Jenis Media: Internasional

  • Gencatan Senjata Dimulai, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali ke Rumah – Halaman all

    Gencatan Senjata Dimulai, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah 470 hari dibombardir tanpa henti oleh Israel, Gaza akhirnya kembali bangkit, Minggu (19/1/2025).

    Ketika gencatan senjata dimulai, penduduk yang mengungsi kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza.

    Mereka pulang dengan semangat meskipun banyak daerah yang telah hancur akibat serangan udara Israel.

    Di berbagai wilayah Gaza, dari Rafah hingga kota-kota di utara Gaza seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, keluarga-keluarga yang sebelumnya terpaksa mengungsi kini mulai kembali ke rumah mereka yang telah hancur menjadi puing-puing akibat serangan udara Israel.

    Gambar kendaraan militer yang mundur dari kota-kota utara menjadi simbol kemenangan, setelah mereka gagal menembus pertahanan dan ketahanan warga Gaza.

    Selain itu, di Jalur Gaza bagian tengah, keluarga-keluarga kembali ke kamp pengungsi Nuseirat.

    Puluhan ribu pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka juga kembali ke Kota Rafah di Selatan, dikutip dari Al Mayadeen.

    Kembalinya warga ke rumah yang telah rusak dan hancur bukan hanya sekadar pulang, tapi juga sebagai simbol kemenangan dan ketahanan. 

    Masyarakat Gaza, yang sebelumnya hidup dalam kekerasan dan kehancuran, kembali merebut rumah dan martabat mereka.

    Sementara itu, usaha Israel selama 15 bulan melenyapkan kelompok perlawanan tidak melemahkan kelompok militan seperti Brigade Al-Qassam.

    Pasukan ini tetap merayakan kemenangan dengan kendaraan militer.

    Kedatangan mereka disambut dengan sorak-sorai dan teriakan kekaguman dari masyarakat yang tetap setia pada situasi meskipun sulit.

    Solidaritas dan loyalitas masyarakat Gaza terhadap pemimpin Hamas, Mohammad Deif, tampak jelas melalui berbagai aksi yang menanamkan slogan-slogan dukungan terhadapnya.

    Sebagai informasi, gencatan senjata di Gaza telah dimulai Minggu (19/1/2025) hari ini pada pukul 11.15 waktu setempat.

    Sebelumnya, gencatan senjata yang awalnya dijadwalkan pada pukul 8.30 waktu setempat sempat tertunda.

    Israel mengatakan bahwa gencatan senjata ditunda lantaran Hamas belum menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan.

    Namun setelah Hamas menyerahkan nama dari 3 tawanan, gencatan senjata sudah mulai berlaku.

    Adapun ketiga nama tawanan tersebut adalah  Romi Gonen (24 tahun) Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun).

    Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

    Tahapan Gencatan Senjata

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • 46.913 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Sejak 7 Oktober 2023

    46.913 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Sejak 7 Oktober 2023

    Gaza

    Gencatan senjata di Gaza, Palestina, telah dimulai setelah perang mengerikan yang terjadi sejak Oktober 2023. Serangan Israel telah menewaskan sedikitkanya 46.913 warga Gaza.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (19/1/2025), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 46.913 dan korban luka mencapai 110.750 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Mayoritas korban tewas di Gaza adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Jumlah korban tewas diperkirakan jauh lebih tinggi dengan perkiraan 10.000 mayat masih terkubur di puing-puing beton di seluruh Gaza.

    Perang di Gaza meletus diklaim Israel dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel. Hamas juga menyandera ratusan orang dari Israel.

    Setelah perundingan panjang, Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata per Minggu (19/1). Namun, gencatan senjata yang harusnya dimulai pukul 08.30 waktu setempat sempat tertunda persoalan daftar sandera.

    Israel menganggap Hamas belum memenuhi kesepakatan karena belum memberikan daftar tiga orang sandera yang akan dibebaskan. Israel pun terus melakukan serangan dan menewaskan sedikitnya 10 orang di Gaza selama penundaan gencatan senjata.

    Gencatan senjata akhirnya dimulai pukul 11.15 waktu setempat usai Israel menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Israel juga akan membebaskan sekitar 95 orang warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak, yang mereka tahan.

    Seorang pengungsi Palestina, Anwar, berharap dapat kembali ke Rafah meskipun ada laporan bahwa rumahnya hancur dalam perang.

    “Saya akan pergi ke sana dan mencari tempat untuk mendirikan tenda untuk tinggal bersama keluarga saya yang beranggotakan delapan orang. Saya harus kembali ke kota saya. Saya harus kembali ke tempat saya dilahirkan. Itu adalah mimpi buruk, mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk, seolah-olah kami sedang bermimpi dan kemudian kami bangun lagi,” katanya kepada Al-Jazeera di Khan Younis.

    Dia bersyukur gencatan senjata bisa tercapai. Selama ini, dia dan keluarganya tinggal di tenda-tenda yang rapuh tanpa cukup makanan atau air.

    “Alhamdulillah, syukur kepada Allah atas segalanya. Saya berharap perjanjian gencatan senjata akan terus berlanjut dan tidak akan ada kesulitan yang terjadi selama periode mendatang dan semuanya akan baik-baik saja,” katanya.

    Lihat Video ‘Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata di Tengah Ancaman Israel’:

    (haf/imk)

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari Minggu (19/1/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah resmi dimulai.

    Pengumuman ini disampaikan di tengah harapan akan berakhirnya konflik yang telah menimbulkan banyak korban jiwa.

    Apa yang Terjadi Sebelum Gencatan Senjata Dimulai?

    Dalam pernyataannya, al-Ansari mengindikasikan bahwa tiga sandera akan dibebaskan pada hari yang sama, dan nama-nama mereka telah diserahkan kepada pihak Israel. “Tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

    Hal ini menjadi momen penting dalam proses gencatan senjata yang telah ditunggu-tunggu.

    Bagaimana Proses Gencatan Senjata Berlangsung?

    Menurut laporan dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku, dimulai pada pukul 1:15 pagi waktu setempat (04:15 ET).

    Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa gencatan senjata ini sempat mengalami penundaan hampir tiga jam.

    Hamas menyebutkan penundaan tersebut disebabkan oleh “alasan teknis” terkait dengan pembebasan nama tiga sandera yang disebutkan sebelumnya.

    Dalam situasi yang tegang ini, serangan Israel di Gaza terus berlanjut menjelang waktu yang direncanakan untuk gencatan senjata.

    Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, melaporkan bahwa setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka akibat serangan tersebut, dengan rincian korban berasal dari berbagai wilayah termasuk Rafah, Khan Yunis, dan Kota Gaza.

    Apa Dampak dari Gencatan Senjata Ini?

    Dengan dimulainya gencatan senjata, ribuan truk bantuan siap memasuki Gaza.

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) menyatakan bahwa sekitar 4.000 truk bantuan telah disiapkan, dengan setengah dari jumlah tersebut memuat makanan dan tepung.

    Ketersediaan bantuan ini menjadi harapan bagi banyak penduduk Gaza yang terdampak oleh konflik berkepanjangan.

    Apa Selanjutnya bagi Wilayah Gaza?

    Meskipun gencatan senjata telah dimulai, tantangan tetap ada.

    Proses pemulihan pasca-konflik dan distribusi bantuan akan memerlukan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak.

    Dengan demikian, masyarakat internasional akan memantau perkembangan situasi di wilayah tersebut dan berharap akan tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.

    Dengan demikian, gencatan senjata ini menjadi titik awal yang penting, tidak hanya untuk menghentikan kekerasan tetapi juga untuk memfasilitasi bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Gaza.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jam Berapa Donald Trump Dilantik? Simak Waktu dan Agendanya

    Jam Berapa Donald Trump Dilantik? Simak Waktu dan Agendanya

    Jakarta

    Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih akan digelar pada tanggal 20 Januari 2025. Pelantikannya kali ini diselenggarakan secara indoor di dalam ruangan Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC karena cuaca ekstrem melanda wilayah tersebut.

    Untuk diketahui, ini merupakan upacara pelantikan kedua Donald Trump sebagai Presiden AS. Dengan dilantiknya Trump kali ini, maka dia akan menjadikannya sebagai Presiden AS ke-45 dan ke-47. Adapun upacara pelantikan Presiden AS tahun ini merupakan yang ke-60 kalinya sejak tahun 1789.

    Lantas, jam berapa pelaksanaan pelantikan kedua Donald Trump akan dimulai?

    Menurut informasi yang dilansir laman resmi Senat AS, upacara pelantikan kedua Donald Trump akan dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2025 pukul 12 siang waktu setempat. Jika dihitung berdasarkan zona waktu di Indonesia, maka jatuh pada pukul 00.00 WIB di hari Selasa, 21 Januari 2025.

    Adapun jadwal lengkap dari rangkaian agenda pelantikan Donald Trump meliputi:

    Kebaktian Gereja Santo YohanesJamuan Teh di Gedung PutihUpacara Pengambilan Sumpah Jabatan di Gedung Kongres ASPerpisahan dengan Mantan Presiden dan Wakil Presiden ASUpacara Keberangkatan Gedung Kongres ASUpacara Penandatanganan PresidenMakan Siang Kongres JCCICPeninjauan Pasukan oleh PresidenParade Pasukan Presiden di Capital One ArenaUpacara Penandatanganan Kantor Oval di Gedung PutihPesta Panglima Tertinggi (Presiden Donald Trump Menyampaikan Sambutan)Pesta Pelantikan Liberty (Presiden Donald Trump Menyampaikan Sambutan)Pesta Cahaya Bintang (Presiden Donald Trump Menyampaikan Sambutan).

    Lihat Video ‘Trump Tiba Washington untuk Pelantikan Presiden AS’:

    (wia/imk)

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Pembebasan Sandera Gaza: 3 Dibebaskan Hari Ini, Empat Lainnya Dalam Seminggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan, pembebasan tiga tawanan yang ditahan di Gaza akan dilakukan setelah pukul 14:00 GMT atau sekitar pukul 21.00 WIB.

    Dalam pernyataan tersebut juga dikatakan, empat sandera perempuan lainnya yang masih hidup akan dibebaskan dalam waktu tujuh hari mendatang, dikutip dari Al-Jazeera.

    Sebelumnya, kelompok Hamas telah merilis tiga nama tawanan wanita Israel yang akan dibebaskan pada Minggu (19/1/2025) hari ini.

    Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obaide mengatakan, ketiga tawanan tersebut adalah Romi Gonen (24 tahun) Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun) dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kantor Perdana Menteri Israel Netanyahu.

    Ia mengatakan telah menerima daftar warga Israel yang akan dibebaskan pada hari Minggu berdasarkan perjanjian tersebut.

    Penananggung jawab utama pemerintah Israel dalam pemulangan sandera, Gal Hirsch mengatakan telah memberitahukan kabar ini kepada keluarga tiga sandera.

    Sebelumnya, kantor Netanyahu mengatakan gencatan senjata sempat ditunda lantaran Hamas belum menyerahkan daftar sandera.

    Perjanjian tersebut awalnya dijadwalkan mulai berlaku pada pukul 8.30 waktu setempat (06.30 GMT).

    Namun setelah Hamas menyerahkan nama dari 3 tawanan, gencatan senjata akan mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat.

    Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

    Tahapan Gencatan Senjata

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Kronologi Uya Kuya Ditegur & Dituding Hasilkan Uang dari Buat Konten di Lokasi Kebakaran Los Angeles – Halaman all

    Kronologi Uya Kuya Ditegur & Dituding Hasilkan Uang dari Buat Konten di Lokasi Kebakaran Los Angeles – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Uya Kuya menjadi sorotan karena ditegur saat membuat konten di depan sebuah rumah yang terbakar di Los Angeles, California, Amerika Serikat.

    Video Uya Kuya dan sang Astrid Kuya itu viral di media sosial TikTok.

    Perekam dan pengunggah video adalah pemilik rumah yang terbakar yang menjadi latar Uya Kuya bersama keluarganya membuat video.

    Pemilik akun Carolina Ramirez tidak terima dan menyebut Uya Kuya bertindak konyol serta tanpa empati membuat konten di lokasi kebakaran.

    Video tersebut memperlihatkan Uya dan keluarganya berdiri di trotoar membelakangi puing-puing sisa rumah yang terbakar, sambil menjelaskan situasi di lokasi kejadian. 

    Caronlia protes karena video atau konten yang dibuat Uya Kuta tanpa pemberitahuan langsung kepada diriya sebagai pemilik rumah.

    Carolina Ramirez, merasa terganggu karena keluarga Uya merekam tanpa izin. 

    Dirinya menyebut tindakan itu tidak sensitif terhadap penderitaan korban kebakaran.

    “They people try the monetize our pain and they don’t understand it (sangat menyedihkan, orang-orang itu mencoba memonetisasi rasa sakit kami dan mereka tidak mengerti),” kata Caronlia lewat akun TikToknya dikutip Tribun, Minggu (19/1/2025)..

    Perekam juga sempat bertanya kepada Uya Kuya dan keluarga.

    “Siapa kalian? Ini properti (rumah) pribadi saya,” ujarnya.

    “Maaf, (apa yang kalian lakukan) ini konyol,” ujarnya.

    Selanjutnya, Uya Kuya meninggalkan lokasi itu, dan video itu berakhir.

    Uya Kuya menegaskan bahwa konten yang ia buat di lokasi kebakaran di Altadena, Los Angeles, bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan sebagai bentuk informasi bagi masyarakat, terutama orang Indonesia yang ingin mengetahui situasi terkini di sana.

    Dalam pernyataannya, Uya menjelaskan bahwa banyak pihak, termasuk wartawan Indonesia, meminta gambar atau video terkait kondisi di lokasi kebakaran.

    “Kami hanya ingin memberikan informasi kepada beberapa orang Indonesia, termasuk wartawan Indonesia, yang meminta gambar atau video kondisi di sana,” kata Uya kepada awak media, Minggu (19/1/2025).

    Ia juga menekankan bahwa video yang dibuatnya tidak pernah diunggah ke platform media sosial seperti YouTube atau TikTok untuk konsumsi publik. 

    “Video itu tidak kami unggah di YouTube atau TikTok,” tegasnya.

    Menurut Uya, salah satu alasan ia ingin mendokumentasikan kondisi di lapangan adalah karena banyak beredar foto-foto yang diduga palsu atau hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI). 

    Dengan konten yang ia buat, Uya berharap dapat memberikan gambaran yang lebih akurat kepada masyarakat.

    “Soal kebakaran ini kan banyak foto-foto palsu atau yang dihasilkan AI. Jadi, sebenarnya kami hanya ingin membantu memberikan gambaran situasi kepada teman-teman yang memintanya,” ujarnya.

    Melalui akun Instagram-nya, Uya Kuya memberikan klarifikasi atas peristiwa tersebut yang membuatnya jadi sorotan di media sosial.

    Uya Kuya menjelaskan, peristiwa itu terjadi di wilayah Altadena, LA, Amerika Serikat (AS).

    Uya Kuya berdalih pembuatan konten dan foto diperuntukkan bagi media di Indonesia yang ingin melihat kejadian kebakaran di LA yang sebenarnya.

    “Waktu itu kita lagi buat video yang diminta sama teman-teman wartawan Indonesia yang mau lihat kejadian real di sana, berhubung banyak video hoax dan AI tentang kebakaran,” tulisnya, dikutip Tribunnews, Minggu (19/1/2025).

    Uya Kuya mengaku, lokasi pembuatan konten berada tak jauh dari rumah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut menjadi korban kebakaran di LA.

    Di sana, lanjut Uya Kuya, ada banyak polisi, FBI, Garda Nasional AS, hingga sejumlah warga lainnya yang ikut merekam sepanjang di tempat umum, pinggir jalan, dan tidak masuk ke properti warga setempat.

    “Kita lakukan di sidewalk pinggir jalan sesuai arahan aparat,” kata Uya.

    Di tengah proses pembuatan konten, Uya Kuya bersama sang istri, Astrid mendapat teguran dari seseorang yang mengaku sebagai pemilik rumah.

    Ia pun langsung menghentikan rekaman dan menghapus video tersebut.

    “Kita sudah meminta maaf juga pada yang bersangkutan karena sebelumnya orang tersebut tidak ada di sana.”

    “Kita juga nggak tahu kalau dia pemilik rumah sebelum dia menegur kita,” tambah Uya.

    Menurut pria berusia 49 tahun itu, kejadian tersebut terjadi sudah lama, jauh sebelum videonya viral.

    Ia juga tidak mengunggah konten kebakaran tersebut ke media sosial lantaran permintaan membuat video datang dari awak media di Indonesia.

    “Setelah itu video di depan rumah orang yang mengaku pemilik rumah juga langsung kita delete,” ujar Uya.

    Uya Kuya mengatakan tidak mengetahui sama sekali jika sosok yang menegur juga merekam dirinya.

    Ia baru mengetahui hal tersebut usai orang tersebut mengunggah video yang dipotong dan tidak ada kelanjutannya.

    Akun TikTok sang anak yaitu Cinta Kuya pun sempat mengirim pesan kepada pemilik kontan dan meminta maaf. Sayangnya, pesan itu tak dibalas. 

    “Bahkan ada beberapa penjelasan Cinta Kuya yang berusaha menjelaskan di kolom komennya banyak dihapus-hapusin mereka,” lanjut Uya.

    Personel band Tofu itu juga dituding scammer oleh orang di sana.

    “Melihat dari komen-komen yang di konten aslinya, mereka mengira kita adalah scammer yang berpura-pura menjadi korban kebakaran untuk mengumpulkan donasi untuk kepentingan pribadi karena mereka tidak mengerti mother language kita,” tambahnya.

    Terakhir, Uya menegaskan, penjelasannya ini tidak akan memuaskan semua netizen.

    Namun, ia berjanji akan belajar dari kesalahan yang dibuat dan meminta maaf atas kegaduhan yang dibuatnya. 

    Sementara itu, Cinta Kuya, putri sulung presenter Uya Kuya, memberikan penjelasan terkait video viralnya yang ditegur dan diusir oleh pemilik rumah yang terbakar saat sedang membuat konten di lokasi kebakaran Los Angeles.

    Dalam keterangan video yang diunggah di media sosialnya, Cinta menanggapi kritikan terhadap dia dan orangtuanya yang membuat konten di lokasi kebakaran.

    “Kami sudah mencoba menjelaskannya di DM-nya. Kami hanya mencoba memberikan informasi yang valid kepada orang Indonesia karena ada banyak berita palsu,” tulis Cinta dikutip dari akun @cintakuya.  

    “Kami sangat menyesal dan kami segera memindahkan dan menghapus video tersebut,” sambungnya.

    Cinta juga menjelaskan alasannya membuat konten tentang kebakaran di Los Angeles sebenarnya untuk meluruskan kabar hoaks yang beredar di Indonesia. 

    “Alasan aku upload kebakaran/wildfire di US ini karena aku mau memberi informasi yang valid dan benar, banyak sekali berita hoax di Indonesia,” tulis Cinta dikutip dari akun @cintakuya.

    “Kebetulan juga aku sekarang belajar di US dan tinggal di US. Semoga semua ini bisa menjawab pertanyaan kalian,” lanjutnya. (*)

     

  • Mediator Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Telah Dimulai – Halaman all

    Mediator Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Telah Dimulai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam sebuah pernyataan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    “Terkait laporan mengenai waktu dimulainya gencatan senjata di Gaza, kami mengonfirmasi bahwa nama-nama tiga sandera yang akan dibebaskan hari ini telah diserahkan kepada pihak Israel,” kata Jubir Kemenlu Qatar, dikutip dari Al Jazeera.

    Al-Ansari menambahkan tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris.

    “Dengan demikian, gencatan senjata telah dimulai.”

    Dikutip dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku.

    Gencatan senjata Israel-Hamas untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dimulai pada pukul 11.5 pagi waktu setempat (04.15 ET).

    Gencatan senjata Gaza sempat ditunda selama hampir tiga jam.

    Hamas menyebut penundaan ini karena alasan “teknis” dalam perilisan nama tiga sandera yang akan dibebaskan kepada Israel pada Minggu (19/1/2025).

    Bahkan, tadi menjelang gencatan senjata yang direncanakan pada pukul 08.30 pagi (01.30 pagi ET), serangan Israel tak berhenti menggempur Gaza.

    Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal mencatat setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza, dengan 36 orang terluka.

    “Satu orang tewas di Rafah, enam orang tewas di Khan Yunis, sembilan tewas di Kota Gaza dan tiga di utara,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Gencatan Senjata Dimulai, Ribuan Truk Bantuan Siap Masuki Gaza

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) mengatakan 4.000 truk bantuan siap memasuki Gaza.

    Dalam pernyataan tentang X, UNRWA mengatakan setengah dari mereka membawa makanan dan tepung.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Terima Daftar 3 Sandera Dibebaskan Hamas, Gencatan Senjata Lanjut

    Israel Terima Daftar 3 Sandera Dibebaskan Hamas, Gencatan Senjata Lanjut

    Gaza

    Hamas telah merilis nama tiga sandera asal Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata di Gaza, Palestina. Israel pun menyatakan akan melanjutkan kesepakatan yang sempat ditunda beberapa jam.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (19/1/2025), pengumuman nama-nama sandera yang akan dibebaskan itu disampaikan juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Qassam, Abu Obeida.

    “Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini Romi Gonen (24) Emily Damari (28) dan Doron Shtanbar Khair (31),” ujarnya.

    Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Hamas mengatakan telah menyerahkan nama-nama itu kepada mediator. Israel pun telah mengonfirmasi menerima daftar tawanan yang akan dibebaskan hari ini

    Kantor perdana menteri Israel menyatakan telah menerima daftar berisi nama-nama tawanan yang akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Israel juga telah mulai memberi tahu keluarga dari tiga wanita yang akan dibebaskan.

    Israel juga menyatakan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza akan dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat. Awalnya, gencatan senjata ditargetkan dimulai pukul 08.30 waktu setempat.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya Hamas tidak memenuhi komitmennya untuk memberikan nama-nama tiga tawanan yang akan dibebaskan dengan imbalan puluhan tahanan Palestina. Israel pun melanjutkan serangan meski telah memasuki waktu gencatan senjata yang disepakati.

    (haf/imk)

  • Penahanan Yoon Suk Yeol Diperpanjang, Ratusan Pendukung Serbu Gedung Pengadilan – Halaman all

    Penahanan Yoon Suk Yeol Diperpanjang, Ratusan Pendukung Serbu Gedung Pengadilan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penahanan terhadap presiden yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol telah diperpanjang oleh pengadilan Korea Selatan pada Minggu (19/1/2025).

    Langkah ini diambil dengan alasan kekhawatiran bahwa Yoon dapat menghilangkan bukti terkait deklarasi darurat militernya.

    Namun sayangnya, keputusan tersebut memicu ratusan kemarahan pendukung Yoon.

    Mereka menyerbu gedung pengadilan setelah adanya keputusan tersebut.

    Kaca-kaca di gedung pengadilan pecah dan pintu rusak akibat ratusan pendukung Yoon memasuki pengadilan.

    Mereka bermaksud mendukung Yoon sambil menghancurkan peralatan seperti komputer dan perabotan di dalam gedung.

    Rekaman yang beredar menunjukkan pengunjuk rasa menembakkan alat pemadam kebakaran ke arah petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk. 

    Beberapa jam kemudian, situasi kembali pulih setelah polisi terjun ke lokasi.

    Pihak berwenang juga menangkap 46 pengunjuk rasa yang terlibat dalam tindakan kekerasan tersebut.

    “Kami akan memburu hingga tuntas mereka yang melakukan tindakan ilegal atau yang menghasut dan membantu,” kata Kepolisian Metropolitan Seoul dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.

    Sebanyak 40 orang dilaporkan mengalami luka ringan dalam kejadian kekacauan di gedung pengadilan.

    “Ada sekitar 40 orang yang mengalami luka ringan selama kekacauan itu, tetapi tidak ada luka serius yang dilaporkan,” kata seorang responden darurat di dekat pengadilan.

    Sebelumnya, Yoon telah mengajukan promohonan agar ia segera dibebaskan.

    Namun Pengadilan Distrik Barat Seoul menyetujui perpanjangan pengecualian Yoon atas permintaan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO). 

    “Alasan persetujuan tersebut adalah kekhawatiran bahwa tersangka dapat menghilangkan bukti,” kata pengadilan.

    Yoon kini ditahan di pusat terpencil Seoul selama 20 hari mendatang berdasarkan surat perintah baru tersebut.

    Hingga kini, Yoon belum sepenuhnya bekerja sama dengan penyidik.

    Termasuk menolak menghadiri beberapa pemeriksaan yang dijadwalkan oleh CIO.

    Beberapa hari yang lalu, Yoon menolak upaya penyidik untuk memeriksa dan menginterogasinya soal darurat militer pada Jumat (17/1/2025).

    Pengacara Yoon, Seok Dong-hyeon mengatakan bahwa presiden tidak akan hadir dalam pemeriksaan.

    “Dia telah menyatakan secara lengkap posisi dasarnya pada hari pertama (penangkapan), dan kami yakin tidak ada alasan atau kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bolak-balik,” kata pengacara Yoon.

    Sebelumnya, Yoon juga menolak menghalangi upaya untuk menginterogasinya pada Kamis.

    Oleh karena itu, ini merupakan kedua kalinya Yoon menolak untuk diinterogasi.

    Sang pengacara mengatakan bahwa Yoon merasa tidak perlu hadir lantaran telah menyatakan semuanya pada hari Rabu.

    “Presiden tidak akan hadir di CIO hari ini. Beliau sudah cukup menyampaikan sikap dasarnya kepada penyidik ​​pada hari pertama,” katanya, dikutip dari Kten.

    Yoon diinterogasi selama berjam-jam pada Rabu, tetapi menggunakan haknya untuk diam sebelum menolak untuk diinterogasi keesokan harinya.

    Perlu diketahui bahwa surat perintah penangkapan Presiden Yoon hanya berlaku selama 48 jam.

    Sehingga pihak bewenang memiliki waktu 48 jam untuk menginterogasi presiden yang dimakzulkan.

    Oleh karena itu, surat perintah penangkapan Yoon berakhir pada Jumat malam.

    Sebagai informasi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol ditangkap di kediaman presiden di Seoul pada Rabu (15/1/2025).

    Ini menjadikannya presiden pertama dalam sejarah negara itu yang ditahan.

    Penangkapan ini terjadi setelah penerapan darurat militer yang hanya berlangsung singkat, yang memicu protes besar dan ketegangan politik di seluruh negeri.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Yoon Suk Yeol

  • Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tel Aviv

    Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka mundur karena menolak kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Dilansir Al-Jazeera, Jumat (19/1/2025), Partai Otzma Yehudit atau Kekuatan Yahudi tidak lagi menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa. Tetapi, mereka mengatakan tidak akan mencoba menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.

    Ben-Gvir merupakan pemukim di Kiryat Arba yang menjadi salah satu permukiman paling radikal di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ben-Gvir juga pernah dihukum karena hasutan rasisme, merusak properti, memiliki materi propaganda organisasi ‘teroris’ dan mendukung organisasi ‘teroris’ atau kelompok terlarang Kach milik Meir Kahane yang ia ikuti saat berusia 16 tahun.

    Namun dalam pemilihan umum Maret 2021, partai Jewish Power milik Ben-Gvir berhasil memasuki Parlemen Israel dengan bergabung bersama Partai National Union milik Bezalel Smotrich. Koalisi mereka menjadi kubu Zionisme Religius atas perintah PM saat itu Benjamin Netanyahu, kalah dalam pemilihan umum melawan gabungan kubu Naftali Bennet dan Yair Lapid.

    Ben-Gvir menjadi salah satu menteri yang kerap melontarkan pernyataan ataupun melakukan hal kontroversial. Dia pernah dihujat oleh dunia internasional usai melontarkan keinginan membangun sinagoge di kompleks Al-Aqsa.

    Gencatan senjata di Gaza disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Gencatan senjata menjadi langkah pertama dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar sandera yang akan dibebaskan. Hamas sendiri menyatakan berkomitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Israel pun terus menyerang Gaza pada Minggu (19/1) meski telah masuk waktu gencatan senjata. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Perang di Gaza telah terjadi sejak 7 Oktober 2023. Israel berdalih serangan ke Gaza untuk menghabisi Hamas yang melakukan serangan ke wilayah mereka.

    Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang di Israel. Selain itu, ada ratusan orang yang ditahan dan menjadi sandera Hamas.

    Sementara, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 46 ribu orang di Gaza. Selain itu, ada ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang menjadi pengungsi akibat serangan Israel.

    (haf/imk)