Jenis Media: Internasional

  • MK Usul Rekayasa Konstitusi Cegah Capres Terlalu Banyak – Halaman all

    MK Usul Rekayasa Konstitusi Cegah Capres Terlalu Banyak – Halaman all

    Mahkamah Konstitusi menghapus aturan presidential threshold dalam pemilu. Namun MK menhgusulkan adanya rekayasa konstitusional untuk…

    Tayang: Jumat, 3 Januari 2025 13:20 WIB

    Deutsche Welle

    MK Usul Rekayasa Konstitusi Cegah Capres Terlalu Banyak 

    Mahkamah Konstitusi (MK) mengusulkan adanya rekayasa konstitusional (constitutional engineering) oleh DPR dan pemerintah saat merevisi UU Nomor 7 tahun 2017. Hal itu, dilakukan untuk mencegah potensi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terlalu banyak usai dihapusnya ambang batas syarat pengusulan calon presiden.

    Hal itu disampaikan Wakil Ketua MK Saldi Isra saat membacakan pertimbangan perkara 62/PUU-XXII/2024, di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025). Dalam amar putusannya, MK mengabulkan seluruhnya gugatan perkara tersebut.

    Saldi mengatakan pengusulan pasangan calon presiden dan wakil presiden merupakan hak konstitusional semua partai politik peserta pemilu. Namun, dalam revisi UU Pemilu nantinya, diharapkan dapat mengatur mekanisme pencegahan lonjakan jumlah pasangan calon berlebihan, sehingga pemilu tetap efektif.

    “Dalam revisi UU 7/2017, pembentuk undang-undang dapat mengatur agar tidak muncul pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan jumlah yang terlalu banyak sehingga berpotensi merusak hakikat dilaksanakannya pemilu presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat,” ujar Saldi.

    Saldi mengatakan pasal 6A ayat 4 UUD NRI 1945 telah mengatur antisipasi kemungkinan terjadi pilpres putaran kedua. Namun, MK menilai pasangan calon yang terlalu banyak belum tentu memiliki dampak positif.

    “Jumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden yang terlalu banyak belum menjamin berdampak positif bagi perkembangan dan keberlangsungan proses dan praktik demokrasi presidensial Indonesia,” kata Saldi.

    MK lantas memberikan lima pedoman untuk DPR dan pemerintah saat melakukan rekayasa konstitusional dalam merevisi UU Pemilu. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan oleh DPR dan pemerintah saat merevisi UU Pemilu:

    Semua partai politik peserta pemilu berhak mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden; Pengusulan pasangan calon presiden dan wakil presiden oleh parti politik atau, gabungan partai politik peserta pemilu tidak didasarkan pada persentase jumlah kursi di DPR atau perolehan suara sah secara nasional; Dalam mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden, partai politik peserta pemilu dapat bergabung sepanjang gabungan partai politik peserta pemilu tersebut tidak menyebabkan dominasi partai politik atau gabungan partai politik sehingga menyebabkan terbatasnya pasangan calon presiden dan wakil presiden serta terbatasnya pilihan pemilih; Partai politik peserta pemilu yang tidak mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden dikenakan sanksi larangan mengikuti pemilu periode berikutnya; Perumusan rekayasa konstitusional dimaksud termasuk perubahan UU 7/2017 melibatkan partisipasi semua pihak yang memiliki perhatian (concern) terhadap penyelenggara pemilu termasuk parpol yang tidak memperoleh kursi di DPR dengan menerapkan prinsip partisipasi publik yang bermakna. (rs)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • KPK Korsel ‘Menyerah’, Gagal Tangkap Presiden Yoon Usai Diblok Militer

    KPK Korsel ‘Menyerah’, Gagal Tangkap Presiden Yoon Usai Diblok Militer

    Jakarta, CNN Indonesia

    Lembaga antikorupsi Korea Selatan, Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), akhinya ‘menyerah’ dan gagal menangkap Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol usai diblokir militer, Jumat (3/1).

    CIO telah memutuskan untuk menghentikan upaya menangkap Yoon terkait deklarasi darurat militer. Pernyataan ini muncul pasukan keamanan presiden (Presidential Security Service/PPS), militer, dan pendukung menghalangi petugas menangkap Yoon.

    “Sehubungan dengan pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, ditetapkan bahwa pelaksanaannya tak mungkin dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan CIO, dikutip Al Jazeera.

    Lembaga itu menyatakan kekhawatiran mereka terhadap keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan upaya paksa tersebut.

    CIO tiba di kediaman Yoon di Seoul pada Jumat pagi. Namun, mereka dihalangi sekitar 2.700 aparat kepolisian. Sebanyak 135 bus polisi juga terlihat berjaga di dekat tempat tinggal Yoon.

    Jalan buntu

    Penyidik CIO sempat diizinkan melewati barikade untuk ke rumah Yoon. Namun, proses ini, tampaknya mengalami kebuntuan.

    CIO hendak menahan Yoon setelah pengadilan Seoul merilis surat penangkapan. Surat itu juga merupakan permintaan dari lembaga tersebut karena sang presiden sudah tiga kali mangkir dari panggilan.

    Yoon sedang dalam penyelidikan terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember lalu. Dia juga dituduh melakukan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

    Di luar itu, dia sedang menunggu nasib soal status presiden yang digodok Mahkamah Konstitusi untuk menentukan dari sisi hukum. Jika sah, Yoon akan lengser dari kursi presiden, tetapi jika dianggap ilegal dia kembali memegang kekuasaan.

    (isa/asa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Presiden Korsel Batal Ditangkap Hari Ini

    Presiden Korsel Batal Ditangkap Hari Ini

    Jakarta

    Penyidik Korea Selatan (Korsel) membatalkan upaya penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol. Pembatalan ini disampaikan langsung Kantor Investigasi Korupsi atau Corruption Investigation Office (CIO).

    “Mengenai pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, diputuskan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin untuk dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung,” ujar CIO dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    “Kekhawatiran terhadap keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi,” imbuhnya.

    Penyidik dan Jaksa Dihadang

    Sebelumnya, penyidik disebut berhasil memasuki kediaman Presiden Yoon Suk Yeol usai melewati barikade keamanan yang super ketat. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    “Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk,” ujar kantor berita Yonhap dalam laporan AFP.

    Dalam laporan AFP, suasana di sekitar kediaman Yoon sangat ramai. Belasan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berbaris di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    Yoon disebut telah mengurung diri di dalam kediamannya sejak pengadilan menyetujui surat perintah penahanannya awal pekan ini, dan bersumpah untuk “melawan” pihak berwenang yang berusaha menginterogasinya atas upaya darurat militer yang gagal.

    Lihat Video ‘Eks Presiden Yoon Suk Yeol Dijemput Paksa Tim Penyidik’:

    (zap/imk)

  • Pilot Sebut Tak Pernah Ada Info soal Beton di Bandara Muan Korsel

    Pilot Sebut Tak Pernah Ada Info soal Beton di Bandara Muan Korsel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang pilot dengan pengalaman tujuh tahun di Bandara Internasional Muan Korea Selatan bersaksi bahwa tak pernah ada informasi mengenai keberadaan beton di sekitar landasan pacu bandara.

    Pesawat Jeju Air yang kecelakaan pada Minggu (29/12) meledak hebat setelah mendarat tanpa roda pendaratan dan menabrak beton di dekat pagar Bandara Internasional Muan.

    Kepada Yonhap, pilot yang tak disebutkan namanya itu mengatakan keberadaan beton yang memperparah kecelakaan tersebut tak pernah diinformasikan oleh pihak bandara.

    Bahkan, ia dan para pilot lainnya sering kali salah mengira struktur itu sebagai gundukan tanah.

    “Saya telah melihat gundukan dari udara selama lepas landas dan mendarat yang tak terhitung jumlahnya dan berasumsi itu adalah gundukan tanah. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa itu terbuat dari beton,” kata sang pilot.

    Ia menegaskan tak ada indikasi dalam bagan bandara maupun dalam panduan terpisah mengenai beton setinggi 2 meter dan tebal 4 meter tersebut.

    “Pilot lain juga tak menyadari bahwa itu beton,” kata pilot tersebut, seperti dikutip The Korea Times.

    Sang pilot juga membahas masalah serangan burung (bird strike), yang diduga kuat menjadi penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Ia berujar pilot-pilot secara teratur memantau aktivitas burung menggunakan Layanan Informasi Terminal Bandara. Menurutnya, bird strike umumnya terjadi setahun sekali.

    “Kami selalu memeriksa kondisi cuaca melalui transmisi frekuensi dan bandara Muan telah mengeluarkan peringatan aktivitas burung harian akhir-akhir ini. Menara pengawas pun akan memberi tahu kami jika ada burung di landasan,” ucapnya.

    Kecelakaan Jeju Air pada Minggu (29/12) lalu terjadi usai menara pengawas mengirim peringatan bird strike sesaat sebelum pesawat melakukan pendaratan darurat.

    Pilot pesawat tak lama kemudian mengirim panggilan darurat mayday dan melakukan pendaratan usai menerima izin.

    Kendati begitu, pendaratan tak berjalan lancar karena roda depan pendaratan tidak terbuka. Dengan kecepatan yang begitu tinggi, pesawat akhirnya menabrak beton di dekat pagar bandara hingga meledak.

    Insiden itu merenggut nyawa 179 orang yang terdiri dari 175 penumpang dan empat awak kabin. Hanya dua orang yang selamat dalam tragedi itu, keduanya merupakan awak pesawat.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Larangan Orang Asing Bermain Judi Kasino Bikin Puluhan Ribu Pekerja Migran Tinggalkan Filipina – Halaman all

    Larangan Orang Asing Bermain Judi Kasino Bikin Puluhan Ribu Pekerja Migran Tinggalkan Filipina – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puluhan ribu pekerja migran atau pekerja asing di Filipina kini memutuskan eksodus, keluar dari negara di semenanjung Samudera Pasifik tersebut menyusul terbitnya aturan yang melarang warga negara asing bermain judi online.

    Berdasarkan data, sebanyak 24.000 pekerja asing telah keluar dari Filipina setelah pemerintah Filipina menutup kasino online yang melayani pelanggan luar negeri.

    Badan Imigrasi Filipina sudah secara resmi meminta para pekerja asing yang terdampak kebijakan ini segera meninggalkan negara tersebut.

    Menurut vnexpress, bulan Juli, Pemerintah Filipina mengeluarkan perintah penutupan semua usaha kasino online hingga akhir tahun 2024.

    Industri kasino online di negara itu dituding sebagai pemicu maraknya tindak kriminalitas di Filipina.

    Sebelumnya bisnis judi online berformat kasino berkembang pesat di Filipina.

    Kasino online pertama kali mendapatkan lisensi pada tahun 2016 di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.

    Puluhan ribu pekerja migran dari China selama ini bekerja di bisnis judi kasino online di Filipina.

    Para peminatnya terutama dari China. Bisnis ini juga menarik sejumlah besar pekerja migran terutama dari Chinauntuk bekerja di sektor ini di Filipina.

    Pusat kasino online terbesar di Filipina, Island Cove di Provinsi Cavite, resmi ditutup pada 17 Desember.

    Fasilitas yang memiliki luas 33 hektare ini pada puncaknya mempekerjakan hingga 30.000 orang.

    Pada masa puncaknya, terdapat hingga 300 operator kasino online di Filipina. Namun, pandemi Covid-19 dan peraturan pajak yang lebih ketat memaksa banyak operator untuk menghentikan operasi atau beralih ke pasar gelap.

    Per Juli 2024, hanya 42 perusahaan yang masih memiliki lisensi resmi, yang mempekerjakan sekitar 63.000 pekerja, baik warga negara Filipina maupun asing.

    Penutupan ini telah menyebabkan eksodus besar-besaran pekerja asing, khususnya mereka yang bekerja di fasilitas kasino.

    Data terbaru menunjukkan 24.000 pekerja asing telah meninggalkan negara ini.

    Meski kasino online menghadapi tantangan besar, industri perjudian Filipina secara keseluruhan tetap menunjukkan pertumbuhan.

    Proyeksi pendapatan 2024 mencapai lebih dari 350 miliar peso ($6,03 miliar), didorong oleh pertumbuhan sektor permainan elektronik.

    Laporan Reporter: Handoyo | Sumber: Kontan

     

  • Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Bandara Muan Digeledah Lagi Buntut Kecelakaan Jeju Air, Dokumen Diamankan

    Jakarta

    Kepolisian Provinsi Jeonnam Korea Selatan kembali melakukan penggeledahan dan penyitaan di kantor Bandara International Muan. Penggeledahan itu untuk mengamankan sejumlah materi terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Jumat (3/1/2025), sebelumnya polisi mengirim sekitar 30 penyidik untuk menggeledah kantor Jeju Air di Seoul dan kantor Muan dari Kantor Penerbangan Regional Busan Kamis (2/1) kemarin pada pukul 9 pagi. Penggeledahan itu selesai pada pukul 2 siang dan 7 malam di hari yang sama.

    Polisi mengamankan sejumlah bukti yang terkait dengan keabsahan localizer bandara, dinding beton yang menampung susunan antena yang terletak di dekat landasan pacu pada saat itu, serta rekaman komunikasi antara menara kontrol dan pilot sesaat sebelum pesawat jatuh.

    Polisi juga berupaya mengamankan kamera pengawas di dekat landasan pacu, dan rekaman yang terkait dengan pengoperasian dan perawatan pesawat yang dimaksud.

    “Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian,” kata para pejabat.

    Diketahui, Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang tewas dan 2 orang selamat akibat insiden itu.

    Dua awak pesawat, yang duduk di bagian ekor Boeing 737-800, berhasil diselamatkan hidup-hidup oleh tim penyelamat. Seorang pejabat kementerian transportasi mengatakan salah satu dari korban selamat masih dalam kondisi kritis dan yang lainnya dirawat karena luka-luka.

    (yld/imk)

  • Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) menilai Korea Selatan (Korsel) sedang kacau alias kaos. Menurut Korut, perpolitikan Korsel sedang lumpuh di tengah penangkapan untuk Presiden Korsel yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), komentar Korut soal Korsel lewat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) seperti ini sangat jarang ada. Komentar dalam berita itu tanpa disertai kutipan pejabat.

    “Di negara boneka Korea Selatan, pemakzulan yang belum pernah terjadi sebelumnya kini telah digulirkan menyusul peristiwa darurat militer pada 3 Desember,” tulis KCNA.

    Media Korut memang sering menyebut Korsel sebagai ‘negara boneka’. Maksud dari istilah propaganda rezim komunis itu, Korsel adalah bonekanya Amerika Serikat (AS).

    “Surat perintah penangkapan telah diterbitkan terhadap Presiden, melumpuhkan jalannya pemerintahan dan memperparah kekacauan sosial dan politik,” tulis KCNA.

    “Media asing telah mengkritik bahwa Korea Selatan telah terjerembab ke dalam badai politik,” tulis KCNA.

    Keterangan dari kantor berita Korut KCNA tersebut diterbitkan oleh surat kabar Korut Rodong Sinmun. Kantor berita Korsel, Yonhap, menilai hal itu sebagai upaya yang jelas untuk menekankan soal ‘perbandingan stabilitas negara’ antara negara demokrasi Korsel dengan negara komunis (meskipun bernama ‘Republik Demokratik’) Korut.

    Soal perkembangan penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, para penyelidik memasuki kediaman presidennya pada Jumat (3/1/2024) pagi tadi dalam upaya untuk melaksanakan surat perintah penangkapan tetapi terlibat dalam kebuntuan dengan pengawal keamanannya.

    (dnu/dnu)

  • Detik-detik KPK Korsel Masuk ke Area Kediaman Presiden Yoon

    Detik-detik KPK Korsel Masuk ke Area Kediaman Presiden Yoon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sekitar 2.700 aparat kepolisian dikerahkan untuk menjemput paksa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Jumat (3/1).

    Pengerahan polisi itu terjadi saat tim penyidik dari KPK Korsel tiba di kediaman Yoon untuk menahan sang presiden.

    Penahanan itu berkaitan dengan deklarasi darurat militer Yoon pada 3 Desember lalu yang membuat gaduh negara tersebut.

    Sementara itu, Paspampres Korsel mencegah pejabat KPK Korsel untuk menangkap Yoon.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1045: Ratusan Tentara Ukraina yang Dilatih Prancis Diduga Kabur – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1045: Ratusan Tentara Ukraina yang Dilatih Prancis Diduga Kabur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1045 pada Jumat (3/1/2025).

    Setidaknya 30 UAV dari berbagai jenis tercatat di berbagai wilayah di Ukraina pada pukul 01.00 waktu setempat.

    Selama 24 jam terakhir, militer Ukraina mencatat 27 kali untuk menerobos pertahanan kami di dekat pemukiman Mirolubovka, Lisovka, Novy Trud, Peschanoye, Shevchenko, Uspenovka, Solenoye dan Novovasilovka.

    Zelensky Berharap Trump Bisa Bantu Akhiri Perang dengan Rusia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan harapan bahwa “ketidakpastian” presiden terpilih AS Donald Trump dapat membantu mengakhiri perang dengan Rusia.

    Donald Trump, yang akan menjabat pada 20 Januari, telah mengatakan ia akan mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun dalam 24 jam setelah berkuasa, sebuah klaim yang telah menuai skeptisisme dari Kyiv, yang khawatir akan dipaksa menyerahkan tanahnya untuk perdamaian.

    “Ia sangat kuat dan tidak terduga, dan saya benar-benar ingin melihat ketidakpastian Presiden Trump berlaku untuk Rusia. Saya yakin ia benar-benar ingin mengakhiri perang,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang ditayangkan dengan TV Ukraina pada Kamis (2/1/2025), dikutip dari The Guardian.

    Donald Trump Dianggap Penentu Perang Rusia-Ukraina

    Presiden Ukraina telah berusaha membangun jembatan dengan Trump dan timnya sejak pemilihan November di tengah kekhawatiran bahwa Partai Republik dapat memperlambat bantuan militer vital AS atau menghentikannya sepenuhnya.

    Zelensky mengatakan Donald Trump dapat menjadi penentu dalam perang tersebut. 

    “Dia mampu menghentikan Putin atau, dengan kata lain, membantu kita menghentikan Putin. Dia mampu melakukan ini,” katanya.

    Menurut Zelensky, mencapai perdamaian yang adil bagi Ukraina berarti menerima jaminan keamanan yang kuat dari sekutu-sekutunya, bergabung dengan UE dan menerima undangan untuk bergabung dengan aliansi NATO, sebuah gagasan yang ditolak oleh Rusia.

    Rusia Lakukan Serangan Presisi Tinggi ke Pasukan Ukraina di Kursk

    Militer Ukraina melakukan serangan presisi tinggi pada hari Kamis di sebuah pos komando Rusia di Maryino, di wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina menguasai sebagian wilayah setelah serangan besar.

    Pasukan Ukraina tetap berada di wilayah Kursk lima bulan setelah mengirim pasukan melintasi perbatasan, meskipun militer Rusia mengatakan sebagian besar wilayah yang hilang telah direbut kembali.

    “Serangan ini mengganggu kemampuan Federasi Rusia untuk melakukan terorisme terhadap warga sipil Ukraina yang tidak bersalah,” kata militer Ukraina di aplikasi Telegram.

    Militer Rusia mengatakan unit pertahanan udara telah menjatuhkan empat rudal Ukraina di wilayah tersebut, dan gubernur regional mengatakan serangan itu telah merusak sebuah gedung apartemen bertingkat tinggi dan bangunan lain di desa yang berdekatan.

    Ukraina Selidiki Ratusan Tentaranya yang Kabur

    Ukraina telah membuka penyelidikan kriminal atas desersi dan “penyalahgunaan kekuasaan” setelah ratusan tentara dilaporkan telah melarikan diri dari satuan militer yang sebagian dilatih oleh Prancis.

    Brigade Mekanis ke-155, yang dijuluki Anne dari Kyiv, adalah salah satu dari beberapa kelompok militer yang dibentuk tahun lalu ketika Ukraina berusaha meningkatkan persiapan untuk kemungkinan serangan baru Rusia.

    Satuan itu akan terdiri dari 4.500 tentara, dengan Prancis melatih sekitar setengah dari mereka dan menyediakan peralatan.

    Namun, pengembangannya telah dipenuhi dengan masalah termasuk apa yang digambarkan oleh seorang anggota parlemen sebagai manajemen yang buruk.

    Pasokan Gas Rusia Diputus, Perusahaan di Transniestria Tutup

    Pemutusan pasokan gas Rusia ke wilayah Transniestria yang memisahkan diri dari Moldova telah memaksa penutupan semua perusahaan industri kecuali produsen makanan.

    Wilayah yang sebagian besar berbahasa Rusia dengan penduduk sekitar 450.000 orang, yang memisahkan diri dari Moldova pada 1990-an saat Uni Soviet runtuh, telah menderita pukulan yang menyakitkan dan langsung dari pemutusan pasokan gas Rusia ke Eropa tengah dan timur melalui Ukraina pada Rabu (1/1/2025).

    “Semua perusahaan industri menganggur, kecuali yang terlibat dalam produksi pangan – yaitu, secara langsung memastikan ketahanan pangan untuk Transdniestria,” kata Sergei Obolonik, wakil perdana menteri pertama wilayah tersebut.

    “Masalahnya begitu luas sehingga jika tidak diselesaikan untuk waktu yang lama, kita akan memiliki perubahan yang tidak dapat diubah – yaitu, perusahaan akan kehilangan kemampuan mereka untuk memulai,” lanjutnya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

  • Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Pesawat Kecil Tabrak Gedung di California, 2 Orang Tewas

    Jakarta

    Pesawat kecil dilaporkan menabrak sebuah gedung komersial di California. Akibat peristiwa ini, dua orang dilaporkan meninggal dunia dan 18 orang lainnya mengalami luka.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), kecelakaan itu terjadi pada sore hari di dekat Bandara Kota Fullerton di Los Angeles bagian tenggara. Belum diketahui penyebab kecelakaan pesawat ini.

    “Ada dua korban jiwa yang terkonfirmasi,” kata polisi Fullerton.

    Selain itu, 10 orang dirawat di rumah sakit dan delapan lainnya dirawat di lokasi kejadian.

    Terkait korban tewas, seorang petugas polisi di Stasiun KTLA mengatakan petugas hingga kini belum mengetahui korban tewas itu apakah penumpang pesawat atau pekerja di gedung tempat jatuhnya pesawat.

    Administrasi Penerbangan Federal (FAA) kini telah membuka penyelidikan tentang jatuhnya pesawat itu. Pesawat itu diketahui Van RV-10 bermesin tunggal, model kecil dengan empat kursi.

    Dalam tayangan televisi, lokasi tempat jatuhnya pesawat sangat kacau. Ada lubang besar di atap gedung dan asap mengepul.

    (zap/imk)