Jenis Media: Internasional

  • Bunga Bangkai Asal Indonesia Menarik Ribuan Orang di Australia

    Bunga Bangkai Asal Indonesia Menarik Ribuan Orang di Australia

    Jakarta

    Tanaman langka yang dikenal sebagai “bunga bangkai” sedang mekar di Royal Botanic Gardens of Sydney, Australia. Proses mekar yang disiarkan secara langsung berhasil menarik ribuan orang.

    Tanaman titan arum mekar hanya sekali setiap beberapa tahun selama 24 jam.

    Tanaman berjuluk “Putricia” ini mengeluarkan aroma tidak sedap. Beberapa pengunjung mengaku mencium beragam bau, mulai dari bau “sampah”, “durian”, “kaus kaki basah”, hingga “bangkai binatang yang membusuk”.

    Penantian panjang untuk melihat Putricia mekar telah memunculkan lelucon dan bahkan bahasa gaul unik, yaitu “WWTF”, atau “We Watch the Flower”.

    Getty ImagesPutricia dikelilingi tali beludru merah di Taman Botani Sydney.

    Pihak Taman Botani Sydney sengaja menyiarkan proses mekar bunga bangkai secara langsung agar khalayak umum bisa menyaksikan dari mana saja.

    Siaran tersebut menarik lebih dari 8.000 penonton secara bersamaan pada Kamis (23/01). Jumlahnya kemudian meningkat dua kali lipat dalam beberapa jam karena penampilan tanaman tersebut perlahan berubah.

    “Spesimen ini berusia sekitar 10 tahun. Kami memperolehnya dari rekan-rekan kami di Kebun Raya LA saat berusia tiga tahun, dan kami telah merawatnya selama tujuh tahun terakhir,” katanya kepada BBC.

    “[Kami] sangat gembira karena bunga pertama kami mekar dalam 15 tahun.”

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Saat Putricia mekar, ribuan pemirsa dapat melihat Putricia membuka kelopak merah marun yang dikenal sebagai spathe di sekitar duri besar di bagian tengah tanaman.

    Pihak Taman Botani mengatakan bahwa “sulit untuk memprediksi kapan tepatnya” Putricia akan mekar. Tetapi hal itu tidak menghentikan ribuan orang berkumpul secara daring.

    “Saya kembali lagi untuk melihat bagaimana keadaan Putricia dan saya dapat melihat ia masih bersikap tenang seperti ratu,” tulis seorang komentator.

    “Ini adalah pertunjukan paling lambat yang pernah ada,” kata yang lain.

    Orang lain lagi menulis: “Semalaman saya menonton, tertidur, terbangun, menonton, tertidur. Saya lemah, tetapi Putricia kuat.”

    Getty ImagesSeorang bocah menutup hidungnya saat menyaksikan bunga bangkai di Royal Botanic Garden Sydney, Australia, pada 23 Januari 2025.

    Tanaman ini hanya dapat ditemukan di hutan Sumatera, Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Amorphophallus titanium. Nama itu berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “penis raksasa yang cacat”.

    Saat berbunga, tangkai panjang berwarna kuning pada tanaman ini mengeluarkan bau yang kuat, seperti bau daging yang membusuk. Tujuannya untuk mengelabui penyerbuk agar hinggap sehingga mereka dapat memindahkan serbuk sari.

    Getty ImagesTitan arum yang tumbuh secara liar di Indonesia bisa mencapai tinggi hingga tiga meter.

    Tanaman ini memiliki struktur bunga terbesar di dunia, karena dapat tumbuh hingga setinggi tiga meter dan berat hingga 150kg. Tanaman ini mengandung beberapa ratus bunga di pangkal tangkainya.

    Tanaman ini terancam punah di alam liar karena penggundulan hutan dan degradasi lahan.

    Putricia adalah salah satu dari beberapa titan arum di Royal Botanic Gardens Sydney, yang terakhir kali mekar 15 tahun lalu.

    Namun, ada beberapa bunga bangkai yang mekar di Australia dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Kebun Raya Melbourne dan Adelaide, yang juga menarik ribuan pengunjung.

    Ada juga beberapa bunga yang bertempat di Kew Gardens di London. Salah satunya mekar pada bulan Juni tahun lalu.

    Pertama kali Titan arum berbunga di luar Sumatra adalah pada tahun 1889 di Kew, London.

    Lihat juga Video ‘Bunga Bangkai Mekar di Antara Batu Dekat Air Terjun Sumsel’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • WNI yang Rumahnya Terbakar Menerima Pertolongan Komunitas Australia

    WNI yang Rumahnya Terbakar Menerima Pertolongan Komunitas Australia

    Komunitas Australia menggalang dana bagi warga Indonesia yang rumahnya terbakar akhir Desember tahun lalu.

    Rumah tersebut adalah milik Yulitta Owen, akrab disapa Yuli, yang tinggal bersama suami dan keempat anaknya di sebelah utara pusat kota Melbourne.

    Yuli yang merupakan perawat di bangsal penanganan kanker Royal Melbourne Hospital sedang bekerja ketika ia mendapat telepon dari suaminya.

    Ketika menerima panggilan tersebut, ia merasakan ada kejanggalan.

    “Saya bilang ini suami saya telepon terus, ini pasti ada emergency,” kata Yuli kepada Billy Adison dari ABC Indonesia.

    “Saya angkat dan dia bilang kalau rumah kami terbakar.”

    Yuli mengatakan ia dan keluarganya sudah menempati rumah tersebut sejak 21 tahun yang lalu.

    Meski masih menunggu hasil penyelidikan resmi, polisi menduga kebakaran tersebut disebabkan oleh ledakan baterai panel surya di atap mereka.

    Pada saat kejadian, suhu udara di Melbourne mencapai 42 derajat Celsius.

    Namun, masa berlaku asuransi rumah Yuli sudah habis saat kebakaran tersebut terjadi. Ia pun mengaku terlambat membayarnya.

    Kondisi atap area dapur rumah Yuli.

    Kondisi atap rumah Yuli yang terbakar dari dalam rumah.

    Kondisi atap rumah Yuli yang terbakar dari luar.

    Meski sudah mengajukan klaim, pihak asuransi tidak bisa menutupi biaya renovasi rumahnya yang dibeli pada tahun 1970 itu.

    “Mereka jawabannya, diplomasinya, karena sudah memberikan notifikasi waktu itu, makanya kita juga terima, mungkin kita yang salah juga,” ujar Yuli.

    “Kalau asuransi dibayarkan … kita hanya mungkin pindah tempat, semua diperbaiki asuransi, sewa rumah dibayarin asuransi, kita mungkin hanya sedih saja karena rumah terbakar.”

    “Tapi kalau sekarang, sudah rumah terbakar, kita harus bayar sendiri perbaikan.”

    Penggalangan dana komunitas Australia

    Dua hari setelah rumahnya terbakar, rekan kerja Yuli di Royal Melbourne Hospital berkumpul untuk menggalang dana.

    Grace O’Toole, salah satu inisiator penggalangan dana dan teman kerja Yuli, mengatakan banyak pihak yang prihatin dan berupaya ingin terus mendukungnya.

    “Yuli sudah seperti ibu bagi kami semua,” kata Grace.

    “Jadi ketika kami mendengar apa yang terjadi, tanpa berpikir dua kali, kami langsung menolongnya.”

    Hingga saat ini, situs GoFundMe mencatat lebih lebih dari $27,000 (Rp275 juta) dana sudah terkumpul.

    Grace mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk merenovasi rumah Yuli dan membayar biaya sewa rumah kontraknya yang akan ditempati hingga enam bulan ke depan.

    Bagi Yuli, eratnya hubungan dan keinginan untuk membantu, baik dari para tetangga yang berlatar belakang beragam maupun dari komunitas Indonesia di Melbourne “menyelamatkan hidupnya.”

    “Tetangga, teman, relasi, semua membantu, jadi guyub, jadi mengingatkan saya di Indonesia,” kata Yuli.

    “Padahal mereka komunitas di Australia ini multicultural background [latar belakangnya beragam].”

    Yuli juga mengatakan teman-teman Indonesia nya tidak berhenti menanyakan kondisinya dan menawarkan bantuan.

    “Mereka selalu membombardir dengan ‘apa yang bisa dibantu, Mbak Yuli?’” katanya.

    Sebulan sejak kebakaran tersebut, Yuli merasa bersyukur karena insiden tersebut tidak menelan korban jiwa.

    Apalagi bila menimbang kerusakan yang lebih parah yang dialami warga di negara bagian Victoria lebih luas maupun di negara bagian yang lain sesaat Australia menghadapi peringatan bahaya kebakaran hutan.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067, Trump-Putin Siap Dialog, Zelensky Sebut Kremlin Manipulasi – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067, Trump-Putin Siap Dialog, Zelensky Sebut Kremlin Manipulasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1067 pada Sabtu (25/1/2025).

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan, Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha untuk memanipulasi Donald Trump, lapor The Guardian.

    Putin menggambarkan hubungan antara dirinya dengan Trump sebagai “bisnis, pragmatis, dan dapat dipercaya.”

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1067

    Zelensky Sebut Rusia Bermaksud Memanipulasi Trump

    Zelensky memperingatkan Putin berusaha untuk “memanipulasi” Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Peringatan ini muncul setelah Putin memuji Trump dan menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengannya.

    Zelensky menyatakan dalam pidato hariannya pada Jumat (24/1/2025), Putin ingin memanfaatkan keinginan Trump untuk mencari perdamaian.

    “Putin ingin memanipulasi keinginan presiden Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian,” kata Zelensky.

    Dia juga menambahkan bahwa Putin sebenarnya lebih memilih untuk melanjutkan perang dan berusaha memengaruhi pemimpin dunia lainnya demi mendukung tujuan Rusia.

    Putin Siap Berdiskusi dengan Trump

    Putin menyatakan bahwa “siap untuk berunding” mengenai perang di Ukraina dengan Donald Trump.

    Presiden Rusia menyebut pertemuan antara keduanya bisa menjadi ide yang bagus.

    Putin menggambarkan hubungan antara dirinya dengan Trump sebagai “bisnis, pragmatis, dan dapat dipercaya.”

    Selain itu, Putin mengulang klaim Trump yang menyatakan bahwa jika Trump yang menjadi presiden pada 2022, perang di Ukraina tidak akan terjadi.

    Putin juga kembali mengungkapkan pernyataan Trump yang mengklaim bahwa pemilu AS 2020 telah “dicuri” meskipun klaim tersebut telah dibantah oleh banyak pihak.

    Marco Rubio Perintahkan Bantuan Luar Negeri Dihentikan, Kecuali untuk Israel dan Mesir

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio memerintahkan untuk menghentikan hampir semua bantuan luar negeri yang diberikan oleh AS.

    Dia membuat pengecualian untuk bantuan yang diberikan kepada Israel dan Mesir, menurut memo internal yang dikirimkan ke staf di Departemen Luar Negeri AS.

    Perintah ini mencakup berbagai jenis bantuan, mulai dari bantuan pembangunan hingga bantuan militer.

    Ini juga bisa memengaruhi bantuan yang diberikan kepada Ukraina.

    Masih belum jelas seberapa luas perintah ini dan jenis bantuan apa yang akan dipotong, mengingat bahwa Kongres AS yang menetapkan anggaran pemerintah federal.

    USAID Menangguhkan Bantuan ke Ukraina

    Dikutip dari Suspilne, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan perintah untuk menghentikan bantuan internasional yang ada dan menangguhkan bantuan baru pada Jumat (24/1/2025).

    Seorang pejabat dari USAID yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pembekuan bantuan ini berdampak pada proyek-proyek di berbagai negara, termasuk Ukraina.

    Beberapa proyek yang terkena dampak pembekuan ini termasuk bantuan untuk sektor pendidikan dan kesehatan, seperti perawatan medis darurat untuk ibu dan vaksinasi anak-anak, yang sebelumnya diberikan di Ukraina.

    Dengan demikian, semua pekerjaan yang terkait dengan proyek-proyek tersebut dihentikan sementara waktu.

    Penjualan Peralatan Militer AS Capai Rekor

    Penjualan peralatan militer dari Amerika Serikat ke negara-negara lain meningkat tajam pada tahun 2024, naik sebesar 29 persen hingga mencapai $318,7 miliar.

    Kenaikan ini terjadi karena banyak negara yang ingin menggantikan persediaan senjata yang telah mereka kirimkan ke Ukraina, serta mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik besar di masa depan.

    Beberapa transaksi besar yang disetujui termasuk penjualan jet tempur F-16 senilai $23 miliar ke Turki, F-15 senilai $18,8 miliar ke Israel, dan tank M1A2 Abrams senilai $2,5 miliar ke Rumania.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Jakarta

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia. Keputusan ini diambil usai perintah eksekutif Donald Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS.

    Dilansir CNN, Sabtu (25/1/2025), Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengirim telegram ke semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menguraikan langkah tersebut. Pesan itu mengancam pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk program-program di seluruh dunia.

    Bantuan luar negeri telah menjadi sasaran kemarahan dari Partai Republik di Kongres dan pejabat pemerintahan Trump, tetapi pendanaan tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan anggaran AS. Cakupan perintah eksekutif dan telegram berikutnya telah membuat pejabat kemanusiaan terguncang.

    Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.

    “Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari.

    Perintah dari Departemen Luar Negeri memberikan keringanan untuk bantuan pangan darurat serta pembiayaan militer asing untuk Israel dan Mesir. Telegram tersebut tidak secara khusus menyebutkan negara lain yang menerima pembiayaan militer asing seperti Ukraina atau Taiwan.

    Seorang pejabat kemanusiaan mengatakan bahwa jeda tersebut sangat mengganggu dan mengatakan bahwa rincian telegram tersebut hal terburuk yang bisa terjadi.

    “Industri bantuan asing dan birokrasi AS tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan dalam banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Trump.

    Namun, salah satu pejabat mencatat bahwa program bantuan, seperti yang terkait dengan kesehatan global, yang menjadi sasaran pembekuan tersebut, merupakan kepentingan AS dan telah mendapatkan dukungan bipartisan.

    “Memastikan tidak ada pandemi merupakan kepentingan kami. Stabilitas global merupakan kepentingan kami,” kata pejabat AS.

    Diketahui sebelumnya Trump mengeluarkan keputusan kontroversional. Trump menarik AS dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, WHO salah menangani persoalan pandemi Covid-19 dan isu kesehatan dunia lainnya.

    Trump menilai WHO gagal bertindak secara independen dari pengaruh politik dan menagih pembayaran yang memberatkan AS. Menurutnya, pengenaan tarif WHO tidak proporsional dibanding negara lain yang lebih besar, seperti China.

    “World Health menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi,” kata Trump usai menandatangani perintah menarik diri dari WHO, dikutip dari Reuters, Selasa (21/1).

    (lir/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

    Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

    Jakarta

    Penduduk Palestina di Jalur Gaza menghadapi tantangan besar untuk memulihkan “lebih dari 60 tahun pembangunan yang telah hilang,” selama perang 15 bulan antara Israel dan Hamas, menurut Direktur UNDP Achim Steiner.

    Sejak dimulainya gencatan senjata pada hari Minggu (19/1) kemarin, perhatian kini beralih untuk membantu warga Palestina membangun kembali Gaza dari reruntuhan.

    Perserikatan Bangsa-bangsa memperkirakan, saat ini sekitar 42 juta ton puing berserakan di penjuru Gaza, dan lebih dari dua pertiga infrastruktur hancur dalam serangan udara dan serangan darat Israel.

    Perang tersebut juga menyebabkan kematian 46.000 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat karena masih banyak jenazah yang belum teridentifikasi.

    PBB juga mengatakan proses membangun kembali di Jalur Gaza kemungkinan akan memakan waktu puluhan tahun, dengan biaya mencapai USD80 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun.

    ‘Lingkungan yang sangat beracun’

    Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNDP, yang dikepalai Steiner merupakan salah satu badan PBB yang menyalurkan bantuan untuk Palestina, dengan fokus pada infrastruktur di wilayah tersebut.

    “Kami memperkirakan, pembangunan selama lebih dari 60 tahun telah musnah. Sebanyak 67% infrastruktur rusak atau hancur,” katanya kepada DW dalam sebuah wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

    ‘Tidak hanya infrastruktur fisik’

    Selain menyalurkan bahan makanan pokok dan suplai medis ke Gaza secepat mungkin, Steiner mendesak agar infrastruktur vital segera dibangun ulang, seperti instalasi pemurnian air bertenaga surya. Setelah itu, tugas membersihkan puing dan membangun kembali sekolah atau rumah sakit sudah harus dimulai.

    Selain bantuan fisik, UNDP melaporkan warga Gaza juga membutuhkan bantuan menemukan kerabat yang hilang, atau dukungan konsultasi psikologis.

    “Jika Anda melihat trauma yang dialami orang-orang, bukan hanya infrastruktur fisik yang mengalami kerusakan besar. Orang-orang telah kehilangan puluhan ribu kerabat,” katanya.

    “Seperti yang kita tahu dari masa lalu, ada tingkat trauma yang jelas akan memengaruhi kesehatan mental warga selama bertahun-tahun yang akan datang.

    “Banyak anak mungkin menjadi yatim piatu saat ini. Mereka dirawat oleh keluarga lain di tenda mereka.”

    ‘Perjuangan berat’ memulihkan Gaza

    Agar rekonstruksi dapat dimulai, gencatan senjata antara Israel dan Hamas harus dipertahankan. “Masih ada banyak kegugupan,” kata Steiner. “Apakah gencatan senjata akan dipertahankan, apakah fase ke2 dan ke3 benar-benar akan berjalan?”

    Tahap kedua gencatan senjata mencakup penghentian pertempuran secara permanen, pemulangan sandera yang tersisa, dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Tahap ketiga menyangkut pembangunan kembali Gaza.

    Jika gencatan senjata berhasil ditegakkan, Steiner mengatakan dunia internasional telah menyiapkan dana untuk membiayai bantuan kemanusiaan secara dini.

    Namun, upaya untuk membangun kembali Gaza akan membutuhkan komitmen jangka panjang dari negara-negara anggota PBB dan sektor swasta, imbuhnya.

    ” Untuk pekerjaan pemulihan di awal saja, diperlukan dana miliaran dolar. Dalam jangka panjang, biaya rekonstruksi akan mencapai puluhan miliar,” kata Steiner.

    “Masyarakat internasional akan diminta untuk melangkah maju. Sektor swasta juga dapat berinvestasi… dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi. Akan menjadi perjuangan yang sangat berat untuk memobilisasi dana dan sumber daya bagi upaya pemulihan dan rekonstruksi awal selama beberapa tahun ke depan.”

    Israel harus tunjukkan ‘itikad baik’

    Steiner melihat peran penting Amerika Serikat dan Eropa dalam membiayai dan mendukung pembangunan kembali Gaza, dengan alasan bahwa kedua pihak memiliki kepentingan politik dalam perdamaian di Gaza.

    Dia juga mengharapkan dukungan signifikan dari negara-negara di Timur Tengah, meskipun Lebanon dan Suriah saat ini tengah menghadapi upaya rekonstruksinya sendiri.

    Steiner juga melihat pentingnya Israel untuk menjaga dialog. “Saya pikir Israel, seperti dalam konflik apa pun, harus menjadi mitra negosiasi dengan itikad baik,” katanya.

    Perang antara Israel dan Hamas dimulai setelah kelompok militan itu melancarkan serangan teror ke Israel pada 7 Oktober 2023.

    Serangan itu menyebabkan lebih dari 1.200 kematian dan penyanderaan hampir 250 orang. Sembilan puluh satu dari sandera hingga kini masih belum diketahui keberadaannya.

    Wawancara oleh Pemimpin Redaksi DW Manuela Kasper-Claridge.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jaksa Ajukan Lagi Perpanjangan Penahanan Presiden Korsel Usai Ditolak Hakim

    Jaksa Ajukan Lagi Perpanjangan Penahanan Presiden Korsel Usai Ditolak Hakim

    Seoul

    Jaksa Korea Selatan kembali mengajukan perpanjangan penahanan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan atas kegagalan menerapkan darurat militer. Permohonan perpanjangan penahanan oleh jaksa sebelumnya ditolak pengadilan Seoul.

    Dilansir AFP, Sabtu (25/1/2025), Yoon ditangkap dalam penggerebekan dini hari Minggu lalu atas tuduhan pemberontakan. Yoon menjadi kepala negara Korea Selatan pertama yang ditahan dalam penyelidikan kriminal.

    Pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapannya minggu lalu, dengan mengatakan ada risiko Yoon akan menghancurkan bukti. Akan tetapi, penyelidik mengatakan bahwa dokumen asli kedaluwarsa pada hari Selasa mendatang.

    Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Jumat malam kemarin, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menolak permintaan penyidik untuk memperpanjang penahanannya hingga 6 Februari. Pengadilan mengatakan bahwa sulit untuk menemukan alasan yang cukup.

    Beberapa jam kemudian, jaksa mengajukan permintaan perpanjangan penahanan baru.

    Kantor Investigasi Korupsi (CIO) telah melimpahkan kasus ini kepada kejaksaan. CIO merekomendasikan jaksa untuk memutuskan apakah akan mendakwa Yoon dengan tuduhan memimpin pemberontakan atau penyalahgunaan kekuasaan.

    Saat ini, Yoon masih ditahan di pusat tahanan di Seoul. Yoon tetap menjadi kepala negara Korea Selatan meskipun ia ditahan.

    Para ahli mengatakan putusan penolakan perpanjangan penahanan berarti jaksa harus bergerak cepat untuk mendakwa Yoon agar dia tetap ditahan.

    “Hakim tampaknya telah memutuskan bahwa tidak ada pembenaran untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap Yoon dan bahwa jaksa harus memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan,” kata seorang pengacara dan pengamat politik Yoo Jung-hoon kepada AFP.

    Yoon menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan kriminal atas deklarasi darurat militernya. Tim pembela hukumnya berpendapat bahwa para penyelidik tidak memiliki kewenangan hukum.

    Presiden yang diskors tersebut juga menghadapi sidang terpisah di Mahkamah Konstitusi. Jika putusan sidang mendukung pemakzulan, Yoon akan secara resmi dicopot dari jabatannya. Pemilihan umum juga harus diadakan dalam waktu 60 hari.

    Lihat juga Video ‘Presiden Korsel Disebut Tak Bermaksud Memberlakukan Darurat Militer Penuh’:

    (lir/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Populer Internasional: Trump Kirim Tentara Tambahan ke Perbatasan Meksiko – Strategi Bertahan Hamas – Halaman all

    Populer Internasional: Trump Kirim Tentara Tambahan ke Perbatasan Meksiko – Strategi Bertahan Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Presiden AS Donald Trump mengirimkan 1500 tentara tambahan ke perbatasan Meksiko, ada apa?

    Media Timur Tengah membongkar strategi bertahan Hamas di Gaza yang membuat Israel menggila.

    Meski gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza, Israel rupanya dilaporkan ingin segera melanjutkan perang.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Trump Kirim 1.500 Tentara Tambahan ke Perbatasan AS-Meksiko, Total Jadi 4.000 Personel

    Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan serangkaian perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat, Senin (20/1/2025). (Tangkapan layar YouTube White House)

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan penambahan 1.500 tentara tambahan di perbatasan AS-Meksiko.

    Keputusan ini menjadikan jumlah tentara yang dikerahkan di perbatasan mencapai total 4.000 personel.

    “Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menambah 1.500 tentara di perbatasan selatan Amerika Serikat,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dikutip dari AFP.

    Tentara tambahan ini terdiri dari 1.000 personel angkatan darat dan 500 marinir.

    Pasukan tambahan ini akan bergabung dengan sekitar 2.200 tentara aktif dan ribuan tentara Garda Nasional yang sudah ditempatkan di perbatasan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Media Timur Tengah Bongkar Strategi Bertahan Hamas di Gaza yang Buat Israel ‘Gila’

    Salah satu media Timur Tengah, The Cradle, menyebut strategi bertahan para pejuang Hamas di Jalur Gaza telah membuat Israel “gila”.

    The Cradle mengatakan pembebasan tiga warga Israel yang disandera Hamas memicu sorotan besar dari media-media Israel.

    Lalu, peristiwa dramatis berupa keluarnya para pejuang Hamas dari puing-puing bangunan telah meruntuhkan narasi resmi pejabat Israel mengenai perang di Gaza dan perlakuan Hamas terhadap para sandera.

    Warga Israel pun bertanya mengenai apa yang dilakukan Israel di Gaza selama 15 bulan belakangan.

    “Brigade Al Qassam (sayap militer Hamas) mengatur setiap detail peristiwa itu untuk memastikan dampaknya. Mulai dari kantong berisi hadiah hingga seragam pejuang, pertunjukan itu memperlihatkan perhitungan yang akurat,” kata media itu.

    “Sebuah pawai militer bahkan digelar di Lapangan Saraya, sebuah area yang dikepung oleh pasukan pendudukan Israel.”

    Menurut media itu, Hamas sengaja memilih menggelar pawai di sana untuk menyimbolkan kekalahan Israel.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Israel Meminta Waktu 30 Hari Lagi untuk Menarik Diri dari Lebanon, Begini Kata Media Israel Haaretz

    Surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan bahwa pendudukan Israel terlibat dalam diskusi ekstensif dalam upaya untuk memperpanjang jangka waktu penarikannya dari Lebanon selatan.

    Pendudukan Israel telah meminta Amerika Serikat untuk menunda penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan selama 30 hari setelah batas waktu yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata. 

    Informasi ini berasal dari sumber yang mengetahui rincian tersebut yang berbicara kepada surat kabar Israel Haaretz .

    Menurut publikasi tersebut, Amerika Serikat, Prancis, Lebanon, dan pendudukan Israel tengah melakukan diskusi intensif terkait masalah ini, sebagaimana dilaporkan oleh sumber diplomatik Prancis. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Israel Segera Lanjutkan Perang Usai Kaget Lihat Petempur Hamas Muncul dalam Sekejap Mata di Gaza

    Media Amerika Serikat (AS) The New York Times memberikan ulasan terkait kemunculan personel milisi gerakan pembebasan Palestina, Hamas, pada hari pertama gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza pada 19 Januari 2025 silam.

    Pada laporan yang diterbitkan pada Kamis (23/1/2025) itu, media tersebut menggambarkan kalau kemunculan para petempur gerakan Palestina ini menunjukkan kalau Hamas masih menguasai Jalur Gaza terlepas dari bombardemen gila-gilaan Israel selama 15 bulan perang.

    Ulasan itu menambahkan, kemunculan para pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, beserta personel keamanan dengan seragam, senjata, dan mobil mereka “dalam sekejap mata”, mengejutkan pihak militer Israel.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Kelanjutan Hubungan Trump dan Kim Jong Un di Periode Terbaru

    Kelanjutan Hubungan Trump dan Kim Jong Un di Periode Terbaru

    Jakarta

    Donald Trump memiliki hubungan dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un pada periode pertama menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2017 hingga 2021. Pada periode keduanya kali ini, Trump mengatakan akan kembali menghubungi Kim Jong Un.

    Diketahui, Trump memiliki hubungan diplomatik yang tergolong langka dengan Kim Jong Un yang sangat tertutup. Trump tidak hanya bertemu langsung dengan Kim Jong Un, tapi juga menyebut mereka berdua telah “jatuh cinta”.

    Trump menyebut Kim Jong Un, yang telah ditemuinya sebanyak tiga kali, sebagai “sosok yang pintar”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) baru AS, Marco Rubio mengakui, dalam sidang konfirmasi penunjukannya, bahwa upaya tersebut tidak menghasilkan kesepakatan jangka panjang untuk mengakhiri program nuklir Korut.

    Ketika ditanya dalam wawancara dengan Fox News soal rencananya untuk Kim Jong Un dan apakah dia akan “menghubungi” pemimpin Korut tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), Trump mengiyakan.

    “Saya akan melakukannya, iya. Dia menyukai saya,” jawab Trump dalam wawancara tersebut.

    Namun Trump tidak menyebutkan lebih spesifik soal kapan komunikasi dengan pemimpin Korut itu akan dilakukan, dan apa yang akan dibahas keduanya.

    Pernyataan terbaru Trump soal Kim Jong Un ini disampaikan setelah Korut mengatakan negaranya sedang mengupayakan senjata nuklir untuk menangkal ancaman dari AS dan sekutunya, Korea Selatan (Korsel).

    Pyongyang dan Seoul secara teknis masih berperang sejak tahun 1950-1953 silam, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Hubungan Trump dan Kim Jong Un

    Donald Trum dan Kim Jong Un (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

    Trump dan Kim Jong Un memiliki hubungan yang sangat kuat selama masa jabatan pertama Trump. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump menggambarkan hubungan antara dirinya dan Kim Jong Un sebagai “sangat, sangat baik” dan dia menyebut pemimpin Korut itu sebagai “sosok yang pintar”.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu Kim Jong Un dalam tiga kesempatan terpisah antara tahun 2018 dan tahun 2019.

    Namun setelah Trump meninggalkan Gedung Putih, rezim Kim Jong Un melakukan rentetan uji coba senjata dan peluncuran rudal, bahkan memamerkan program nuklirnya.

    AS dan negara-negara lainnya memperingatkan bahwa program nuklir Korut mengganggu stabilitas, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang melarang upaya-upaya Pyongyang terkait program tersebut.

    Trump Ingin Kesepakatan dengan Sekutu Korut

    Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengenang upayanya mewujudkan kesepakatan dengan sekutu Korut, seperti Rusia dan China, pada akhir masa jabatan pertamanya. Upaya tahun 2019 itu akan menetapkan batasan baru bagi senjata nuklir Moskow yang tidak diregulasi dan membujuk Beijing bergabung dengan pakta pengendalian senjata.

    “Saya hampir mencapai kesepakatan. Saya akan mencapai kesepakatan dengan (Presiden Vladimir) Putin mengenai denuklirisasi… Tapi kita mengalami pemilu yang buruk yang mengganggu kita,” ucapnya, merujuk pada kekalahannya dari mantan Presiden Joe Biden dalam pemilu tahun 2020.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Tuduh Putin Ingin Manipulasi Trump: Tak Akan Berhasil

    Zelensky Tuduh Putin Ingin Manipulasi Trump: Tak Akan Berhasil

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang ingin bernegosiasi masalah Ukraina dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Zelensky menuduh Putin ingin memanipulasi Trump untuk mencapai perdamaian.

    “Ia ingin memanipulasi keinginan Presiden Amerika Serikat untuk mencapai perdamaian,” kata Zelensky dalam pernyataan malam hariannya di media sosial, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/1/2025).

    “Saya yakin bahwa tidak ada manipulasi Rusia yang akan berhasil lagi,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kyiv juga memperingatkan agar tidak melakukan negosiasi tanpa melibatkan Ukraina. Hal itu diungkap oleh Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.

    “Ia (Putin) ingin merundingkan nasib Eropa, tanpa Eropa. Dan ia ingin berbicara mengenai Ukraina tanpa Ukraina,” kata Kepala kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak di Telegram.

    Yermak menyebut perundingan Purin dan Trump tentang Ukraina itu tidak boleh terjadi. Dia meminta Putin untuk mengurungkan niatnya.

    “Ini tidak akan terjadi. Putin perlu kembali ke kenyataan, atau ia akan dibawa kembali. Ini bukan cara kerja dunia modern,” katanya.

    “Mengenai masalah negosiasi… kami selalu mengatakan, dan saya ingin menekankan hal ini sekali lagi, bahwa kami siap untuk negosiasi ini mengenai masalah Ukraina,” kata Putin kepada seorang reporter dari TV pemerintah Rusia.

    Putin mengatakan invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 mungkin tidak akan terjadi jika Trump menjadi presiden pada saat itu. Dia juga menyinggung kelalahan Trump melawan Joe Biden pada Pilpres AS tahun 2020.

    “Saya tidak bisa tidak setuju dengannya bahwa jika dia menjadi presiden — jika kemenangannya tidak dicuri pada tahun 2020 — maka mungkin tidak akan ada krisis di Ukraina yang muncul pada tahun 2022,” kata Putin.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi Spanyol Bongkar Jaringan Prostitusi China Modus Janjikan Kerja

    Polisi Spanyol Bongkar Jaringan Prostitusi China Modus Janjikan Kerja

    Madrid

    Polisi Spanyol membongkar jaringan perdagangan manusia internasional China yang menyelundupkan wanita ke Spanyol dan Amerika Serikat untuk eksploitasi seksual. Polisi menangkap 30 pelaku dan membebaskan 33 korban.

    Dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), polisi mengatakan bahwa mereka mulai menyelidiki kasus ini pada tahun 2022. Polisi berhasil mengungkap jaringan kriminal internasional terorganisir yang berasal dari China yang dikenal sebagai ‘triad Tian Xia She’.

    Geng tersebut menipu para wanita muda dengan menjanjikan masa depan yang lebih baik di Eropa. Pelaku kemudian menangkap korban dengan tujuan menjualnya ke jaringan prostitusi di Yunani, Spanyol, dan Amerika Serikat.

    Para korban, yang semuanya berasal dari Asia dan termasuk seorang anak di bawah umur, dipaksa bekerja sebagai pelacur dalam kondisi yang mendekati perbudakan di Spanyol untuk membayar utang hingga 20.000 euro kepada para pengeksploitasi mereka.

    Geng tersebut mewajibkan mereka untuk tetap bersedia bekerja sebagai pelacur selama 24 jam sehari tanpa perlindungan, mencegah mereka meninggalkan rumah bordil. Dalam beberapa kasus memaksa mereka untuk melakukan aborsi melalui operasi.

    Jaringan tersebut juga meraup untung besar dengan meminta bayaran kepada orang-orang, sebagian besar dari China, untuk menyelundupkan mereka ke Eropa melalui Balkan dengan tujuan untuk mencapai Amerika Serikat melalui Amerika Tengah.

    Perdagangan narkoba merupakan sumber pendapatan utama geng tersebut, yang mempekerjakan anak di bawah umur untuk menjual zat-zat termasuk ketamin atau yang disebut ‘air suci’, dengan harga sekitar 300 euro per dosis.

    Lihat juga Video ‘Polisi Bongkar Prostitusi via Web di Bali, Dikendalikan WN Rusia’:

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu