Jenis Media: Internasional

  • Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Akhirnya Trump dan Xi Jinping Tatap Muka Meski Sekejap Mata

    Busan

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Keduanya akhirnya bertemu setelah ketegangan akibat perang dagang.

    Sebagai informasi, Trump berada di Asia sejak akhir pekan lalu. Dia mengawali kunjungannya di Malaysia lalu lanjut ke Jepang dan terakhir ke Korea Selatan.

    Pertemuan antara Trump dan Xi itu berlangsung di Korsel pada Kamis (30/10) pagi. Pertemuan keduanya diharapkan dapat meredakan perang dagang yang berlangsung sengit antara AS dan China sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025.

    Pertemuan kedua pemimpin ini, seperti dilansir AFP dan CNN, merupakan pertemuan pertama mereka dalam enam tahun terakhir. Pertemuan ini juga menjadi pertemuan tatap muka pertama dengan Xi sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.

    Trump dan Xi saling berjabat tangan saat keduanya memulai pembicaraan yang digelar di Pangkalan Udara Gimhae di kota pelabuhan Busan. Pertemuan digelar di sela-sela keduanya menghadiri KTT APEC.

    Trump mengatakan dirinya berharap ‘pertemuan yang sangat sukses’ dengan Xi. Dia memuji Xi sebagai ‘negosiator tangguh’.

    Xi mengatakan kepada Trump bahwa dirinya ‘senang bertemu’ dengan sang Presiden AS. Xi juga mencetuskan agar Beijing dan Washington DC berupaya menjadi ‘mitra dan sahabat’, meskipun kedua negara tidak selalu sependapat.

    “China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara-negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia,” kata Xi saat pembicaraan dengan Trump dimulai.

    Pertemuan ini dibayangi harapan tinggi bagi kedua pemimpin untuk menstabilkan hubungan AS dan China yang retak. Perekonomian global telah bergejolak selama berbulan-bulan akibat aksi saling balas tarif yang meningkat antara China dan AS.

    Kedua negara juga terlibat pembatasan ekspor hingga sanksi-sanksi yang menghantam berbagai sektor mulai dari barang berteknologi tinggi hingga pengiriman laut lepas. Berbagai isu pelik, termasuk tarif dan ketidakseimbangan perdagangan, menjadi topik pembahasan kedua pemimpin.

    Kontrol ekspor besar-besaran China terhadap logam tanah jarang, pembatasan Washington terhadap akses China untuk teknologi tinggi AS, dan peran China dalam perdagangan fentanyl ilegal juga diyakini menjadi pembahasan.

    Dalam pertemuan itu, Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick. Sementara, Xi didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

    Pembicaraan yang ditunggu-tunggu itu ternyata hanya berlangsung singkat. Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Keduanya juga tak menjelaskan apa isi pembicaraan itu. Trump langsung bergegas menuju ke pesawat kepresidenan AS, Air Force One, yang menantinya di Busan, setelah pembicaraan dengan Xi berakhir.

    Dia hanya melambaikan tangan dan kemudian mengepalkan tangannya saat naik ke pesawat. Air Force One lepas landas dari Korsel beberapa menit kemudian. Sementara Xi terlihat menaiki limusinnya di luar lokasi pertemuan tersebut.

    Trump Anggap Pertemuan Sukses

    Dilansir AFP, Trump baru mengungkapkan isi pembicaraan dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai ‘kesuksesan besar’.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa. Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” ujar Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru. Trump memuji Xi sebagai pemimpin yang luar biasa dari negara yang sangat kuat.

    “Saya akan pergi ke China pada April dan dia akan datang ke sini beberapa waktu setelah itu, entah itu di Florida, Palm Beach, atau Washington DC,” kata Trump.

    Dia kemudian mengungkap pembicaraan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan termasuk memangkas tarif terkait fentanyl dan kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang, bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri. Sebagai informasi, China telah mengumumkan pembatasan tambahan atas ekspor logam tanah jarang sejak awal Oktober lalu.

    “Semua logam tanah jarang telah diselesaikan, dan itu untuk dunia,” ujar Trump menambahkan bahwa kesepakatan itu bisa dinegosiasikan ulang setiap tahunnya.

    “Mengenai fentanyl, kami sepakat bahwa dia akan bekerja sangat keras untuk menghentikan alirannya. Saya mengenakan tarif 20 persen kepada China karena masuknya fentanyl dan berdasarkan pernyataannya hari ini, saya akan menguranginya sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Trump menambahkan bahwa kesepakatan yang dicapai juga mencakup pembelian langsung ‘dalam jumlah besar kedelai dan produk-produk pertanian lainnya’ oleh China.

    Xi Ungkap Konsensus dengan Trump

    Xi sendiri menyebut dirinya dan Trump telah mencapai konsensus terkait isu perdagangan. Tapi, dia tak menjelaskan detail kesepakatan itu.

    “Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP.

    Dia menyebut masih ada pekerjaan lanjutan yang harus dilakukan tim dari China dan AS. Dia berharap konsensus itu memberikan hasil nyata bagi ekonomi dunia.

    “Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.

    Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara ‘harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional’.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/lir)

  • Inggris Sumbang Rp 77,2 M untuk Bersihkan Ranjau di Gaza

    Inggris Sumbang Rp 77,2 M untuk Bersihkan Ranjau di Gaza

    Jakarta

    Inggris akan menambahkan dana untuk membersihkan sekitar 7.500 ton amunisi yang belum meledak di Gaza yang menghalangi bantuan mencapai Palestina. Pemerintah Inggris akan menyediakan £4 juta atau sekitar Rp 77,2 miliar.

    Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), pendanaan untuk Badan Aksi Ranjau Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNMAS) akan membantu “meningkatkan” para ahli untuk membersihkan ranjau darat, bom curah, dan amunisi yang dijatuhkan selama perang.

    Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan mencabut bom yang belum meledak agar memudahkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza merupakan “komponen vital” dari perjanjian gencatan senjata yang baru-baru ini ditengahi AS.

    “Situasi di Gaza sangat memprihatinkan tanpa dukungan kemanusiaan vital yang mereka butuhkan,” kata Menteri Luar Negeri Yvette Cooper, yang akan mengunjungi Timur Tengah minggu ini.

    “Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk membanjiri Gaza dengan bantuan,” imbuhnya.

    Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Handicap International memperingatkan awal bulan ini bahwa sekitar 70.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza selama perang.

    Pada hari Kamis, Cooper mengunjungi HALO, organisasi kemanusiaan pembersihan ranjau darat terbesar di dunia, di lokasinya di Inggris barat daya. Dia juga bertemu dengan perwakilan dari Kelompok Penasihat Ranjau (MAG) dan UNMAS.

    LSM Inggris HALO dan MAG melaksanakan 69 persen dari seluruh pembersihan ranjau sipil di dunia, dengan bantuan UNMAS, menurut kementeriannya.

    Dalam kunjungan tersebut, Menlu Cooper berbicara dengan “operator Inggris yang ditempatkan di kawasan tersebut dan siap untuk membuat Gaza lebih aman.”

    Pendanaan baru Inggris untuk UNMAS berasal dari bantuan luar negeri sebesar £116 juta yang diumumkan untuk Wilayah Palestina pada tahun anggaran ini.

    (lir/lir)

  • Israel Kembali Terima 2 Jenazah Sandera di Gaza

    Israel Kembali Terima 2 Jenazah Sandera di Gaza

    Jakarta

    Israel mengatakan pasukan keamanannya di Jalur Gaza telah menerima jenazah dua sandera dari Palang Merah yang dikembalikan oleh Hamas. Pemulangan jenazah ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, sebelumnya telah mengumumkan akan mengembalikan dua jenazah pada Kamis sore waktu setempat.

    Tanpa termasuk dua jenazah terbaru, Hamas telah mengembalikan jenazah 15 dari 28 sandera.

    “Israel telah menerima, melalui Palang Merah, jenazah dua sandera yang diserahkan kepada pasukan IDF dan Shin Bet di Jalur Gaza,” demikian pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Ditambahkan pula bahwa jenazah tersebut akan dibawa ke pusat medis forensik untuk identifikasi.

    Israel melancarkan gelombang serangan di Gaza sepanjang malam dari Selasa hingga Rabu. Israel mengatakan serangan ini sebagai balasan atas tewasnya seorang tentara Israel di selatan wilayah Palestina tersebut.

    Pada Rabu pagi, Israel mengatakan telah memulai “penegakan kembali gencatan senjata”, dan baik Presiden AS Donald Trump maupun mediator regional Qatar mengatakan mereka berharap gencatan senjata akan tetap berlaku.

    Hamas mengatakan para pejuangnya “tidak terkait dengan insiden penembakan di Rafah”. Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap gencatan senjata.

    Hamas juga menunda penyerahan jenazah sandera yang telah meninggal. Hamas menambahkan bahwa “eskalasi apa pun akan menghambat pencarian, penggalian jenazah”.

    Setelah dimulainya gencatan senjata bulan ini, kelompok tersebut mengembalikan 20 sandera yang masih hidup yang masih dalam tahanannya dan memulai proses pengembalian 28 jenazah sandera yang telah meninggal.

    Israel menuduh Hamas mengingkari kesepakatan dengan tidak segera mengembalikan mereka, tetapi kelompok militan Palestina itu mengatakan akan membutuhkan waktu untuk menemukan sisa-sisa jenazah yang terkubur di reruntuhan.

    (lir/lir)

  • Kesindir Rusia Bikin Trump Minta Uji Coba Senjata Nuklir

    Kesindir Rusia Bikin Trump Minta Uji Coba Senjata Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Departemen Pertahanan AS atau Pentagon segera menguji coba senjata nuklir. Perintah Trump itu disampaikan setelah tersindir Rusia.

    Rusia mengumumkan keberhasilan uji coba terakhir rudal jelajah bertenaga nuklir baru yang tidak dimiliki siapa pun. Presiden Rusia Vladimir Putin memuji senjata berkemampuan nuklir itu ‘unik’ dengan jangkauan yang diklaimnya ‘tidak terbatas’.

    “Uji coba yang menentukan kini telah selesai,” ujar Putin dalam video yang dirilis Kremlin saat bertemu dengan para pejabat militer seperti dilansir AFP, Minggu (26/10).

    Rudal itu disebut memiliki jangkauan hingga 14.000 kilometer. Putin memerintahkan persiapan infrastruktur untuk menempatkan senjata tersebut di angkatan bersenjata Rusia.

    “Ini adalah senjata unik yang tidak dimiliki siapa pun di dunia,” ujar Putin, yang mengenakan seragam loreng dalam pertemuan di titik komando dengan para jenderal Rusia yang mengawasi perang di Ukraina.

    Dalam pernyataan yang dirilis Kremlin, Putin menuturkan pernah diberitahu sejumlah spesialis Rusia kalau senjata semacam itu tidak mungkin dibuat. Namun sekarang, Putin mengatakan “pengujian krusial” telah selesai dilakukan.

    “Kekuatan strategis mampu menjamin keamanan nasional Federasi Rusia dan negara kesatuan secara menyeluruh,” kata Putin.

    Otoritas Rusia juga mengklaim senjata berkemampuan nuklir tersebut mampu menghindari sistem pertahanan apa pun. Dikatakan oleh Moskow bahwa rudal 9M730 Burevestnik (Storm Petrel) merupakan senjata “tak terkalahkan” oleh sistem pertahanan rudal saat ini dan di masa mendatang, dengan jangkauan yang hampir tak terbatas dan jalur penerbangan tak terduga.

    Selama uji coba terakhir pada 21 Oktober, rudal tersebut menghabiskan ‘sekitar 15 jam’ terbang sejauh 14.000 Km. Kepala Staf Militer Rusia Valery Gerasimov menyebut jarak tersebut bukanlah batas maksimum untuk senjata tersebut.

    “Karakteristik teknis Burevestnik memungkinkannya digunakan dengan presisi terjamin terhadap lokasi-lokasi yang sangat terlindungi, berapa pun jaraknya,” ujarnya.

    Trump Sindir Putin

    Trump mengkritik uji coba rudal bertenaga nuklir yang baru saja dilakukan Rusia. Trump menyindir Putin seharusnya mengakhiri perang dengan Ukraina, bukannya melakukan uji coba rudal.

    “Dia seharusnya mengakhiri perang (di Ukraina). Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu, saat ini akan segera memasuki tahun keempat. Itulah yang seharusnya dia lakukan, alih-alih menguji coba rudal,” kata Trump dalam komentarnya, seperti dilansir AFP, Senin (27/10/2025).

    Pernyataan itu disampaikan Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One, saat dia sedang melakukan kunjungan ke kawasan Asia.

    Putin tak menggubris sindiran Trump. Dia justru kembali menguji coba pesawat nirawak bawah air bertenaga nuklir.

    Dilansir AFP, Rabu (29/10/2025), Putin mengawasi uji coba senjata berkemampuan nuklir canggih lainnya–rudal jelajah Burevestnik, yang menurutnya memiliki jangkauan tak terbatas.

    “Kemarin, uji coba lain dilakukan untuk sistem prospektif lainnya–perangkat bawah air tak berawak ‘Poseidon,’ yang juga dilengkapi dengan unit tenaga nuklir,” kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi saat mengunjungi rumah sakit militer yang merawat tentara Rusia yang terluka di Ukraina.

    Pemimpin Rusia itu mengatakan tidak ada cara untuk mencegat torpedo pesawat nirawak tersebut, yang menurut Putin, dapat melaju dengan kecepatan lebih tinggi daripada kapal selam konvensional dan mencapai benua mana pun di dunia.

    Putin mengatakan tidak ada negara yang dapat menandingi kecepatan dan kedalaman penyelaman Poseidon, dan menambahkan, “kemungkinan besar hal serupa tidak akan terjadi dalam waktu dekat.”

    Perangkat tersebut dapat beroperasi pada kedalaman lebih dari satu kilometer (0,6 mil) dan melaju dengan kecepatan hingga 70 knot tanpa terdeteksi, menurut sebuah sumber di kompleks industri militer Rusia yang dikutip oleh kantor berita negara TASS. Pertama kali diuji pada tahun 2018, perangkat tersebut mampu membawa hulu ledak nuklir hingga dua megaton, kata sumber tersebut kepada TASS.

    Trump Langsung Minta Pentagon Uji Coba Senjata Nuklir

    Trump memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai uji coba senjata nuklir. Trump mengungkit soal Rusia dan China saat mengumumkan hal tersebut.

    “Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun. Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada, selama masa jabatan pertama saya. Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!” kata Trump seperti dilansir Reuters dan The Guardian, Kamis (30/10/2025),

    “Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun,” sebutnya.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya.

    “Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.

    Pengumuman Trump itu disampaikan kurang dari satu jam sebelum pertemuannya dengan Xi di Korsel yang dijadwalkan pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat, dalam upaya mencapai gencatan senjata perang dagang kedua negara.

  • Ngerinya Penggerebekan Berdarah Geng Narkoba di Brasil

    Ngerinya Penggerebekan Berdarah Geng Narkoba di Brasil

    Rio de Janeiro

    Sekitar pukul 6 pagi pada Selasa (28/10), fotografer Bruno Itan terbangun oleh rentetan bunyi pesan dari ponselnya. Rumor penembakan beredar di komunitas warga di Complexo do Alemo, tempat ia dibesarkan.

    Pagi itu menjadi awal operasi polisi paling berdarah di wilayah metropolitan Rio de Janeiro sejak 1990, menurut catatan Universitas Federal Fluminense di Brasil.

    Setidaknya 121 orang tewas dan 113 orang ditangkap, sebagaimana disebutkan data resmi Kepolisian Sipil dan Militer Rio de Janeiro.

    Operasi tersebut melibatkan 2.500 petugas keamanan yang membawa 180 perintah penahanan, 100 perintah masuk penjara.

    Rangkaian peristiwa itu terjadi di kawasan seluas 9 juta meter persegi atau sekitar 12 kali luas Kompleks Gelora Bung Karno di Jakarta.

    ‘Hukuman mati’

    Aksi aparat yang disebut pemerintah setempat sebagai “operasi terbesar yang dilakukan oleh pasukan keamanan Rio de Janeiro” merupakan bagian dari Operasi Pembendungan.

    Tujuannya adalah untuk menahan ekspansi geng Comando Vermelho, yang mendominasi beberapa wilayah kota.

    Gubernur Claudio Castro menggambarkan operasi tersebut sebagai sebuah “keberhasilan” dan “pukulan telak bagi kejahatan.”

    Di sisi lain, kelompok-kelompok perlindungan hak asasi manusia menyebut operasi itu sebagai pembantaian. Mereka bahkan mempertanyakan efektivitasnya sebagai kebijakan keamanan,

    Gubernur Claudio Castro menggambarkan operasi tersebut sebagai sebuah “keberhasilan” dan “pukulan telak bagi kejahatan.” (Bruno Itan)

    Reuters

    EPA/Shutterstock

    Hal itu diamini oleh fotografer Bruno Itan.

    “Di Brasil tidak ada hukuman mati. Setiap penjahat, apa pun perbuatannya, harus ditangkap dan diadili untuk menentukan hukumannya. Namun kemarin di sini, di Complexo do Alemo dan Complexo da Penha, hukuman mati telah diterapkan,” ucapnya.

    “Yang menentukan hukuman mati ini adalah polisi sendiri. Mereka yang memutuskan siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati,” lanjut sang fotografer.

    Baca juga:

    Lahir di Recife, Bruno pindah ke Complexo do Alemo bersama keluarganya pada usia 10 tahun.

    Ia mulai memotret pada 2008 melalui kursus Memrias do PAC, yang ditawarkan oleh pemerintah federal di komunitas tersebut.

    Ia juga bekerja sebagai fotografer resmi untuk pemerintah Rio de Janeiro antara 2011 dan 2017.

    Bruno Itan adalah pendiri proyek Olhar Complexo, yang menawarkan kursus fotografi gratis untuk anak-anak dan remaja di wilayah kumuh tersebut alias favela.

    Karyanya berfokus pada penggambaran realitas dan kehidupan sehari-hari di favela itu.

    “Pandangan saya selalu tertuju pada sisi positif di favela serta keberagaman dan budaya yang ada di sana. Namun, sayangnya, kita tahu bahwa realitas favela tidak hanya itu,” ujarnya.

    Operasi ini merupakan operasi paling mematikan yang pernah tercatat di wilayah metropolitan Rio de Janeiro sejak 1990 (Bruno Itan)

    Begitu mengetahui 2.500 petugas polisi terlibat dalam operasi tersebut, Bruno Itan memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi ke lokasi.

    Setibanya di lokasi, sekitar pukul 10.00 pagi, ia mendapati mobil-mobil terbakar, lubang-lubang bekas peluru, dan warga yang panik.

    “Saya melihat penembakan, saya melihat mobil-mobil yang terbakar, saya mulai merekam. Warga juga melaporkan banyaknya kebrutalan polisi,” ungkapnya.

    Di Rumah Sakit Getlio Vargas, jenazah terus berdatangan. Hingga saat itu, jumlah korban tewas resmi adalah 64 orang.

    “Banyak jenazah berdatangan, termasuk jenazah petugas polisi,” ujarnya.

    Pencarian anggota keluarga yang hilang

    Menurut Bruno, wartawan dilarang masuk ke kompleks Penha.

    “Polisi melepaskan tembakan ke udara dan tidak mengizinkan kami lewat. Mereka membentuk barisan dan berkata, ‘Pers tidak diizinkan lewat sini.’”

    Baca juga:

    Karena tumbuh besar di favela, ia berhasil masuk ke tempat itu. “Saya tiba di kompleks itu, dan saya tinggal sampai subuh untuk memotret.”

    Malam harinya, warga mulai mencari sanak saudara mereka yang hilang. Jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah kematian yang tercatat saat itu.

    Pada pagi hari, keluarga-keluarga mulai melakukan pencarian di pegunungan Misericordia, yang memisahkan Complexo da Penha dari Complexo do Alemo.

    Para keluarga membaringkan jenazah sanak saudara mereka yang terbunuh dalam operasi polisi terhadap geng narkoba (EPA/Shutterstock)

    EPA/Shutterstock Para keluarga mengucapkan selamat tinggal kepada sanak saudara mereka yang terbunuh dalam operasi polisi terhadap geng narkoba.

    Jenazah-jenazah orang yang tewas akibat operasi kepolisian dibaringkan di jalan Kota Rio de Janeiro (EPA/Shutterstock)

    Warga memindahkan setidaknya 55 jenazah ke Alun-alun So Lucas, di Estrada Jose Rucas, salah satu jalan utama di wilayah tersebut.

    “Keluarga-keluarga pergi sendiri untuk mengevakuasi jenazah. Mereka berhasil tiba dengan sepeda motor dan mobil; mereka menutupi jenazah dengan terpal dan membawanya ke sini, ke Alun-alun Complexo da Penha,” ujarnya.

    “Awalnya, sekitar 20 jenazah tiba. Dan kemudian, wow!, tak henti-hentinya. 25, 30, 35, 40, 45 jenazah tiba… Mereka adalah nyawa, terlepas dari apa yang telah mereka perbuat.”

    Sejumlah pengendera sepeda motor mengangkat tangan mereka saat operasi berlangsung (EPA/Shutterstock)

    Selain empat petugas polisi, orang-orang tewas lainnya adalah “teroris narkoba,” menurut gubernur Rio de Janeiro (Reuters)

    Kepolisian Sipil Rio de Janeiro akan membuka penyelidikan untuk mengklarifikasi pemindahan jenazah dari hutan oleh warga. Penyelidikan akan menentukan apakah terdapat dugaan “kecacatan prosedural”, menurut Felipe Curi, sekretaris Kepolisian Sipil Rio de Janeiro.

    Baca juga:

    Curi menyatakan bahwa jenazah yang dibaringkan di tempat umum telah dimanipulasi.

    “Kami memiliki gambar semua jenazah mengenakan pakaian kamuflase, rompi antipeluru, dan membawa senjata perang. Kemudian, beberapa jenazah muncul hanya mengenakan pakaian dalam atau celana pendek, bertelanjang kaki, dan tanpa busana apa pun. Dengan kata lain, sebuah keajaiban terjadi,” ujarnya.

    “Tampaknya mereka memasuki sebuah gedung dan berganti pakaian. Kami memiliki gambar orang-orang yang memindahkan jenazah dari hutan dan menempatkannya di jalan umum, lalu menelanjangi para penjahat ini,” ujar pejabat kepolisian tersebut.

    ‘Ini tidak normal’

    Bruno Itan juga menyoroti jumlah orang yang meninggal akibat luka tusuk.

    “Ini tidak normal. Ini mungkin operasi terbesar dalam sejarah negara ini,” kata Bruno, mengenang pembantaian Carandiru, ketika 111 narapidana dibunuh untuk memadamkan pemberontakan di Lembaga Pemasyarakatan So Paulo pada 1992.

    “[Jenazah-jenazah itu] dipenggal, cacat total […] tanpa wajah, tanpa separuh wajah, tanpa lengan, tanpa kaki,” katanya.

    “Yang benar-benar mengejutkan saya adalah jumlah jenazah dengan luka tusuk; ada banyak foto yang menunjukkan bahwa itu adalah akibat senjata tajam, mengerti?”

    Seorang perempuan berduka atas kematian anggota keluarganya akibat operasi kepolisian di Rio de Janeiro (EPA/Shutterstock)

    Dalam ingatannya, “bau kematian” masih terasa.

    “Di tempat saya sekarang, tidak ada lagi jenazah, tetapi baunya tetap ada bahkan di dalam jiwa saya,” ujarnya.

    “Saya sangat terkejut dengan kebrutalan yang terjadi. Penderitaan keluarga, para ibu yang pingsan, ibu hamil yang menangis, para ayah yang murka… saya bisa saja menjadi salah satu dari mereka. Jika saya tidak mengenal fotografi, saya bisa saja tiba-tiba menjadi salah satu dari mereka.”

    Operasi tersebut melibatkan 2.500 petugas keamanan yang membawa 180 perintah penahanan, 100 perintah masuk penjara (EPA/Shutterstock)

    Baginya, kebijakan keamanan di favela masih didasarkan pada kekerasan.

    “Sayangnya, kebijakan keamanan publik selalu didasarkan pada kekerasan. Tidak pernah pada aksi sosial, pendidikan, perumahan, kesehatan, atau budaya, yang dibutuhkan favela untuk menyelamatkan orang-orang ini.”

    Comando Vermelho adalah geng narkoba terbesar di Rio de Janeiro (EPA/Shutterstock)

    Bruno Itan, yang telah mendokumentasikan operasi-operasi keamanan lain, seperti operasi di Jacarezinho yang menewaskan 28 orang pada Mei 2021, mengatakan bahwa tidak ada yang sebanding dengan apa yang disaksikannya pada 28 Oktober.

    “Saya pikir saya telah menyaksikan operasi terburuk dalam hidup saya. Tidak ada yang sebanding dengan apa yang saya saksikan di sini hari ini,” ujarnya.

    Mobil-mobil dibakar dalam peristiwa yang terjadi di kawasan seluas 9 juta meter persegi atau sekitar 12 kali luas Kompleks Gelora Bung Karno di Jakarta (EPA/Shutterstock)

    Pada Rabu (29/10), Kejaksaan Federal Brasil meminta Institut Medis Forensik Rio de Janeiro menyediakan, dalam waktu 48 jam, semua data autopsi jenazah para korban operasi polisi di Rio de Janeiro.

    Dokumen tersebut juga menuntut pemerintah Negara Bagian Rio de Janeiro untuk menunjukkan bahwa mereka telah mematuhi putusan Mahkamah Agung Federal (STF) dalam kasus ADPF 635, sebuah tindakan yang mempertanyakan tingkat keparahan aksi yang dilakukan kepolisian Rio.

    Tindakan itu memaksa pemerintah Negara Bagian Rio untuk menyampaikan rencana berisi aturan dan parameter tindakan kepolisian, yang diterima oleh Mahkamah Agung pada April.

    Reuters

    Kejaksaan Federal dan Ombudsman meminta agar pemerintahan Gubernur Claudio Castro mengklarifikasi dan menunjukkan kepatuhan terhadap poin-poin yang tercantum dalam rencana tersebut, seperti penggunaan kamera tubuh oleh para petugas; penyampaian justifikasi formal atas operasi tersebut; dan keberadaan ambulans di area terdampak.

    Bruno Itan mengamati semuanya dengan letih dan frustrasi.

    “Jika masyarakat berpikir mereka menang, bahwa mereka berjaya, saya pikir kita semua akan kalah.”

    “Sayangnya, kebijakan keamanan publik untuk favela selalu didasarkan pada ancaman senapan,” keluhnya.

    “Saya jamin, ketika seseorang tewas dalam perdagangan narkoba, ada dua atau tiga orang lagi yang akan terjerumus lagi.”

    Pihak berwenang memperlihatkan sejumlah senjata yang disita dalam operasi kepolisian, saat konferensi pers (Reuters)

    (nvc/nvc)

  • Trump Perintahkan Uji Coba Senjata Nuklir AS, China Bilang Gini

    Trump Perintahkan Uji Coba Senjata Nuklir AS, China Bilang Gini

    Beijing

    China menanggapi pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal negaranya akan segera memulai kembali uji coba senjata nuklir. Otoritas Beijing mengingatkan Washington untuk “secara sungguh-sungguh mematuhi” larangan uji coba nuklir global.

    Tanggapan China itu, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai uji coba senjata nuklir.

    Trump mengungkit soal Rusia dan China saat mengumumkan hal tersebut via media sosial pada Kamis (30/10).

    “China mengharapkan Amerika Serikat akan sungguh-sungguh mematuhi kewajiban perjanjian larangan-uji coba-nuklir komprehensif dan komitmennya terhadap larangan uji coba nuklir, serta mengambil tindakan nyata untuk menjaga sistem perlucutan senjata dan nonproliferasi nuklir global dan menjaga keseimbangan dan stabilitas strategis global,” kata Guo dalam pernyataannya.

    Pengumuman Trump itu disampaikan kurang dari satu jam sebelum pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping digelar di Busan, di Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (30/10) pagi. Trump juga berada di Korsel untuk menghadiri forum KTT APEC.

    “Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun. Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada, selama masa jabatan pertama saya. Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!” kata Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Kamis (30/10).

    “Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun,” sebutnya.

    “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya.

    “Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.

    Postingan tersebut disampaikan Trump setelah Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Rabu (29/10), mengumumkan negaranya sukses menguji coba drone Poseidon bertenaga nuklir pekan ini. Itu menjadi uji coba senjata nuklir kedua yang dilakukan oleh Moskow beberapa waktu terakhir, setelah sebelumnya mengklaim sukses menguji coba rudal jelajah Burevestnik yang berkemampuan nuklir.

    Rusia, menurut The Guardian, saat ini memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan AS — yang menepis klaim Trump. Data dari Campaign to Abolish Nuclear Weapons menyebutkan bahwa Moskow memiliki lebih dari 5.500 hulu ledak nuklir yang terkonfirmasi, sedangkan Washington memiliki 5.044 senjata nuklir.

    Sementara itu, AS terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada 23 September 1992 silam, di lokasi yang sekarang disebut sebagai Nevada National Security Site. Presiden AS pada saat itu, George HW Bush, mengumumkan moratorium uji coba nuklir bawah tanah pada tahun yang sama.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • 132 Orang Tewas dalam Operasi Narkoba di Rio de Janeiro

    132 Orang Tewas dalam Operasi Narkoba di Rio de Janeiro

    Rio de Janeiro

    Operasi pemberantasan narkoba berskala besar terhadap sindikat kejahatan Comando Vermelho atau Red Command di Rio de Janeiro menyebabkan 132 tersangka tewas, 81 orang ditangkap, dan empat polisi gugur, menurut pejabat setempat pada Rabu (29/10).

    Gubernur Rio de Janeiro Claudio Castro mengatakan bahwa dalam operasi yang digelar pada Selasa (28/10), sedikitnya 64 orang tewas. Namun, warga di sekitar lokasi melaporkan jumlah korban yang lebih banyak, bahkan sempat membaringkan puluhan jenazah di jalan sebagai bentuk protes dan bukti bahwa korban sebenarnya lebih banyak dari data resmi.

    “Kami akan terus tegas menghadapi narkoterorisme,” tulis Castro di media sosial saat mengumumkan operasi tersebut.

    Ia menambahkan, sekitar 2.500 personel keamanan dikerahkan di wilayah kumuh padat penduduk di kompleks favela Alemao dan Penha, yang terletak di pinggiran kota Rio dekat bandara internasional.

    “Sayangnya, sejumlah anggota kepolisian juga menjadi korban jiwa,” ujar Gubernur Castro.

    Pihak kepolisian negara bagian menyebut, salah satu tersangka yang berhasil ditangkap merupakan orang kepercayaan dari salah satu pimpinan utama kelompok Comando Vermelho.

    Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan “terkejut dan prihatin” atas operasi kepolisian yang masih berlangsung di Rio de Janeiro.

    Operasi besar menjelang KTT Iklim COP30

    Operasi yang dijuluki Operation Containment itu digelar hanya beberapa hari sebelum dua acara besar berlangsung di Rio de Janeiro menjelang KTT Iklim COP30 yang akan diadakan di kota Belem pada 10 November mendatang.

    Sebagai kota terbesar kedua di Brasil, Rio akan menjadi tuan rumah dua ajang pemanasan: KTT C40, yang mempertemukan lebih dari 100 wali kota dunia, serta Earthshot Prize milik Pangeran William yang setiap tahun memberikan penghargaan kepada lima inisiatif lingkungan terbaik. Acara tersebut juga akan dihadiri sejumlah selebritas, termasuk penyanyi Kylie Minogue dan juara dunia F1 asal Jerman, Sebastian Vettel.

    Rio dikenal sering melakukan operasi keamanan berskala besar menjelang acara internasional. Aksi serupa pernah digelar menjelang Piala Dunia 2014, Olimpiade 2016, KTT G20 tahun lalu, dan KTT BRICS awal tahun ini.

    Pada Februari 2018, pemerintah pusat bahkan menempatkan polisi militer untuk memimpin keamanan di kota itu dengan alasan situasi yang terus memburuk.

    Awal bulan ini, organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) menyerukan kepada Gubernur Claudio Castro agar memveto rancangan undang-undang yang telah disetujui parlemen negara bagian. Aturan itu memberikan bonus besar bagi polisi yang berhasil “menetralisir” tersangka, sesuatu yang dinilai berpotensi meningkatkan jumlah pembunuhan oleh aparat.

    “Memberi imbalan kepada polisi karena membunuh bukan hanya tindakan brutal, tetapi juga melemahkan keamanan publik karena menciptakan insentif finansial untuk menembak alih-alih menangkap tersangka,” kata Cesar Munoz, Direktur HRW untuk Brasil.

    Operasi terbesar melawan sindikat Comando Vermelho

    Pemerintah negara bagian Rio menyebut operasi ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah dalam upaya memberantas kelompok Comando Vermelho. Aparat menargetkan 250 surat perintah penggeledahan dan penangkapan, dengan dukungan dua helikopter, 32 kendaraan lapis baja, serta 12 kendaraan penghancur untuk merobohkan barikade yang dibangun para pengedar narkoba.

    Gubernur Claudio Castro mengunggah video di media sosial yang menunjukkan sebuah drone melepaskan proyektil. Ia mengatakan video itu memperlihatkan betapa besarnya ancaman yang dihadapi aparat penegak hukum.

    “Beginilah cara polisi Rio diserang oleh para kriminal: dengan bom yang dijatuhkan dari drone. Inilah skala tantangan yang kami hadapi. Ini bukan kejahatan biasa, melainkan narkoterorisme,” ujarnya.

    Catatan redaksi: Jumlah korban dalam laporan ini telah diperbarui dari 20 menjadi 64 dan kini mencapai 132 orang tewas, sesuai data terakhir yang dirilis pihak berwenang.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Melisa Lolindu

    (nvc/nvc)

  • Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Trump Bertemu Xi Jinping, AS Umumkan Mulai Kembali Uji Coba Nuklir

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dari beberapa negara selama 24 jam terakhir.

    Laporan utama dalam edisi Kamis, 30 Oktober 2025 ini kami awali dengan pertemuan Trump dan Xi.

    Pertemuan Trump dan Xi

    Presiden AS Donald Trump telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, tak lama setelah mengatakan akan memerintahkan dimulainya kembali uji coba senjata nuklir AS.

    “Pertemuan kami akan sangat sukses, saya yakin. Namun, beliau adalah negosiator yang sangat tangguh,” ujar Trump sambil berjabat tangan dengan Xi, yang hanya menunjukkan sedikit ekspresi.

    Ia mengatakan kesepakatan dagang dengan China dapat ditandatangani pada hari Kamis waktu setempat.

    Saat mereka duduk bersama delegasi masing-masing untuk mulai berbicara, Xi menyampaikan kepada Trump melalui seorang penerjemah bahwa wajar jika kedua negara dengan ekonomi terkemuka dunia ini sesekali mengalami gesekan.

    “Beberapa hari yang lalu … kedua tim ekonomi dan perdagangan kami mencapai konsensus dasar dalam menangani masing-masing masalah utama dan membuat kemajuan yang menggembirakan,” ungkap Xi.

    Badai Melissa menelan korban jiwa

    Badai Melissa, salah satu badai Atlantik terkuat yang pernah tercatat, telah menewaskan puluhan orang di Kuba, Haiti, dan Jamaika.

    Sistem cuaca tersebut mendarat di Jamaika pada hari Selasa sebagai badai kategori lima yang dahsyat dengan kecepatan angin tertinggi 295 kilometer per jam.

    Badai tersebut kemudian bergerak ke Kuba dan Haiti, tetapi bahkan negara-negara di luar jalur langsungnya pun merasakan dampak yang dahsyat.

    Setidaknya 40 orang tewas di Haiti, ujar Steven Aristil dari Badan Perlindungan Sipil Haiti kepada The Associated Press.

    Ia mengatakan 20 dari kematian tersebut dilaporkan di kota pesisir selatan Petit-Goâve, di mana 10 lainnya masih hilang.

    Serangan Israel tewaskan ratusan orang

    Militer Israel mengatakan mereka akan mematuhi perjanjian gencatan senjata di Gaza, sementara pejabat kesehatan di sana mengatakan serangan udara IDF telah menewaskan 104 orang.

    Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pelanggaran perjanjian tersebut.

    Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Selasa malam.

    Mereka mengaku bertindak setelah serangan militan Palestina menewaskan seorang tentara, dalam tantangan terbaru terhadap gencatan senjata yang sudah rapuh.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus menegakkan perjanjian gencatan senjata dan akan menanggapi dengan tegas “setiap pelanggaran.”

    Banjir di Vietnam

    Hujan deras telah menyebabkan banjir besar di Vietnam tengah, sementara badai kategori lima mengamuk di belahan dunia lain di Karibia.

    Sungai-sungai meluap dan menenggelamkan rumah-rumah, lahan pertanian, dan destinasi wisata di kota-kota bersejarah Hue dan Hoi An.

    Curah hujan di pusat kota Hue mencapai 1.085 milimeter (42 inci) dalam 24 jam hingga Senin malam, volume tertinggi yang pernah tercatat di Vietnam, menurut badan meteorologi negara itu.

    Pada Selasa pagi, ketinggian air di Sungai Perfume yang ikonis di Hue telah naik hingga hampir 5 meter dan mencapai ketinggian pinggang di bekas ibu kota kekaisaran yang terdaftar di UNESCO dan kota kuno Hoi An.

    Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:

  • Prancis Tangkap 5 Tersangka Lainnya terkait Perampokan Museum Louvre

    Prancis Tangkap 5 Tersangka Lainnya terkait Perampokan Museum Louvre

    Paris

    Kepolisian Prancis menangkap lima tersangka lainnya terkait perampokan perhiasan di Museum Louvre yang menggemparkan dunia bulan ini. Salah satu tersangka yang ditangkap merupakan tersangka utama dalam perampokan tersebut.

    Penangkapan kelima tersangka tersebut, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), diumumkan oleh jaksa Paris, Laure Beccuau, dalam pernyataan terbaru pada Kamis (30/10) waktu setempat.

    Beccuau mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada satupun perhiasan, senilai total US$ 102 juta (Rp 1,6 triliun), yang dirampok yang telah ditemukan kembali.

    “Kami sudah mengincarnya,” kata Beccuau merujuk pada tersangka utama yang berhasil ditangkap. Identitas tersangka utama itu belum diungkap ke publik.

    Bukti DNA, sebut Beccuau, mengaitkan tersangka utama dengan perampokan perhiasan tersebut. Dia menyebut bukti itu juga menunjukkan bahwa tersangka utama itu termasuk di antara tim perampok beranggotakan empat orang yang membobol Museum Louvre pada siang hari bolong pada 19 Oktober lalu.

    “Mengenai individu-individu lainnya yang berada dalam penahanan kepolisian, mereka merupakan orang-orang yang mungkin dapat memberikan kami informasi tentang jalannya peristiwa,” ucap Beccuau dalam pernyataannya.

    Dia menyebut “masih terlalu dini” untuk memberikan detail tambahan tentang para tersangka.

    Kelima penangkapan tersebut dilakukan pada Rabu (29/10) waktu setempat, dengan berlokasi di dalam dan sekitar Paris, khususnya di area Seine-Saint-Denis, sebuah wilayah di luar ibu kota Prancis.

    Dua tersangka lainnya terlebih dahulu ditahan pada Sabtu (25/10) lalu. Menurut jaksa penuntut Paris, keduanya telah didakwa pada Rabu (29/10) atas pencurian dan persekongkolan kriminal setelah mereka “mengakui sebagian tuduhan”. Keduanya ditempatkan dalam penahanan praperadilan.

    Puluhan detektif dikerahkan untuk memburu empat pelaku yang menggunakan truk dengan lift bergerak dan peralatan pemotong untuk membobol galeri lantai satu di Museum Louvre. Mereka berhasil kabur dengan membawa delapan perhiasan berharga.

    Di antara perhiasan yang dicuri tersebut terdapat kalung zamrud dan berlian yang diberikan Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise, dan sebuah diadem yang dulunya milik Permaisuri Eugenie yang dihiasi hampir 2.000 butir berlian.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Xi Jinping Bilang Capai Konsensus Soal Perdagangan dengan Trump

    Xi Jinping Bilang Capai Konsensus Soal Perdagangan dengan Trump

    Beijing

    Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya telah mencapai konsensus dengan Amerika Serikat (AS) mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan. Xi menyebut tim kedua negara akan bekerja sama dalam memfinalisasi upaya lanjutan untuk menerapkan konsensus tersebut.

    Pertemuan Xi dan Presiden AS Donald Trump, yang merupakan pertemuan tatap muka pertama dalam enam tahun terakhir, berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae di Busan, Korea Selatan (Korsel), pada Kamis (30/10) pagi. Pembicaraan yang berlangsung tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.

    Kedua pemimpin duduk berhadapan, masing-masing diapit oleh para pejabat senior mereka. Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick.

    Sedangkan Xi, yang tiba di Seoul sesaat sebelum pertemuan digelar, didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

    Pembicaraan krusial kedua pemimpin digelar saat perang dagang yang menyelimuti kedua negara, yang mencakup segala hal mulai dari logam tanah jarang hingga kedelai dan bea masuk pelabuhan, telah mengguncang pasar dan menghambat rantai pasokan selama berbulan-bulan.

    “Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Kamis (30/10/2025).

    “Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.

    Pernyataan Xinhua tersebut tidak menjelaskan secara detail mengenai kesepakatan spesifik yang dicapai kedua negara dalam pembicaraan di Busan.

    Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara “harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional”.

    Trump Sebut Pertemuan dengan Xi ‘Sukses Besar’

    Trump sebelumnya menggambarkan pertemuan dengan Xi sebagai “kesuksesan besar”. Dia mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS Air Force One setelah terbang meninggalkan Korsel.

    “Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa,” kata Trump. “Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia kemudian mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru, dan Xi juga akan berkunjung ke AS setelah itu.

    Trump juga mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan Xi menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk kesepakatan memangkas tarif terkait fentanyl, kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang — bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri, dan kesepakatan pembelian langsung kedelai beserta produk pertanian AS lainnya oleh China.

    Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)