Jenis Media: Internasional

  • India Bekukan Visa, Pelajar dan Pasien di Bangladesh Kena Imbasnya

    India Bekukan Visa, Pelajar dan Pasien di Bangladesh Kena Imbasnya

    New Delhi

    Ketegangan diplomatik antara India dan Bangladesh semakin meruncing. Kini, pemerintah di New Delhi dikabarkan memangkas kuota visa bagi warga Bangladesh secara drastis.

    Hubungan kedua negara meregang sejak kerusuhan politik yang menjatuhkan pemerintahan lama pada bulan Agustus silam. Amukan demonstran memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri dan mendapat suaka di India.

    Sejak itu, Komisi Tinggi India di Dhaka menutup kantor-kantor konsuler di penjuru Bangladesh. Warga akibatnya tidak lagi bisa leluasa mengajukan permohonan visa. Pada September, kedutaan India mengembalikan 20.000 paspor milik warga Bangladesh yang masih diproses ketika penundaan layanan konsuler diberlakukan.

    Ketegangan di antara jiran

    Perselisihan antara India dan Bangladesh semakin bereskalasi dalam beberapa hari terakhir, terutama karena masalah pengelolaan perbatasan.

    India mengumumkan rencana membangun tembok di lima lokasi di sepanjang perbatasan. Akibatnya, duta besar India Pranay Verma dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Bangladesh.

    India merespons dengan memanggil Dubes Bangladesh Md. Nural Islam dan menegaskan kembali bahwa langkah-langkah keamanan perbatasannya sejalan dengan perjanjian yang ada.

    Kebuntuan tersebut telah menyebabkan gangguan signifikan pada arus perjalanan, memicu pembatalan pemesanan dan penurunan jumlah omset.

    Imbas bagi pelajar dan wisatawan medis

    Menurut kedutaan India, jumlah aplikasi visa harian telah turun dari lebih dari 7.000 menjadi 500-700 permohonan, tanpa indikasi jelas kapan situasi akan kembali normal.

    India menawarkan 15 kategori visa ke Bangladesh, yang mencakup “visa jurnalis, riset dan layanan darurat”.

    “Kami terus memantau situasi dan saat keadaan kembali normal, kami akan memulai operasi visa penuh,” kata seorang pejabat kementerian luar negeri kepada DW.

    Pejabat lain mengatakan kepada DW, dengan syarat anonim, bahwa penerbitan layanan visa yang tepat akan ditunda untuk sementara waktu.

    Antrian wisatawan medis

    Kisruh antarjiran di Asia Selatan juga berdampak pada pariwisata medis. Banyak warga Bangladesh yang bepergian ke India untuk berobat. Rejim visa liberal di India juga memungkinkan pemegang visa medis membawa keluarga atau teman selama perawatan.

    CareEdge Ratings, sebuah kelompok analisis industri di Mumbai, mencatat penurunan jumlah pasien Bangladesh di rumah sakit besar di India, yang berkisar antara 25% hingga 40%.

    Artinya, semakin sedikit wisatawan medis Bangladesh yang bepergian ke kota-kota besar seperti Kolkata, Chennai, dan Bengaluru.

    Pembatasan tersebut telah berdampak signifikan pada ribuan pasien Bangladesh yang bergantung pada layanan medis India yang hemat biaya. Banyak yang mencari pilihan pengobatan alternatif di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Turki.

    “Pembatasan mobilitas antarnegara sering kali merupakan dampak dari perbedaan pendapat politik. India dan Bangladesh perlu melakukan dialog yang lebih panjang untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dengan perubahan pemerintahan di Bangladesh,” kata Ajay Bisaria, mantan utusan untuk Pakistan, kepada DW.

    “Pada akhirnya, ini tentang membangun kembali kepercayaan. Ini adalah masalah yang mudah diatasi, tetapi beberapa memberi dan menerima, dialog dan negosiasi akan diperlukan untuk mempromosikan mobilitas dan meringankan rezim visa pada tahun 2025,” lanjutnya.

    Mahasiswa hadapi masalah logistik

    Penundaan layanan visa India juga berdampak kepada pelajar Bangladesh yang ingin pergi ke Eropa. Pasalnya, tidak sedikit negara Eropa yang belum memiliki perwakilan di Bangladesh, seperti Finlandia, Rumania, dan Republik Ceko.

    Akibatnya, calon pelajar di Bangladesh harus melakukan perjalanan ke India untuk pengajuan aplikasi visa dan otentikasi identitas di sana.

    Persyaratan ini menjadi mimpi buruk logistik, karena banyak mahasiswa tidak dapat memperoleh visa India.

    Lebih dari 1.500 mahasiswa Bangladesh telah menerima surat penawaran universitas tetapi terjebak dalam ketidakpastian, karena tidak dapat menyelesaikan aplikasi visa secara tepat waktu.

    Selama pertemuan dengan diplomat UE pada bulan Desember, Muhammad Yunus, kepala penasihat pemerintah sementara Bangladesh, mendesak negara-negara Eropa untuk merelokasi pusat visa mereka dari New Delhi ke Dhaka atau ke negara tetangga lainnya, demi memudahkan pengajuan visa.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

  • Data Baru Bantuan Amerika ke Ukraina Bocor – Halaman all

    Data Baru Bantuan Amerika ke Ukraina Bocor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden baru-baru ini membocorkan informasi penting mengenai dukungan militer mereka kepada Ukraina.

    Data ini, yang sebelumnya dirahasiakan, memperlihatkan investasi signifikan dari AS dalam pengembangan industri pesawat tak berawak militer di Ukraina.

    Artikel ini akan membahas detail dukungan tersebut serta dampaknya terhadap situasi perang yang sedang berlangsung.

    Pada tanggal 16 Januari 2025, pejabat AS mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan investasi besar untuk membantu Ukraina memulai dan memperluas produksi drone.

    Sementara sebagian besar bantuan militer AS—seperti miliaran dollar untuk rudal, sistem pertahanan udara, tank, dan artileri—sudah diumumkan ke publik, banyak dukungan lainnya tetap tersembunyi.

    Dukungan AS mencakup tidak hanya dana untuk produsen pesawat nirawak, tetapi juga pengiriman perwira intelijen ke Ukraina untuk membantu mengembangkan program tersebut.

    Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menekankan bahwa dukungan ini memiliki dampak strategis yang nyata dalam perang.

    Fokus pada pengembangan industri drone Ukraina dimulai setelah serangan balasan pertama Ukraina yang menunjukkan batasan kemampuan tradisional mereka.

    Dalam wawancara, Sullivan mengungkapkan bahwa dukungan ini dipercepat sebagai persiapan untuk serangan balik kedua yang kurang berhasil.

    Dukungan ini terbukti efektif;

    pesawat tak berawak angkatan laut Ukraina berhasil menghancurkan seperempat Armada Laut Hitam Rusia.

    Selain itu, drone yang dikerahkan di garis depan membantu memperlambat kemajuan Rusia di timur Ukraina.

    Sullivan mencatat bahwa pengalaman membangun industri drone telah memberikan pelajaran berharga, dan kini pemerintahan Biden mulai memadukannya ke dalam industri pertahanan AS sendiri.

    Pemerintah Biden telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk mendukung produksi drone di Ukraina.

    Misalnya, musim gugur lalu, Pentagon mengalokasikan sekitar 800 juta USD untuk membeli komponen drone dan mendanai produsen drone lokal.

    Selanjutnya, saat kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Gedung Putih pada September 2024, Biden menjanjikan tambahan 1,5 miliar USD untuk industri drone Ukraina.

    Para pejabat AS meyakini bahwa investasi ini membuat pesawat tak berawak Ukraina lebih efektif dan mematikan.

    Dalam konteks ini, Lloyd Austin, Kepala Pentagon, dan Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, menulis opini di The New York Times, memperingatkan tentang bahaya pemotongan bantuan militer ke Ukraina serta potensi konsekuensi dari mengakhiri perang sebelum waktunya.

    Di tengah bantuan tersebut, laporan terbaru menunjukkan bahwa Rusia mengalami kerugian signifikan.

    Dalam 24 jam terakhir, Rusia kehilangan sekitar 1.340 personel, 21 sistem artileri, dan 13 kendaraan tempur lapis baja.

    Total kerugian militer Rusia sejak 24 Februari 2022 hingga 18 Januari 2025 telah mencapai angka yang cukup mengejutkan, dengan lebih dari 800.000 personel.

    Dengan demikian, situasi di Ukraina tetap dinamis, dan dukungan dari Amerika Serikat dalam bentuk dana dan teknologi drone kemungkinan akan terus memengaruhi jalannya perang.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Gencatan Gaza Tunjukkan Kegigihan Perlawanan terhadap Israel

    Gencatan Gaza Tunjukkan Kegigihan Perlawanan terhadap Israel

    Beirut

    Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengucapkan selamat kepada Palestina atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Qassem menyebut kesepakatan itu membuktikan “kegigihan perlawanan” terhadap Israel.

    Ini menjadi komentar pertama Hizbullah sejak Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza pada Rabu (15/1) waktu setempat. Baik Hizbullah maupun Hamas sama-sama didukung oleh Iran, musuh abadi Israel.

    “Kesepakatan ini, yang tidak berubah dari apa yang diusulkan pada Mei 2024, membuktikan kegigihan kelompok-kelompok perlawanan, yang mendapatkan apa yang mereka inginkan sementara Israel tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan,” kata Qassem seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (18/1/2025).

    Kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang dimediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) itu, akan berlangsung mulai Minggu (19/1) waktu setempat, selama enam minggu dan dalam tiga tahap.

    Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk sandera wanita (mencakup tentara dan warga sipil), sandera anak-anak, dan sandera laki-laki berusia 50 tahun ke atas.

    Sementara Israel akan membebaskan semua tahanan perempuan dan anak-anak Palestina, berusia di bawah 19 tahun, yang selama ini ditahan di penjara-penjara Israel pada akhir tahap pertama.

    Jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan Hamas dari Jalur Gaza. Diperkirakan jumlahnya mencapai antara 990 tahanan hingga 1.650 tahanan Palestina, termasuk pria, wanita dan anak-anak.

  • Satu dari tiga anak di dunia alami rabun jauh, apa penyebabnya? – Halaman all

    Satu dari tiga anak di dunia alami rabun jauh, apa penyebabnya? – Halaman all

    Penglihatan anak-anak tampaknya memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Satu dari tiga anak di dunia dilaporkan mengalami rabun jauh sehingga tidak bisa melihat sesuatu dengan jelas dari jarak jauh.

    Gangguan penglihatan itu disebut miopia dan penulis dari sebuah studi menyebut isolasi di rumah selama pandemi Covid-19 menjadi salah faktor penyebabnya.

    Sebab pada saat itu, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar komputer atau gawai namun lebih sedikit waktu beraktivitas di luar rumah.

    Studi tersebut juga memperingatkan, miopia merupakan masalah kesehatan global yang terus berkembang dan diperkirakan akan memengaruhi jutaan anak pada 2050.

    Kasus tertinggi atas kondisi ini terkonsentrasi di Asia–85% anak di Jepang dan 73% di Korea Selatan dan lebih dari 40% di China mengalami miopia.

    Apa yang terungkap dari penelitian ini?

    Di Paraguay dan Uganda terdapat sekitar 1% kasus miopia pada anak-anak, kasus terendah yang ditemukan dalam studi tersebut.

    Survei internasional yang diterbitkan di British Journal of Ophthalmology, menganalisis penelitian yang melibatkan lebih dari 5 juta anak-anak dan remaja dari 50 negara di semua benua.

    Hasilnya adalah kasus miopia meningkat tiga kali lipat antara tahun 1990 dan 2023.

    Peningkatan tersebut “menjadi perhatian” setelah pandemi Covid-19, kata para peneliti.

    Miopia biasanya dimulai selama tahun-tahun di sekolah dasar dan cenderung memburuk hingga berhenti tumbuh yakni sekitar usia 20 tahun.

    Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena rabun jauh–tinggal di Asia Timur adalah salah satunya.

    Kondisi ini juga terkait dengan genetika dan mutasi tertentu yang diwarisi anak-anak dari orang tua mereka.

    Tetapi ada juga faktor lain yang bisa memengaruhi, seperti usia yang sangat muda yaitu sekitar dua tahun ketika anak-anak mulai bersekolah di negara-negara seperti Singapura dan Hong Kong.

    Ini berarti anak-anak memfokuskan mata mereka lebih lama pada buku dan layar gawai sejak dini yang membuat otot-otot mata tegang dan bisa menyebabkan rabun jauh, menurut penelitian.

    Di Afrika, tempat pendidikan formal dimulai pada usia enam hingga delapan tahun, kasus miopia jumlahnya sekitar sepertujuh dari Asia.

    Selama masa karantina dan isolasi akibat pandemi Covid-19, jutaan orang harus tinggal di dalam rumah dalam waktu yang lama. Penglihatan anak-anak dan remaja pun terpengaruh.

    “Bukti terbaru menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara pandemi dan percepatan penurunan penglihatan di kalangan dewasa muda,” tulis para peneliti.

    Pada 2050, miopia diprediksi dapat memengaruhi lebih dari separuh remaja di seluruh dunia, sambung para peneliti.

    Menurut jurnal yang baru diterbitkan tersebut, anak perempuan dan perempuan muda cenderung lebih tinggi mengalami miopia daripada laki-laki. Ini karena mereka kerap menghabiskan lebih sedikit waktu berkegiatan luar ruangan di sekolah dan di rumah ketika tumbuh dewasa.

    Selain itu, perkembangan anak perempuan termasuk pubertas dimulai lebih awal yang berarti mereka cenderung mengalami miopia pada usia lebih dini.

    Meskipun Asia diperkirakan memiliki kecenderungan lebih tinggi terkena miopia dibandingkan semua benua lain pada 2050, negara-negara berkembang juga bisa berpotensi mengalami miopia dengan perkiraan 40% populasi di masa mendatang, menurut perkiraan para peneliti.

    Bagaimana melindungi penglihatan anak-anak?

    Untuk mengurangi risiko rabun jauh, anak-anak–terutama yang berusia tujuh hingga sembilan tahun–harus menghabiskan setidaknya dua jam di luar ruangan setiap hari, demikian saran para ahli mata di Inggris.

    Ilmu pengetahuan juga belum menemukan apakah faktor terpenting seperti terkena sinar matahari alami, olahraga di luar ruangan, atau fakta mata anak-anak perlu fokus pada objek yang lebih jauh selama beraktivitas, berpengaruh.

    “Hal lain semisal, berada di luar ruangan memiliki manfaat nyata bagi anak-anak,” kata Dr. Daniel Hardiman-McCartney, konsultan klinis di UK College of Optometrists.

    Ia juga merekomendasikan agar orang tua membawa anak-anak mereka untuk memeriksakan mata ketika usianya antara tujuh dan 10 tahun, meskipun penglihatan anak telah diperiksa pada tahun-tahun sebelumnya.

    Orang tua juga harus diperiksa, sebab miopia bersifat turun-temurun. Jika salah satu orang tua mengalami miopia, anak-anak mereka tiga kali lebih mungkin mengalami kondisi tersebut.

    Miopia tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak.

    Selain itu, lensa khusus bisa memperlambat perkembangan miopia pada anak kecil dengan mendorong mata tumbuh dengan baik. Namun, lensa ini terbilang cukup mahal.

  • 2 Hakim Mahkamah Agung Iran Tewas Ditembak di Luar Pengadilan

    2 Hakim Mahkamah Agung Iran Tewas Ditembak di Luar Pengadilan

    Teheran

    Dua hakim Mahkamah Agung Iran tewas ditembak di luar gedung pengadilan di ibu kota Teheran pada Sabtu (18/1) waktu setempat. Pelaku menembak dirinya sendiri setelah melakukan penembakan maut tersebut.

    Laporan situs Mizan Online yang dikelola otoritas kehakiman Iran, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (18/1/2025), menyebut pelaku melepaskan tembakan ke arah para hakim di luar gedung Mahkamah Agung yang ada di Teheran.

    “Tiga hakim Mahkamah Agung menjadi sasaran. Dua hakim di antaranya tewas dan satu hakim lainnya mengalami luka-luka,” demikian laporan Mizan Online.

    Usai melakukan penembakan, pelaku kemudian mengakhiri nyawanya sendiri di lokasi kejadian.

    “Pelaku penyerangan tewas bunuh diri,” imbuh laporan Mizan Online tersebut.

    Media lokal Iran melaporkan salah satu pengawal dari para hakim itu juga mengalami luka-luka.

  • Rudal Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina, Tewaskan 4 Orang

    Rudal Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina, Tewaskan 4 Orang

    Kyiv

    Serangan rudal Rusia menghantam Kyiv, ibu kota Ukraina, pada Sabtu (18/1) waktu setempat. Sedikitnya empat orang tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang tergolong langka terhadap jantung ibu kota Ukraina tersebut.

    “Kami sudah mencatat empat orang tewas di distrik Shevchenkivsky,” ucap kepala administrasi militer Kyiv, Tymur Tkachenko, dalam pernyataan via Telegram, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025).

    Distrik Shevchenkivsky merupakan area pusat ibu kota Ukraina. Tkachenko melaporkan tiga orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

    Kyiv sering menjadi target serangan drone dan rudal Rusia. Namun serangan yang memicu kematian jarang terjadi di ibu kota Ukraina tersebut, yang sangat dilindungi oleh sistem pertahanan udara dan lebih mampu menangkis serangan dibandingkan wilayah lainnya di negara tersebut.

    Beberapa jam sebelum serangan terjadi, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko memperingatkan adanya “ancaman rudal balistik” terhadap ibu kota dan mengatakan pertahanan udara kota tersebut telah diaktifkan.

    Dalam pernyataan terbaru, dia menyebut jendela sebuah gedung di distrik Shevchenkivsky pecah dan asap mengepul dari gedung tersebut, dengan pipa air di area tersebut juga mengalami kerusakan. Sebuah stasiun metro dekat pusat kota Kyiv juga mengalami kerusakan dan terpaksa ditutup sementara.

    Angkatan Udara Ukraina, dalam pernyataannya, menyebut pertahanan udara berhasil menembak jatuh dua rudal balistik Iskander dan menangkis 24 serangan drone Rusia pada dini hari. Namun serpihan rudal yang dicegat itu terjatuh di distrik Shevchenkivsky hingga memicu kerusakan pada bangunan industri dan jalur kereta bawah tanah dan gedung permukiman.

  • Biden Bocorkan Data Baru Bantuan ke Ukraina, Sombong Perkuat NATO, 1.340 Tentara Rusia Tewas Sehari – Halaman all

    Biden Bocorkan Data Baru Bantuan ke Ukraina, Sombong Perkuat NATO, 1.340 Tentara Rusia Tewas Sehari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mengungkapkan data baru tentang bantuannya kepada Ukraina, yang mengungkap dukungan yang sebelumnya dirahasiakan terhadap industri pesawat tak berawak militer negara itu.

    Seperti dilansir The New York Times , pejabat AS mengatakan pada 16 Januari 2025, mereka telah melakukan investasi besar yang membantu Ukraina memulai dan memperluas produksi drone.

    Sebagian besar bantuan AS untuk militer Ukraina, termasuk miliaran dolar untuk rudal, sistem pertahanan udara, tank, artileri, dan pelatihan, telah diumumkan ke publik.

    Namun, dukungan lainnya sebagian besar masih tersembunyi.

    Para pejabat AS mencatat, dukungan tersebut termasuk membantu Ukraina mengembangkan generasi baru pesawat tanpa awak, yang menurut para pejabat AS akan merevolusi cara peperangan dilakukan.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan dukungan tersebut memiliki dampak strategis nyata pada perang.

    “Kami melihat bagaimana UAV menjadi semakin penting dalam pertempuran di Ukraina dan akan menjadi penting dalam semua pertempuran di masa depan,” kata Sullivan.

    Amerika Serikat menyediakan dana untuk mendukung produsen pesawat nirawak dan membeli suku cadang.

    Orang-orang yang mengetahui situasi tersebut menekankan bahwa Amerika Serikat juga telah mengirim perwira intelijen ke Ukraina untuk membantu mengembangkan program tersebut.

    Dalam wawancara awal minggu ini, Direktur CIA William Burns secara tidak langsung menyebutkan dukungan lembaganya terhadap program pesawat tak berawak di Ukraina.

    Sullivan mengatakan bahwa upaya pesawat tak berawak dimulai setelah serangan balasan pertama Ukraina pada musim gugur 2022 ketika batas kemampuan tradisional Ukraina menjadi jelas.

    Sullivan mencatat bahwa upaya-upaya ini dipercepat sebagai persiapan untuk serangan balik kedua Ukraina, yang kurang berhasil.

    Ukraina tidak memperoleh wilayah sebanyak yang diinginkannya, sebagian karena penggunaan UAV oleh Rusia.

    Setelah serangan balasan, pejabat AS mengatakan mereka dengan cepat meningkatkan dukungan untuk produsen drone Ukraina, membangun upaya Kyiv untuk mengembangkan industrinya sendiri.

    Selain bantuan keuangan, pemerintahan Biden berupaya membangun hubungan antara perusahaan teknologi AS dan produsen drone Ukraina.

    Musim gugur lalu, Pentagon mengalokasikan US$800 juta untuk produksi drone di Ukraina yang digunakan untuk membeli komponen drone dan membiayai produsen drone.

    Selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke Gedung Putih pada September 2024, Presiden Biden mengatakan US$1,5 miliar lainnya akan diarahkan ke industri drone Ukraina.

    Para pejabat AS mengatakan pada tanggal 16 Januari bahwa mereka yakin investasi tersebut telah membuat pesawat tak berawak Ukraina lebih efektif dan mematikan.

    Mereka mencatat bahwa pesawat tak berawak angkatan laut Ukraina telah menghancurkan seperempat Armada Laut Hitam Rusia dan bahwa pesawat tak berawak yang dikerahkan di garis depan telah membantu memperlambat kemajuan Rusia di timur Ukraina.

    Sullivan mengatakan bahwa dorongan untuk membangun industri drone Ukraina telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bahwa pemerintahan Biden telah mulai memadukannya ke dalam industri pertahanan AS sendiri.

    Kepala Pentagon saat ini Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menulis opini bersama untuk The New York Times  yang menjelaskan bahaya pemotongan  bantuan militer ke Ukraina dan mengakhiri perang sebelum waktunya.

    Dalam pidato perpisahannya, Presiden Joe Biden menyebutkan Ukraina dalam konteks pencapaian kebijakan luar negerinya dan bagaimana ia telah ” memperkuat NATO “.

    Rusia Kehilangan Ribuan Tentara dalam Sehari

    Rusia telah kehilangan 1.340 tentara Rusia tewas dan terluka, 21 sistem artileri dan 13 kendaraan tempur lapis baja selama 24 jam terakhir.

    Hal ini diklaim oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam rilis di media sosial Facebook.

    Total kerugian tempur pasukan Rusia antara 24 Februari 2022 dan 18 Januari 2025 diperkirakan sebagai berikut [angka dalam tanda kurung mewakili kerugian terkini:

    -Sekitar 817.160 (+1.340) personel militer; 

    -9.803 (+0) tank;

    -20.394 (+13) kendaraan tempur lapis baja;

    -22.040 (+21) sistem artileri;

    -1.262 (+0) sistem roket peluncuran ganda;

    -1.046 (+0) sistem pertahanan udara;

    -369 (+0) pesawat sayap tetap;

    -331 (+0) helikopter;

    -22.579 (+13) UAV taktis dan strategis;

    -3.049 (+0) rudal jelajah;

    -28 (+0) kapal/perahu;

    -1 (+0) kapal selam;

    -34.325 (+69) kendaraan dan truk tangki bahan bakar;

    -3.699 (+0) kendaraan khusus dan perlengkapan lainnya.

    Pada hari sebelumnya, 17 Januari, dilaporkan bahwa Rusia telah kehilangan 1.670 tentara Rusia yang tewas dan terluka serta lebih dari 200 buah senjata dan peralatan militer Rusia.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Video Israel Terancam Jadi Gaza II jika Langgar Gencatan Senjata, Rudal Canggih Siaga Gempur Zionis – Halaman all

    Video Israel Terancam Jadi Gaza II jika Langgar Gencatan Senjata, Rudal Canggih Siaga Gempur Zionis – Halaman all

    Israel terancam akan diserang habis-habiskan hingga dibumihanguskan jika melanggar kesepakatan gencatan senjata.

    Tayang: Sabtu, 18 Januari 2025 15:08 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Israel terancam akan diserang habis-habiskan hingga dibumihanguskan jika melanggar kesepakatan gencatan senjata.

    Ancaman ini satu di antaranya disampaikan oleh kelompok Houthi Yaman.

    Pasukan Houthi menegaskan bahwa pihaknya terus memantau pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Biden Beri Remisi untuk 2.500 Napi AS, Terbanyak dalam Sehari

    Biden Beri Remisi untuk 2.500 Napi AS, Terbanyak dalam Sehari

    Washington DC

    Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan remisi kepada nyaris 2.500 narapidana yang dihukum karena pelanggaran narkoba tanpa melibatkan kekerasan. Gedung Putih menyebutnya sebagai pemberian remisi terbesar dalam sehari sepanjang sejarah AS.

    Para narapidana yang mendapatkan remisi, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/1/2025), merupakan mereka yang telah menjalani “masa hukuman yang jauh lebih lama” dibandingkan dengan hukuman yang akan mereka terima berdasarkan undang-undang yang berlaku saat ini.

    Biden menyebut langkah ini sebagai “langkah penting untuk memperbaiki kesalahan historis, memperbaiki kesenjangan hukuman, dan memberikan kesempatan kepada individu-individu yang layak untuk kembali kepada keluarga mereka”.

    “Dengan tindakan ini, saya sekarang telah memberikan lebih banyak pengampunan individu dan keringanan hukuman dibandingkan setiap presiden lainnya dalam sejarah AS,” ucap Biden dalam pernyataannya pada Jumat (17/1) waktu setempat.

    Dia menambahkan bahwa dirinya mungkin akan memberikan lebih banyak pengampunan dan keringanan hukuman sebelum menyerahkan jabatan kepada Presiden terpilih AS Donald Trump pada Senin (20/1) pekan depan.

    Bulan lalu, Biden memberikan keringanan hukuman terhadap 37 terpidana mati federal, dari total 40 terpidana mati federal, dengan mengubah hukuman mereka menjadi penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.

  • Presiden Iran Kunjungi Rusia, Teken Perjanjian Pertahanan dengan Putin

    Presiden Iran Kunjungi Rusia, Teken Perjanjian Pertahanan dengan Putin

    Moskow

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian berkunjung ke Rusia dan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin. Dalam pertemuan ini, keduanya menandatangani kemitraan strategis selama 20 tahun yang akan memperdalam hubungan militer kedua negara, yang kemungkinan memicu kekhawatiran Barat.

    Di bawah perjanjian tersebut, seperti dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2025), Teheran dan Moskow akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk dinas keamanan, latihan militer, kunjungan kapal perang ke pelabuhan masing-masing, dan latihan gabungan untuk perwira militer.

    Menurut teks perjanjian tersebut, kedua negara tidak akan membiarkan wilayah mereka digunakan untuk tindakan apa pun yang mengancam negara lainnya dan tidak akan memberikan bantuan kepada agresor yang menyerang salah satu negara.

    Disebutkan juga bahwa kedua negara akan bekerja sama dalam melawan ancaman militer.

    Namun perjanjian tersebut tidak mencakup klausul pertahanan bersama seperti yang dimuat dalam perjanjian antara Rusia dan Korea Utara (Korut), yang menurut Barat, telah melibatkan pasukan Pyongyang dalam perang melawan Ukraina — hal ini tidak pernah dikonfirmasi juga tidak disangkal oleh Moskow.

    Juga tidak disebutkan secara spesifik mengenai transfer senjata, yang menjadi perhatian khusus Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya. Namun kedua negara telah mengatakan mereka akan mengembangkan “kerja sama militer-teknis”.

    Putin, saat mengomentari perjanjian ini, mengatakan Rusia dan Iran memiliki banyak pandangan yang sama mengenai urusan internasional.

    Tonton juga Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump