Jenis Media: Internasional

  • Terseret Skandal Eks PM Bangladesh, Menteri Antikorupsi Inggris Mundur

    Terseret Skandal Eks PM Bangladesh, Menteri Antikorupsi Inggris Mundur

    London

    Menteri Antikorupsi Inggris, Tulip Siddiq, mengundurkan diri dari jabatannya setelah berminggu-minggu memicu pertanyaan publik soal hubungan finansialnya dengan mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina, yang merupakan bibinya.

    Sebelum mengajukan pengunduran diri kepada PM Inggris Keir Starmer, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/1/2025), Siddiq yang berusia 42 tahun ini berulang kali membantah telah melakukan pelanggaran hukum terkait skandal yang menjerat bibinya, yang tahun lalu dilengserkan dari jabatannya.

    Starmer, pekan lalu, mengatakan dirinya sepenuhnya mempercayai Siddiq. Namun pada Selasa (14/1), Siddiq mengajukan pengunduran dirinya. Dalam suratnya kepada Starmer, Siddiq mengatakan dirinya mundur karena posisinya “mungkin akan mengganggu kinerja pemerintah”.

    Siddiq mendapatkan jabatan sebagai menteri yang bertanggung jawab atas kebijakan jasa keuangan dan pemberantasan korupsi. Peran tersebut mencakup tanggung jawab atas tindakan memerangi pencucian uang.

    Hasina, yang berstatus bibi Siddiq, sedang diselidiki di Bangladesh atas dugaan korupsi dan pencucian uang. Hasina yang memimpin Bangaldesh sejak tahun 2009 sebelum lengser tahun lalu, membantah telah melakukan pelanggaran hukum.

    Nama Siddiq disebut pada Desember lalu sebagai bagian dari penyelidikan otoritas Bangladesh mengenai apakah keluarganya terlibat dalam penyelewengan dana dari proyek-proyek infrastruktur Bangladesh.

    Komisi Antikorupsi Bangladesh menduga ada penyelewengan keuangan senilai miliaran dolar Amerika dalam pemberian kontrak pembangkit listrik tenaga nuklir senilai US$ 12,65 miliar, dan menyebut Hasina dan Siddiq mungkin mendapatkan keuntungan.

  • Sejarah Ambruknya Polisi Rahasia Jerman Timur Stasi

    Sejarah Ambruknya Polisi Rahasia Jerman Timur Stasi

    Jakarta

    Kementerian Keamanan Negara, MfS, Republik Demokratik Jerman atau DDR, yang didirikan pada tahun 1950, mendefinisikan fungsinya sebagai “perisai dan pedang partai”. Dalam praktiknya, MfS melakukan spionase, penindasan, dan sabotase, terhadap penduduk sendiri. Stasi, sebagaimana MfS dikenal secara umum, adalah instrumen represi terpenting milik Partai Persatuan Sosialis Jerman, SED.

    Meski demikian, Stasi tidak dapat mencegah jatuhnya Tembok Berlin pada tanggal 9 November 1989, yang menjadi lonceng kematian bagi lembaga polisi rahasia itu.

    Sembilan hari setelah pembukaan perbatasan, Stasi berganti nama menjadi Kantor Keamanan Nasional, AfNS. Nama baru, sistem lama — begitulah pandangan mayoritas dari 17 juta warga Jerman Timur.

    Pada tanggal 15 Januari 1990, Stasi menjadi topik utama pembahasan pada pertemuan Meja Bundar di Berlin. Dalam serangkaian pertemuan ini, perwakilan rezim lama yang dipimpin kepala pemerintahan Hans Modrow bertemu dengan aktivis hak-hak sipil untuk membahas masa depan DDR.

    Hari itu, gerakan politik Forum Baru menyerukan unjuk rasa di depan markas besar Stasi. “Bawa kapur dan batu bata!” demikian bunyi salah satu selebaran. Bata rencananya digunakan untuk menyegel gedung dinas rahasia secara simbolis, dalam apa yang disebut sebagai aksi protes “dengan imajinasi dan tanpa kekerasan.”

    “Tidak ada bahaya lagi”

    Ribuan orang mengikuti seruan tersebut, termasuk warga Berlin Timur Arno Polzin yang berusia 27 tahun- Dia mengaku tidak pernah melupakan satu detail. “Fakta bahwa Anda bisa masuk ke gedung Stasi tanpa cedera,” tanpa penjagaan, atau kontrol.

    Di area yang tertutup rapat selama puluhan tahun itu, dia melihat petugas polisi antihuru-hara berseragam di lantai atas sebuah gedung. “Mereka jelas tidak ada di sana untuk mengintimidasi atau mengusir para penyusup,” kata Polzin kepada DW.

    Pendudukan markas Stasi oleh demonstran di Berlin menjatuhkan benteng terakhir rezim komunis di Jerman Timur.

    Dua kali di kandang Stasi

    Kejatuhan polisi rahasia dimulai sekitar 300 kilometer barat daya Berlin. Di Erfurt, seniman Gabriele Sttzer dan sekelompok perempuan mengorganisir pendudukan gedung Stasi lokal pada tanggal 4 Desember 1989. Perbatasan antara Timur dan Barat sudah terbuka, tetapi mereka tidak percaya kebebasan akan datang dengan sendirinya. “Negara belum bubar,” kata Gabriele Sttzer dalam wawancara dengan DW.

    Saat itu, polisi, tentara dan agen Stasi masih bersenjata lengkap. “Ada kegelapan di DDR, yang masih menggelayut,” usai jatuhnya Tembok Berlin. Para perempuan mengumpulkan keberanian dan meminta izin masuk ke dalam gedung. Mereka menjelaskan kepada penjaga yang terkejut, “Anda telah membuat berkas tentang kami, informasi itu adalah milik kami. Kami ingin menyimpannya sekarang. Kami ingin melihat apakah Anda menghancurkannya.”

    Di mata Stasi, perempuan muda itu adalah musuh negara sejak usia dini. Kejahatannya: Pada tahun 1976, dia berdemonstrasi bersama aktivis hak-hak sipil menentang pengusiran penulis lagu Wolf Biermann. Atas perbuatannya, Gabriele Sttzer dijatuhi hukuman satu tahun di penjara perempuan Hoheneck.

    Meskipun dipermalukan, dia menolak untuk mengungsi ke Jerman Barat dan sebaliknya mencari nafkah sebagai seniman lepas di DDR. Saat itu pun, Stasi terus memantau pergerakan Gabriele Sttzer.

    Cara yang digunakan gerakan bawah tanah demi mengelabui dinas rahasia pada tahun 1989 disebutnya “cerdik” dan “luar biasa.” Pendudukan kantor Stasi di Erfurt sontak menjadi buah bibir. Sejak itu, satu per satu kota – Halle, Leipzig atau Gotha – menjadi saksi ambruknya kekuasaan polisi rahasia.

    “Mereka masuk, menginginkan berkas Stasi dan tidak ada tembakan yang dilepaskan,” kata Gabriele.

    Hanya di Berlin prosesnya memakan waktu lebih lama. Menurut Markus Meckel, bekas menteri luar negeri DDR pada tahun 1990 setelah pemilihan umum bebas pertama, penyebabnya adalah sistem negara yang tersentralisasi.

    “Di sanalah pusat kekuasaan berada, termasuk aparat represifnya.” Dan Stasi hanya dapat dilenyapkan “jika pemerintah sendiri menjadi tidak stabil dan tidak melihat jalan keluar lain.” Momen itu terjadi pada tanggal 15 Januari 1990.

    Lengsernya Hans Modrow

    Tiga hari setelah penyerbuan markas Stasi, kepala pemerintahan DDR terakhir, Hans Modrow, menyerah pada aksi jalanan. Dia memerintahkan pembubaran dinas rahasia. Membuka arsip Stasi merupakan “pencapaian hebat” dari Kamar Rakyat DDR, kata Meckel dalam wawancara dengan DW. Sebuah pencapaian “yang harus diperjuangkan melawan keinginan perwakilan pemerintah Jerman Barat”.

    Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl lebih memilih untuk menyimpan informasi rahasia DDR dalam keadaan terkunci dan terkunci. Untuk mencegah hal tersebut, Arno Polzin dan para demonstran di Berlin menduduki benteng Stasi untuk kedua kalinya pada bulan September 1990.

    Dengan pendudukan kedua, tujuan terpenting aktivis hak-hak sipil DDR akhirnya tercapai: “Berkas saya adalah milik saya,” kata Arno Polzin, sembari menyebutkan ketakutan lain yang memotivasi demonstran: bahwa dinas rahasia Jerman Barat akan memperoleh akses ke berkas-berkas tersebut “sebelum warga DDR sempat mengetahui apa yang sedang terjadi.” Sekarang, berkas-berkas Stasi bisa diakses oleh siapa saja yang berkepentingan.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

  • Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran Agar ke Luar Negeri Berujung Penculikan – Halaman all

    Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran Agar ke Luar Negeri Berujung Penculikan – Halaman all

    Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran untuk ke Luar Negeri

    TRIBUNNEWS.COM – Otoritas keamanan Israel dilaporkan mengeluarkan peringatan kepada warganya agar waspada terhadap meningkatnya upaya Iran untuk memikat mereka ke luar negeri dengan tujuan menyakiti atau menculik mereka.

    Dalam sebuah pernyataan, Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) mengatakan pasukan Iran menargetkan warga Israel secara daring dan mencoba meyakinkan mereka untuk menghadiri pertemuan di luar negeri di mana mereka akan diserang.

    Baru-baru ini, NSC mengatakan, seorang pengusaha Israel dihubungi oleh seseorang di Telegram yang menyamar sebagai karyawan kantor berita Al Arabiya versi Persia dan berusaha mengatur pertemuan di Dubai untuk melakukan wawancara. 

    Setelah merasa curiga, pengusaha itu memberi tahu NSC, yang menemukan bahwa kontak tersebut telah menginfeksi ponselnya dengan malware untuk meretas ponselnya.

    NSC memperingatkan warga Israel agar tidak membagikan informasi dengan kontak yang tidak dikenal secara daring dan membocorkan informasi pribadi atau rencana perjalanan dengan calon mitra bisnis atau akademis tanpa memverifikasi identitas mereka. 

    Warga Israel didesak untuk waspada dan menghubungi Kementerian Luar Negeri atau NSC tentang aktivitas yang mencurigakan.

    Ilustrasi: Seorang pakar keamanan siber berbicara tentang teknik peretasan Iran, di Dubai, Uni Emirat Arab, 20 September 2017.

    Iran Rencanakan Operasi Janji Sejati 3, Peringatkan Israel dan AS

    Penasihat Tertinggi Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Hussein Taeb, menekankan perlunya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pertahanan dan pencegahan negaranya.

    Ia mengatakan, Iran sedang merencakan Operasi Janji Sejati 3 yang dampaknya akan lebih besar daripada Operasi Janji Sejati 2 dan 1.

    Hussein Taeb kemudian mengungkap apa yang terjadi ketika Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 yang menargetkan Israel, dengan 200 drone sebagai balasan atas serangan Israel di kedutaan besar Iran di Damaskus pada April 2024.

    “Ketika Operasi Janji Sejati 1 akan dilaksanakan, Amerika mengirimkan pesan melalui Menteri Luar Negeri Inggris kepada Menteri Luar Negeri Iran di mana mereka mengatakan: Jangan serang Israel,” katanya, Kamis (9/1/2025).

    “Menanggapi permintaan Amerika, Iran mengatakan mereka akan melakukan segala daya untuk menyelamatkan rakyat Palestina yang tertindas,” lanjutnya, seperti diberitakan IRNA.

    “Amerika ingin menunda operasi “Janji Sejati 1”, namun kami menggagalkan permainan mereka dan menerapkannya.”

    Hussein Taeb kemudian membahas Operasi Janji Sejati 2 ketika AS membela Israel.

    “Dalam Operasi Janji Sejati 2, Amerika juga mengirim pesan ke Iran, tetapi ketika mereka merasa kecewa dan berkata: Jangan serang pangkalan kami, kami tidak akan berperang dengan Israel,” ungkapnya.

    Sebelumnya pada Senin (6/1/2025), juru bicara IRGC, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, mengatakan langit Israel tidak terlindungi.

    “Langit Israel terbuka dan tidak terlindungi bagi pasukan kami,” katanya, sambil menekankan Iran siap menghadapi pertempuran besar dan kompleks, menurut laporan Mashreq.

    “Iran telah sepenuhnya siap menghadapi pertempuran besar dan kompleks dalam skala apa pun sejak lama. Kami mengandalkan kekuatan ilahi, kekuatan kami sendiri, dan kekuatan pencegahan rakyat, dan kami telah mengatasi konfrontasi keamanan dan perang budaya serta jenis pertikaian yang berbahaya,” lanjutnya.

    Pernyataan tersebut, menanggapi perkataan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan yang menganggap fasilitas nuklir Iran sebagai ancaman.

    Sebelumnya, Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

    Dua jenderal IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi dan lima penasihat militernya tewas dalam serangan itu.

    Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 pada 13 April 2024 untuk membalas serangan tersebut.

    Pada 31 Juli 2024, Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan pada 27 September 2024 Israel membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dianggap sebagai sekutu Iran.

    Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 2 pada 1 Oktober 2024 untuk membalas kematian kedua pemimpin tersebut.

    Israel kemudian meluncurkan serangan ke Iran pada 26 Oktober 2024 yang menargetkan fasilitas militer Iran.

     

  • Iran Pamerkan Kapal Intelijen Pertama Buatan Dalam Negeri

    Iran Pamerkan Kapal Intelijen Pertama Buatan Dalam Negeri

    Teheran

    Angkatan Laut Iran memamerkan kapal intelijen buatan dalam negeri pertamanya pada sebuah seremoni yang digelar Rabu (15/1) pagi. Diungkapkannya kapal intelijen itu ke publik terjadi beberapa hari setelah Teheran mendapatkan ribuan drone baru.

    Laporan kantor berita Tasnim, seperti dilansir Reuters, Rabu (15/1/2025), menyebut kapal sinyal intelijen bernama Zagros itu merupakan jenis kapal militer terbaru yang dilengkapi sensor elektronik dan kemampuan untuk mencegat operasi siber, serta melakukan pemantauan intelijen.

    “Kapal sinyal intelijen Zagros akan menjadi pengawas Angkatan Laut Iran di lautan dan samudra,” cetus Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Shahram Irani, dalam seremoni tersebut.

    Kantor berita Mehr News Agency mengklaim Zargos sebagai kapal penghancur terbaru dan paling canggih dalam Armada Angkatan Laut Iran, yang dirancang untuk misi tempur dan misi intelijen.

    Kapal intelijen Zargos ini bergabung dengan Armada Angkatan Laut Iran dalam sebuah seremoni pada Rabu (15/1) pagi, yang dihadiri langsung oleh Shahram, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh dan jajaran pejabat senior militer Iran.

    Disebutkan bahwa kapal intelijen Zargos dirakit secara internal atas upaya pemuda dan elite Iran, untuk memenuhi kebutuhan intelijen Angkatan Laut sejalan dengan keamanan maritim.

    Diungkapkannya kapal intelijen ini terjadi setelah Iran menerima sekitar 1.000 drone strategis baru yang dikirimkan kepada tentara-tentaranya di berbagai lokasi. Drone baru ini diklaim memiliki jangkauan lebih dari 2.000 kilometer dan daya destruktif tinggi, serta dilengkapi kemampuan siluman dan mampu menembus pertahanan musuh.

  • Geger ABG India Diperkosa Bertahun-tahun, 49 Pria Ditangkap

    Geger ABG India Diperkosa Bertahun-tahun, 49 Pria Ditangkap

    New Delhi

    Kepolisian India menangkap sedikitnya 49 pria terkait pemerkosaan seorang remaja perempuan selama lima tahun di negara bagian Kerala. Korban diperkosa sejak masih berusia 13 tahun.

    Korban dalam kasus kekerasan seksual ini, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (15/1/2025), berasal dari kasta Dalit, yang terendah dalam sistem kasta Hindu, yang secara tidak proporsional menjadi sasaran kekerasan seksual di negara dengan tingkat kejahatan terhadap perempuan sangat tinggi.

    Korban yang kini berusia 18 tahun, dan tidak disebut namanya, menuturkan kepada polisi setempat dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya mengalami pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh 62 orang di wilayah Kerala selama lima tahun.

    Dituturkan korban bahwa tindak kekerasan seksual itu dimulai ketika dia berusia 13 tahun setelah tetangganya memperkosa dirinya.

    Kepolisian menuturkan pihaknya telah mengidentifikasi 58 tersangka, dengan empat tersangka di antaranya masih di bawah umur.

    “Sebanyak 49 orang telah ditahan,” ucap pejabat kepolisian distrik Pathanamthitta, Nandakumar S, kepada AFP.

    Para tersangka dalam kasus ini semuanya mengenal korban, dengan beberapa merupakan tetangga dan teman dari keluarga korban.

    Lihat juga Video: Kronologi Pembunuhan Wanita di Jalan Trans Sulawesi, Korban Juga Diperkosa

  • Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Rabu Pagi Penuh Drama, 3 Ribu Polisi Terlibat – Halaman all

    Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Rabu Pagi Penuh Drama, 3 Ribu Polisi Terlibat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEOUL- Lebih dari 3.000 personel polisi terlibat langsung dalam penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Rabu (15/1/2025) pagi.

    Penangkapan dramatis ini dilakukan setelah berbagai upaya sebelumnya gagal akibat sistem keamanan ketat di kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Berikut adalah kronologi penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

    Persiapan Penangkapan Presiden Korea Selatan

    Yoon Suk Yeol berlindung di kediamannya yang terletak di perbukitan, sejak dimakzulkan pada 14 Desember 2024 lalu. Pemakzulan Yoon Suk Yeol merupakan buntut pengumuman darurat militer yang dibuat sang presiden pada 3 Desember 2024.

    Dilansir dari Reuters, proses penangkapan Yoon Suk Yeol di kediamannya berlangsung penuh drama. Kompleks kediaman Yoon dijaga ketat oleh pasukan keamanan pribadi yang loyal, lengkap dengan barikade fisik dan patroli nonstop.

    Pada Selasa (14/1/2025) malam, kepolisian Korea Selatan mengumumkan rencana besar untuk menangkap Yoon Suk Yeol. Ribuan personel polisi dikerahkan, dilengkapi kendaraan lapis baja, tangga, dan alat pemotong kawat.

    Suasana di sekitar kediaman Yoon menjadi sangat tegang dengan ratusan pendukungnya berkumpul di depan gerbang untuk memprotes langkah ini.

    Eksekusi Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Pada Rabu pukul 04.30 pagi waktu setempat, langkah pertama dilakukan pihak otoritas Korea Selatan. Polisi mulai memotong kawat pengaman dan menggunakan tangga untuk masuk ke area lebih dalam dari kompleks tersebut.

    Pendukung Yoon yang mencoba menghalangi langkah ini menyebabkan beberapa bentrokan kecil, tetapi situasi berhasil dikendalikan.

    Siaran langsung dari media lokal menunjukkan momen-momen penuh ketegangan ini, dengan jutaan warga Korea Selatan menyaksikan perkembangan yang berlangsung secara real-time. Dalam upaya ini, lebih dari 3.000 personel polisi terlibat langsung.

    Penyerahan dan Interogasi Presiden Korsel

    Sekitar pukul 07.00 pagi, setelah tekanan yang semakin intensif, Yoon akhirnya menyerahkan diri secara sukarela untuk menghindari kemungkinan kekerasan lebih lanjut.

    Dalam pernyataan singkatnya, ia menyebut bahwa keputusan tersebut diambil untuk mencegah pertumpahan darah.

    “Saya memutuskan untuk merespons penyelidikan CIO, meskipun ilegal, demi mencegah pertumpahan darah yang tidak diinginkan,” ujarnya.

    Yoon meninggalkan kediamannya dalam iring-iringan kendaraan lapis baja sekitar pukul 08.00 pagi dan tiba di kantor Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO).

    Pihak berwenang memiliki waktu 48 jam untuk menginterogasi Yoon sebelum memutuskan untuk mengajukan surat perintah penahanan atau membebaskannya.

    Reaksi Publik atas Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Penangkapan presiden Korea Selatan ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat.

    Di sisi pendukung Yoon, ada kekecewaan mendalam yang diungkapkan dengan demonstrasi di suhu dingin. Mereka membawa spanduk dengan slogan “Stop the Steal” dan mengaitkan nasib Yoon dengan mantan Presiden AS Donald Trump.

    “Sangat menyedihkan melihat negara kita hancur seperti ini,” kata salah satu pendukung Yoon, Kim Woo-sub, dilansir dari Reuters.

    Namun, mayoritas publik Korea Selatan mendukung langkah hukum ini sebagai bagian dari proses demokrasi. Banyak yang berharap bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran penting untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan di masa depan.

    Dampak Politik dan Internasional

    Krisis ini membawa dampak signifikan terhadap lanskap politik Korea Selatan. Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai pendukung Yoon, mengalami lonjakan dukungan, naik menjadi 40,8 persen dalam survei terbaru Realmeter.

    Partai Demokrat oposisi, meskipun masih unggul dengan 42,2%, mengalami penurunan dukungan dalam beberapa pekan terakhir. Di tingkat internasional, ketegangan ini menjadi perhatian negara-negara lain, terutama Amerika Serikat dan Tiongkok, yang memiliki kepentingan strategis di kawasan tersebut.

    Pascapenangkapan Yoon Suk Yeol, Korea Selatan kini menghadapi tantangan besar untuk memulihkan stabilitas politik dan menjaga kredibilitasnya sebagai salah satu demokrasi terkemuka di Asia. (Kompas.com/Tribun)

  • Presiden Iran Ingatkan Trump Tak Picu Perang dengan Teheran

    Presiden Iran Ingatkan Trump Tak Picu Perang dengan Teheran

    Teheran

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak mengambil risiko perang dengan Teheran. Pezeshkian juga menegaskan bahwa Iran tidak sedang mengupayakan “persenjataan nuklir”.

    Peringatan dan penegasan Pezeshkian itu, seperti dilansir AFP, Rabu (15/1/2025), disampaikan dalam wawancara dengan televisi AS, NBC News, yang disiarkan Selasa (14/1) atau kurang dari sepekan sebelum Trump dilantik dan kembali ke Gedung Putih.

    “Saya berharap Trump akan mewujudkan perdamaian di kawasan dan di dunia dan tidak, sebaliknya, berkontribusi pada pertumpahan darah atau perang,” kata Pezeshkian dalam wawancara dengan NBC News.

    Washington tidak menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Teheran selama nyaris 45 tahun. Selama kampanye pilpres, Trump mengancam bahwa Israel, sekutu dekat AS, dapat menyerang fasilitas nuklir Iran.

    “Kami akan bereaksi terhadap tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, namun kami tidak menginginkannya,” tegas Pezeshkian, mengomentari kemungkinan serangan militer Israel yang didukung AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, secara terpisah, melaporkan bahwa negara-negara Eropa serius untuk melanjutkan perundingan program nuklir.

    Tahun 2015 lalu, Iran bersama negara-negara besar seperti Prancis, Inggris dan Jerman mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklir negara tersebut.

    Lihat Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump

  • Pelantikan Presiden AS 2025 Donald Trump: Jadwal, Lokasi, Agenda

    Pelantikan Presiden AS 2025 Donald Trump: Jadwal, Lokasi, Agenda

    Jakarta

    Pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih dalam Pemilu 2024, Donald Trump, akan diselenggarakan pada 20 Januari 2025. Ini merupakan pelantikan Presiden AS ke-60 sekaligus pelantikan kedua Donald Trump sebagai presiden.

    Berikut informasi seputar jadwal, lokasi, agenda Pelantikan Presiden AS Donald Trump hingga sejarah Pelantikan Presiden AS dari masa ke masa:

    Jadwal dan Lokasi Pelantikan

    Seperti dilansir situs resmi Senat AS, Upacara Pelantikan Presiden AS ke-60 Donald Trump akan berlangsung di Gedung Kongres AS (US Capitol) pada hari Senin, 20 Januari 2025. Upacara ini dijadwalkan pada pukul 12 siang waktu setempat.

    Rangkaian Agenda Pelantikan

    Menurut Komite Bersama Kongres untuk Upacara Peresmian (JCCIC), setidaknya ada delapan agenda yang paling umum dilakukan dalam rangkaian acara Pelantikan Presiden AS dari masa ke masa, yaitu:

    Prosesi Menuju Gedung Parlemen
    Sesuai tradisi, Presiden yang akan berakhir masa jabatannya menemani Presiden terpilih ke Gedung Kongres untuk Upacara Pengambilan Sumpah Jabatan. Pengawalan militer dan sipil turut berparade sesuai protokol yang sudah ditetapkan.Upacara Sumpah Wakil Presiden
    Sejak tahun 1937, Wakil Presiden diambil sumpah jabatannya di ruang Senat AS. Wakil Presiden dan pejabat pemerintah lainnya harus bersumpah menjunjung tinggi Konstitusi, dan kemudian menyampaikan pidato pelantikan mereka.Upacara Sumpah Presiden
    Sudah ada 58 upacara pelantikan presiden yang diselenggarakan di lebih dari 10 lokasi yang berbeda. Dalam sejarahnya, Pelantikan Presiden AS pertama George Washington terjadi pada tanggal 30 April 1789 di depan Federal Hall New York.Pidato Pelantikan Presiden
    Pidato pelantikan biasanya terdiri dari 8.445 kata hingga hanya 135 kata. Sebagian besar Presiden menggunakan pidato Pelantikan mereka untuk mempresentasikan visi mereka tentang Amerika dan menetapkan tujuan mereka untuk bangsa.Keberangkatan Kehormatan
    Setelah Upacara Pengambilan Sumpah Jabatan Presiden yang baru, di Bagian Barat Gedung Kongres AS, Presiden dan Ibu Negara yang berakhir masa jabatannya meninggalkan Gedung Kongres untuk memulai kehidupan pascapresidenannya.Upacara Penandatanganan
    Ini adalah tindakan resmi pertama yang dilakukan oleh Presiden AS yang baru saja dilantik, yang dilakukan di Ruang Presiden. Presiden yang baru akan menandatangani nominasi dan terkadang memorandum, proklamasi, atau perintah eksekutif.Jamuan Makan Siang Perdana
    Sejak tahun 1953, telah diselenggarakan jamuan makan siang di Gedung Kongres AS untuk Presiden, Wakil Presiden, dan para tamu yang baru. Seringkali menampilkan masakan yang mencerminkan negara asal Presiden dan Wakil Presiden baru.Parade Pelantikan
    Setelah upacara pelantikan dan makan siang selesai, Presiden dan Wakil Presiden akan berjalan menuju tangga Front Timur Capitol di mana mereka akan meninjau pasukan militer sebelum memimpin prosesi resimen militer seremonial, kelompok warga, marching band, dan kendaraan hias di Pennsylvania Avenue menuju Gedung Putih.Sejarah Pelantikan Presiden AS

    Mengutip dari situs resmi Komite Bersama Kongres untuk Upacara Peresmian (JCCIC), selama lebih dari 200 tahun, warga negara Amerika Serikat telah menyaksikan upacara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden mereka. Sejak Upacara Pelantikan Presiden yang pertama, George Washington, di New York City, pada 30 April 1789, hingga hari ini, Amerika Serikat tengah mempersiapkan Upacara Pelantikan Presiden yang ke-60, pada 20 Januari 2025.

    Pelantikan dilakukan dengan Upacara Pengambilan Sumpah Jabatan yang merepresentasikan pembaharuan nasional dan kesinambungan kepemimpinan. Sejak tahun 1901, dan sesuai dengan Amandemen ke-20 Konstitusi Amerika Serikat, Komite Bersama Kongres untuk Upacara Pelantikan (JCCIC) bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan Upacara Pelantikan Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih Amerika Serikat di Gedung Kongres.

    (wia/imk)

  • Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan

    TRIBUNNEWS.COM- Pembunuhan nenek berusia 80 tahun oleh IDF kemungkinan merupakan ‘kejahatan perang’, Kata utusan PBB.

    Sebuah video viral memperlihatkan pasukan khusus Israel menggunakan ambulans sebagai kedok untuk menyusup ke kamp Balata di Nablus. Rekaman tersebut memperlihatkan saat mereka melepaskan tembakan dan secara brutal mengeksekusi warga Palestina berusia 80 tahun, Halima Abu Liel. 

    “Bukankah penggunaan ambulans untuk operasi militer merupakan kejahatan perang—atau apakah Israel memiliki pengecualian?” tulis pengguna akun X, Ihab Hassan.

    Video itu menunjukkan pasukan Israel membunuh seorang warga Palestina lanjut usia dalam sebuah penggerebekan yang menggunakan kendaraan yang disamarkan sebagai ambulans.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menewaskan seorang warga sipil lanjut usia selama serangan Tepi Barat mungkin telah melakukan kejahatan perang, Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese mengatakan kepada Sky News.

    Halima Abu Leil, wanita berusia 80 tahun, sedang berbelanja bahan makanan pada tanggal 19 Desember ketika ia ditembak enam kali oleh pasukan IDF selama “kegiatan kontraterorisme” di kamp pengungsi Balata dekat Nablus. Ia meninggal tak lama kemudian.

    “Ketika saya melihat rekamannya, yang tampak jelas adalah tidak ada tindakan pencegahan yang diambil – dalam operasi yang legalitasnya masih diperdebatkan – untuk menghindari atau menyelamatkan nyawa warga sipil. Tidak ada prinsip proporsionalitas karena ada tembakan liar yang diarahkan ke target yang ditentukan dan pada akhirnya tidak ada penghormatan terhadap prinsip pembedaan,” kata Francesca Albanese kepada media Inggris tersebut pada hari Senin.

    “Jadi ini adalah pembunuhan berdarah dingin, dan bisa menjadi kejahatan perang sebagai pembunuhan di luar hukum,” tambahnya.

    Sky News telah memperoleh rekaman CCTV dari insiden tersebut dan menganalisisnya untuk mengetahui apa yang terjadi. 

    Rekaman tersebut menunjukkan bahwa pasukan IDF juga menggunakan kendaraan yang ditandai sebagai ambulans, yang berpotensi melanggar Konvensi Jenewa.

    Keluarga Abu Leil mengatakan kepada Sky bahwa mereka ingin video tersebut ditonton.

    “Mereka melihat bahwa dia adalah seorang wanita tua, tetapi mereka menembaknya enam kali – di kaki dan di dada,” tutur putrinya kepada media tersebut, seraya menunjukkan bahwa Halima sudah tergeletak di tanah setelah tembakan pertama.

    Analisis Sky terhadap video tersebut menunjukkan bahwa IDF mungkin telah menargetkan sekelompok pria Palestina yang mungkin bersenjata. Namun, mereka berhasil menyelinap ke dalam gedung ketika Halima ditembak.

    “IDF berkomitmen dan beroperasi sesuai dengan hukum internasional. Insiden yang disebutkan sedang ditinjau,” kata militer Israel kepada Sky News dalam sebuah pernyataan. 

    “Peninjauan tersebut akan memeriksa penggunaan kendaraan yang ditunjukkan dalam video dan klaim adanya korban jiwa pada orang yang tidak terlibat selama baku tembak antara teroris dan pasukan kami.”

    Baik penggunaan kendaraan medis yang ditandai untuk operasi keamanan maupun pembunuhan Abu Leil dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan perang.

    Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas di Gaza setelah serangan mematikan pada 7 Oktober 2023. Bersamaan dengan serangan militer terhadap daerah kantong tersebut, pasukan keamanan dan pemukim Israel telah menewaskan 813 warga Palestina yang “kebanyakan tidak bersenjata” di Tepi Barat sejak saat itu, termasuk 15 wanita dan 177 anak-anak, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB di wilayah Palestina yang diduduki.

    “Setiap pembunuhan yang disengaja oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki yang tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap kehidupan adalah melanggar hukum menurut hukum hak asasi manusia internasional dan merupakan kejahatan perang dalam konteks pendudukan Israel atas Wilayah Palestina,” kata kantor tersebut kepada Sky News.

    SUMBER: RT.COM

  • Biden Dikecam Soal Bantuan Kebakaran, Dibandingkan dengan Ukraina-Israel

    Biden Dikecam Soal Bantuan Kebakaran, Dibandingkan dengan Ukraina-Israel

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuai kecaman setelah mengumumkan bantuan sebesar US$ 770 atau setara Rp 12,5 juta untuk setiap korban kebakaran hutan Los Angeles. Bantuan tersebut akan dibayarkan satu kali terhadap setiap korban kebakaran hutan yang resmi mendaftar ke pemerintah.

    Pengumuman Biden itu, seperti dilansir The Hill dan Sky News Australia, Rabu (15/1/2025), disampaikan dalam rapat dengan jajaran pejabat federal AS di Gedung Putih pada Senin (13/1) waktu setempat.

    “Kita tidak menunggu sampai kebakaran padam untuk mulai membantu para korban. Kita sedang membantu mereka sekarang, seperti yang Anda semua ketahui. Orang-orang yang terdampak kebakaran ini akan menerima pembayaran satu kali sebesar US$ 770, pembayaran satu kali, jadi mereka bisa segera membeli barang-barang seperti air, susu formula bayi dan resep,” ucap Biden dalam rapat di Gedung Putih.

    “Sejauh ini, hampir 6.000 korban selamat telah mendaftar untuk mendapatkan hal tersebut. Dan sebanyak US$ 5,1 juta (Rp 83,1 miliar) telah disalurkan. Dan saya mendorong semua orang, semua orang yang terkena dampak untuk mendapatkan bantuan,” cetusnya.

    Sedikitnya 24 orang tewas akibat kebakaran hutan sejak Selasa (7/1) pekan lalu di Los Angeles. Lebih dari 12.000 bangunan, termasuk rumah, tempat usaha dan rumah ibadah, telah hangus menjadi abu. Area seluas lebih dari 16.000 hektare hangus dilalap kebakaran.

    Pengumuman soal bantuan untuk korban kebakaran itu menuai kritikan para pengguna media sosial. Beberapa menyebut bantuan itu “tidak akan memberikan banyak manfaat di California”, sedangkan beberapa lainnya membandingkan bantuan itu dengan bantuan militer AS untuk Ukraina dan Israel.

    “US$ 770 untuk korban kebakaran di Cali (California-red) sedangkan US$ 200 miliar untuk Ukraina? Itu berarti US$ 2 juta per orang jika kita juga peduli pada orang-orang kita sendiri. America Last,” demikian kritikan salah satu pengguna X.