Jenis Media: Internasional

  • Rudal Ukraina Beraksi di Zaporozhye, Markas Besar Rusia Hancur, Enam Personel Kremlin Tewas – Halaman all

    Rudal Ukraina Beraksi di Zaporozhye, Markas Besar Rusia Hancur, Enam Personel Kremlin Tewas – Halaman all

    Ukraina melakukan perlawanan di wilayah oblast Zaporozhye, Ukraina selatan pada Senin (30/12/2024) dengan menghancurkan markas besar di oblast

    Tayang: Senin, 30 Desember 2024 19:03 WIB

    Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform

    TIlustrasi peperangan di Ukraina 

                                                                                                                                                                                                                 
    TRIBUNNEWS.COM — Ukraina melakukan perlawanan di wilayah oblast Zaporozhye, Ukraina selatan pada Senin (30/12/2024) dengan menghancurkan markas besar di oblast yang diduduki oleh Rusia tersebut.

    Akibatnya enam personel pasukan Kremlin tewas, sedangkan tiga lainnya mengalami luka berat.

    Media Kiev, Ukrinform memberitakan, serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Direktorat Intelijen Utama (HUR) Kementerian Pertahanan, bekerja sama dengan Kelompok Pasukan Tavria.

    “Kami menghancurkan markas besar Rusia di wilayah Zaporizhzhia yang diduduki sementara,” kata pernyataan Ukrinform.

    Menurut Ukrinform, badan intelijen militer melaporkan operasi tersebut di Facebook.

    Pengintaian udara oleh Departemen Operasi Aktif HUR mengidentifikasi lokasi markas besar tersebut. 

    Bekerja sama dengan Kelompok Pasukan Tavria, mereka melakukan serangan rudal yang tepat sasaran. 

    Operasi tersebut mengakibatkan hancurnya markas besar tersebut, dengan enam personel Rusia tersingkir dan tiga lainnya terluka parah.

    Sebelumnya, di wilayah itu , tiga perwira Rusia tersingkir sebagai hasil dari operasi yang berhasil dilakukan oleh Departemen Operasi Aktif HUR, Dinas Keamanan Ukraina (SBU), Pasukan Sistem Tak Berawak Angkatan Bersenjata Ukraina, dan Kelompok Pasukan Tavria.

    Dalam pertempuran pada 29 Desember kemarin, Ukraina mengklaim menewaskan sebanyak 2.010 prajurit.

    Dengan demikian, total pasukan Rusia yang dieliminasi oleh Kiev berjumlah 787.940 orang personel.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Usai Tragedi Jeju Air, Korsel Periksa Semua Pesawat Boeing 737-800

    Usai Tragedi Jeju Air, Korsel Periksa Semua Pesawat Boeing 737-800

    Jakarta

    Pesawat Boeing 737-800 dari maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan dan ratusan orang tewas. Pemerintah Korea Selatan kini memeriksa semua pesawat jenis itu dari semua maskapai di negaranya.

    Dilansir AFP, Senin (30/12/2024), pejabat keamanan udara dari Amerika Serikat (AS) dan staf pembuat pesawat dari Boeing sudah tiba di Korsel untuk melakukan investigasi gabungan terhadap tragedi Jeju Air.

    Penjabat Presiden Korsel, Choi Sang-mok, menyatakan akan menjalankan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab kecelakaan nahas itu. Korsel juga akan melakukan “inspeksi keselamatan penting untuk seluruh sistem operasi maskapai” untuk mencegah kecelakaan terulang lagi.

    “Untuk pemeriksaan menyeluruh, catatan perawatan sistem utama seperti mesin dan roda pendaratan akan diperiksa secara menyeluruh terhadap 101 pesawat yang dioperasikan oleh 6 maskapai dengan model yang sama dengan pesawat yang mengalami kecelakaan,” kata Choi.

    “Proses ini akan dilakukan secara intensif mulai hari ini dan berlanjut hingga 3 Januari 2025,” imbuhnya.

    Kecelakaan terjadi pada Minggu (29/12) kemarin. Pesawat itu terbang dari Thailand ke Korsel.

    Kecelakaan itu diduga karena ada burung yang menabrak pesawat atau ‘bird strike’. Ada 181 penumpang pesawat bernomor penerbangan 2216 itu. Hanya ada 2 orang yang selamat, sisanya tewas semua.

    Lihat juga video: Trauma dan Kesedihan Warga Korsel atas Tragedi Pesawat Jeju Air

    (dnu/idn)

  • Pengamat Sebut Kecelakaan Jeju Air Tak Mungkin Cuma Akibat Bird Strike

    Pengamat Sebut Kecelakaan Jeju Air Tak Mungkin Cuma Akibat Bird Strike

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah pengamat menyebut kecelakaan pesawat maskapai Korea Selatan Jeju Air tak mungkin cuma disebabkan terjangan kawanan burung (bird strike).

    Para ahli curiga ada kerusakan mekanis pada pesawat sehingga kapal terbang itu tak beroperasi semestinya.

    Dosen senior di desain ruang angkasa di Universitas New South Wales, Sonya Brown, mengatakan terjangan kawanan burung pada dasarnya tak akan mengakibatkan kecelakaan fatal seperti yang dialami Jeju Air.

    Ia berujar jika pesawat terkena bird strike, masih ada mesin lain yang bisa beroperasi apabila salah satunya rusak.

    “Bird strike merupakan insiden yang bisa diatasi. Insiden semacam ini seharusnya tidak mengakibatkan peristiwa yang kita lihat. Sebab dalam situasi apa pun, ketika satu mesin tak berfungsi, masih ada banyak tenaga lain (yang bisa beroperasi normal),” ucapnya, seperti dikutip The Guardian.

    Brown menyebut bird strike adalah hal yang sangat umum sehingga sudah pasti telah diperhitungkan dalam desain pesawat modern.

    Pesawat Boeing 737 maupun pesawat jenis apa pun, kata dia, punya lapisan redundansi, terutama untuk roda pendaratan (landing gear), yang dioperasikan secara hidrolik.

    “Bahkan jika mesin pesawat rusak, pesawat punya redundansi karena masih bisa beroperasi tanpa sistem hidrolik yang pada dasarnya dioperasikan oleh gravitasi, sehingga roda pendaratan masih bisa berfungsi,” ucapnya.

    Brown juga menggarisbawahi soal redundansi ganda untuk sistem kendali penerbangan lainnya seperti flap dan slat. Ini merupakan perangkat yang berfungsi meningkatkan daya angkat dan memperluas area sayap pesawat.

    Menurut Brown, perangkat ini seharusnya bisa diaktifkan ketika insiden bird strike terjadi.

    “Mereka menjalankan dua sistem hidrolik independen, dan sangat tidak mungkin bird strike berdampak pada dua sistem hidrolik independen tersebut,” ujarnya.

    “Sepertinya ada banyak hal lain dalam insiden ini,” lanjut dia.

    Profesor di Central Queensland University, Doug Drury, juga memberikan pandangan serupa mengenai kecelakaan ini. Dia meyakini tak mungkin kecelakaan cuma diakibatkan oleh bird strike.

    “Bird strike yang mengenai satu mesin tidak akan menyebabkan kerusakan total pada seluruh mesin. Anda dapat menerbangkan 737 dengan satu mesin,” kata Drury.

    Pesawat Jeju Air kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12). Dalam video yang beredar, pesawat mendarat tanpa roda pendaratan hingga meledak ketika menabrak beton di dekat pagar bandara.

    Otoritas Korsel menyebut insiden yang menewaskan 179 orang ini terjadi akibat bird strike dan cuaca buruk.

    Mengenai hal ini, para analis menilai tabrakan burung tak mungkin berdampak pada fungsi roda pendaratan.

    Analis penerbangan independen Alvin Lie mengatakan kalau pun sebuah pesawat terkena terjangan burung, dampak paling buruk yaitu mesinnya mati.

    “Jika seekor burung menabrak salah satu mesin, hal paling buruk yang bisa terjadi yakni mesinnya mati. Terjangan burung tak akan menyebabkan roda pendaratan tak berfungsi atau flap (sirip sayap) tak bisa diturunkan. Jadi pasti ada alasan lain,” ucapnya.

    Analis penerbangan lainnya, Paul Charles, juga beranggapan bahwa bird strike tak bisa mengakibatkan kecelakaan parah seperti Jeju Air.

    “Terjangan burung (bisa) menyebabkan kerusakan total pada sistem kelistrikan pesawat, tapi pilot seharusnya bisa melepaskan roda pendaratan dengan cara tertentu,” kata Charles.

    “Para penyelidik harus menemukan apakah ada masalah pada mesin atau ada masalah mekanis lain yang diperburuk oleh bird strike,” lanjutnya, seperti dikutip Channel News Asia (CNA).

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • China Tantang AS Berlomba Kembangkan Jet Tempur Generasi Keenam – Halaman all

    China Tantang AS Berlomba Kembangkan Jet Tempur Generasi Keenam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM — China atau Tiongkok mulai unjuk gigi dengan memamerkan jet tempur siluman terbarunya yang disebut-sebut dinamakan sebagai Chengdu J-36 menghentak dunia militer.

    Dalam sebuah video, militer China mengunggah gambar sebuah pesawat tanpa ekor yang dikawal dengan pesawat tempur lainnya terbang ke angkasa.

    Selama ini negara dengan militer terbesar dunia tersebut dianggap tertinggal dari Amerika Serikat. Dengan hadirnya pesawat generasi keenam tersebut 

    Seorang peneliti militer di Institut Ekonomi Dunia dan Hubungan Internasional Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Dmitry Stefanovich mengatakan, pesawat eksperimental itu mengirimkan sinyal kuat kepada para pesaing yaitu Amerika Serikat untuk mengembangkan pesawat perang. 

    Selama ini AS merupakan negara yang mengklaim telah memiliki pesawat pengebom siluman paling canggih yaitu Stealth B2 Spirit.

    Video dan foto yang diunggah ke media sosial pada tanggal 26 Desember memperlihatkan dua jet tanpa ekor yang sebelumnya tidak terlihat – pesawat berbentuk berlian yang lebih besar, dan pesawat yang lebih kecil dengan rangka pesawat berbentuk sayap panah. 

    Meskipun Beijing belum berbicara secara terbuka tentang masalah tersebut, tampilan tersebut memicu diskusi di media internasional, dengan beberapa pengamat menyatakan bahwa pesawat tersebut bisa jadi merupakan pesawat tempur generasi keenam pertama.

    “Sejauh ini, kami baru melihat dua varian pesawat eksperimental,” kata Stefanovich kepada Russia Today. 

    “Agaknya, salah satu dari mereka dapat disesuaikan untuk misi serangan yang melibatkan serangan di darat dan, mungkin, target angkatan laut, sementara yang lain bertugas mendominasi langit dan mengendalikan wilayah udara.”

    Rekaman tersebut “menunjukkan keadaan umum pengembangan” pesawat Tiongkok, bukan pesawat generasi keenam secara khusus, pakar tersebut berpendapat, dengan mencatat bahwa ‘generasi keenam’ adalah “istilah yang diterapkan secara longgar.” 

    Oleh karena itu, jelasnya, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti tentang kemampuan pesawat baru tersebut, ia memperingatkan.

    Beijing harus bersaing dengan program pesawat tempur generasi berikutnya Amerika, Stefanovich mencatat.

    “Meskipun tidak ada pengubah permainan di cakrawala, Tiongkok secara eksplisit mengundang untuk berpartisipasi dalam perlombaan senjata, setidaknya dalam hal kualitas.” 
     
    “Namun, kita tidak boleh lupa bahwa AS adalah satu-satunya negara dengan program tahap lanjut untuk pembom strategis baru – B-21 – yang dapat diadaptasi untuk beberapa hal yang kita sebut kemampuan generasi keenam. Pesawat China dan Rusia dengan tipe yang sebanding belum lepas landas,” kata Stefanovich.

    Menurut South China Morning Post, pesawat itu terlihat terbang di atas Chengdu di provinsi Sichuan barat daya pada siang bolong, diapit oleh jet tempur generasi kelima J-20. 

    Pesawat itu memiliki desain tanpa ekor berbentuk segitiga, yang memicu spekulasi tentang potensinya untuk mengubah keseimbangan dominasi udara global.

    Pemerintah dan militer Tiongkok belum mengomentari jet itu secara resmi. Namun, waktu debutnya, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat Tiongkok, menunjukkan adanya pesan yang disengaja.

    Kemunculan J-36 menandakan lompatan besar dalam kemampuan penerbangan militer Tiongkok dan menimbulkan tantangan bagi superioritas udara AS yang ada. Hal itu terjadi sebulan setelah Aviation Industry Corporation (AVIC) Tiongkok meluncurkan jet tempur generasi keenam Baidi White Emperor ‘B Type’ di Zhuhai Airshow pada bulan November. (Russia Today/South China Morning Post)

  • Pilot Jeju Air Kirim Sinyal Mayday Sebelum Kecelakaan

    Pilot Jeju Air Kirim Sinyal Mayday Sebelum Kecelakaan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pilot pesawat Jeju Air sempat mengirim sinyal darurat atau mayday karena bird strike (menabrak burung) beberapa menit sebelum kecelakaan pesawat terjadi pada Minggu (29/12).

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan melaporkan pilot Jeju Air mengeluarkan panggilan darurat itu pada pukul 08.59 pagi waktu setempat.

    Mayday dirilis selang dua menit setelah menara kontrol bandara mengeluarkan peringatan mengenai bird strike kepada pesawat pada pukul 08.57 pagi.

    Kementerian menyebut menara pengawas memberikan izin kepada pilot untuk mendarat ke arah yang berlawanan di landasan pacu.

    Pilot Jeju Air lantas mendaratkan pesawat pada pukul 09.00. Namun, upaya pendaratan itu tak berjalan mulus karena roda pendaratan tak terbuka.

  • CEO Jeju Air Membungkuk Minta Maaf usai Kecelakaan Tewaskan 179 Orang

    CEO Jeju Air Membungkuk Minta Maaf usai Kecelakaan Tewaskan 179 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    CEO maskapai Korea Selatan Jeju Air Kim E Bae membungkuk meminta maaf atas kecelakaan pesawat pada Minggu (29/12) yang menewaskan 179 orang.

    Dalam konferensi pers pada Minggu, Kim menyampaikan duka mendalam atas tewasnya seluruh penumpang dan empat awak kabin dalam kecelakaan di Bandara Internasional Muan tersebut.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang paling dalam kepada para korban dan keluarga korban,” kata Kim, seperti dikutip Yonhap.

    Kim berujar saat ini penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737-800 tersebut belum bisa ditentukan. Ia meminta agar masyarakat menunggu hasil investigasi yang dilakukan pemerintah.

    “Apa pun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO,” ucapnya.

    Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korsel, pada Minggu. Insiden itu menewaskan 179 orang yang terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin.

    Hanya dua orang pramugari dilaporkan selamat dari kecelakaan maut itu.

    Pesawat ini membawa 181 orang dari ibu kota Thailand, Bangkok. Sebuah video menampilkan detik-detik ketika pesawat mendarat tanpa roda pendaratan hingga kemudian meledak hebat setelah menabrak beton di dekat pagar bandara.

    Sejumlah pengamat dan laporan aviasi sejauh ini menduga kecelakaan itu akibat pesawat bertabrakan dengan kawanan burung (bird strike) dan cuaca buruk.

    Pemadam kebakaran Korea Selatan menyebut dua hal itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai Ras Al Khaimah UEA, 2 Orang Tewas – Halaman all

    Pesawat Ringan Jatuh di Lepas Pantai Ras Al Khaimah UEA, 2 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah pesawat ringan dari Jazirah Aviation Club jatuh di lepas pantai Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab (UEA), pada Kamis (26/12/2024).

    Namun, Otoritas Penerbangan Sipil Umum (GCAA) baru mengonfirmasi kecelakaan tersebut pada hari Minggu (29/12/2024), lapor Khaleej Times.

    GCAA menyatakan pilot dan penumpangnya tewas dalam kecelakaan ini.

    Penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat.

    Salah satu korban yang tewas adalah seorang dokter keturunan India berusia 26 tahun bernama Sulaymaan Al Majid, yang lahir dan dibesarkan di UEA.

    Ayahnya, Majid Mukarram, mengatakan kepada Khaleej Times bahwa kecelakaan itu terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas pada pukul 14.00 waktu setempat di dekat Hotel Cove Rotana, dekat pantai.

    Korban lainnya adalah seorang wanita Pakistan berusia 26 tahun, yang merupakan pilot pesawat tersebut.

    Sulaymaan dilaporkan menyewa pesawat ringan itu untuk bertamasya. 

    lihat foto
    Sulaymaan Al Majid

    Keluarganya, termasuk ayah, ibu, dan adik laki-lakinya, berada di klub penerbangan untuk menyaksikan penerbangan tersebut.

    Adik laki-laki Sulaymaan dijadwalkan untuk naik penerbangan berikutnya.

    “Awalnya, kami diberi tahu bahwa pesawat itu kehilangan kontak radio,” kata Majid, sang ayah.

    “Kemudian, kami diberi tahu bahwa pesawat itu melakukan pendaratan darurat dan penumpangnya telah dibawa ke rumah sakit.”

    “Ketika kami sampai di rumah sakit, kami diberi tahu bahwa keduanya terluka parah dan sedang menjalani upaya resusitasi.”

    “Namun, Sulaymaan meninggal sebelum kami sempat melihatnya, dan waktu kematiannya tercatat lewat pukul 16.30,” tambah Majid.

    Majid mengungkapkan kesedihan mendalam yang dirasakan keluarganya.

    “Kami menantikan Tahun Baru sebagai satu keluarga, berencana untuk merayakannya bersama.”

    “Namun, hidup kami hancur. Rasanya waktu telah berhenti bagi kami.”

    “Sulaymaan adalah cahaya kehidupan kami, dan kami tidak tahu bagaimana cara melangkah maju tanpanya,” lanjutnya.

    Dr. Sulaymaan adalah seorang dokter peneliti klinis di County Durham and Darlington NHS Foundation Trust di Inggris.

    Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Kehormatan dan kemudian Wakil Ketua Northern Resident Doctors Committee dari British Medical Association, di mana ia mengadvokasi pemulihan gaji dan reklasifikasi “dokter junior” menjadi “dokter residen.”

    Pemakaman Sulaymaan dilaksanakan di pemakaman Al Ghusai Dubai pada Minggu malam.

    Tragedi ini menyusul insiden penerbangan lain di UEA bulan lalu.

    Pada 12 November, seorang instruktur penerbangan tewas ketika sebuah pesawat latih kehilangan kontak radar 20 menit setelah lepas landas dan kemudian jatuh.

    Jenazah instruktur tersebut ditemukan di pesisir Fujairah.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Menara Pengawas Peringatkan Bird Strike Sebelum Jeju Air Kecelakaan

    Menara Pengawas Peringatkan Bird Strike Sebelum Jeju Air Kecelakaan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menara pengawas sempat mengeluarkan peringatan soal ancaman serangan kawanan burung (bird strike) beberapa menit sebelum pesawat maskapai Korea Selatan Jeju Air kecelakaan pada Minggu (29/12).

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan melaporkan peringatan itu dirilis pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    “Ketika pesawat berupaya mendarat di landasan pacu nomor 1, menara pengawas mengeluarkan peringatan bird strike dan pilot mendeklarasikan mayday tak lama setelahnya,” demikian pernyataan kementerian, seperti dikutip Yonhap, Minggu (29/12).

    Kementerian menyebut pilot sempat mengirim panggilan darurat atau mayday dua menit setelah peringatan bird strike dikeluarkan.

    Menara pengawas lantas memberikan izin kepada pilot untuk mendarat ke arah yang berlawanan di landasan pacu.

    Pilot Jeju Air kemudian mendaratkan pesawat pada pukul 09.00. Namun, upaya pendaratan itu tak berjalan mulus karena roda depan pendaratan (landing gear) tak terbuka.

    Pesawat akhirnya melewati landasan pacu dan menabrak beton di dekat pagar bandara hingga meledak hebat.

    Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 kecelakaan saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korsel, pada Minggu. Insiden itu menewaskan 179 orang yang terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin.

    Hanya dua pramugari yang dilaporkan selamat dari kecelakaan maut itu.

    Pesawat ini membawa 181 orang dari ibu kota Thailand, Bangkok. Sebuah video menampilkan detik-detik ketika pesawat mendarat tanpa roda pendaratan hingga kemudian meledak hebat setelah menabrak beton di dekat pagar bandara.

    Sejumlah pengamat dan laporan aviasi sejauh ini menduga kecelakaan itu akibat pesawat bertabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk.

    Pemadam kebakaran Korea Selatan menyebut dua hal itu memantik kerusakan mesin. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    Publik sempat menduga ukuran landasan pacu di Muan yang relatif pendek sebagai penyebab kecelakaan. Mengenai hal ini, kementerian menegaskan ukuran landasan pacu tidak ada hubungannya dengan kecelakaan pesawat.

    Bandara Internasional Muan memiliki landasan pacu sepanjang 2.800 meter, namun karena konstruksi yang sedang berlangsung ukurannya kini sekitar 2.500 meter.

    “Pesawat Boeing 737-800 yang kecelakaan hari ini dapat mendarat di landasan pacu yang panjangnya 1.500 meter sampai 1.600 meter. Sulit untuk mengaitkan kecelakaan itu dengan panjang landasan pacu karena pesawat-pesawat lain telah mendarat tanpa masalah,” demikian pernyataan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan.

    (blq/bac)

  • Tembok di Ujung Runway Lokasi Jeju Air Meledak Dipersoalkan

    Tembok di Ujung Runway Lokasi Jeju Air Meledak Dipersoalkan

    Seoul

    Rangkaian peristiwa kecelakaan Jeju Air yang menewaskan banyak orang diketahui diawali pendaratan dengan perut pesawat, meluncur di aspal runway, menabrak tembok, dan ledakan mematikan. Kok ada tembok segala di dekat landasan pacu?

    Kondisi di Bandara International Muan, Korea Selatan, itulah yang menjadi sorotan pakar penerbangan, sebagaimana dilansir AFP, Senin (30/12/2024).

    Profesor Ilmu Aeronautika dari Universitas Silla yang juga mantan pilot, Kim Kwang-il, mengatakan cukup jengkel melihat kondisi lokasi kecelakaan itu. Dia mengulas video yang merekam tempat meledaknya pesawat tersebut. Awalnya, Silla melihat pendaratan darurat pesawat itu sudah dilakukan dengan cara yang terlatih, namun pada akhirnya malah membentur dinding.

    “Normalnya, di ujung runway, tidak ada rintangan pejal seperti itu-ini melawan standar keselamatan penerbangan internasional,” kata Kim.

    “Bangunan itu menyebabkan pesawat mengalami benturan dan terbakar,” kata Kim.

    Tragedi Jeju Air (South Korea’s Muan Fire Station via AP)

    “Di luar bandara, biasanya cuma pagar yang lunak dan tidak akan menimbulkan kerusakan berarti. Pesawat bisa menggelincir dan kemudian berhenti secara natural. Bangunan yang tidak penting itu amat sangat disesalkan,” kata Kim.

    Peristiwa kecelakaan Boeing 737-800 itu terjadi pada Minggu (29/12) kemarin. Ada dugaan, pesawat tersebut terkena gangguan dari burung alias ‘bird strike’. Diduga pula, tiga roda pendaratan gagal berfungsi.

    (dnu/dhn)

  • Plt Presiden Korsel Beri Penghormatan ke Korban Pesawat Jeju

    Plt Presiden Korsel Beri Penghormatan ke Korban Pesawat Jeju

    Jakarta, CNN Indonesia

    Penjabat (Pj) Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memberi penghormatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Choi dalam sebuah pertemuan darurat mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari atas kecelakaan tersebut.

    Kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel ini menewaskan 175 penumpang dan empat dari enam kru pesawat.

    Jeju Air Boeing 737-800 mendarat darurat pada Minggu (29/12) dan tergelincir di landasan Bandara Internasional Muan.