Jenis Media: Internasional

  • Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dari beberapa negara selama 24 jam terakhir.

    Laporan utama dalam edisi Kamis, 30 Oktober 2025 ini kami awali dengan pertemuan Trump dan Xi.

    Pertemuan Trump dan Xi

    Presiden AS Donald Trump telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, tak lama setelah mengatakan akan memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir AS.

    “Pertemuan kami akan sangat sukses, saya yakin. Namun, beliau adalah negosiator yang sangat tangguh,” ujar Trump sambil berjabat tangan dengan Xi, yang hanya menunjukkan sedikit ekspresi.

    Ia mengatakan kesepakatan dagang dengan China dapat ditandatangani pada hari Kamis waktu setempat.

    Saat mereka duduk bersama delegasi masing-masing untuk mulai berbicara, Xi menyampaikan kepada Trump melalui seorang penerjemah bahwa wajar jika kedua negara dengan ekonomi terkemuka dunia ini sesekali mengalami gesekan.

    “Beberapa hari yang lalu … kedua tim ekonomi dan perdagangan kami mencapai konsensus dasar dalam menangani masing-masing masalah utama dan membuat kemajuan yang menggembirakan,” ungkap Xi.

    Badai Melissa menelan korban jiwa

    Badai Melissa, salah satu badai Atlantik terkuat yang pernah tercatat, telah menewaskan puluhan orang di Kuba, Haiti, dan Jamaika.

    Sistem cuaca tersebut mendarat di Jamaika pada hari Selasa sebagai badai kategori lima yang dahsyat dengan kecepatan angin tertinggi 295 kilometer per jam.

    Badai tersebut kemudian bergerak ke Kuba dan Haiti, tetapi bahkan negara-negara di luar jalur langsungnya pun merasakan dampak yang dahsyat.

    Setidaknya 40 orang tewas di Haiti, ujar Steven Aristil dari Badan Perlindungan Sipil Haiti kepada The Associated Press.

    Ia mengatakan 20 dari kematian tersebut dilaporkan di kota pesisir selatan Petit-Goâve, di mana 10 lainnya masih hilang.

    Serangan Israel tewaskan ratusan orang

    Militer Israel mengatakan mereka akan mematuhi perjanjian gencatan senjata di Gaza, sementara pejabat kesehatan di sana mengatakan serangan udara IDF telah menewaskan 104 orang.

    Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pelanggaran perjanjian tersebut.

    Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Selasa malam.

    Mereka mengaku bertindak setelah serangan militan Palestina menewaskan seorang tentara, dalam tantangan terbaru terhadap gencatan senjata yang sudah rapuh.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus menegakkan perjanjian gencatan senjata dan akan menanggapi dengan tegas “setiap pelanggaran.”

    Banjir di Vietnam

    Hujan deras telah menyebabkan banjir besar di Vietnam tengah, sementara badai kategori lima mengamuk di belahan dunia lain di Karibia.

    Sungai-sungai meluap dan menenggelamkan rumah-rumah, lahan pertanian, dan destinasi wisata di kota-kota bersejarah Hue dan Hoi An.

    Curah hujan di pusat kota Hue mencapai 1.085 milimeter (42 inci) dalam 24 jam hingga Senin malam, volume tertinggi yang pernah tercatat di Vietnam, menurut badan meteorologi negara itu.

    Pada Selasa pagi, ketinggian air di Sungai Perfume yang ikonis di Hue telah naik hingga hampir 5 meter dan mencapai ketinggian pinggang di bekas ibu kota kekaisaran yang terdaftar di UNESCO dan kota kuno Hoi An.

    Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:

  • Prancis Tangkap 5 Tersangka Lainnya terkait Perampokan Museum Louvre

    Prancis Tangkap 5 Tersangka Lainnya terkait Perampokan Museum Louvre

    Paris

    Kepolisian Prancis menangkap lima tersangka lainnya terkait perampokan perhiasan di Museum Louvre yang menggemparkan dunia bulan ini. Salah satu tersangka yang ditangkap merupakan tersangka utama dalam perampokan tersebut.

    Penangkapan kelima tersangka tersebut, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), diumumkan oleh jaksa Paris, Laure Beccuau, dalam pernyataan terbaru pada Kamis (30/10) waktu setempat.

    Beccuau mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada satupun perhiasan, senilai total US$ 102 juta (Rp 1,6 triliun), yang dirampok yang telah ditemukan kembali.

    “Kami sudah mengincarnya,” kata Beccuau merujuk pada tersangka utama yang berhasil ditangkap. Identitas tersangka utama itu belum diungkap ke publik.

    Bukti DNA, sebut Beccuau, mengaitkan tersangka utama dengan perampokan perhiasan tersebut. Dia menyebut bukti itu juga menunjukkan bahwa tersangka utama itu termasuk di antara tim perampok beranggotakan empat orang yang membobol Museum Louvre pada siang hari bolong pada 19 Oktober lalu.

    “Mengenai individu-individu lainnya yang berada dalam penahanan kepolisian, mereka merupakan orang-orang yang mungkin dapat memberikan kami informasi tentang jalannya peristiwa,” ucap Beccuau dalam pernyataannya.

    Dia menyebut “masih terlalu dini” untuk memberikan detail tambahan tentang para tersangka.

    Kelima penangkapan tersebut dilakukan pada Rabu (29/10) waktu setempat, dengan berlokasi di dalam dan sekitar Paris, khususnya di area Seine-Saint-Denis, sebuah wilayah di luar ibu kota Prancis.

    Dua tersangka lainnya terlebih dahulu ditahan pada Sabtu (25/10) lalu. Menurut jaksa penuntut Paris, keduanya telah didakwa pada Rabu (29/10) atas pencurian dan persekongkolan kriminal setelah mereka “mengakui sebagian tuduhan”. Keduanya ditempatkan dalam penahanan praperadilan.

    Puluhan detektif dikerahkan untuk memburu empat pelaku yang menggunakan truk dengan lift bergerak dan peralatan pemotong untuk membobol galeri lantai satu di Museum Louvre. Mereka berhasil kabur dengan membawa delapan perhiasan berharga.

    Di antara perhiasan yang dicuri tersebut terdapat kalung zamrud dan berlian yang diberikan Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise, dan sebuah diadem yang dulunya milik Permaisuri Eugenie yang dihiasi hampir 2.000 butir berlian.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Xi Jinping Bilang Capai Konsensus Soal Perdagangan dengan Trump

    Xi Jinping Bilang Capai Konsensus Soal Perdagangan dengan Trump

    Beijing

    Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya telah mencapai konsensus dengan Amerika Serikat (AS) mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan. Xi menyebut tim kedua negara akan bekerja sama dalam memfinalisasi upaya lanjutan untuk menerapkan konsensus tersebut.

    Pertemuan Xi dan Presiden AS Donald Trump, yang merupakan pertemuan tatap muka pertama dalam enam tahun terakhir, berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae di Busan, Korea Selatan (Korsel), pada Kamis (30/10) pagi. Pembicaraan yang berlangsung tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Kedua pemimpin duduk berhadapan, masing-masing diapit oleh para pejabat senior mereka. Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick.

    Sedangkan Xi, yang tiba di Seoul sesaat sebelum pertemuan digelar, didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

    Pembicaraan krusial kedua pemimpin digelar saat perang dagang yang menyelimuti kedua negara, yang mencakup segala hal mulai dari logam tanah jarang hingga kedelai dan bea masuk pelabuhan, telah mengguncang pasar dan menghambat rantai pasokan selama berbulan-bulan.

    “Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Kamis (30/10/2025).

    “Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.

    Pernyataan Xinhua tersebut tidak menjelaskan secara detail mengenai kesepakatan spesifik yang dicapai kedua negara dalam pembicaraan di Busan.

    Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara “harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional”.

    Trump Sebut Pertemuan dengan Xi ‘Sukses Besar’

    Trump sebelumnya menggambarkan pertemuan dengan Xi sebagai “kesuksesan besar”. Dia mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS Air Force One setelah terbang meninggalkan Korsel.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa,” kata Trump. “Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia kemudian mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru, dan Xi juga akan berkunjung ke AS setelah itu.

    Trump juga mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan Xi menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk kesepakatan memangkas tarif terkait fentanyl, kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang — bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri, dan kesepakatan pembelian langsung kedelai beserta produk pertanian AS lainnya oleh China.

    Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Bertambah, Korban Tewas Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Jadi 132 Orang

    Bertambah, Korban Tewas Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Jadi 132 Orang

    Rio de Janeiro

    Jumlah korban tewas dalam penggerebekan kepolisian paling berdarah di Brasil, yang menargetkan geng narkoba paling tua dan paling berpengaruh di Rio de Janeiro, kembali bertambah. Sedikitnya 132 orang tewas dalam perang kontroversial melawan geng narkoba yang mengakar di area miskin di negara tersebut.

    Penggerebekan berdarah itu mengungkap sisi gelap kota Rio de Janeiro yang penuh kekerasan, namun juga dicintai para wisatawan karena pantainya yang indah dan budayanya yang semarak.

    Kantor pembela umum negara bagian Rio de Janeiro, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), melaporkan sedikitnya 132 orang tewas dalam penggerebekan paling mematikan dalam sejarah kota tersebut.

    Secara terpisah, Kepolisian negara bagian Rio de Janeiro mengumumkan bahwa jumlah korban tewas sementara mencapai 119 orang, yang disebut terdiri atas 115 tersangka kriminal dan empat personel kepolisian.

    Keluarga para korban tewas mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai eksekusi oleh polisi. Sedangkan pemerintah negara bagian tersebut memuji operasi yang berhasil dalam melawan Comando Vermelho, geng pengedar narkoba tertua dan terkuat di Rio de Janeiro.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan tindakan terhadap kejahatan terorganisir yang tidak membahayakan polisi atau warga sipil, saat tantangan keamanan Brasilia terungkap hanya beberapa hari sebelum negara itu menjadi tuan rumah perundingan iklim PBB COP30 di Amazon.

    “Kita tidak dapat menerima bahwa kejahatan terorganisir terus menghancurkan keluarga-keluarga, menindak penduduk, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di seluruh kota,” tulis Lula da Silva dalam pernyataan via media sosial X.

    “Kita membutuhkan kerja sama terkoordinasi yang menyerang tulang punggung perdagangan narkoba tanpa membahayakan para polisi, anak-anak, dan keluarga yang tidak bersalah,” tegasnya.

    Para anggota geng narkoba ditangkap polisi Brasil dalam penggerebekan di Rio de Janeiro Foto: REUTERS/Aline Massuca Purchase Licensing Rights

    Lula da Silva mengutus Menteri Kehakiman Ricardo Lewandoswki ke Rio de Janeiro untuk bertemu dengan Gubernur Claudio Castro guna menawarkan kerja sama dari pemerintah federal. Lewandowski mengatakan dirinya menawarkan bantuan kepada Rio de Janeiro untuk “mengatasi krisis keamanan ini secepat mungkin”.

    Sementara itu, hakim Alexandre de Moraes memanggil Castro untuk menjelaskan aksi penggerebekan kepolisian tersebut.

    Penggerebekan itu melibatkan ratusan personel kepolisian yang didukung helikopter, kendaraan lapis baja, dan drone yang pada Selasa (28/10) waktu setempat, memasuki dua favela, atau pemukiman kumuh padat penduduk, yang menjadi basis Comando Vermelho.

    Baku tembak sengit terjadi antara polisi dan para anggota geng narkoba tersebut, dengan penduduk yang ketakutan berlarian mencari perlindungan.

    Saat penggerebekan berlangsung para anggota Comando Vermelho menyita puluhan bus dan menggunakannya untuk membarikade jalan raya utama, serta mengirim drone peledak untuk menyerang polisi.

    Gubernur Castro menggambarkan penggerebekan terhadap apa yang disebutnya sebagai “narkoterorisme itu sebagai “keberhasilan” dan mengatakan yang menjadi korban hanyalah para polisi yang tewas.

    Otoritas Rio de Janeiro menyebut sebanyak 113 orang telah ditahan dan 91 senapan disita, beserta sejumlah besar narkoba.

    Mengenai puluhan mayat yang bergelimpangan di area kumuh setempat, Sekretaris Kepolisian Sipil, Felipe Curi, dalam pernyataannya menyebut mayat-mayat tersebut “dipajang di jalanan” setelah para penduduk setempat melucuti “pakaian kamuflase, rompi dan senjata” yang mereka kenakan.

    Sekretaris Kepolisian Militer, Marcelo de Menezes, menambahkan bahwa pasukan khusus elite sengaja mendorong “para penjahat” ke area hutan yang berbatasan dengan dua favela tersebut untuk “melindungi para penduduk”. Pertempuran, sebut De Menezes, sebagian besar terjadi di dalam hutan tersebut.

    Lihat Video ‘Puluhan Mayat Tergeletak Setelah Polisi Brasil Serbu Markas Narkoba’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Mampukah Barat Lepas Cengkraman China atas Logam Tanah Jarang?

    Mampukah Barat Lepas Cengkraman China atas Logam Tanah Jarang?

    Beijing

    Perang dagang antara Amerika Serikat dan China belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Di tengah ketegangan itu, perhatian dunia kembali tertuju pada sekelompok logam yang dikenal sebagai rare earth elements — Logam Tanah Jarang (LTJ) yang vital bagi industri teknologi tinggi.

    China mendominasi hampir seluruh rantai pasok tanah jarang. Sekitar 70 persen produksi tambang dunia dan hingga 90 persen hasil olahannya dikuasai China.

    Laporan terbaru Badan Energi Internasional (IEA) pekan ini menyebut, “konsentrasi pasar yang tinggi” di China membuat rantai pasok global di sektor strategis — mulai dari energi, otomotif, pertahanan hingga pusat data kecerdasan buatan — “rentan terhadap gangguan besar.”

    Awal Oktober, China memperketat kendali atas ekspor logam langka. Mulai 1 Desember, perusahaan asing di mana pun di dunia harus memperoleh izin pemerintah di Beijing jika ingin mengekspor produk yang mengandung bahan rare earth asal China, bahkan dalam jumlah kecil sekalipun, atau yang diproses dengan teknologi China.

    Langkah ini ditetapkan setelah Washington memperluas daftar perusahaan China yang dilarang mengakses cip semikonduktor dan teknologi paling canggih dari Amerika Serikat.

    Keputusan Beijing itu memicu kekhawatiran akan kelangkaan pasokan yang bisa mengganggu produksi berbagai barang penting, mulai dari mobil listrik, peralatan militer, hingga sistem energi terbarukan.

    Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyebut kebijakan baru itu “sangat agresif” dan “tidak proporsional”. Kepala perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, menilainya “tidak beralasan dan merugikan.”

    Kenapa LTJ bernilai strategis?

    Unsur tanah jarang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Berkat sifat fisik, magnetik, dan kimianya yang unik, logam ini menjadi bahan utama untuk membuat magnet permanen, yang tak kehilangan daya meski tanpa sumber listrik.

    Dari ponsel, laptop, mobil hibrida, turbin angin, hingga panel surya—semuanya bergantung pada logam langka. Ia juga menjadi bahan vital dalam teknologi pertahanan: mesin jet tempur, sistem kendali rudal, pertahanan antirudal, satelit luar angkasa, hingga jaringan komunikasi militer.

    Meski disebut “langka”, unsur ini sebenarnya cukup melimpah di kerak bumi, bahkan lebih banyak dari tembaga atau emas. Namun, mereka jarang ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis.

    Selain di China, cadangan logam langka juga ada di Kanada, Australia, Amerika Serikat, Brasil, India, Afrika Selatan, dan Rusia. Unsur-unsur ini terbagi dua jenis utama berdasarkan proses pemisahannya: light rare earths dan heavy rare earths. China memiliki hampir monopoli penuh, terutama untuk pengolahan kategori kedua.

    Menurut Benchmark Mineral Intelligence, lembaga riset energi asal Inggris, perusahaan China menguasai hingga 99 persen pengolahan heavy rare earths dunia.

    Mengapa dunia sulit lepas dari China?

    Amerika Serikat pernah swasembada dalam produksi logam langka. Namun, dalam dua dekade terakhir, China mengambil alih pangsa pasar dan perlahan menguasai rantai pasok global. Dominasi itu sudah terlihat sejak sepuluh tahun lalu. Banyak pihak menduga Beijing sengaja menggunakan logam langka sebagai alat tawar dalam konflik geopolitik.

    Pada 2010, China sempat menutup ekspor LTJ ke Jepang akibat sengketa wilayah, memicu kekhawatiran dunia industri. Saat perang dagang antara Washington dan Beijing memuncak pada 2019, media pemerintah China bahkan mengisyaratkan kemungkinan penghentian ekspor logam langka ke Amerika sebagai balasan atas sanksi AS.

    Presiden Xi Jinping ketika itu menyebut unsur tanah jarang sebagai “sumber daya strategis penting.” Namun, upaya negara lain untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan China sejauh ini masih jalan di tempat.

    Langkah balasan Amerika

    Untuk menandingi dominasi China, pemerintahan Amerika Serikat—yang dimulai sejak era Donald Trump—berusaha menjalin kemitraan baru guna mengamankan pasokan logam langka. Namun, tantangan terbesar justru ada pada tahap hilir: pengolahan dan pemurnian.

    “Hal pertama yang perlu dilakukan AS adalah memprioritaskan bagian tengah rantai pasok—yakni pengolahan dan pemurnian,” kata Karl Friedhoff, peneliti di Chicago Council on Global Affairs, dalam sebuah tulisan blog 16 Oktober lalu.

    “Tanpa kendali di tahap itu, kita memang punya bahan mentah, tapi tetap harus mengirimkannya ke China untuk diolah,” ujarnya. Artinya, AS butuh membangun pabrik pemrosesan dan kilang di luar wilayah China. Namun, proyek semacam itu datang dengan segudang persoalan—terutama masalah lingkungan.

    Harga mahal dominasi China

    Keunggulan China dalam industri logam langka dibayar mahal oleh lingkungannya. Proses penambangan membawa risiko besar bagi kesehatan manusia dan alam, sebab bijih rare earth mengandung unsur radioaktif seperti uranium dan torium yang dapat mencemari udara, air, dan tanah.

    Di negara-negara Barat, membangun pabrik pengolahan serupa menghadapi rintangan berat: regulasi lingkungan yang ketat membuat biayanya melambung dan prosesnya panjang. Selain itu, pengolahan logam langka memerlukan energi dan air dalam jumlah besar, sering kali menimbulkan penolakan publik di wilayah yang dijadikan lokasi.

    Teknologi pengolahannya pun rumit. China memiliki keunggulan teknologi tak tertandingi, dengan pengalaman puluhan tahun, tenaga ahli, dan ekosistem industri yang sulit disaingi.

    Laporan Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington pada Juli lalu menyebut China memiliki “keahlian teknis yang tak tertandingi dalam pemrosesan logam langka, terutama dalam ekstraksi pelarut”—tahap penting dan paling rumit dalam pemisahan unsur tersebut.

    “Perusahaan-perusahaan Barat tertinggal karena keterbatasan tenaga ahli, riset dan pengembangan, serta tekanan regulasi lingkungan,” tulis laporan itu.

    Menurut CSIS, upaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman pasokan China tak cukup hanya dengan membuka tambang baru di luar negeri. Dunia juga membutuhkan fasilitas pemurnian baru, tenaga kerja terampil, dan insentif ekonomi bagi perusahaan, termasuk stabilitas harga dan kontrak pembelian jangka panjang dengan industri pengguna seperti otomotif dan pertahanan.

    Laporan itu mendesak AS membangun kembali keahlian teknis di bidang logam langka dan membentuk pusat-pusat pemrosesan baru. Namun, upaya itu memerlukan lebih dari sekadar bahan baku murah. Diperlukan juga akses terhadap energi terjangkau, infrastruktur transportasi yang efisien, teknologi pemrosesan termutakhir, dan tenaga kerja yang terampil.

    Meski berbagai strategi tengah disusun, para analis memperkirakan China masih akan mendominasi industri ini dalam waktu dekat. Tanpa langkah cepat dan terkoordinasi, tulis CSIS, “jendela untuk menandingi dominasi China akan semakin sempit, menempatkan teknologi, industri, dan kepentingan keamanan dunia dalam risiko yang terus meningkat.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (nvc/nvc)

  • Serba-serbi Tradisi Halloween di Gedung Putih Amerika Serikat

    Serba-serbi Tradisi Halloween di Gedung Putih Amerika Serikat

    Jakarta

    Halloween merupakan salah satu perayaan populer di Amerika Serikat (AS) yang dirayakan setiap 31 Oktober. Tak hanya masyarakat umum, Gedung Putih sebagai kediaman resmi Presiden AS juga turun meramaikan tradisi ini dengan dekorasi dan acara khas yang menarik perhatian publik.

    Lantas, bagaimana awal mula tradisi Halloween di Gedung Putih dan seperti apa perayaannya di tahun 2025 ini?

    Awal Mula Halloween di Gedung Putih

    Menurut catatan White House Historical Association, tradisi dekorasi Halloween di Gedung Putih pertama kali dimulai oleh Ibu Negara AS Mamie Eisenhower pada 1958. Mamie Eisenhower menghiasi Gedung Putih dengan hiasan labu, jagung kering, dan bunga-bunga musim gugur untuk pesta Halloween yang dihadiri anak-anak staf Gedung Putih.

    Sejak saat itu, perayaan Halloween di Gedung Putih menjadi tradisi tahunan yang terus berlanjut di masa pemerintahan presiden berikutnya. Perayaan ini tidak hanya sekadar pesta, tetapi juga sarana mendekatkan keluarga Presiden dengan masyarakat melalui acara ramah anak dan kegiatan sosial.

    Ragam Tradisi dan Dekorasi

    Masih merujuk pada White House Historical Association, tradisi Halloween di Gedung Putih selalu menampilkan dekorasi tematik di halaman dan fasad bangunan. Tema yang diangkat bisa berbeda tiap tahun, mulai dari suasana klasik musim gugur hingga tampilan menyeramkan dengan cahaya oranye dan ungu.

    Selain dekorasi, tradisi khas lainnya adalah acara trick-or-treat di mana anak-anak dari keluarga militer dan sekolah-sekolah sekitar diundang untuk menerima permen langsung dari Presiden dan Ibu Negara. Terkadang, area Gedung Putih juga dipenuhi pertunjukan musik, boneka raksasa, serta instalasi seni yang menghadirkan nuansa ajaib bagi pengunjung cilik.

    Perayaan dari Masa ke Masa

    Pada era Presiden Nixon, misalnya, pesta Halloween diadakan untuk anak-anak staf Gedung Putih dengan hiburan dan kostum tematik. Di masa Presiden Carter dan Reagan, acara menjadi lebih terbuka dengan partisipasi publik. Sementara di masa modern seperti pemerintahan Obama, halaman Gedung Putih disulap menjadi arena bermain penuh warna dan ramah anak.

    Perayaan Halloween di Gedung Putih pun berkembang dari acara internal keluarga menjadi tradisi simbolis yang memperlihatkan sisi hangat dan inklusif kepemimpinan Presiden AS.

    Perayaan Halloween Gedung Putih 2025

    Dilansir situs resmi The White House, Ibu Negara AS Melania Trump kembali mengumumkan perayaan Halloween di Gedung Putih tahun 2025. Acara ini akan berlangsung pada Kamis, 30 Oktober 2025 dan terbuka untuk masyarakat umum dari segala usia.

    “Pada Kamis, 30 Oktober 2025, Ibu Negara Melania Trump dan Presiden Donald J. Trump akan membuka halaman selatan Gedung Putih untuk anak-anak yang melakukan trick or treat dari segala usia,” demikian keterangan yang dilansir The White House, Jumat (24/10/2025).

    Selama tradisi khusus Gedung Putih ini, ribuan anak-anak dan orang tua mereka akan berkeliling di halaman selatan Gedung Putih untuk mengunjungi berbagai stan perayaan Halloween dan menikmati hiasan musim gugur di teras selatan Gedung Putih.

    Acara ini akan berlangsung dari pukul 16.00 hingga 20.30 waktu setempat dan terbuka untuk pemegang tiket, termasuk keluarga militer, keluarga penegak hukum, keluarga asuh dan adopsi, serta pejabat pemerintahan yang memiliki anak.

    Lihat juga Video ‘Sayap Timur Gedung Putih Dibongkar Demi Pembangunan Ruang Dansa Trump’:

    (wia/imk)

  • Trump Sebut Dialog dengan Xi ‘Sukses Besar’, Kunjungi China Tahun Depan

    Trump Sebut Dialog dengan Xi ‘Sukses Besar’, Kunjungi China Tahun Depan

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengungkap isi pembicaraannya dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di Korea Selatan (Korsel). Trump menyebut pembicaraannya dengan Xi sebagai “kesuksesan besar” dan mengumumkan rencana kunjungan ke China tahun depan.

    Pembicaraan krusial kedua pemimpin, yang digelar saat perang dagang menyelimuti kedua negara, berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae di Busan, Korsel, pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat. Pembicaraan yang berlangsung tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Trump dan Xi sama sekali tidak memberikan komentar kepada wartawan setelah pembicaraan selesai digelar. Trump bergegas meninggalkan Korsel dengan pesawat kepresidenan AS Air Force One, sedangkan Xi langsung masuk ke dalam limusin di luar lokasi pertemuan.

    Trump, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), baru mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai “kesuksesan besar”.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa,” kata Trump.

    “Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia kemudian mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru. “Saya akan pergi ke China pada April dan dia akan datang ke sini beberapa waktu setelah itu, entah itu di Florida, Palm Beach, atau Washington DC,” kata Trump.

    Trump memuji Xi sebagai “pemimpin yang luar biasa dari negara yang sangat kuat”.

    Dia kemudian mengungkapkan bahwa pembicaraan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk kesepakatan memangkas tarif terkait fentanyl dan kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang, bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri.

    Beijing, pada awal Oktober, telah mengumumkan pembatasan tambahan atas ekspor logam tanah jarang — sektor di mana China sangat dominan.

    “Semua logam tanah jarang telah diselesaikan, dan itu untuk dunia,” sebut Trump, menambahkan bahwa kesepakatan itu bisa dinegosiasikan ulang setiap tahunnya.

    “Mengenai fentanyl, kami sepakat bahwa dia akan bekerja sangat keras untuk menghentikan alirannya… Saya mengenakan tarif 20 persen kepada China karena masuknya fentanyl… dan berdasarkan pernyataannya hari ini, saya akan menguranginya sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Trump menambahkan bahwa kesepakatan yang dicapai juga mencakup pembelian langsung “dalam jumlah besar kedelai dan produk-produk pertanian lainnya” oleh China.

    Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari otoritas China membahas pertemuan Xi dan Trump.

    Taiwan Tak Dibahas dalam Pertemuan Trump-Xi

    Diungkapkan juga oleh Trump bahwa isu Taiwan tidak dibahas dalam pertemuannya dengan Xi di Korsel. “(Taiwan) Tidak pernah muncul (dalam pembicaraan). Itu sebenarnya tidak dibahas,” ujarnya kepada wartawan di Air Force One.

    Sepakat Bekerja Sama untuk Akhiri Perang Ukraina

    Trump menambahkan bahwa dirinya dan Xi juga sepakat untuk “bekerja sama” terkait isu perang Ukraina.

    “Ukraina muncul sangat kuat (dalam pembicaraan). Kami telah membicarakannya cukup lama, dan kami berdua akan bekerja sama untuk melihat apakah kami bisa mewujudkan sesuatu,” ucapnya.

    “(Xi) Akan membantu kita, dan kita akan bekerja sama terkait Ukraina,” imbuh Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hamas Tuduh Israel Sabotase Rencana Perdamaian Trump untuk Gaza

    Hamas Tuduh Israel Sabotase Rencana Perdamaian Trump untuk Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas menyatakan Israel bertanggung jawab penuh atas “eskalasi berbahaya” yang terjadi di Jalur Gaza, menyusul rentetan pengeboman mematikan oleh militer Tel Aviv yang menewaskan lebih dari 100 orang saat gencatan senjata berlangsung.

    Hamas menuduh Israel berupaya melakukan sabotase terhadap rencana perdamaian yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza.

    Dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (30/10/2025), Hamas menekankan bahwa mereka tidak akan membiarkan Israel memaksakan “realitas baru” di Jalur Gaza yang sedang dihujani serangan.

    “Hamas menegaskan bahwa pendudukan (Israel) bertanggung jawab penuh atas eskalasi berbahaya ini, beserta konsekuensinya di lapangan dan secara politik, dan atas upaya menyabotase rencana Trump dan kesepakatan gencatan senjata,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Lebih lanjut, Hamas menegaskan kembali komitmen penuh terhadap kesepakatan gencatan senjata dan meminta para mediator, serta para penjamin kesepakatan itu, untuk memikul tanggung jawab mereka dan memberikan tekanan segera kepada Israel agar menghentikan “pembantaian” terhadap warga Palestina.

    Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 104 orang, termasuk 46 anak dan 24 perempuan, tewas dalam pengeboman Israel pada Selasa (28/10) malam waktu setempat. Pengeboman itu terjadi setelah Tel Aviv mengumumkan kematian seorang tentaranya dalam penembakan di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

    Militer Israel mengklaim pengeboman itu menargetkan 30 militan senior di Jalur Gaza, dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Katz mengklaim “puluhan komandan Hamas telah dinetralisir”.

    Namun Hamas, dalam pernyataan sebelumnya, telah menegaskan bahwa para petempurnya “tidak ada hubungannya dengan insiden penembakan di Rafah” dan menegaskan kembali komitmen terhadap gencatan senjata Gaza.

    Dalam perkembangan situasi terbaru, militer Israel kembali melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza pada Rabu (29/10), yang diklaim menargetkan sebuah gudang senjata.

    Militer Tel Aviv mengumumkan bahwa pasukannya telah melancarkan serangan presisi terhadap sebuah lokasi di wilayah Beit Lahia, Jalur Gaza bagian utara, yang diklaim sebagai tempat senjata-senjata ditimbun untuk “serangan teror yang akan segera terjadi”.

    Ditegaskan militer Israel dalam pernyataannya bahwa pasukannya akan tetap dikerahkan “sesuai dengan perjanjian gencatan senjata dan akan terus beroperasi untuk mengatasi ancaman langsung apa pun”.

    Otoritas Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, yang menerima korban jiwa akibat serangan itu, melaporkan sedikitnya dua warga Palestina tewas dalam serangan terbaru Israel tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Jakarta

    Ketika sesuatu mati, muncul sebuah pertanda berupa sinyal radioaktif yang berdetak layaknya jam alami. Penemuan itu membantu kita memecahkan berbagai misteri alam.

    Akan ada banyak sekali zat di dalam limbah. Willard Libby yakin akan hal tersebut.

    Saat itu pertengahan 1940-an, dan tujuan ahli kimia tersebut adalah menemukan bentuk karbon radioaktif, yakni karbon-14, di alam. Ia menyadari, jika zat itu ada, maka akan meninggalkan jejak pembusukan yang lambat pada tumbuhan dan hewan yang mati. Dengan begitu akan diketahui kapan mereka mati.

    Tetapi, Libby harus membuktikan bahwa karbon-14 ada di alam liar dalam konsentrasi yang sesuai dengan perkiraannya. Ilmuwan lain hanya pernah mendeteksi karbon-14 setelah mensintesisnya di laboratorium.

    Libby menjelaskan makhluk hidup akan menyimpan zat itu dalam sistem pembuangan mereka, itulah sebabnya ia beralih ke limbah. Limbah yang diproduksi oleh penduduk Baltimore, tepatnya. Dan dia menemukan apa yang dicari.

    Libby, saat itu tidak tahu, namun gagasan karbon radioaktif –radiokarbon– bisa digunakan untuk menentukan usia benda-benda yang punya beragam pemakaian.

    Sejak pertengahan abad ke-20, penanggalan radiokarbon telah mengonfirmasi usia artefak kuno yang tak terhitung jumlahnya, dan membantu memecahkan kasus orang hilang, serta memenjarakan para penyelundup gading gajah.

    Tetapi, bagaimana karbon-14 muncul pertama kali?

    Libby memahami karbon-14 diproduksi secara konstan oleh sinar kosmik yang menghantam atom nitrogen di atmosfer bumi dan mengubah strukturnya.

    Atom karbon-14 yang dihasilkan dengan cepat bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida (CO2) yang bersifat radioaktif.

    Di tanah, tumbuhan menyerap sebagian CO2 radioaktif di udara saat mereka tumbuh, begitu pula hewan termasuk manusia yang memakannya.

    Selama tumbuhan atau hewan hidup, mereka terus mengisi kembali simpanan karbon-14 internalnya, namun saat mati, proses tersebut berhenti.

    Karena radiokarbon meluruh pada tingkat yang diketahui, mengukur berapa banyak yang tersisa dalam bahan organik akan memberitahu Anda usia bahan tersebut. Ibarat sebuah jam yang mulai berdetak saat sesuatu mati.

    Setelah Libby memastikan karbon-14 dalam gas metana dari selokan Baltimore, ia kemudian mendeteksi radiokarbon dalam berbagai hal, yang memungkinkannya membuktikan usia benda-benda tersebut.

    Mulai dari pembungkus linen Gulungan Laut Mati hingga potongan kapal yang ditemukan di makam Sesostris III, raja Mesir yang hidup hampir 4.000 tahun yang lalu.

    “Ini adalah masalah di mana Anda tidak akan memberi tahu siapa pun yang Anda lakukan. Ini terlalu gila,” kata Libby.

    “Anda tak bisa memberi tahu siapa pun bahwa sinar kosmik bisa menuliskan sejarah manusia. And tidak bisa memberi tahu mereka. Tidak mungkin. Jadi, kami merahasiakannya.”

    Teknologi penanggalan karbon telah digunakan untuk membantu membuktikan bahwa gading gajah telah dipanen sejak dilarang. (Getty Images)

    Namun, setelah dia membuktikan hal itu berhasil, ia memberi tahu dunia. Dan, pada 1960, Libby memenangkan Hadiah Nobel Kimia.

    Tekniknya berhasil pada material organik yang berusia 50.000 tahun. Lebih tua dari itu, karbon-14 yang tersisa terlalu sedikit.

    Peluruhan bertahap karbon-14 inilah yang memungkinkan penanggalan radiokarbon tetapi itu juga berarti kita hanya bisa menelusurinya hingga batas tertentu.

    Meskipun demikian, penanggalan radiokarbon kini menjadi pusat pemahaman kita tentang sejarah.

    “Dalam hal menyusun berbagai hal, dalam hal kemampuan membandingkan antarwilayah khususnya, dan memahami laju perubahan tersebut, hal itu sangatlah penting,” jelas Rachel Wood, yang bekerja di salah satu laboratorium penanggalan radioaktif paling terkemuka di dunia, Unit Akselerator Radiokarbon Oxford.

    Ia dan rekan-rekannya menentukan usia material termasuk tulang manusia, arang, kerang, biji-bijian, rambut, kapas, perkamen, dan keramik, termasuk juga zat-zat yang lebih aneh.

    “Kami melakukan hal yang aneh dan tidak biasa, seperti urin kelelawar yang membatu,” imbuhnya.

    Laboratorium itu menggunakan alat yang disebut spektrometer massa akselerator untuk mengukur secara langsung atom karbon-14 dalam sampel, tidak seperti Libby, yang hanya mampu mengukur radiasi yang dipancarkan dan dengan demikian menyimpulkan berapa banyak karbon-14 yang terkandung dalam sampel.

    Akselerator juga bisa menentukan usia sampel yang sangat kecil, dalam beberapa kasus hanya satu milligram, sementara Libby membutuhkan material yang jauh lebih banyak.

    Menghilangkan kontaminan yang mengandung karbon dapat memakan waktu berminggu-minggu, tetapi setelah selesai, akselerator dengan mudah mengeluarkan perkiraan usia sampel.

    “Sangat menyenangkan bisa langsung melihat hasilnya,” kata Rachel Wood.

    Penanggalan radiokarbon telah menyelesaikan beberapa argumen yang telah lama ada. Ambil contoh kerangka manusia yang ditemukan oleh teolog dan ahli geologi William Buckland di Wales pada 1823.

    Buckland bersikeras kerangka itu usianya tidak lebih dari 2.000 tahun, dan selama lebih dari satu abad, tidak seorang pun bisa membuktikan bahwa dia salah.

    Penanggalan radiokarbon akhirnya menunjukkan kerangka itu sebenarnya berusia antara 33.000 dan 34.000 tahun, sisa-sisa manusia tertua yang terkubur di UK.

    Willard Libby menciptakan teknik penanggalan karbon yang dapat digunakan pada material hingga usia 50.000 tahun. (Getty Images)

    Sisa-sisa manusia yang lebih baru juga telah mengungkap rahasianya berkat teknologi ini.

    Pada 1975, seorang gadis berusia 13 tahun Bernama Laura Ann O’Malley dilaporkan hilang di New York.

    Sisa-sisa bagian tubuh yang ditemukan di dasar sungai California pada 1990-an diduga berasal dari sebuah makam bersejarah hingga penanggalan radiokarbon awal tahun ini menunjukkan bahwa sisa-sisa tersebut milik seseorang yang lahir antara sekitar 1964 dan 1967, yang kemungkinan besar meninggal antara 1977 dan 1984.

    Hal ini sesuai dengan kronologi hilangnya Laura Ann O’Malley, dan analisis DNA mengonfirmasi bahwa sisa-sisa bagian tubuh tersebut adalah miliknya.

    Analisis forensik sering kali mengandalkan metode penanggalan radiokarbon “pulsa bom” yang dimungkinkan berkat ratusan uji coba senjata nuklir di atmosfer yang terjadi selama 1950-an dan 1960-an.

    Ledakan tersebut mengirimkan sejumlah besar karbon-14 tambahan ke udara, tetapi kadar yang tinggi secara artifisial ini telah menurun sejak saat itu.

    Oleh karenanya, dengan membandingkan pengukuran karbon-14 dengan kurva yang menurun tersebut, dimungkinkan untuk menentukan usia material dari pertengahan abad ke-20 dan seterusnya dengan sangat akurathingga sekitar satu tahun, dalam beberapa kasus.

    “Saya tidak tahu ada teknik lain yang mendekati itu,” ujar ahli biologi satwa liar Sam Wasser dari Universitas Washington.

    “Ini sangat berguna.”

    Wasser telah menganalisis hasil penanggalan radiokarbon dari sampel gading sebagai bagian dari upaya untuk memberantas perdagangan satwa liar ilegal.

    Data tersebut bisa menunjukkan apakah gajah-gajah tersebut mati sebelum atau sesudah larangan penjualan gading pada 1989, seperti klaim para penyelundup.

    Salah satu orang yang dipenjara karena bukti ini adalah Edouodji Emile N’Bouke, yang dihukum di Togo pada 2014.

    Meskipun tes DNA mengungkap asal geografis gading yang ia selundupkan, penanggalan radiokarbon menunjukkan dengan tepat kapan gajah-gajah tersebut diburu.

    Kedua bukti ini merupakan “bukti kuat yang sangat penting untuk memboyong N’Bouke ke pengadilan”, demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

    Teknik yang sama juga telah mengungkap karya seni sebagai barang palsu. Sebagai contoh lukisan pemandangan desa yang diklaim oleh seorang pemalsu sebagai karya seni pada 1866.

    Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi lukisan itu memang telah dilukis, dan mengalami penuaan buatan, selama tahun 1980-an.

    Penanggalan radiokarbon juga sudah menjelaskan perubahan iklim dengan membantu para ilmuwan memahami dampak emisi bahan bakar fosil terhadap iklim bumi.

    Studi tentang gletser dan ekosistem purba, misalnya, menjadi jauh lebih akurat berkat teknologi penanggalan radiokarbon.

    Penelitian ini telah menjadi dasar bagi laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), yang pada 2007 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaianbersama dengan mantan Wakil Presiden AS, Al Goreatas upayanya dalam menyebarluaskan informasi tentang perubahan iklim.

    “Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin menggunakan model iklim untuk memprediksi seperti apa iklim di masa depan,” papar Tim Heaton, profesor statistik terapan di Universitas Leeds.

    Para ilmuwan dapat mengetahui catatan radiokarbon untuk menentukan bagaimana iklim bumi berubah seiring waktu, dan membandingkan model iklim dengan hasil tersebut, untuk memvalidasi akurasi model.

    Namun, waktu terus berjalan.

    Bahan bakar fosil mengandung karbon dalam jumlah besar, tapi tidak mengandung karbon-14organisme yang menjadi batu bara, gas alam, dan minyak bumi, telah mati begitu lama sehingga karbon-14 yang terkandung di dalamnya telah lama meluruh.

    Artinya, emisi bahan bakar fosil mengencerkan karbon-14 di atmosfer bumi saat ini, yang berdampak langsung pada jumlah radiokarbon yang berakhir pada makhluk hidup.

    Heather Graven, profesor fisika iklim di Imperial College London, mengatakan dalam skenario terburuk emisi yang sangat tinggi akan terjadi selama sekitar satu abad mendatangyang berarti akurasi penanggalan radiokarbon dapat runtuh.

    “Sesuatu yang baru diproduksi akan memiliki komposisi [radiokarbon] yang sama dengan sesuatu yang mungkin berusia 2.000 tahun,” ujarnya.

    Penanggalan radiokarbon tidak akan bisa membedakan keduanya.

    Rachel Wood berpendapat masalah-masalah ini tidak akan muncul dalam waktu dekat, tapi Paula Reimer, profesor emeritus di Queen’s University Belfast, berpendapat emisi bahan bakar fosil memang “menghambat” penanggalan radiokarbon dan pada akhirnya mengancam akurasinya.

    Paula menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk meningkatkan presisi penanggalan radiokarbon, dengan melakukan pengukuran cermat radiokarbon yang ditemukan di lingkaran pohon, misalnya, untuk mengungkap variasi kadar karbon-14 di atmosfer selama ribuan tahun.

    Kurva kadar radiokarbon yang sangat presisi kini tersedia, yang berasal dari sekitar 14.000 tahun yang lalu.

    Namun, emisi bahan bakar fosil pada akhirnya mungkin akan mengakhiri era presisi yang luar biasa ini.

    Artikel ini dibuat sebagai hasil kerja sama dengan Nobel Prize Outreach dan BBC.

    Versi bahasa Inggris dari artikel ini, The natural clocks that can pinpoint someone’s time of death, bisa Anda simak di laman BBC Future.

    Lihat juga Video ‘Kemenperin Siapkan Regulasi Industri Wajib Lapor Potensi Radioaktif’:

    (ita/ita)

  • Trump Dapat Hadiah Mahkota Emas dari Korsel

    Trump Dapat Hadiah Mahkota Emas dari Korsel

    Seoul

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin menghadapi unjuk rasa di negaranya sendiri yang menyerukan “No Kings” di AS. Namun saat berkunjung ke Korea Selatan (Korsel), Trump yang pecinta monarki ini mendapatkan hadiah mahkota emas, yang merupakan replika dari mahkota raja-raja Korea.

    Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), bertemu Presiden Korsel Lee Jae Myung pada Rabu (29/10) waktu setempat, sebagai bagian dari kunjungan di mana dia akan melakukan perundingan perdagangan yang diwarnai ketegangan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela menghadiri KTT APEC.

    Dan sebagai puncak upacara penyambutan yang mewah di Gyeongju, ibu kota bersejarah Korea Selatan, Trump dihadiahi replika mahkota yang dikenakan oleh raja-raja Silla, dinasti yang berkuasa dari tahun 57 Sebelum Masehi hingga 935 Masehi.

    Hadiah yang diberikan Korsel itu disebut sebagai replika dari “mahkota emas terbesar dan termewah yang pernah ada” dari periode Silla. Replika mahkota emas itu juga disebut melambangkan “hubungan ilahi antara kepemimpinan surgawi dan duniawi”.

    Kantor kepresidenan Korsel mengatakan bahwa mahkota itu melambangkan “perdamaian, koeksistensi, dan kemakmuran bersama di semenanjung — nilai-nilai yang mencerminkan era stabilitas panjang dinasti Silla”.

    Trump tidak merahasiakan kegemarannya pada monarki di seluruh dunia.

    Rakyat Amerika di berbagai wilayah berunjuk rasa bulan ini untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai kepresidenan Trump yang “seperti raja” dan pengikisan norma-norma demokrasi di AS.

    Trump mengejek unjuk rasa tersebut di media sosial, membagikan postingan buatan AI yang memperlihatkan dirinya mengenakan mahkota sambil menerbangkan jet tempur bertuliskan “King Trump” yang membuang kotoran ke arah para demonstran.

    Di Korsel, Trump juga dianugerahi Grand Order of Mugunghwa — penghargaan tertinggi negara tersebut. Medali itu memiliki desain daun laurel yang melambangkan kemakmuran dan diberikan “untuk mengantisipasi perdamaian dan kemakmuran” yang akan dibawa Trump ke Semenanjung Korea.

    “Ini suatu kehormatan besar,” kata Trump usai menerima penghargaan tersebut. “Saya ingin memakainya sekarang juga,” ucapnya.

    Lihat Video ‘Sejumlah Warga Korsel Demo Tolak Kedatangan Trump’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)