Jenis Media: Internasional

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1049: Zelensky Klaim 15.000 Tentara Rusia Tewas di Kursk – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1049: Zelensky Klaim 15.000 Tentara Rusia Tewas di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1049.

    Presiden Ukraina, Voldymyr Zelensky mengklaim selama 5 bulan perang, sekitar 15.000 tentara Rusia tewas di Kursk.

    Rusia mengklaim merebut kota Kurakhove.

    Utusan presiden terpilih AS Donald Trump untuk Ukraina tunda perjanalan ke Kyiv.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1049 dikutip dari TheGuardian:

    Klaim Zelensky soal Tentara Rusia

    Zelensky mengatakan bahwa jumlah tentara Rusia yang tewas karena berperang di Kursk mencapai hampir 15.000 orang.

    Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa pasukannya telah menciptakan zona penyanggah di wilayah Kursk.

    “Langkah ini mencegah Rusia untuk mengarahkan kekuatan ke arah lain, khususnya ke wilayah Donetsk, Sumy, wilayah Kharkiv, atau Zaporizhzia,” kata Zelensky.

    Rusia Klaim Dapat Keuntungan di Wilayah Ukraina

    Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah memperolah keuntungan di wilayah Ukraina.

    Di mana pihaknya telah merebut kota Kurakhove, 32 km (20 mil) selatan Pokrovsk, pusat logistik Ukraina.

    Kota ini telah menjadi tempat persinggahan tentara Rusia selama berperang melawan Ukraina beberapa bulan ini.

    Dengan merebut kota Kurakhove, kemenhan Rusia mengklaim ini dapat memudahkan mereka dalam merebut wilayah Donsetsk.

    “Penangkapan tersebut akan memungkinkan pasukan Rusia untuk merebut sisa wilayah Donetsk dengan kecepatan yang lebih cepat,” katanya.

    Utusan Trump Tunda Perjalanan ke Kyiv

    Utusan presiden terpilih AS Donald Trump untuk Ukraina telah menunda perjalanan pencarian fakta ke Kyiv dan ibu kota Eropa lainnya.

    Nantinya, perjalanan akan dijadwalkan kembali setelah Trump dilantik pada 20 Januari 2025.

    Perjalanan ini menjadi pertama kalinya untuk pemerintahan Trump berkunjung ke Kyiv.

    Sementara itu, Trump pada saat kampanye bersikeras mengatakan akan menyelesaikan perang di Ukraina.

    Macron Dorong Ukraina untuk Pertimbangkan Konsesi Teritorial

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa Ukraina perlu mempertimbangkan konsensi teritorial.

    Tidak hanya itu, Macron meminta kepada AS untuk membuat Rusia setuju berdiskusi dengan Ukraina.

    Pasalnya, jika diskusi atau perundingan tidak terjadi, maka kemungkinan AS tidak dapat menang karena Ukraina tidak berhasil memenangkan peperangan melawan Rusia.

    “Presiden Amerika yang baru sendiri tahu bahwa Amerika Serikat tidak akan menang jika Ukraina kalah,” katanya.

    AS Klaim Rusia Perluas Kerja Sama dengan Korea Utara

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia telah memperluas kerjasama dengan Korea Utara.

    Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antariksa yang menjadi imalan atas dukungan militer Korea Utara terhadap Rusia.

    “DPRK sudah menerima peralatan dan pelatihan militer Rusia. Sekarang kami punya alasan untuk percaya bahwa Moskow bermaksud untuk berbagi teknologi antariksa dan satelit canggih dengan Pyongyang,” kata Blinken dalam konferensi pers. 

    Kematian Warga Skotlandia di Barisan Depan

    Seorang keluarga dari Skotlandia mengatakan bahwa salah satu anggota keluarganya yaotu Jordan Maclachlan, 26 meninggal saat betugas sebagai petugas medis di Ukraina.

    Pihak keluarga mengatakan pria dari Ardnamurchan di Dataran Tinggi Skotlandia ini meninggal pada hari Jumat (3/1/2025).

    “Jordan selalu percaya bahwa ia membuat perbedaan dan kami semua sangat bangga padanya karena telah membantu orang lain,” kata pernyataan keluarga kepada BBC.

    Masalah dalam Satuan Angkatan Darat Ukraina

    Komandan angkatan darat Ukraina, Mykhailo Drapaty mengatakan bahwa satuannya yang sebagian dilatih di Prancis mengalami masalah.

    Di mana beberapa prajurit dilaporkan membelot.

    Biro Investigasi Negara Ukraina sedang menyelidiki pembelotan di satuan tersebut dan “penyalahgunaan kekuasaan” oleh seorang pejabat militer.  

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Gempa Dahsyat Guncang Tibet, 32 Orang Tewas

    Gempa Dahsyat Guncang Tibet, 32 Orang Tewas

    Jakarta

    Gempa bumi dahsyat di wilayah Tibet, China menewaskan sedikitnya 32 orang dan meruntuhkan “banyak bangunan” pada hari Selasa (7/1). Getaran gempa juga terasa di ibu kota Nepal, Kathmandu dan sebagian India.

    Gempa bumi melanda wilayah Dingri dengan Magnitudo (M) 6,8 di dekat perbatasan dengan Nepal pada pukul 9:05 pagi waktu setempat (0105 GMT), menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China (CENC). Badan Survei Geologi AS melaporkan gempa tersebut berkekuatan M 7,1.

    “Tiga puluh dua orang dipastikan meninggal dunia dan 38 orang terluka selama gempa bumi M 6,8 yang mengguncang wilayah Dingri, Kota Xigaze, Daerah Otonomi Xizang (Tibet) pada pukul 9.05 pagi hari Selasa,” kata kantor berita Xinhua, mengutip markas besar bantuan bencana regional.

    “Wilayah Dingri dan daerah sekitarnya mengalami getaran yang sangat kuat, dan banyak bangunan di dekat episentrum runtuh,” kata stasiun televisi CCTV, dilansir kantor berita AFP, Selasa (7/1/2025).

    Kantor berita Xinhua mengatakan bahwa “otoritas setempat menghubungi berbagai kota di daerah tersebut untuk menilai dampak gempa”.

    Daerah dataran tinggi di wilayah Tibet tersebut dihuni oleh sekitar 62.000 orang dan terletak di sisi Gunung Everest di China.

    Meskipun gempa bumi umum terjadi di wilayah tersebut, gempa hari Selasa adalah yang terkuat yang tercatat dalam radius 200 kilometer dalam lima tahun terakhir, CENC menambahkan.

    Lihat juga Video ‘Gempa M 3,2 Guncang Meulaboh Aceh’:

  • Militer Prancis Akui Sejumlah Prajurit Ukraina Desersi Saat Pelatihan – Halaman all

    Militer Prancis Akui Sejumlah Prajurit Ukraina Desersi Saat Pelatihan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Militer Prancis akhirnya mengakui bahwa ada calon prajurit Ukraina yang membelot dari pelatihan.

    Mereka kabur saat menjalani pelatihan di Prancis, namun menurut AFP, fenomena prajurit Ukraina yang desersi tersebut tidak meluas.

    Seorang pejabat Prancis, jelas media asal Paris tersebut, mengakui ada sejumlah pembelotan.

    Tetapi jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan jumlah pasukan yang melakukan pelatihan di Prancis.

    “Mereka berada di barak Prancis, mereka memiliki hak untuk keluar,” kata perwira tersebut.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Ukraina melatih satu brigade beranggotakan ribuan tentaranya ke Prancis untuk bertempur melawan Rusia.

    Brigade Mekanik ke-155 yang dinamai Anna dari Kiev (Anna Kievskaya). Mereka dilatih untuk menjadi pejuang yang menjaga gudang logistik Donetsk, yaitu Pokrovsk dan Kurakhovo di barat daya Donetsk.

    Jurnalis Ukraina Yuriy Butusov menganggap brigade ke-155 “Anna Kievskaya” sebagai ‘brigade palsu’. Ia menuding bahwa pasukan tidak dilatih dengan baik, bahkan pasukan tersebut kabur dari Pokrovsk.

    Butusov mengatakan jumlah prajurit Ukraina yang kabur dari tugas di poros Pokrovsk mencapai lebih dari seribu personel. Belakangan jumlahnya diketahui sebanyak 1.700 prajurit.

    Padahal pasukan tersebut dilengkapi dengan  128 pengangkut personel lapis baja VAB, 18 howitzer gerak sendiri Caesar, dan 24 tank beroda ringan AMX-10C. 

    Brigade ini juga dipersenjatai dengan tank Leopard 2A4 Jerman dan peralatan perang Barat lainnya.

    Strana melaporkan, setelah pasukan Vladimir Putin berhasil merebut desa besar Sevchenko sekitar 5 kilometer dari pinggiran selatan Pokrovsk, ribuan prajurit brigade “Anna Kievskaya” kabur meninggalkan kota tambang tersebut.

    Butusov mengatakan, skandal tersebut terjadi akibat militer Ukraina terlalu memaksakan warganya menjadi tentara.

    Brigade ke-155 “Anna Kievskaya” merupakan kesatuan pasukan yang anggotanya berasal dari tentara wajib militer. 

    “Mereka merekrut ribuan anggota dari warga sipil yang diangkut dari jalanan. Brigade tersebut merekrut ribuan orang secara langsung dari jalanan, yang disebut-sebut sebagai brigade palsu,” ujar Butusov dikutip dari Strana.

    Pasukan Anna Kievskaya ini,jelas Butusov, berasal dari prajurit mobilisasi yang tidak memiliki kompentensi dan mental sebagai tentara. 

    Oleh pimpinan militer, setelah dilatih dalam beberapa  bulan di Prancis, mereka diberi seragam tentara dan dikirim ke Pokrovsk. “Mereka tidak mendapatkan pelatihan dengan tepat,” ujarnya.

    Butusov melanjutkan, para prajurit mobilisasi tersebut, diberi seragam lengkap namun langsung dimasukkan ke dalam situasi genting hingga tidak siap berperang.

    “Seorang komandan yang kompeten ditempatkan di sana, tetapi ia tidak diberi waktu untuk membentuk tim yang kohesif. Akibatnya, di antara mereka yang dipaksa masuk ke dalam brigade, terdapat banyak kasus pengabaian unit yang tidak sah,” kata Butusov.

    Akibat kejadian tersebut, Komandan Gugus Tugas Gabungan Donetsk, Brigadir Jenderal Oleksandr Lutsenko dicopot.

    Financial Times mengabarkan, Lutsenko akan diganti oleh Brigadir Jenderal Oleksandr Tarnavskyi. 

    Sumber media AS itu mengatakan penggantian tersebut dilakukan akibat militer Ukraina gagal membendung serangan besar-besaran prajurit Moskow ke Pokrovsk dan Kurakhovo.

     

  • Korut Uji Coba Rudal Hipersonik yang Mampu Tangkal Musuh di Pasifik

    Korut Uji Coba Rudal Hipersonik yang Mampu Tangkal Musuh di Pasifik

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengklaim sistem rudal hipersonik terbaru yang diuji coba pada Senin (6/1) akan membantu dalam menangkal musuh negaranya di kawasan Pasifik. Uji coba itu dilakukan saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengunjungi Korea Selatan (Korsel).

    “Sistem rudal hipersonik dapat diandalkan untuk menangkal musuh di kawasan Pasifik yang dapat mempengaruhi keamanan negara kita,” ucap Kim Jong Un, yang mengawasi peluncuran tersebut, seperti dikutip kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP, Selasa (7/1/2025).

    Uji peluncuran rudal hipersonik itu dilakukan Korut saat Blinken mengunjungi Korsel, yang merupakan sekutu strategis AS dan rival utama Korut. Kedua negara itu secara teknis masih berperang.

    Kim Jong Un, dalam pernyataannya, mengklaim rudal hipersonik yang diuji coba itu mampu mengudara sejauh 1.500 kilometer — melampaui angka 1.100 kilometer yang dilaporkan militer Korsel — dan melesat dengan kecepatan 12 kali kecepatan suara sebelum jatuh ke lautan.

    “Ini jelas merupakan rencana dan upaya untuk mempertahankan diri, bukan rencana dan tindakan ofensif,” sebut Kim Jong Un dalam pernyataannya.

    Namun, dia menambahkan bahwa kinerja sistem rudal tersebut “tidak dapat diabaikan di dunia”. Dia menyebut sistem rudal itu mampu “memberikan serangan militer yang serius terhadap musuh sekaligus secara efektif menembus penghalang pertahanan yang ketat”.

    “Pengembangan kemampuan pertahanan DPRK yang bertujuan menjadi kekuatan militer akan semakin dipercepat,” ujar Kim Jong Un menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

    Lihat Video ‘Korut Tembakan Rudal Balistik saat Menlu AS Kunjungi Korsel’:

  • Alasan PM Kanada Justin Trudeau Mengundurkan Diri

    Alasan PM Kanada Justin Trudeau Mengundurkan Diri

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (6/1).

    Ia menyampaikan langsung pengumuman tersebut sambil menyatakan bahwa dirinya bakal tetap menjabat hingga Partai Liberal yang berkuasa saat ini memilih penggantinya.

    “Saya ingin mengundurkan diri sebagai pemimpin partai, sebagai perdana menteri, setelah partai memilih pemimpin berikutnya,” kata Trudeau.

    Apa alasan Trudeau mundur?

    Dalam pernyataannya, Trudeau berujar Kanada layak mendapatkan pemimpin baru lewat pemilihan umum berikutnya karena ia menyebut tak lagi menjadi pilihan terbaik.

    “Negara ini layak mendapatkan pilihan yang nyata dalam pemilihan umum berikutnya, dan menjadi jelas bagi saya bahwa jika saya harus berjuang dalam pertempuran internal, saya tidak bisa menjadi pilihan terbaik dalam pemilihan tersebut,” kata Trudeau.

    Trudeau telah menjadi pemimpin Partai Liberal selama 11 tahun dan menjadi perdana menteri Kanada selama sembilan tahun.

    Dia membawa partai itu ke tampuk kuasa pada 2015, dengan berjanji akan memajukan hak-hak perempuan hingga memerangi perubahan iklim.

    Namun, pemerintahannya dilanda kritik dan desakan selama beberapa tahun terakhir, utamanya terkait ekonomi.

    Trudeau mendapat kritik tajam dari seorang pekerja baja yang viral lantaran tidak mampu mengatasi tingginya biaya hidup.

    “Anda tidak benar-benar melakukan apa pun untuk kami, Justin,” kata pekerja tersebut, seperti dikutip CNN.

    Trudeau juga menerima kritik dari Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Chrystia Freeland yang menyebut sang PM telah melakukan “tipu muslihat politik”, kemungkinan merujuk pada libur pajak penjualan selama dua bulan di negara itu serta kebijakan pemberian potongan harga sebesar 250 dolar Kanada untuk sebagian besar pekerja.

    Kritik pedas itu disampaikan Freeland dalam surat pengunduran dirinya yang diumumkan secara mendadak beberapa jam sebelum jadwal dia menyampaikan laporan fiskal tahunan.

    Freeland menyebut Kanada “tidak mampu” menerapkan kebijakan yang dinilai sebagai hadiah jelang pemilu guna menarik kembali suara sebagian pemilih tersebut. Kanada juga tak bisa menerapkan kebijakan tersebut karena Ottawa dihadapkan prospek serius mengenai tarif besar yang berpotensi dikenakan oleh pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.

    Trump telah mengatakan bakal mengenakan tarif sebesar 25 persen pada semua produk Kanada yang masuk ke AS.

    Selain Freeland, Menteri Perumahan Sean Fraser juga mengundurkan diri, yang mengakibatkan gejolak politik Kanada kian intens.

    Kondisi ini mendorong pemimpin Partai Demokrat, Jagmeet Singh, secara terbuka menyerukan pengunduran diri Trudeau.

    “Justin Trudeau gagal dalam pekerjaan terbesarnya sebagai perdana menteri. Mereka mengecewakan orang lain lagi dan lagi,” kata Singh.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • AS Laporkan Kematian Pertama pada Manusia Terkait Flu Burung

    AS Laporkan Kematian Pertama pada Manusia Terkait Flu Burung

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat untuk pertama kalinya melaporkan kematian terkait kasus flu burung pada manusia pada Senin (6/1).

    Kasus itu terjadi di negara bagian Louisiana terhadap seorang pasien dengan riwayat medis lain berusia di atas 65 tahun.

    Departemen Kesehatan Louisiana menyatakan pasien tersebut telah dirawat di rumah sakit sejak pertengahan Desember akibat terserang flu burung.

    “Meskipun risiko terhadap masyarakat umum masih rendah, namun orang-orang yang berkontak dengan burung, unggas, maupun sapi punya risiko yang lebih tinggi,” demikian pernyataan otoritas, seperti dikutip AFP.

    Otoritas menyebut pasien tertular H5N1 setelah terpapar hewan-hewan ternak non-komersial di halaman belakang dan burung-burung liar.

    Sejauh ini belum ada temuan H5N1 menular dari orang ke orang.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menyatakan kasus H5N1 ini sebagai kasus serius pertama yang menginfeksi manusia.

    Berita ini muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah federal menambahkan US$ 306 juta (sekitar Rp4,9 triliun) guna meningkatkan program pengawasan dan penelitian terhadap H5N1.

    Pemerintahan Presiden Joe Biden belakangan dilanda kritik terkait penanganan pemerintah terhadap virus H5N1.

    Jumlah kasus flu burung yang menular antara hewan dan manusia di AS telah meningkat dan membuat khawatir para ilmuwan. Para peneliti was-was virus ini bermutasi menjadi lebih menular dan memicu pandemi yang mematikan.

    “Meskipun risiko bagi manusia tetap rendah, kami selalu mempersiapkan skenario yang mungkin muncul,” kata Menteri Kesehatan Xavier Becerra dalam sebuah pernyataan.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dipimpin Kamala Harris, Kongres AS Sahkan Kemenangan Trump di Pilpres

    Dipimpin Kamala Harris, Kongres AS Sahkan Kemenangan Trump di Pilpres

    Washington DC

    Kongres Amerika Serikat (AS) mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Donald Trump dalam pilpres tahun 2024. Pengesahan ini berlangsung lancar dan aman dengan dipimpin Kamala Harris sebagai Wakil Presiden AS, yang kebetulan juga rival utama Trump dalam pilpres.

    Formalitas pengesahan kemenangan Trump dalam pilpres tahun 2024 dibayangi situasi empat tahun lalu, ketika para pendukung Trump menyerbu dan memicu kerusuhan di dalam Gedung Capitol AS untuk menghentikan pengesahan kemenangan Presiden Joe Biden saat itu.

    Trump yang berusia 78 tahun ini terpilih kembali untuk menjabat sebagai Presiden AS dalam pilpres November tahun lalu, dan seremoni pengesahan kemenangannya yang digelar di Gedung Capitol pada Senin (6/1) berlangsung lancar, meskipun ibu kota AS diselimuti badai salju parah.

    “Donald J Trump dari negara bagian Florida, telah menerima 312 suara. Kamala D Harris dari negara bagian California telah mendapatkan 226 suara,” ucap Harris saat membacakan hasil perolehan electoral college dalam pilpres November lalu setelah penghitungan selesai dilakukan, seperti dilansir AFP, Selasa (7/1/2025).

    Harris memimpin dan mengawasi proses pengesahan ini sebagai bagian dari tugas wapres yang diatur oleh Konstitusi AS.

    Dia mengatakan penghitungan resmi “akan dianggap sebagai deklarasi yang cukup” bagi Trump dan Wapres terpilih JD Vance untuk mengucapkan sumpah jabatan mereka pada 20 Januari mendatang.

    Seremoni pengesahan ini menandai pukulan terakhir terhadap upaya agar Trump diadili atas kerusuhan di Gedung Capitol empat tahun lalu, yang merupakan puncak dari konspirasi kriminal, yang menurut jaksa AS, dipimpin oleh Trump. Semua dakwaan yang menjerat Trump terkait kerusuhan itu telah dibatalkan.

    Lihat juga Video ‘Biden Sambangi Lokasi Truk Tabrak Kerumunan saat Pesta Tahun Baru’:

  • Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar – Halaman all

    Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia, markas besar Pertahanan Udara Iran, menyatakan bahwa serangkaian sistem pertahanan udara baru dan rahasia telah dipasang di dekat lokasi-lokasi sensitif di negara itu.

    Menurut laporan Tasnim News Agency, Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh mengumumkan pada Senin (6/1/2025) bahwa pasukan pertahanan udara dari Angkatan Darat dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) akan menggelar latihan perang skala besar gabungan dalam beberapa hari mendatang.

    Rahimzadeh menyebut bahwa peralatan baru tersebut akan digunakan dalam latihan mendatang.

    Pasukan yang berpartisipasi dalam latihan ini akan mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari selama setahun terakhir.

    Latihan tersebut dirancang dengan mempertimbangkan pergerakan musuh dan kebutuhan pertahanan udara Iran.

    Dalam pidatonya pada tahun 2018 lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut pangkalan pertahanan udara sebagai bagian yang sangat penting dari Angkatan Bersenjata yang berada di garis depan dalam menghadapi musuh-musuh Iran.

    Khamenei juga menekankan pentingnya mempercepat peningkatan kemampuan pangkalan serta personel Angkatan Udara.

    IRGC Akan Luncurkan 2 Rudal Bawah Tanah Baru dan Kota Terapung
    lihat foto
    Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), berbicara pada jumpa pers di Teheran, Iran, pada 6 Januari 2025.

    Dalam laporan terpisah, IRGC menyatakan bahwa mereka akan memamerkan dua rudal bawah tanah dan sebuah kota terapung baru di sepanjang pantai Teluk Persia dan Laut Oman, yang akan menampung berbagai macam rudal jelajah dan balistik.

    Mengutip PressTV, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Hubungan Masyarakat IRGC, mengumumkan hal ini pada Senin (6/1/2025).

    Naeini mengatakan fasilitas militer tersebut akan diresmikan dalam sebuah upacara selama latihan perang skala besar Payambar-e-Azam (Nabi Besar) 19, yang akan dimulai di wilayah barat Iran pada Sabtu (11/1/2025).

    Komandan IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami juga turut hadir.

    Salami menyatakan bahwa Zionis harus menyadari fakta bahwa langit di atas wilayah pendudukan, terbuka lebar bagi Angkatan Bersenjata Iran, dan pasukan Iran mampu menyerang aset Israel dengan lebih presisi, cepat, dan mematikan.

    Naeini menambahkan bahwa IRGC siap untuk menghadapi pertempuran besar dan kompleks dalam skala apa pun, dan akan segera bergerak melawan entitas Zionis jika perintah dikeluarkan.

    “Kekuatan dan produksi senjata serta rudal kami telah meningkat, baik dari segi jumlah, keterampilan, maupun desain,” kata Naeini.

    “Bangsa Iran harus tahu bahwa musuh tidak pernah menang dalam pertempuran apa pun.”

    “Kami tidak pernah mengalami kekalahan intelijen dari musuh.”

    “Musuh terus-menerus menciptakan narasi untuk mengimbangi kekalahan intelijen dan militer yang mereka derita di tangan Republik Islam Iran.”

    Naeini juga menyebutkan bahwa perkembangan terbaru di Asia Barat menyebabkan antusiasme berlebih dan kesalahpahaman di rezim Israel.

    “Kami ingin memberitahu musuh bahwa kami selalu siap dan mampu bertindak kapan saja.”

    “Kami tidak akan ragu-ragu atau bimbang. Begitu perintah dikeluarkan, kami akan menunjukkan kekuatan kami seperti di masa lalu dan akan mengubah persepsi serta perhitungan musuh yang keliru sekali lagi.”

    “Iran tidak pernah berhenti memproduksi rudal, dan sistem pertahanan negara ini beroperasi penuh serta telah ditingkatkan di banyak bidang.”

    (Tribunnews.com)

  • Ancam Pasukan Kurdi, Erdogan Sebut Turki Siap Campur Tangan jika Suriah Terpecah – Halaman all

    Ancam Pasukan Kurdi, Erdogan Sebut Turki Siap Campur Tangan jika Suriah Terpecah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyatakan bahwa Turki siap turun tangan jika Suriah terpecah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad bulan lalu.

    “Kami tidak akan menyetujui disintegrasi Suriah atau gangguan terhadap keutuhan strukturnya dengan alasan apa pun,” kata Erdoğan dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025), mengutip POLITICO.

    “Jika kami melihat adanya risiko terkait hal ini, kami akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan.”

    Peringatan itu secara luas ditujukan khusus untuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan yang didominasi Kurdi yang didukung AS.

    Turki telah lama memandang pasukan Kurdi Suriah sebagai ancaman.

    Keamanan di wilayah utara Suriah yang didominasi suku Kurdi, diawasi oleh SDF, yang terdiri dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

    Turki menggolongkan YPG sebagai organisasi teroris, mengklaim bahwa kelompok itu terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan di Turki sejak tahun 1980-an.

    lihat foto
    Pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS berjaga di Lapangan Al-Naeem, di Raqqa, Suriah, Senin, 7 Februari 2022.

    “Satu-satunya nasib yang menanti mereka yang memilih teror dan kekerasan adalah dikubur bersama senjata mereka,” kata Erdoğan.

    “Saya katakan ini secara terbuka, tidak ada kekuatan yang dapat mencegah hal itu.”

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pada hari Senin bahwa pemberantasan YPG di Suriah sudah dekat.

    Ia menambahkan bahwa Turki tidak akan membiarkan kelompok tersebut mempertahankan keberadaannya di Suriah.

    Turki sebelumnya telah melakukan beberapa serangan ke wilayah Suriah, menargetkan milisi Kurdi selama perang saudara yang dimulai pada tahun 2011.

    Bentrokan di Suriah antara Pasukan Pro-Turki dan Kurdi Tewaskan 101 Orang

    Lebih dari 100 pejuang tewas dalam dua hari pertempuran di Suriah utara antara kelompok yang didukung Turki dan pasukan Kurdi Suriah, kata pemantau perang pada Minggu (5/1/2025), lapor AFP News.

    Sejak Jumat (3/1/2025) malam, bentrokan di beberapa desa di sekitar kota Manbij telah menewaskan 101 orang, termasuk 85 anggota kelompok pro-Turki dan 16 anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF), menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

    Dalam sebuah pernyataan, SDF mengatakan bahwa mereka berhasil menangkis semua serangan dari tentara bayaran Turki yang didukung oleh pesawat nirawak dan pesawat tempur Turki.

    SDF menguasai wilayah yang luas di timur laut Suriah dan sebagian provinsi Deir Ezzor di timur, di mana suku Kurdi mendirikan pemerintahan otonom setelah pasukan pemerintah menarik diri selama perang saudara yang dimulai pada tahun 2011.

    Kelompok yang didukung AS ini menguasai sebagian besar wilayah tersebut, termasuk Raqqa, setelah merebutnya dari kelompok ISIS.

    (Tribunnews.com)

  • Virus HMPV Sudah Ada di Indonesia, Gimana Penyebarannya?

    Virus HMPV Sudah Ada di Indonesia, Gimana Penyebarannya?

    Jakarta

    Sejumlah anak di Indonesia dilaporkan terinfeksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) menyusul laporan merebaknya infeksi HMPV di China yang memicu kekhawatiran global. Dunia seperti diingatkan peristiwa lima tahun lalu saat kemunculan Covid-19 di China berubah menjadi pandemi global dengan tujuh juta kematian dilaporkan.

    Pejabat senior bidang kesehatan di China mengatakan bahwa jumlah infeksi virus HMPV khususnya pada kelompok usia 14 tahun ke bawah mengalami peningkatan.

    Namun mereka membantah klaim bahwa rumah sakit di China kewalahan menangani virus tersebut.

    Kasus HMPV juga telah dilaporkan di Indonesia dan India.

    Di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi kasus yang terjadi di Indonesia melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Kesehatan yang dirilis pada Senin (06/01).

    Apa saja gejala dan bagaimana penyebaran HMPV? Apa bahwa HMPV dan apakah dunia perlu khawatir?

    Apakah HMPV virus baru?

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa HMPV bukan virus baru dan sudah lama dikenal di dunia medis. Virus ini juga berbeda dengan virus Covid-19.

    Menurutnya, Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    “Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Budi.

    Senada, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, mengungkap bahwa virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001, namun para ahli mengatakan virus ini kemungkinan sudah ada selama beberapa dekade lebih lama dari itu.

    Apa saja gejalanya?

    Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.

    Namun bagi sebagian orang, gejala yang dialami bisa jauh lebih serius.

    CDC mengatakan virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan atas dan bawah seperti bronkitis atau pneumonia pada orang-orang dari segala usia.

    BBC

    Akan tetapi, virus ini paling banyak menyerang anak-anak, orang dewasa lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Masa inkubasi virus ini sekitar tiga hingga enam hari, dengan durasi rata-rata penyakit bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami.

    Data pengawasan CDC menunjukkan HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi di daerah beriklim sedang.

    Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    EPASejumlah warga Beijing melakukan upaya preventif dengan mengenakan masker setelah kasus HMPV yang dilaporkan melonjak di China.

    Bagaimana penyebaran virus ini?

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak erat, seperti menyentuh atau berjabat tangan, atau menyentuh benda atau permukaan yang terdapat HMPV dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata.

    HMPV biasanya menyebar pada musim dingin ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan.

    Getty ImagesOrang-orang memakai masker di tengah lonjakan penyakit pernafasan di Huai’an, Provinsi Jiangsu, China, pada 5 Januari 2025.

    Mengapa anak-anak dan orang lanjut usia sangat rentan?

    Seseorang dapat tertular HMPV beberapa kali.

    Para ahli mengatakan gejala yang dialami orang yang pertama kali terinfeksi virus ini biasanya adalah yang paling parah.

    Setelah itu, kekebalan tubuh akan terbentuk dan paparan terhadap HMPV berikutnya kemungkinan tidak akan terlalu parah, selama sistem kekebalan tubuh tetap kuat dan tidak melemah akibat penyakit lain seperti HIV atau kanker.

    Baca juga:

    Hal ini dapat menjelaskan mengapa anak-anak berusia di bawah lima tahun, serta orang lanjut usia di atas 65 tahun yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih lemah serta mereka yang memiliki masalah pernafasan sangat rentan dengan HMPV.

    Namun, mengingat HMPV diperkirakan sudah ada selama beberapa dekade, para ahli meyakini ada kekebalan yang terbentuk secara global yang dapat menghalau virus ini menyebar luas.

    Getty ImagesSejumlah warga di rumah sakit di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, pada 11 Desember 2023.

    Kendati begitu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada.”

    “Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tutup Menkes.

    Apa yang terjadi di China?

    Foto dan video orang-orang mengenakan masker di rumah sakit di China beredar di sejumlah platform media sosial. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa fasilitas-fasilitas kesehatan di China kewalahan menangani penyakit ini.

    Sejumlah laporan media setempat kemudian membandingkan peristiwa ini dengan awal wabah Covid-19.

    Menkes Budi Gunadi Sadikin menampik pemberitaan itu seraya mengatakan “informasi tersebut tidak benar”.

    Getty ImagesOrang-orang terlihat di rumah sakit di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China pada 11 Desember 2023. Laporan menunjukkan bahwa infeksi saluran pernafasan mulai sering terjadi saat musim dingin di banyak daerah.

    Menurutnya, peningkatan kasus flu biasa terjadi di negara dengan empat musim seperti di China, yang kerap mengalami peningkatan kasus flu saat musim dingin.

    “Saya sudah lihat datanya, yang naik di China itu virusnya bukan HMPV tapi melainkan tipe H1N1 atau virus flu biasa. HMPV itu ranking nomor tiga di China dari sisi prevalensi, jadi itu tidak benar),” kata Menkes.

    Kepala Penyakit Menular di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Kan Biao, mengatakan bahwa negara tersebut kemungkinan besar akan terkena berbagai penyakit menular pernafasan pada musim dingin dan musim semi.

    Dia mengatakan bahwa jumlah kasus HMPV di antara orang-orang di bawah usia 14 tahun “menunjukkan tren peningkatan.”

    Getty ImagesPasien menunggu di ruang gawat darurat anak-anak sebuah rumah sakit di tengah lonjakan penyakit pernapasan di Shanghai, Tiongkok, pada 27 Desember 2024.

    Namun dia juga mengatakan bahwa jumlah kasus pernafasan di China secara keseluruhan pada 2024 kemungkinan akan lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.

    Menurut Profesor Tulio de Oliveira, direktur pendiri Pusat Respons dan Inovasi Epidemi, HMPV hanyalah satu dari empat virus yang saat ini menyebabkan epidemi musim dingin yang muncul di Chinavirus lainnya adalah virus pernapasan, Covid, dan influenza.

    Dia menjelaskan bahwa tekanan terhadap rumah sakit di China diperkirakan akan terjadi mengingat keberadaan musim dan peredaran keempat virus ini.

    Pada Jumat (03/01) China mengumumkan bahw mereka sedang menguji coba sistem pemantauan untuk pneumonia yang tidak diketahui asalnya, dengan kasus beberpa penyakit pernapasan diperkirakan akan meningkat selama musim dingin.

    Hal ini berbeda dengan tingkat kesiapsiagaan yang lebih rendah lima tahun lalu kala Covid pertama kali muncul di negara itu.

    (ita/ita)