendaratan yang tidak dapat dioperasikan merupakan penyebab langsung kecelakaan.

    “Jika Anda melihat videonya, roda pendaratan tidak memanjang, dan pesawat jatuh dengan kehilangan kecepatan yang sangat sedikit,” kata profesor Choi Kee-young dari Universitas Inha.

    “Pesawat memiliki beberapa rem dan jika roda pendaratan tidak berfungsi, mesin penggerak terbalik mengangkat sayap, yang berfungsi sebagai rem udara. Namun, rem tersebut tampaknya tidak berfungsi dalam kasus ini.”

    Para ahli mengidentifikasi tabrakan burung sebagai penyebab paling mungkin dari kegagalan fungsi roda pendaratan, karena kemungkinan telah memengaruhi mesin dan sistem hidrolik.

    “Jika burung terbang ke mesin, itu dapat merusak mesin dan memengaruhi sistem hidrolik yang terhubung dengannya,” kata Kim Kyu-wang, direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Hanseo.

    “Sistem hidrolik menaikkan dan menurunkan roda pendaratan selama lepas landas dan mendarat, dan bagian itu mungkin telah rusak.”

    Namun beberapa pihak berpendapat bahwa kegagalan satu mesin akibat tabrakan burung tidak mungkin mengakibatkan hasil yang mengerikan seperti itu.

    Mereka mencatat bahwa meskipun satu mesin rusak akibat tabrakan burung, mesin kedua dapat menggerakkan roda pendaratan, yang menunjukkan kemungkinan adanya masalah sistemik tambahan.

    “Saat mendarat dengan posisi perut, pesawat harus memperlambat lajunya dengan menciptakan lebih banyak hambatan pada sayap, tetapi hal ini tidak terlihat dalam video,” kata profesor Choi.

    “Dugaan saya, kedua mesinnya rusak,” katanya.

     “Jika kedua mesin rusak, seluruh pesawat akan jatuh dan perintah pilot tidak dapat disampaikan.”

    Para ahli meminta dilakukannya penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh serangan burung, cacat badan pesawat, atau buruknya perawatan.

    “Kami perlu menganalisis penyebabnya tetapi sangat tidak biasa jika ketiga roda pendaratan gagal digunakan,” kata Kim In-gyu, direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Dirgantara Korea.

    “Sulit untuk menyimpulkan bahwa tabrakan dengan burung saja yang menjadi penyebabnya. Kita juga perlu memeriksa apakah pesawat itu memiliki cacat bawaan.”

    Penjelasan Pejabat Korea

    Pejabat Korea Selatan sedang menyelidiki kecelakaan Pesawat Jeju Air 7C2216, termasuk dampak dari potensi tabrakan burung dan cuaca. 179 dari 181 orang di dalamnya tewas.

    Wakil Menteri Transportasi Joo Jong-wan mengatakan panjang landasan pacu 2.800 meter bukan merupakan faktor penyebabnya, dan dinding di ujung landasan dibangun sesuai standar industri.

    Jeju Air menolak berkomentar tentang penyebabnya selama konferensi pers, dengan mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

     

     

  • Fakta Terbaru Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Muan Korsel

    Fakta Terbaru Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Muan Korsel

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dunia penerbangan kembali berduka usai pesawat Jeju Air yang mengangkut total 181 orang jatuh saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12).

    Berikut update terbaru seputar kecelakaan penerbangan komersial yang paling fatal selama 2024 ini:

    Seluruh penumpang tewas, 2 awak kabin selamat

    Seluruh penumpang dan awak kabin Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, dinyatakan meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang berhasil selamat, keduanya merupakan pramugari.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12), Jeju Air yang berangkat dari Thailand ke Korea Selatan itu membawa total 181 orang. Terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kabin.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand.

    Diduga gegara tabrak burung

    Sejumlah pengamat dan laporan aviasi sejauh ini menduga Jeju Air jatuh karena tabrakan dengan kawanan burung (birdstrike) dan cuaca buruk.

    pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    Aparat juga sudah berhasil menemukan dua kotak hitam (black box) pesawat dan kini tengah diperiksa.

    “[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk,” ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.

    Peringatan itu membuat pesawat tersebut sempat mencoba mendarat lagi di landasan. Namun, upaya itu tidak berhasil, pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan.

    Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar dari landasan pendaratan, lalu menabrak pagar, dan hancur hingga memicu kepulan api.

    Kecelakaan pesawat terburuk kala Korsel ‘tak punya’ presiden

    Insiden Jeju Air ini menjadi kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah aviasi Korsel sejauh ini.

    Ini juga menjadi insiden fatal pertama yang melibatkan maskapai bertarif rendah (low-cost carrier) Jeju Air.

    Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan riwayat keamanan penerbangan komersial solid dan bagus.

    Karena itu, warga Negeri Ginseng sangat dikejutkan dengan insiden Jeju Air hingga pemerintahan Korsel yang kini tengah dilanda krisis kepemimpinan telah mendeklarasikan hari berkabung selama tujuh hari ke depan.

    Saat ini, Korsel dipimpin oleh presiden sementara, Choi Sang Mok, yang merupakan wakil perdana Menteri lantaran Presiden Yoon Suk Yeol dan PM Han Duck Soo telah dimakzulkan hanya dalam sebulan kurang imbas drama darurat militer sepihak awal Desember lalu.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Joe Biden Sampaikan Bela Sungkawa Terkait Kecelakaan Jeju Air di Korsel – Halaman all

    Joe Biden Sampaikan Bela Sungkawa Terkait Kecelakaan Jeju Air di Korsel – Halaman all

    TRIBUNNWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air di bandar udara internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (29/12/2024) turut membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berduka cita.

    Biden mengatakan pada Minggu, ia dan ibu negara Jill Biden “sangat berduka” mengetahui banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel tersebut.

    Hal ini terjadi setelah 179 dari 181 orang yang menumpangi maskapai dengan rute perjalanan Thailand-Korsel tersebut tewas setelah mendarat darurat dan meledak di bandara yang berlokasi di wilayah barat daya Korea Selatan, Muan, pada Minggu pagi waktu Korea,

    “Jill dan saya sangat berduka mengetahui kehilangan nyawa yang terjadi akibat kecelakaan Jeju Airlines di Muan, Republik Korea,” kata presiden dalam pernyataan tersebut.

    “Sebagai sekutu dekat, rakyat Amerika memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan rakyat Korea Selatan, dan pikiran serta doa kami bersama mereka yang terdampak oleh tragedi ini.” sambungnya.

    Sosok yang akan digantikan Donald Trump pada Januari tahun depan inipun berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan bagi semua keluarga korban maupun pemerintah Korsel.

    “Amerika Serikat siap memberikan semua bantuan yang diperlukan,” pungkasnya.

    Niat baik Joe Biden tersebut juga diamini oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

    NTSB menulis dalam sebuah pernyataan di X bahwa mereka akan memimpin tim penyelidik AS untuk membantu penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut di Korsel.

    Jeju Air sendiri juga telah berjanji untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang selamat, dengan menyebutkan adanya rencana asuransi senilai 1 miliar dolar.

    Detik-detik Jeju Air Jatuh

    Seorang saksi mata yang menyaksikan kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan mengatakan bahwa ia sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia juga mendengar beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lainnya, yang hanya disebutkan dengan nama belakang Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lain, Kim Yong-cheol, menyatakan bahwa pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk mencoba mendarat lagi sebelum akhirnya jatuh.

    Kim mengingat bahwa ia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan terjadi.

    Maskapai Korea Selatan Jeju Air (NET)

    Kim mengatakan bahwa ia melihat pesawat itu terbang kembali setelah gagal mendarat, sebelum mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit.”

    Pihak berwenang meyakini bahwa kegagalan roda pendaratan, yang kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan ini.

    (Tribunnews.com/Bobby W)

  • Tak Mau Suriah Buru-buru Gelar Pemilu, Pemimpin HTS Sebut ada 2 Hal Lain yang Harus Diprioritaskan – Halaman all

    Tak Mau Suriah Buru-buru Gelar Pemilu, Pemimpin HTS Sebut ada 2 Hal Lain yang Harus Diprioritaskan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin de facto Suriah saat ini, Ahmed al-Sharaa, mengatakan pada Minggu (29/12/2024) penyelenggaraan pemilihan umum kembali di Suriah bisa memakan waktu hingga minimal empat tahun

    Di pernyataannya pada minggu tersebut, al-Sharaa juga berencana untuk membubarkan kelompok Islamisnya, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada sebuah pertemuan dialog nasional yang diharapkan bisa segera digelar di Suriah.

    Pernyataan tersebut disampaikan Ahmed al-Sharaa dalam wawancara dengan jaringan televisi Arab Saudi, Al-Arabiyya. 

    Wawancara tersebut disampaikan hampir sebulan setelah pemberontakan kilat yang dipimpin oleh HTS berhasil menggulingkan rezim pemerintahan Presiden Bashar Assad yang telah berkuasa selama beberapa dekade.

    Pemberontakan kilat tersebut juga mengakhiri konflik perang saudara yang dimulai sejak 2011.

    Di dalam wawancara tersebut, Ahmed al-Sharaa menjabarkan rencana jangka pendek hingga menengah terkait pemerintahan Rusia di bawah kepemimpinan dirinya dan HTS.

    Ahmed mengatakan bahwa pemilu di Suriah setidaknya membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama agar dapat dilaksanakan secara matang.

    Guna menggelar pemilu tersebut, Ahmed menilai ada dua hal yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

    Pertama, Ahmed menilai berbagai kekuatan di Suriah perlu melakukan dialog politik terlebih dahulu.

    Hal ini dibutuhkan untuk menulis ulang konstitusi negara tersebut setelah lima dekade pemerintahan diktator dinasti Assad. 

    Selain itu, infrastruktur negara yang hancur akibat perang juga perlu dibangun kembali agar pemilu dapat berlangsung lancar, ujarnya.

    “Kesempatan yang kita miliki hari ini tidak datang setiap 5 atau 10 tahun sekali,” kata al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammed al-Julani.

    “Kami ingin konstitusi ini bertahan selama mungkin.” pungkasnya.

    Nasib HTS setelah Rezim Assad Bubar

    Selain itu, Al-Sharaa menegaskan HTS akan dibubarkan, dan pengumuman terkait hal ini akan dilakukan pada Konferensi Dialog Nasional.

    Dalam wawancara tersebut, ia juga menjelaskan mengenai operasi balasan terhadap sisa-sisa pendukung rezim Assad yang masih ada di Suriah.

    Di sisi lain, Al-Sharaa menyatakan bahwa selain HTS, faksi-faksi lain di Suriah juga akan dibubarkan dan akan bergabung di bawah Kementerian Pertahanan dalam pemerintahan Suriah yang baru.

    “Pemerintahan saat ini sedang bernegosiasi dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) untuk menyelesaikan krisis di timur laut Suriah,” katanya.

    Ia menekankan bahwa Kurdi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen Suriah, dan menegaskan bahwa tidak akan ada perpecahan di negara tersebut.

    Terkait hubungan Suriah dengan negara lain, Al-Julani berharap pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Donald Trump akan mencabut sanksi terhadap negara tersebut.

    Ia juga berharap Suriah yang baru dapat menjalin hubungan baik dengan Rusia, yang sebelumnya merupakan sekutu rezim Presiden Bashar al-Assad.

    Setelah HTS mengambil alih kekuasaan di Suriah pada 8 Desember 2024, Bashar al-Assad dan keluarganya dikabarkan melarikan diri ke Rusia, tempat mereka mendapatkan suaka.

    (Tribunnews.com/Bobby W)

  • 4 Kecelakaan Pesawat Terjadi dalam Sehari, Dunia Penerbangan Berduka

    4 Kecelakaan Pesawat Terjadi dalam Sehari, Dunia Penerbangan Berduka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Industri penerbangan dikejutkan oleh empat kecelakaan pesawat yang terjadi di belahan dunia hanya dalam waktu 24 jam pada Minggu (29/12). Ratusan orang tewas. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan penerbangan.

    Berikut CNNIndonesia.com telah merangkumnya:

    1. Kecelakaan di Korea Selatan

    Kecelakaan paling tragis terjadi di Korea Selatan, ketika pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 dan kode HL8088, mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan.

    Pesawat tersebut terbakar setelah gagal melakukan pendaratan, menewaskan 179 orang di dalamnya. Dua orang berhasil selamat dan sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand. Sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Berdasarkan sejumlah sumber, mesin pesawat mengalami kerusakan akibat menabrak kawanan burung. Di lain sisi, pesawat juga tidak mengeluarkan roda pendaratan saat akan mendarat sehingga kehilangan kendali di landasan pacu.

    2. Pendaratan darurat di Kanada

    Sementara itu di Kanada, tak berselang lama dari peristiwa Jeju Air, penerbangan Air Canada 2259 yang berangkat dari Bandara Internasional St. John’s mengalami masalah pendaratan pada Sabtu (28/12) pukul 21:30 AST (01:30 GMT, Minggu) yang menyebabkan pesawat tergelincir dan mesin terbakar.

    Dalam sebuah video terekam suasana kabin pesawat di mana penumpang panik melihat kobaran api di sayap pesawat yang bergesekan dengan landasan pacu.

    Pesawat tersebut membawa 73 orang penumpang beserta awak. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi tanpa korban jiwa, meski beberapa di antaranya mengalami luka ringan.

    Penumpang bernama Nikki Valentine mengatakan salah satu ban pesawat tidak berfungsi dengan baik saat mendarat.

    “Pesawat mulai miring sekitar 20 derajat ke kiri, dan saat itu terjadi, kami mendengar suara keras yang hampir terdengar seperti suara benturan ketika sayap pesawat mulai tergelincir di sepanjang landasan, bersama dengan, saya kira, mesinnya,” katanya kepada CBC News yang dikutip AnadoluAgency.

    Setelah mendarat, penumpang di dalam pesawat dievakuasi dan dibawa ke hanggar untuk diperiksa oleh paramedis.

    Sebagai tindakan pencegahan, penerbangan di Bandara Halifax sempat hentikan sementara setelah insiden tersebut. Namun, satu landasan telah dibuka kembali pada dini hari Minggu.

    3. Pesawat tergelincir di Norwegia

    Kecelakaan ketiga terjadi di Norwegia, di mana pesawat KLM Boeing 737-800 penerbangan KL1204 tergelincir dari landasan pacu saat melakukan pendaratan darurat di Bandara Oslo Sandefjord Torp. Pesawat tersebut mengalami masalah pada sistem hidrolik. Beruntung, 176 penumpang dan enam awak pesawat selamat tanpa cedera serius.

    Pesawat KLM Royal Dutch Airlines dengan nomor penerbangan KL1204 itu terbang dari Oslo, Norwegia menuju Amsterdam, Belanda. Namun tak lama usai lepas landas, pesawat itu mengalami masalah sehingga harus mendarat darurat.

    “Pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan KL1204 tergelincir ke sisi kanan landasan 18 setelah mendarat di Bandara Oslo Torp Sandefjord. Penerbangan ini dialihkan ke sana tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Oslo (OSL),” bunyi pernyataan Royal Dutch Airlines yang diunggah di X.

    4. Pesawat ringan jatuh di UEA

    Sebuah pesawat ringan jatuh di lepas pantai Ras AlKhaimah,Uni Emirat Arab, Minggu (29/12). Kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang tewas.

    Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Umum (GCAA), pesawat yang dioperasikan oleh Jazirah Aviation Club jatuh ke laut dan menewaskan pilot serta kopilot.

    “Pesawat ringan yang dioperasikan oleh Jazirah Aviation Club jatuh ke laut, mengakibatkan tewasnya kedua penumpang, yaitu pilot dan kopilot,” ungkap otoritas penerbangan tersebut dikutip AFP, Senin (30/12). 

    Kecelakaan terjadi tidak lama setelah pesawat lepas landas, dekat dengan Hotel Cove Rotana yang terletak di sepanjang pantai Ras AlKhaimah.

    Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat glider tersebut kehilangan kontak radio dan berusaha melakukan pendaratan darurat. Namun, meskipun upaya resusitasi dilakukan, kedua penumpang tidak dapat diselamatkan.

    GCAA menyebut penyelidikan telah dimulai untuk mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Diketahui, kedua korban berasal dari India dan Pakistan.

    Investigasi dan tindakan lanjutan

    Keempat insiden ini sedang diselidiki oleh otoritas penerbangan setempat dan internasional untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Otoritas penerbangan global menyerukan pemeriksaan keselamatan ketat di seluruh maskapai penerbangan guna mencegah terulangnya tragedi serupa.

    Kekhawatiran keselamatan penerbangan

    Rentetan kecelakaan ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap pemeliharaan pesawat dan pelatihan awak penerbangan. Meskipun perjalanan udara dikenal sebagai salah satu moda transportasi paling aman, peristiwa ini menunjukkan bahwa perbaikan sistem keselamatan terus diperlukan.

    Masyarakat dunia kini menanti hasil investigasi dan langkah-langkah perbaikan yang akan diambil untuk memastikan keselamatan penerbangan di masa depan.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai UEA, 2 Tewas

    Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai UEA, 2 Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah pesawat ringan jatuh di lepas pantai Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab, Minggu (29/12). Kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang tewas.

    Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Umum (GCAA), pesawat yang dioperasikan oleh Jazirah Aviation Club jatuh ke laut dan menewaskan pilot serta kopilot.

    “Pesawat ringan yang dioperasikan oleh Jazirah Aviation Club jatuh ke laut, mengakibatkan tewasnya kedua penumpang, yaitu pilot dan kopilot,” ungkap otoritas penerbangan tersebut dikutip AFP, Senin (30/12).

    GCAA menyebut penyelidikan telah dimulai untuk mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Diketahui, kedua korban berasal dari India dan Pakistan.

    Kecelakaan terjadi tidak lama setelah pesawat lepas landas, dekat dengan Hotel Cove Rotana yang terletak di sepanjang pantai Ras Al Khaimah.

    Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat glider tersebut kehilangan kontak radio dan berusaha melakukan pendaratan darurat. Namun, meskipun upaya resusitasi dilakukan, kedua penumpang tidak dapat diselamatkan.

    Ras Al Khaimah terletak di bagian paling utara Uni Emirat Arab dan merupakan salah satu destinasi wisata populer di negara tersebut. Kejadian ini mengundang perhatian besar, terutama terkait keselamatan penerbangan ringan di kawasan tersebut.

    Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kecelakaan dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai UEA, 2 Orang Tewas

    Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai UEA, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Sebuah pesawat ringan jatuh pada di lepas pantai Ras Al Khaimah, salah satu dari tujuh emirat Uni Emirat Arab (UEA). Dua orang tewas dalam peristiwa tersebut.

    “Sebuah pesawat ringan yang dioperasikan oleh Jazirah Aviation Club jatuh ke laut, merenggut nyawa pilot dan kopilot,” kata Otoritas Penerbangan Sipil Umum dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.

    Ditambahkan bahwa penyelidikan telah diluncurkan “untuk menentukan penyebab” kecelakaan mematikan itu.

    Petugas mengatakan para korban berkewarganegaraan India dan Pakistan.

    “Kecelakaan itu terjadi tak lama setelah lepas landas, di dekat Hotel Cove Rotana di sepanjang pantai,” kata otoritas penerbangan.

    “Laporan awal menunjukkan pesawat layang itu kehilangan kontak radio dan kemudian mencoba melakukan pendaratan darurat. Meskipun ada upaya resusitasi, kedua penumpang meninggal karena luka-luka mereka,” tambahnya.

    Ras Al Khaimah terletak di bagian paling utara Uni Emirat Arab.

    (aik/aik)

  • Ledakan Gudang Senjata di Suriah Tewaskan 11 Orang, Diduga Ulah Israel

    Ledakan Gudang Senjata di Suriah Tewaskan 11 Orang, Diduga Ulah Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah ledakan dahsyat terjadi di gudang senjata di kawasan industri Adra, sekitar 30 kilometer dari ibu kota Damaskus, pada Minggu (29/12), menewaskan sedikitnya 11 orang. Insiden ini terjadi hanya beberapa minggu setelah pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad dari kekuasaan.

    Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, ledakan tersebut ‘kemungkinan besar’ disebabkan oleh serangan udara Israel. Namun, pihak militer Israel membantah keterlibatan mereka dalam insiden ini.

    Sumber setempat yang meminta anonimitas mengatakan kepada AFP bahwa ledakan yang masih belum diketahui penyebabnya itu mengguncang kawasan industri tersebut.

    Jumlah korban jiwa yang pasti masih dalam proses verifikasi, sementara operasi penyelamatan terus berlanjut untuk mengevakuasi korban yang selamat dan mengamankan lokasi.

    Kepala Observatorium Suriah Rami Abdel Rahman menyatakan ledakan terjadi di sebuah gudang senjata yang diduga milik rezim Al Assad.

    “Setidaknya 11 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil,” katanya.

    Polisi dan tim forensik masih menginvestigasi sumber ledakan dan dampak lebih lanjut terhadap warga sipil di sekitar lokasi kejadian. Otoritas setempat juga mengimbau warga untuk menjauhi area tersebut hingga situasi dinyatakan aman.

    Sementara, Juru bicara militer Israel mengatakan, “Kami tidak mengetahui adanya serangan oleh IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di daerah tersebut.”

    Sejak tergulingnya Al Assad pada 8 Desember, wilayah Suriah telah menjadi titik rawan konflik. Banyak warga sipil yang mencoba mencari barang bekas, termasuk logam, dari bekas lokasi militer untuk dijual demi bertahan hidup. Aktivitas ini menimbulkan kekhawatiran akan bahaya yang lebih besar akibat persenjataan yang belum diamankan sepenuhnya.

    Setelah Al Assad digulingkan, Israel dilaporkan telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap fasilitas militer di Suriah. Tujuannya adalah untuk mencegah persenjataan tersebut jatuh ke tangan kelompok-kelompok militan yang dianggap berbahaya. Namun, ketegangan terus meningkat di kawasan tersebut, memperumit situasi kemanusiaan yang sudah genting.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • PM Israel Benjamin Netanyahu Jalani Operasi Pengangkatan Prostat

    PM Israel Benjamin Netanyahu Jalani Operasi Pengangkatan Prostat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalani operasi pengangkatan prostat, Minggu (29/12) usai didiagnosis menderita infeksi saluran kemih.

    “Netanyahu menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Hadassah pada hari Rabu, di mana ia didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih akibat pembesaran prostat jinak,” kata Kantor Perdana Menteri Israel dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Minggu (29/12).

    Prosedur ini dilakukan di tengah situasi perang Israel melawan militan Hamas di Jalur Gaza.

    “Sebagai hasilnya, perdana menteri akan menjalani operasi pengangkatan prostat,” tambah pernyataan tersebut.

    Pada bulan Maret, ia telah menjalani operasi hernia, sementara pada Juli tahun lalu, dokter menanamkan alat pacu jantung pada Netanyahu setelah mengalami masalah kesehatan.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pesawat KLM Royal Dutch Tergelincir Saat Mendarat Darurat di Norwegia

    Pesawat KLM Royal Dutch Tergelincir Saat Mendarat Darurat di Norwegia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pesawat KLM Royal Dutch Airlines tergelincir hingga keluar dari landasan pacu saat mendarat darurat di Bandara Oslo Torp Sandefjord, Norwegia, Minggu (29/12).

    Dikutip Anadolu, Pesawat KLM Royal Dutch Airlines dengan nomor penerbangan KL1204 itu terbang dari Oslo, Norwegia menuju Amsterdam, Belanda. Namun tak lama usai lepas landas, pesawat itu mengalami masalah sehingga harus mendarat darurat.

    “Pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan KL1204 tergelincir ke sisi kanan landasan 18 setelah mendarat di Bandara Oslo Torp Sandefjord. Penerbangan ini dialihkan ke sana tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Oslo (OSL),” bunyi pernyataan Royal Dutch Airlines yang diunggah di X.

    Media lokal ap7am.com melaporkan, pilot memilih mengalihkan penerbangan pesawat ke Bandara Sandefjord Torp yang berjarak 110 kilometer dari Oslo, untuk melakukan pendaratan darurat.

    Saat mendarat, pesawat KLM Royal Dutch Airlines itu tergelincir keluar dari landasan pacu dan berhenti di area rumput landasan pacu. Kecelakaan itu diduga disebabkan karena kegagalan sistem hidrolik.

    Pesawat milik maspakai penerbangan nasional Belanda itu membawa 176 penumpang dan enam kru. Semuanya selamat dan tidak ada yang cedera.

    Penyebab pesawat KLM Royal Dutch Airlines mendarat darurat hingga tergelincir di landasan pacu sedang diselidiki pihak berwenang.

    Insiden tergelincirnya KLM Royal Dutch Airlines di Norwegia merupakan kasus ketiga kecelakaan pesawat yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Sebelumnya Pesawat Jeju Air terbakar setelah keluar landasan pacu dan menabrak pagar pembatas saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12) pagi, menewaskan 179 orang.

    Dua jam setelahnya, giliran Pesawat Air Canada terbakar saat mendarat darurat di Bandara Halifax Stanfield, Kanada, Sabtu (28/12) malam waktu setempat. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]