Jenis Media: Internasional

  • Pasukan Ukraina Kembali Serang Wilayah Kursk Rusia

    Pasukan Ukraina Kembali Serang Wilayah Kursk Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Ukraina dilaporkan kembali menyerbu sejumlah desa di wilayah Kursk, Rusia, melalui serangan balik menggunakan kekuatan angkatan darat.

    Militer Ukraina juga mengklaim telah menewaskan satu batalion atau ratusan tentara Korea Utara yang membantu Rusia memerangi pasukan Kyiv.

    Kepala Pusat Penangkal Informasi Palsu Ukraina, Andrii Kovalenko mengatakan pasukan Ukraina telah melancarkan serangan kejutan melawan pasukan Rusia di sejumlah lokasi di wilayah Kursk, Rusia, dekat perbatasan Ukraina.

    Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, pada Minggu (5/1) melalui unggahan Telegram mengatakan, “Kabar baik di wilayah Kursk, Rusia mendapatkan balasan setimpal.”

    Militer Ukraina pertama kali menyerbu Kursk pada Agustus tahun lalu dan menguasai sejumlah desa di wilayah itu meski Rusia dibantu oleh pasukan Korut untuk mengusir pasukan Kyiv, dikutip dari CNN.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga sebelumnya mengklaim bahwa pasukannya telah membunuh sekitar satu batalion tentara Korut dalam serbuan kedua di Kursk.

    “Rusia telah kehilangan hingga satu batalion infanteri tentara Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia kemarin dan hari ini,” kata Zelensky seperti dilaporkan media Ukraina RBC pada Sabtu (waktu setempat).

    Sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk pengerahan tambahan pasukan dan peralatan militer.

    Zelensky sebelumnya menyebut bahwa Korea Utara telah menderita lebih dari 3.000 korban di wilayah Kursk.

    Ia lantas menuding Rusia memberikan perlindungan minimal terhadap tentara-tentara asal Korea Utara di medan perang.

    Meski demikian, Moskow mengklaim berhasil menghalau balik pasukan Ukraina di sejumlah wilayah Kursk.

    Kementerian Pertahanan Rusia telah menghancurkan dua tank dan 12 kendaraan lapis baja Ukraina yang berupaya melancarkan serangan balik di dekat Desa Berdin, 15 kilometer dari perbatasan.

    Kementerian mengumumkan telah menggunakan serangan udara untuk memukul balik pasukan Ukraina tersebut.

    Selanjutnya, sebuah blogg yang terkait dengan pasukan teritorium Utara Rusia mengungkapkan bahwa unit-unitnya telah bergerak dan menambahkan bahwa telah terjadi pertempuran di Distrik Sudzha.

    “Pasukan musuh bergerak dengan menggunakan kendaraan lapis baja, kekuatan udara dan artileri kami digunakan dan pertempuran masih berlangsung,” demikian keterangan dari blogg tersebut, dikutip CNN.

    CNN belum bisa memverifikasi secara independen mengenai laporan pertempuran tersebut.

    (bac/bac)

  • Badai Salju Landa AS, 60 Juta Orang Terkena Dampak, Peringatan Cuaca di 30 Negara Bagian – Halaman all

    Badai Salju Landa AS, 60 Juta Orang Terkena Dampak, Peringatan Cuaca di 30 Negara Bagian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badai musim dengan dengan salju dan suhu beku telah menerjang sebagian besar wilayah AS pada hari Minggu (5/1/2025).

    Lebih dari 60 juta orang terdampak akibat badai salju ini.

    Hal ini disebabkan karena badai diperkirakan akan membawa hujan salju terberat dan suhu terdingin dalam lebih dari satu dekade.

    National Weather Service (NWS) melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Kanada dan 30 negara bagian AS dari Kansas hingga Pantai Timur berada dalam peringatan cuaca, dikutip dari BBC.

    Keadaan darurat telah diumumkan di Kentucky, Virginia, West Virginia, Kansas, Arkansas, dan Missouri. 

    NWS juga menjelaskan bahwa terdapat 2 negara bagian yang memiliki cuaca paling parah.

    “Di dua negara bagian tempat peringatan badai salju diberlakukan, perjalanan bisa jadi sangat sulit bahkan mustahil, dengan salju yang bertiup kencang dan mengurangi jarak pandang,” kata NWS, dikutip dari The Guardian.

    Mereka juga memperingatkan kepada warga di beberapa negara bagian untuk tidak keluar rumah.

    “Jangan bepergian kecuali jika diperlukan!” kata NWS.

    Cuaca ekstrem ini disebabkan oleh pusaran kutub, area udara dingin yang bersirkulasi di sekitar Kutub Utara.

    Badai tersebut, yang diperkirakan membawa salju setebal 15 inci ke sebagian Central Plains, juga menimbulkan badai salju dan kondisi es serta angin kencang yang berbahaya saat bergerak ke tengah Atlantik, dikutip dari NBC News.

    Beberapa bagian di utara New York telah mengalami hujan salju setinggi sedikitnya 3 kaki.

    Washington DC bersiap menghadapi hujan salju.

    Akibat badai ini, Washington DC telah mengumumkan keadaan darurat.

    Sebagian besar pekerja federal nondarurat di Washington, DC, malam ini diminta untuk tinggal di rumah besok karena badai musim dingin yang berbahaya bergerak dari titik barat daya.

    Peringatan badai salju telah dikeluarkan di Kansas, Missouri, dan Nebraska.

    Beberapa bagian di Missouri utara telah mengalami hujan es dan salju setebal 14 inci.

    Pada Sabtu malam, salju lebat yang meluas kemungkinan terjadi antara Kansas bagian tengah dan Indiana, khususnya di sepanjang dan utara Interstate 70. 

    Sebagian jalan tol ditutup di Kansas bagian tengah pada sore hari. 

    Total salju dan hujan es yang terkumpul di beberapa bagian Kansas dan Missouri bagian utara diperkirakan setinggi 14 inci (35,6 cm), dikutip dari Reuters.

    Total salju turun antara enam dan 12 inci (15 hingga 30 cm) diperkirakan turun dari Ohio selatan hingga Washington.

    Di Kentucky utara dan Virginia Barat selatan, hujan es dan hujan es akan menghasilkan akumulasi es yang berbahaya.

    Sementara itu, badai di bagian belakang sistem badai menghasilkan badai petir hebat yang dapat memicu tornado di Arkansas, Louisiana, Mississippi, dan Alabama.

    (Tribunnews.com/Farrah)

  • Paspampres Korsel Jelaskan Alasan Halangi Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Paspampres Korsel Jelaskan Alasan Halangi Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Seoul

    Kepala keamanan untuk Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, yang berstatus nonaktif setelah dimakzulkan parlemen, menjelaskan alasannya menghalangi penangkapan Yoon oleh aparat penegak hukum terkait penyelidikan darurat militer.

    Park Chong Jun, yang menjabat sebagai kepala keamanan kepresidenan Korsel, mengatakan dirinya tidak dapat bekerja sama dalam upaya menangkap Yoon dengan mengutip perdebatan hukuman seputar surat perintah penangkapan sebagai alasan kurangnya kerja sama dari pihaknya.

    “Tolong jangan melontarkan pernyataan yang menghina bahwa pasukan keamanan presiden telah berubah menjadi tentara swasta,” ucap Park dalam pernyataannya, seperti seperti dilansir Reuters, Senin (6/1/2025).

    Park mengatakan pihaknya telah memberikan keamanan kepada semua Presiden Korsel selama 60 tahun, terlepas dari apa pun afiliasi politiknya.

    Pernyataan Yoon ini berpotensi mendorong krisis politik ke arah konfrontasi berisiko tinggi lainnya. Diketahui bahwa surat perintah penangkapan yang dirilis pengadilan untuk Yoon akan berakhir masa berlakunya pada Senin (6/1) tengah malam waktu setempat.

    Komentar itu disampaikan setelah pengadilan Seoul menolak aduan yang diajukan pengacara Yoon soal surat perintah penangkapan itu ilegal dan tidak sah.

    “Menilai keabsahan interpretasi dan eksekusi hukum apa pun itu sulit. Jika terjadi kesalahan legalitas penegakan hukum terhadap presiden petahana, maka akan menjadi masalah besar,” kata salah satu pengacara Yoon, Seok Dong Hyeon, dalam pernyataanya via Facebook.

  • Hamas Siap Bebaskan 34 Sandera, Penarikan Pasukan Israel Jadi Syarat Utama – Halaman all

    Hamas Siap Bebaskan 34 Sandera, Penarikan Pasukan Israel Jadi Syarat Utama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok pejuang Palestina, Hamas telah menyetujui untuk terlibat dalam pertukaran tawanan dengan Israel.

    Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa pihaknya siap memulangkan daftar 34 sandera yang diajukan oleh Israel.

    Pembebasan sandera ini akan dilakukan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    “Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan Israel dari daftar yang disajikan oleh Israel sebagai bagian dari tahap pertama dari kesepakatan pertukaran tahanan,” kata pejabat Hamas itu, dikutip dari Arab News.

    Ia menjelaskan bahwa pertukaran awal akan mencakup semua wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun ia menjelaskan beberapa tawanan mungkin sudah meninggal.

    Oleh karena itu, Hamas membutuhkan waktu untuk memastikan kondisi mereka.

    “Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Namun, kelompok itu membutuhkan waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal,” kata pejabat itu

    Pejabat tersebut menegaskan bahwa pertukaran sandera hanya akan dapat terjadi apabila persyaratan kesepakatan terpenuhi.

    Di antaranya, penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, gencatan senjata dan pembebasan tahanan Palestina.

    Akan tetapi, pejabat Hamas tersebut mengatakan bahwa meski pihaknya telah menyetujui pembebasan sandera, Israel belum menanggapi tuntutan Hamas untuk menghentikan serangannya ke Gaza. 

    Pejabat senior Hamas yang tidak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa kesepakatan akan kembali gagal apabila persyaratan utama ini ditolak oleh Israel.

    Mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang. 

    Upaya pembicaraan kesepakatan Hamas-Israel ini kembali terjadi berapa hari sebelum Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari.

    Pembicaraan itu terjadi ketika Israel menggempur Jalur Gaza pada Minggu (5/1/2025).

    Sebagai informasi, Hamas telah mengumumkan kematian 33 tahanan Israel yang ditahannya, sebagian besar tewas dalam serangan udara Israel di berbagai bagian Gaza sejak dimulainya serangan pada Oktober 2023.

    Sementara Israel telah menahan lebih dari 10.300 sandera Palestina.

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.800 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel 

  • Diselidiki soal Kejahatan di Gaza, Tentara Israel Kabur dari Brasil

    Diselidiki soal Kejahatan di Gaza, Tentara Israel Kabur dari Brasil

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang tentara Israel yang sedang tersangkut proses hukum di Brasil atas tindakannya melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza Palestina dilaporkan melarikan diri dari negara tersebut.

    Media lokal Brasil melaporkan Yayasan Hind Rajab (HRF), sebuah organisasi advokasi pro-Palestina, mengajukan pengaduan pidana pekan lalu terhadap tentara Israel ini. Tentara itu sedang berada di Brasil sebagai Turis.

    HRF melayangkan tuntutan pidana dengan menuduh tentara tersebut terlibat dalam penghancuran sistematis rumah-rumah sipil dalam agresi brutal Israel di Gaza. Pada Sabtu (4/1) pekan lalu, pengadilan Brasil pun memerintahkan polisi untuk menyelidiki tentara tersebut atas tuduhan kejahatan perang.

    Dalam pernyataannya, HRF menuduh Israel membantu tentara itu kabur untuk menghalangi proses peradilan di Brasil. HRF bahkan menduga “terdapat indikasi adanya upaya penghancuran bukti” terkait proses hukum tentara Israel ini.

    HRF telah menyerahkan lebih dari 500 halaman bukti ke pengadilan, termasuk rekaman video, data geolokasi, dan foto yang menunjukkan tersangka menanam bahan peledak serta berpartisipasi dalam penghancuran seluruh lingkungan di Gaza.

    “Individu ini secara aktif berkontribusi pada penghancuran rumah dan mata pencaharian, sementara pernyataan dan tindakannya secara jelas sejalan dengan tujuan genosida di Gaza,” kata pengacara HRF, Maira Pinheiro, seperti dikutip The Middle East Eye.

    Keluarga Palestina yang rumahnya dihancurkan oleh tentara Israel telah bergabung dalam kasus HRF ini sebagai penggugat.

    Kasus ini menjadi pertama kalinya sebuah negara pihak Statuta Roma secara independen menerapkan ketentuannya tanpa bergantung pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    “Ini adalah momen bersejarah,” ujar Ketua HRF, Dyab Abou Jahjah.

     “Langkah ini menciptakan preseden kuat bagi negara-negara untuk mengambil tindakan berani dalam meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan perang,” paparnya menambahkan.

    HRF juga telah mengajukan pengaduan serupa di negara lain, termasuk terhadap atase militer Israel di Brussel dan seorang tentara Israel yang bepergian di Sri Lanka.

    Kekhawatiran di Israel meningkat bahwa keputusan ICC dapat menyebabkan penangkapan dan penyelidikan terkait kejahatan perang.

    Bulan lalu, militer Israel menyarankan puluhan tentara untuk tidak bepergian ke luar negeri setelah dilaporkan memantau sekitar 30 pengaduan dan tindakan hukum terkait kejahatan perang yang menargetkan personel militernya atas peran mereka dalam operasi di Gaza.

    Para perwira dan tentara juga diinstruksikan untuk menghapus foto atau video yang mendokumentasikan keterlibatan mereka di Gaza dari platform media sosial.

    Selain itu, mereka diminta untuk tidak membagikan lokasi mereka saat berada di luar negeri di tengah kekhawatiran terhadap pembalasan dari organisasi pro-Palestina, yang kabarnya telah menyusun daftar hitam individu-individu yang terlibat dalam perang.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • DPR Tak Tunda Pengesahan Kemenangan Trump Meski Badai Salju Landa AS

    DPR Tak Tunda Pengesahan Kemenangan Trump Meski Badai Salju Landa AS

    Jakarta

    Badai dahsyat musim dingin melanda wilayah Amerika Serikat (AS). Badai dahsyat itu bergerak menuju wilayah Atlantik tengah, saat Washington DC tengah bersiap mengesahkan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

    Dilansir Reuters, Senin (6/1/2025), badai musim dingin membawa salju, es, dan suhu beku ke sebagian besar wilayah AS pada hari Minggu (5/1). Setidaknya ada 60 juta orang yang berada di belasan negara bagian terancam.

    Kini, Washington D.C. bersiap menghadapi salju lebat yang menusuk usai badai tersebut dilaporkan bergerak menuju Atlantik tengah. Di hari yang sama, Kongres AS akan menggelar pertemuan untuk mengesahkan pemilihan Donald Trump dari Partai Republik sebagai presiden.

    Ketua DPR dari Partai Republik Mike Johnson mengatakan kepada Fox News bahwa cuaca tidak akan menghalangi anggota parlemen untuk melaksanakan tugas mereka. Namun, diinformasikan kantor manajemen personalia, kantor-kantor federal di ibu kota negara akan ditutup.

    Kansas dan beberapa bagian Missouri barat laut mengalami kondisi badai salju hingga Minggu sore. Merujuk laporan otoritas setempat, jalan raya diselimuti salju dan es, dan pejabat mewanti-wanti penduduk untuk menghindari perjalanan.

    Total salju setinggi antara enam dan 12 inci (15 hingga 30 cm) diperkirakan turun dari Ohio selatan hingga Washington.

    Di Kentucky utara dan Virginia Barat selatan, hujan es dan hujan es akan menghasilkan “akumulasi es yang berbahaya,” kata laporan dari National Weather Service (NWS).

    Foto: Badai Musim Dingin Bikin Jalanan AS Memutih Tertutup Salju . Foto: Getty Images via AFP/CHASE CASTOR

    Badai tersebut menyebabkan ratusan penerbangan, termasuk lebih dari 275 penerbangan di Kansas City dan St. Louis, menurut situs web pelacakan penerbangan FlightAware.

    Pemerintah di beberapa negara bagian, termasuk Kansas, Kentucky, Arkansas, Virginia Barat, dan Virginia, mengumumkan keadaan darurat.

    Badai akan bergerak ke lepas pantai pada Senin malam, tetapi udara Arktik yang sangat dingin akan bergerak di belakangnya, dengan suhu siang hari pada Senin dan Selasa diperkirakan 10 hingga 20 derajat F di bawah rata-rata dari Great Plains hingga Pantai Timur, kata NWS.

    (taa/yld)

  • Ribuan Warga Korsel Berkumpul di Kediaman Presiden Yoon, Hadang Penyidik Meski Diguyur Hujan Salju – Halaman all

    Ribuan Warga Korsel Berkumpul di Kediaman Presiden Yoon, Hadang Penyidik Meski Diguyur Hujan Salju – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejak akhir pekan kemarin, ribuan warga Korea Selatan berkumpul di dekat kediaman Presiden Yoon Suk Yeol, protes digelar sehari sebelum surat perintah penangkapan Yoon berakhir.

    Aksi ini dilakukan para pendukung Yoon untuk menghalangi Badan Antikorupsi Korea Selatan atau The Corruption Investigation Office for High-ranking Officials (CIO) yang akan menjemput paksa Presiden Yoon yang dimakzulkan.

    Di bawah guyuran hujan salju, ribuan demonstran membentangkan plakat bertuliskan “Kami akan berjuang untuk Presiden Yoon Suk Yeol”. 

    Tak hanya itu pendukung Yoon juga turut melontarkan kalimat “Hentikan Pencurian”, sebuah ungkapan yang dipopulerkan oleh para pendukung Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump setelah ia kalah dalam pemilihan presiden 2016.

    “Salju tidak ada apa-apanya bagi saya. Mereka bisa membawa semua salju dan kami akan tetap di sini,” kata pengunjuk rasa anti-Yoon Lee Jin-ah (28) mengutip dari Channel News Asia.

    “Saya berhenti dari pekerjaan saya untuk melindungi negara dan demokrasi kita,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia berkemah di luar kediamannya semalaman.

    Dukungan serupa juga dilontarkan Park Young-chul (70) ia mengatakan badai salju tidak akan menghalanginya untuk mendukung Yoon sebelum surat perintah penggeledahan berakhir pada tengah malam pada hari Senin.

    Unjuk rasa mulai pecah setelah Yoon mengatakan dia menonton protes untuk mendukung pemerintahannya di siaran langsung YouTube dan berjanji untuk ‘melawan’ mereka yang mencoba mempertanyakan perebutan kekuasaannya yang berumur pendek.

    Kronologi Konflik Politik Korsel

    Konflik politik Korsel memanas setelah para anggota parlemen Korea Selatan memutuskan untuk mencopot Presiden Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai presiden Korsel pada Sabtu (14/12/2024).

    Pemakzulan sah dilakukan usai 204 dari 300 anggota parlemen anggota memilih untuk memakzulkan presiden atas tuduhan pemberontakan.

    Sementara 85 anggota parlemen memilih menolak dan tiga anggota memilih abstain, dengan delapan suara dibatalkan.

    Atas putusan parlemen ini, Yoon kini resmi dimakzulkan dan diberhentikan sementara dari jabatannya,

    Langkah ini dilakukan dengan dalih untuk meringankan “penderitaan rakyat” setelah dekrit darurat militernya yang berlaku singkat.

    Tak lama surat perintah penangkapan Yoon diajukan tim investigasi ke Pengadilan Distrik Barat Seoul, atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

    Adapun pengajuan surat penangkapan Yoon Suk Yeol dilakukan setelah presiden Korea Selatan itu mengabaikan tiga panggilan untuk hadir dalam proses interogasi.

    Pengadilan Tolak Permohonan Penangguhan

    Merespon surat yang diajukan dari tim investigasi Badan Antikorupsi Korea Selatan (CIO) Pengadilan Distrik Barat Seoul secara mengejutkan menolak permohonan penahanan dan penggeledahan presiden Yoon.

    Pengadilan belum mengungkapkan rincian terkait alasan penolakan tersebut, dikutip Yonhap.

    Namun keputusan ini diambil hanya beberapa hari setelah tim hukum Yoon mengajukan keberatan dan menyebut surat perintah tersebut sebagai tindakan “ilegal.”

    Dengan penolakan tersebut maka CIO berhak menahan Presiden Yoon guna diinterogasi terkait dugaan keterlibatannya dalam upaya darurat militer yang gagal pada 3 Desember lalu.

    Selain itu, surat perintah juga mencakup penggeledahan kompleks kediaman presiden yang terletak di pusat kota Seoul.

    Akan tetapi pada 3 Januari kemarin CIO gagal menjemput paksa Presiden Yoon lantaran para penyidik dihadang oleh pendukung Yoon saat hendak masuk ke kediaman rumah sang eks presiden itu.

    CIO akhirnya membatalkan upaya penangkapan Yoon karena kekhawatiran atas keselamatan personilnya akibat penghalangan.

    Kendati demikian, CIO berjanji akan menjemput paksa Presiden Korsel yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol pada hari ini, Senin (6/1/2025).

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Presiden Yoon Minta Ketua KPK Korsel dan 150 Penegak Hukum Diselidiki

    Presiden Yoon Minta Ketua KPK Korsel dan 150 Penegak Hukum Diselidiki

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, akan mengajukan pengaduan ke kejaksaan pekan ini untuk meminta penyelidikan terhadap kepala Badan Anti-Korupsi (CIO) yang menangani kasus hukum darurat militer sang presiden.

    Permintaan ini muncul setelah CIO dan polisi membuka penyelidikan terkait dugaan pemberontakan, pengkhianatan, hingga penyalahgunaan kekuasaan oleh Yoon dengan menetapkan status darurat militer sepihak pada 3 Desember lalu.

    Selain ketua CIO Oh Dong Woon, Yoon juga meminta kejaksaan menyelidiki 150 pejabat penegak hukum termasuk polisi yang membantu melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap dirinya.

    “Mereka akan dikenakan tuduhan menghalangi proses hukum, masuk secara ilegal ke gedung, dan melanggar undang-undang perlindungan fasilitas militer,” kata Yun seperti dikutip kantor berita Yonhap.

    Sebanyak 150 orang tersebut juga termasuk jaksa senior di CIO, Pelaksana Tugas Kepala Kepolisian Nasional Lee Ho-young, dan Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Kim Seon-ho. Tim hukum Yoon menuduh CIO mengerahkan pasukan khusus kepolisian untuk melaksanakan surat perintah pengadilan meskipun mereka tidak memiliki kewenangan hukum untuk mengendalikan polisi.

    Beberapa anggota staf Layanan Keamanan Presiden dilaporkan terluka saat mencegah tim investigasi masuk ke fasilitas keamanan militer dengan mendobrak gerbang utama kediaman Yoon.

    Pihak Yoon juga menuduh kepolisian dan kementerian pertahanan lalai dalam menjalankan tugas dengan mengabaikan permintaan dari keamanan presiden dan Pelaksana Tugas Presiden Choi Sang-mok untuk meningkatkan keamanan di sekitar kompleks kediaman Yoon.

    “Kegagalan mematuhi perintah adalah masalah serius yang merongrong dasar sistem keamanan presiden yang sangat penting bagi keamanan nasional,” ujar mereka.

    “Kami bertekad untuk menuntut pertanggungjawaban penuh terhadap mereka yang melakukan tindakan ilegal sesuai dengan hukum yang berlaku.”

    Tim investigasi dilaporkan berencana menangkap Yoon hari ini sebelum surat perintah pengadilan untuk menahan sang presiden kedaluwarsa per Senin malam. 

    Surat penangkapan ini dilakukan guna menahan Yoon dan memeriksanya. Sebab, Yoon sudah tiga kali mangkir panggilan tim penyelidik untuk diperiksa.

    Jika tim penyelidik sudah berhasil menangkap Yoon dan memeriksanya, mereka dapat memutuskan untuk mengajukan surat perintah pengadilan untuk penangkapan resmi Yoon atau membebaskannya.

    CIO juga dikabarkan mempertimbangkan untuk mengajukan kembali surat perintah penahanan guna memperpanjang masa berlakunya atau mengajukan surat perintah baru untuk mengejar penangkapan resmi Yoon.

    Yoon sendiri membantah seluruh tuduhan tim penyelidik dan menolak bersikap koperatif dalam pemeriksaan tersebut dengan alasan bahwa CIO tidak memiliki kewenangan hukum untuk menangani kasus ini.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Moskow

    Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, bahkan memanas. Kini, Rusia bersumpah akan melakukan pembalasan setelah Ukraina menembakkan rudal buatan Amerika Serikat (AS) ke wilayahnya.

    Rusia mengklaim sistem pertahanan udaranya telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan AS yang ditembakkan oleh Ukraina. Rusia menganggap rudal yang punya jangkauan hingga 300 Km tersebut sebagai eskalasi besar dalam perang.

    Dilansir CNN, Minggu (5/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh delapan rudal balistik bersama 72 pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Ukraina. Rusia menganggap tindakan rezim Kyiv yang didukung oleh Barat akan dibalas.

    Rusia mengatakan beberapa drone dihancurkan di wilayah Leningrad di barat laut dan satu di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak akhir musim panas lalu. Presiden AS Joe Biden yang akan lengser sebelumnya telah menyetujui penggunaan ATACMS oleh Ukraina.

    Biden saat itu mengatakan izin menembakkan rudal tersebut sebagian sebagai tanggapan terhadap Rusia yang memperluas konflik dengan mengerahkan pasukan Korea Utara (Korut). Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mengancam akan menanggapi serangan ATACMS oleh Ukraina dengan rudal balistik baru Rusia yang berkemampuan nuklir ‘Oreshnik’.

    Bulan lalu, Putin mengisyaratkan rudal itu dapat ditembakkan ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Peluncuran senjata eksperimental itu pertama kali dan satu-satunya dilakukan dengan menargetkan wilayah Dnipro Ukraina pada 21 November 2024.

    Kantor berita pemerintah Rusia, TASS, menyebut serangan pesawat nirawak Ukraina telah membuat pembatasan sementara diberlakukan di bandara St Petersburg. Gubernur oblast Leningrad, Aleksandr Drozdenko, mengatakan lewat Telegram bahwa ‘malam dan pagi hari tanggal 4 Januari memecahkan rekor dalam hal jumlah UAV yang dihancurkan’ dengan empat UAV ditembak jatuh di wilayahnya.

    Seorang pejabat keamanan Ukraina, Andrii Kovalenko, mengatakan pelabuhan di Leningrad menjadi sasaran. Dia menyebutnya sebagai ‘instrumen kelangsungan hidup ekonomi dan militer Rusia secara terpisah’.

    Rusia sendiri meluncurkan total 81 pesawat nirawak ke Ukraina pada Jumat hingga Sabtu malam. Komando Angkatan Udara Ukraina drone itu termasuk pesawat nirawak Shahed buatan Iran dan ‘berbagai jenis pesawat nirawak tiruan’.

    Sekitar 34 pesawat nirawak serang Shahed dan jenis pesawat nirawak lainnya ditembak jatuh. Pesawat nirawak yang ditembak jatuh tersebut menyebabkan kerusakan di wilayah Chernihiv dan Sumy.

    Ukraina memasuki tahun 2025 dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang dimulai pada Februari 2022. Rusia memperoleh keuntungan di garis depan timur.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai desa Nadiya di wilayah Luhansk timur Ukraina. Di Donetsk, pusat Pokrovsk berada di bawah tekanan Rusia yang semakin meningkat karena pasukan Ukraina kehilangan wilayah di selatan dan timur kota tersebut.

    Ukraina juga khawatir bahwa pemerintahan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang diprediksi memangkas bantuan militer. Trump sendiri telah berjanji untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Ukraina Klaim Bikin Rusia dan Korut Rugi Besar di Perbatasan

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Piroschka van de Wouw)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengklaim pasukannya telah membuat pasukan Rusia dan Korut menderita kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk yang terletak di selatan Rusia. Dia menyebut Rusia telah kehilangan satu batalion.

    Dilansir Reuters, Minggu (5/1), Ukraina dan negara-negara Barat menyebut ada 11.000 tentara Korut yang dikerahkan di wilayah Kursk. Pasukan Ukraina telah menduduki sebagian besar wilayah itu setelah melancarkan serangan lintas perbatasan massal pada bulan Agustus 2024.

    Zelenskiy, yang mengutip laporan dari komandan tinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi, menyebut pertempuran terjadi di dekat desa Makhnovka. Lokasi itu tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

    “Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat satu desa, Makhnovka, di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia. Ini signifikan,” ujar Zelenskiy.

    Namun, dia tidak memberikan berapa jumlah pasti pasukan Rusia yang tewas. Jumlah anggota satu batalion dapat bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari ratusan tentara. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Presiden Ukraina itu.

    Zelenskiy juga melaporkan kerugian besar Korut di wilayah Kursk pada pekan lalu. Dia menyebut pasukan Korut tidak dilindungi oleh pasukan Rusia yang bertempur bersama mereka.

    Dia juga mengatakan warga Korut mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari penangkapan. Dalam beberapa kasus, katanya, tentara Korut dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.

    Dalam pernyataan terakhirnya, Zelenskiy mengatakan ‘pertempuran sengit’ telah berkecamuk di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km dengan situasi tersulit di dekat kota Pokrovsk. Dia mengatakan pasukan Rusia terus mengerahkan sejumlah besar personel mereka sendiri dalam serangan.

    Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan Pokrovsk, yang merupakan wilayah Ukraina, tetap menjadi sektor garis depan ‘terpanas’. Pasukan Rusia terus melancarkan serangan baru di dekat kota itu dalam upaya untuk melewatinya dari selatan dan memutus rantai pasokan ke pasukan Ukraina.

    Kota tersebut merupakan rumah bagi tambang yang merupakan satu-satunya pemasok batu bara untuk industri baja Ukraina yang dulunya raksasa. Jumlah itu memiliki populasi sekitar 60.000 orang sebelum perang. Ukraina memperkirakan sekitar 11.000 dari mereka masih tinggal di kota itu.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/rfs)

  • Badan Antikorupsi Korsel Minta Polisi Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    Badan Antikorupsi Korsel Minta Polisi Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    Jakarta

    Badan Antikorupsi Korea Selatan atau The Corruption Investigation Office for High-ranking Officials (CIO) meminta polisi mengambil alih pelaksanaan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan. Permintaan ini diajukan saat batas waktu penangkapan memasuki hari terakhir.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Senin (6/1/2025), Badan antikorupsi negara itu meminta polisi mengambil alih penangkapan Yoon, presiden yang dimakzulkan atas upaya penerapan darurat militer. Permintaan itu telah diajukan melalui surat resmi.

    “Kami sedang melakukan peninjauan hukum secara internal,” kata seorang pejabat polisi kepada Yonhap.

    CIO menghentikan pelaksanaan surat perintah tersebut pada hari Jumat lalu usai bersitegang selama berjam-jam dengan staf keamanan Yoon di kediaman presiden.

    Badan tersebut telah bekerja sama dengan kepolisian dan unit investigasi Kementerian Pertahanan untuk melakukan penyelidikan bersama atas penerapan darurat militer yang dilakukan Yoon pada tanggal 3 Desember.

    Dengan surat perintah yang akan berakhir pada tengah malam, CIO diperkirakan akan melakukan upaya kedua untuk menahan Yoon atau meminta perpanjangan waktu.

    (taa/yld)