Jenis Media: Internasional

  • Pidato Pertama Ahmed al-Sharaa Jadi Presiden Suriah, Janjikan Transisi Politik Inklusif – Halaman all

    Pidato Pertama Ahmed al-Sharaa Jadi Presiden Suriah, Janjikan Transisi Politik Inklusif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin de facto Suriah Ahmed al-Sharaa telah ditunjuk sebagai Presiden Suriah untuk fase transisi dan konstitusi negara telah ditangguhkan pada hari Rabu (29/1/2025).

    Setelah resmi ditunjuk sebagai presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa menggelar pidato pertamanya pada hari Kamis (30/1/2025).

    “Saya berdiri di hadapan Anda hari ini setelah 54 hari pembebasan kolektif kita, pembebasan Suriah dari belenggu rezim kriminal yang telah membebani kita selama beberapa dekade,” kata Al-Sharaa, menandai berakhirnya 54 tahun salah satu rezim paling represif dalam sejarah Suriah, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Ia mengawali pidatonya dengan berjanji akan membuat Suriah bangkit kembali.

    “Saya berbicara kepada Anda hari ini bukan sebagai seorang penguasa, tetapi sebagai seorang pelayan bagi bangsa kita yang terluka, bertekad untuk mencapai persatuan dan kebangkitan Suriah,” jelasnya.

    Ahmed al-Sharaa kemudian mengungkapkan peta jalan untuk masa depan negara tersebut pasca-jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

    Dalam pidatonya,  Al-Sharaa menjelaskan bahwa langkah pertama dalam proses transisi ini adalah pembentukan dua komite utama. 

    Komite pertama bertugas untuk memilih parlemen yang lebih kecil yang akan menjalankan fungsi legislatif sementara selama periode transisi.

    Komite kedua, yang tidak kalah penting, akan mempersiapkan konferensi dialog nasional, yang diharapkan menjadi platform untuk diskusi mendalam tentang masa depan politik Suriah.

    Kemudian ia menekankan bahwa selama kepemimpinannya, ia akan berjanji menerapkan pemerintahan transisi yang komprehensif.

    “Pembentukan pemerintahan transisi yang komprehensif yang mewakili keragaman Suriah, termasuk pria, wanita, dan pemuda, untuk membangun kembali lembaga-lembaga negara sampai pemilihan umum yang bebas dan adil dapat berlangsung,” tambahnya.

    Pemerintahan ini akan berfungsi untuk membangun kembali lembaga-lembaga negara yang telah rusak akibat konflik, hingga akhirnya pemilihan umum yang bebas dan adil dapat diadakan.

    Al-Sharaa juga menjelaskan bahwa setelah pembentukan komite-komite tersebut, langkah selanjutnya adalah penyusunan deklarasi konstitusional yang akan menjadi dasar hukum bagi seluruh proses transisi. 

    Ini diharapkan menjadi rujukan yang jelas bagi langkah-langkah selanjutnya, memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan memenuhi aspirasi rakyat Suriah.

    “Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mengumumkan komite persiapan untuk konferensi dialog nasional, yang akan menjadi platform langsung untuk diskusi dan konsultasi guna mendengar berbagai pandangan tentang agenda politik mendatang kami,” lanjutnya.

    Ia berjanji setiap proses ini akan diumumkan.

    “Setelah langkah-langkah ini selesai, kami akan mengumumkan deklarasi konstitusional, yang akan menjadi rujukan hukum untuk fase transisi,” pungkas Al-Sharaa.

    Sebelumnya, kantor berita negara Suriah (SANA) telah melaporkan bahwa Al-Sharaa ditunjuk sebagai presiden sementara Suriah.

    Pengumuman ini dibuat oleh juru bicara sektor operasi militer pemerintahan de facto baru Suriah, Hassan Abdel Ghani.

    Tidak hanya menunjuk Sharaa sebagai Presiden Suriah, Abdel Ghani juga mengumumkan pembubaran faksi-faksi bersenjata di negara itu.

    “Semua faksi militer dibubarkan… dan diintegrasikan ke dalam lembaga negara,” kantor berita negara mengutip pernyataan Abdel Ghani, dikutip dari Al Jazeera.

    Rezim-rezim juga akan dibubarkan dalam pemerintahan yang baru ini.

    “Pembubaran tentara rezim yang sudah tidak berfungsi dan badan-badan keamanan, serta partai Baath, yang memerintah Suriah selama beberapa dekade,” Jelas Abdel Ghani.

    Al-Sharaa telah menjadi penguasa de facto Suriah sejak memimpin penggulingan Presiden Bashar Al-Assad pada bulan lalu.

    Setelah al-Assad terguling, kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pimpinan al-Sharaa menjadi partai yang memerintah secara de facto.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Ahmed Al-Sharaa

  • Ribuan Demonstran Serukan Pemakzulan Wapres Filipina    
        Ribuan Demonstran Serukan Pemakzulan Wapres Filipina

    Ribuan Demonstran Serukan Pemakzulan Wapres Filipina Ribuan Demonstran Serukan Pemakzulan Wapres Filipina

    Manila

    Ribuan orang turun ke jalanan Manila, ibu kota Filipina, pada Jumat (31/1) untuk mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina memakzulkan Wakil Presiden (Wapres) Sara Duterte. Seruan pemakzulan ini terkait dugaan penyalahgunaan dana pemerintah oleh Sara, yang merupakan anak mantan Presiden Rodrigo Duterte.

    Sara yang berusia 46 tahun, seperti dilansir AFP, Jumat (31/1/2025), menghadapi tiga aduan pemakzulan atas dugaan pelanggaran hukum dan penyalahgunaan dana pemerintah senilai jutaan dolar Amerika.

    Namun para legislator Manila belum membahas aduan pemakzulan tersebut, beberapa hari sebelum Kongres Filipina memasuki masa reses sejak minggu depan menjelang pemilu sela pada Mei mendatang.

    Sara telah membantah tuduhan-tuduhan yang menjerat dirinya. Sara diketahui berselisih dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr, namun tetap menjadi penerus konstitusionalnya jika dia tidak dapat menjalankan tugasnya.

    Marcos Jr sendiri telah mendesak Kongres Filipina untuk tidak meneruskan upaya pemakzulan Sara. Dia menyebutnya sebagai “badai dalam cangkir teh” yang hanya akan mengalihkan perhatian badan legislatif dari tanggung jawab utamanya.

    Para demonstran yang sebagian besar mengenakan kemeja putih membawa poster yang isinya menyerukan pencopotan Sara. Mereka juga meneriakkan “Pemakzulan! Makzulkan Sara sekarang!” saat berkumpul dalam aksi protes yang digelar di samping ruas jalanan tersibuk di Manila.

    Kepolisian setempat melaporkan sekitar 4.000 orang ikut serta dalam unjuk rasa yang digelar pagi hari tersebut.

    Otoritas Manila mengerahkan 7.400 polisi antihuru-hara untuk menjaga ketertiban dan perdamaian selama unjuk rasa digelar.

    Lihat juga Video Presiden Filipina soal Desakan Pemakzulan Wapres: Buang-buang Waktu

    Jumlah tersebut jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan unjuk rasa besar-besaran yang digelar pada 13 Januari lalu, oleh kelompok konservatif yang menentang pemakzulan Sara.

    Salah satu anggota DPR Filipina, Percival Cendana, yang mendukung salah satu aduan pemakzulan Sara, turut bergabung dalam unjuk rasa tersebut dan menyerukan rekan-rekannya untuk bergerak cepat.

    Cendana mengatakan kepada wartawan bahwa tidak adanya tindakan setiap harinya sama saja “memaafkan impunitas, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelecehan yang dilakukan (Sara) Duterte terhadap para pemimpin negara kita”.

    Pemakzulan hanya akan dilanjutkan jika mendapatkan dukungan sepertiga anggota DPR Filipina, dan para pejabat yang dimakzulkan dapat diberhentikan dari jabatannya dengan dukungan dua pertiga para Senator.

    “Rakyat Filipina ada di sini, siap membela kebenaran dan keadilan. Jangan sampai kita mengecewakan mereka,” cetus Cendana.

    Lihat juga Video Presiden Filipina soal Desakan Pemakzulan Wapres: Buang-buang Waktu

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pembakar Al-Qur’an Tewas Ditembak, PM Swedia Singgung Kekuatan Asing    
        Pembakar Al-Qur’an Tewas Ditembak, PM Swedia Singgung Kekuatan Asing

    Pembakar Al-Qur’an Tewas Ditembak, PM Swedia Singgung Kekuatan Asing Pembakar Al-Qur’an Tewas Ditembak, PM Swedia Singgung Kekuatan Asing

    Stockholm

    Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson menyebut penembakan yang menewaskan seorang pria yang berulang kali membakar Al-Qur’an mungkin terkait dengan kekuatan asing. Kepolisian Stockholm telah menangkap lima tersangka terkait pembunuhan tersebut.

    Pria bernama Salwan Momika (38), yang seorang pengungsi Irak, tewas ditembak di sebuah rumah di kota Sodertalje, dekat Stockholm, pada Rabu (29/1) waktu setempat. Momika tewas beberapa jam sebelum sidang putusan dalam kasus kebencian etnis yang menjeratnya digelar.

    Sosok Momika diketahui telah membakar dan menodai Al-Qur’an baik di depan umum maupun dalam siaran media sosial pada tahun 2023 lalu.

    “Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan sangat terlibat (dalam penyelidikan) karena jelas ada risiko soal adanya keterkaitan dengan kekuatan asing,” sebut Kristersson saat berbicara dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Jumat (31/1/2025).

    Kristersson tidak menjelaskan lebih lanjut soal “kekuatan asing” yang dimaksudnya.

    Jaksa Swedia telah memerintahkan agar kelima tersangka terkait penembakan maut itu ditahan. Namun tidak diketahui secara jelas apakah pelaku penembakan ada di antara kelima orang yang ditahan itu.

    Wakil PM Swedia, Ebba Busch, dalam pernyataan terpisah mengutuk pembunuhan Momika.

    “Ini adalah ancaman terhadap demokrasi kita yang bebas. Hal ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh dari masyarakat kita,” tulisnya dalam pernyataan via media sosial X.

    Lihat juga video: Riwayat Rasmus Paludan, Si Pembakar Al-Qur’an Asal Denmark-Swedia

    Pengadilan Stochkolm menggugurkan kasus Momika setelah kematiannya. Disebutkan bahwa hukuman bagi satu terdakwa lainnya dalam sidang pidana yang sama atas “pelanggaran agitasi (hasutan) terhadap kelompok etnis atau nasional”, terkait pembakaran Al-Qur’an, akan ditunda hingga Senin (3/2) mendatang.

    Tahun 2023 lalu, otoritas Swedia meningkatkan kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi kedua dan memperingatkan adanya ancaman terhadap warga Swedia di dalam negeri dan di luar negeri setelah aksi pembakaran Al-Qur’an, yang sebagian besar dilakukan Momika.

    Aksi Momika itu memicu kemarahan umat Muslim sedunia, dan memicu ancaman dari kelompok-kelompok jihad. Meskipun pemerintah Swedia mengecam gelombang aksi pembakaran Al-Qur’an yang terjadi tahun 2023 lalu, aksi tersebut dianggap secara luas sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang dilindungi.

    Usai penembakan Momika, Dinas Keamanan Swedia mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya sedang menaksir potensi dampak penembakan itu “terhadap keamanan Swedia”.

    Lihat juga video: Riwayat Rasmus Paludan, Si Pembakar Al-Qur’an Asal Denmark-Swedia

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kronologi Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Militer Black Hawk, Diduga Tak Ada yang Selamat

    Kronologi Tabrakan Pesawat American Airlines dan Helikopter Militer Black Hawk, Diduga Tak Ada yang Selamat

    PIKIRAN RAKYAT– American Airlines mengalami tabrakan pesawat dengan helikopter militer Black Hawk milik Angkatan Darat AS di dekat Washington DC pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Pejabat setempat mengumumkan, operasi penyelamatan tabrakan pesawat American Airlines dan Black Hawk beralih ke evakuasi.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran & Layanan Medis Darurat Washington DC John Donnelly pada Kamis, 30 Januari 2025.

    “Terlepas dari semua upaya yang telah dilakukan, kami kini berada pada tahap di mana operasi penyelamatan beralih menjadi operasi evakuasi,” ucap Donnelly seperti dikutip dari Antara.

    Diduga Tidak Ada Korban Selamat

    Operasi penyelamatan beralih ke evakuasi beberapa jam usai tabrakan pesawat penumpang American Airlines dan Black Hawk, dengan dugaan tak ada korban yang selamat.

    “Pada titik ini, kami belum yakin ada korban yang selamat dalam kecelakaan ini,” lanjut Donnelly.

    Pihaknya mengungkapkan, tim penyelamat sudah menemukan 27 jenazah dari pesawat American Airlines dan 1 dari helikopter militer.

    “Kantor Pemeriksa Medis Distrik akan memimpin proses identifikasi dan pemulangan jenazah kepada keluarga mereka. Kami akan terus bekerja untuk menemukan seluruh korban dan menyerahkan mereka kepada pihak keluarga,” lanjutnya.

    Kronologi Tabrakan Pesawat American Airlines
    Pesawat penumpang bertabrakan di udara dengan Black Hawk di dekat Bandara Ronald Reagan, Washington DC pada Rabu, 29 Januari 2025 malam.

    American Airlines diketahui membawa 60 penumpang dan 4 awak dalam perjalanan dari Kansas.

    Sementara helikopter membawa 3 personel militer di dalamnya yang tengah menjalani latihan penerbangan.

    Akibat tabrakan tersebut, pesawat American Airlines jatuh ke Sungai Potomac di Amerika Serikat.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Trump Bilang Program Kondom Gaza Rp 811 M Dipakai Bikin Bom, Benarkah?

    Trump Bilang Program Kondom Gaza Rp 811 M Dipakai Bikin Bom, Benarkah?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membanggakan pemerintahannya yang membekukan program pengiriman kondom senilai US$ 50 juta (Rp 811 miliar) ke Gaza. Trump bahkan mengklaim jika kiriman kondom, yang merupakan bagian dari bantuan luar negeri AS itu, digunakan untuk merakit bom di Gaza.

    Trump tidak memberikan bukti atas klaimnya tersebut, baik soal kondom dikirimkan ke Jalur Gaza maupun soal Hamas menggunakan alat kontrasepsi itu untuk merakit bom. Pernyataan Trump itu justru membuat banyak pihak bingung dan bertanya-tanya soal apa yang sebenarnya dibahas oleh sang Presiden AS tersebut.

    Klaim-klaim itu, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (31/1/2025), dilontarkan Trump ketika dirinya menyebutkan pencapaian pemerintahannya sejak mulai menjabat.

    “Kami mengidentifikasi dan menghentikan pengiriman US$ 50 juta ke Gaza untuk membeli kondom bagi Hamas,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan pada Rabu (29/1) waktu AS.

    “Mereka menggunakannya sebagai metode pembuatan bom. Bagaimana dengan itu?” klaim Trump, tanpa memberikan bukti yang jelas.

    Pernyataan soal program kondom untuk Gaza pertama kalinya disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat menggelar konferensi pers pada Selasa (28/1) waktu setempat.

    Dia mengatakan bahwa Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), yang dipimpin sekutu dan miliarder AS Elon Musk, bersama Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) “menemukan bahwa ada sekitar US$ 50 juta uang pembayar pajak yang disalurkan untuk mendanai kondom di Gaza”.

    Klaim Program Kondom untuk Gaza Dibantah

    Tidak ada bukti yang tersedia secara umum mengenai bantuan jutaan dolar Amerika yang dibelanjakan untuk mendanai kondom di Gaza, seperti klaim Trump dan Gedung Putih. Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan kantor berita Reuters untuk memberikan bukti atas klaim itu.

    Namun, ada banyak bukti yang tampaknya membantah klaim Trump dan Gedung Putih itu.

    Korps Medis Internasional (IMC) memberikan penjelasan detail soal pekerjaan mereka di Jalur Gaza. IMC merupakan organisasi kemanusiaan yang menerima bantuan pendanaan sebesar US$ 68 juta dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) sejak 7 Oktober 2023, saat perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Tidak ada dana pemerintah AS yang digunakan untuk pengadaan atau distribusi kondom, atau menyediakan layanan keluarga berencana,” tegas IMC membantah klaim Trump dan Gedung Putih.

    Dijelaskan oleh IMC bahwa dana bantuan dari USAID telah digunakan untuk mengoperasikan dua rumah sakit lapangan di Jalur Gaza — tepatnya di Deir al Balah dan Al Zawaida, termasuk untuk perawatan bedah, perawatan malnutrisi, dan perawatan darurat ibu dan bayi yang baru lahir.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan – Halaman all

    110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan – Halaman all

    110 Warga Palestina Berhasil Dibebaskan dalam Putaran Ketiga Pertukaran Tahanan

    TRIBUNNEWS.COM- Perlawanan Palestina berhasil membebaskan 110 tahanan dari penjara Israel sebagai bagian dari tahap ketiga kesepakatan pertukaran tahanan.

    Perlawanan Palestina berhasil membebaskan 110 tahanan Palestina dari penjara Israel pada hari Kamis sebagai bagian dari tahap ketiga dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan. 

    Ribuan warga Palestina berkumpul di Kompleks Rekreasi Ramallah di Tepi Barat yang diduduki untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan, seorang koresponden Al Mayadeen melaporkan.

    Di antara mereka yang dibebaskan terdapat 32 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup, 48 lainnya dengan berbagai hukuman, dan 30 anak di bawah umur. 

    Sebagian tahanan yang dibebaskan kembali ke Tepi Barat dan al-Quds yang diduduki, sementara yang lainnya menuju Gaza.

    Khususnya, di antara mereka yang dibebaskan adalah Zakaria Zubeidi, salah satu tahanan yang membebaskan diri mereka sendiri sebagai bagian dari Operasi Terowongan Kebebasan pada tahun 2021, dan Mohammad Atiya Abu Warda, yang dijatuhi hukuman 48 hukuman seumur hidup dan dianggap sebagai salah satu tahanan paling terkenal yang dibebaskan sejauh ini.

    Saluran 12 Israel melaporkan bahwa tahanan yang dibebaskan juga termasuk Rashid al-Rishq, yang diduga telah merencanakan upaya pembunuhan terhadap Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan operasi lainnya pada tahun 2022, yang membuatnya dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.

    Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel mencegah beberapa keluarga tahanan yang dibebaskan—yang dideportasi—untuk bepergian untuk bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai.

    Perlawanan memaksa ‘Israel’ untuk bertindak

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas memuji pembebasan tersebut sebagai momen “kebanggaan dan kehormatan” bagi rakyat Palestina, dan menekankan bahwa perlawanan tersebut “memaksa pendudukan untuk membuka sel-sel penjaranya” berdasarkan ketentuan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.

    “Penerimaan besar-besaran terhadap tawanan kami yang dibebaskan, meskipun Israel berupaya melecehkan mereka dan keluarga mereka, mengirimkan pesan yang jelas: perjuangan para tawanan adalah garis merah, dan penindasan Israel tidak akan menghalangi rakyat kami untuk berperang sampai semua tawanan dibebaskan dan tanah serta tempat-tempat suci kami direbut kembali,” kata Hamas.

    Gerakan ini menegaskan kembali komitmennya untuk menjamin pembebasan semua tahanan, dan bersumpah untuk “menghabiskan semua cara yang mungkin” untuk mencapai tujuan ini, terlepas dari ancaman atau pembalasan Israel. 

    Sebagai bagian dari tahap ketiga kesepakatan pertukaran tawanan, perlawanan Palestina juga menyerahkan tiga tawanan Israel kepada Komite Palang Merah Internasional, selain lima pekerja Thailand. 

    Pejabat Israel menggambarkan penyerahan itu sebagai “kegagalan total” bagi pendudukan Israel, karena gambar-gambar pemindahan itu disiarkan ke seluruh dunia, memperkuat kemampuan perlawanan untuk mendiktekan syarat-syarat dalam pertukaran yang sedang berlangsung.

    ‘Kegagalan total’

    Ben-Gvir mengkritik pemandangan dari Gaza pada hari Kamis, dengan mengatakan, “Gambar-gambar yang datang dari Gaza mengonfirmasi bahwa apa yang terjadi sejauh ini bukanlah kemenangan penuh, melainkan kegagalan total.”

    Ia lebih lanjut menyatakan bahwa “kesepakatan pertukaran tahanan ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan pemerintah Israel telah memilih jalan penyerahan,” mengacu pada konsesi yang dibuat oleh rezim tersebut untuk mengamankan pembebasan tawanan Israel.

    Sementara itu, pemimpin partai Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, menyatakan bahwa “gambar-gambar dari Gaza membuktikan bahwa kita harus berpisah darinya selamanya.” 

    Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga menyatakan kekhawatirannya, dengan mengatakan, “Kami khawatir dengan harga yang harus kami bayar untuk kesepakatan ini, meskipun kami gembira dengan kembalinya para sandera.”

    Pernyataan ini muncul setelah rekaman menunjukkan kerumunan besar berkumpul di Jabalia di Gaza utara dan Khan Younis di selatan, khususnya di dekat rumah pemimpin Hamas Yahya Sinwar, saat tawanan Israel diserahkan.

    Koresponden Al Mayadeen  menyatakan bahwa warga Palestina terlihat melambaikan bendera perlawanan dan membawa gambar Sekretaris Jenderal Hizbullah yang gugur syahid Sayyed Hassan Nasrallah dan pemimpin Ansar Allah Sayyed Abdul-Malik al-Houthi di tengah kerumunan di Khan Younis.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Tegang! Pesawat Pengebom Rusia Melintas, Jepang Kerahkan Jet Tempur

    Tegang! Pesawat Pengebom Rusia Melintas, Jepang Kerahkan Jet Tempur

    Tokyo

    Militer Jepang mengerahkan sejumlah jet tempurnya setelah mendeteksi keberadaan pesawat pengebom Rusia melintas di atas perairan internasional di dekat wilayahnya. Moskow dalam penjelasannya menyebut pesawat-pesawatnya itu terbang dengan mematuhi aturan internasional.

    Juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (31/1/2025), menyebut insiden itu terjadi pada Kamis (30/1) waktu setempat, dengan pesawat-pesawat Rusia terdeteksi mengudara di atas Laut Okhotsk dan Laut Jepang.

    “Kami mengonfirmasi bahwa pesawat-pesawat pengebom dan beberapa jet tempur militer Rusia terbang di atas laut lepas di Laut Okhotsk dan Laut Jepang kemarin, dan kami mengerahkan sejumlah jet tempur Pasukan Bela Diri Udara (sebagai respons),” sebut Hayashi saat berbicara kepada wartawan pada Jumat (31/1).

    “Sulit untuk mengatakan dengan jelas apa tujuan dari penerbangan tersebut… tetapi militer Rusia terus aktif di area-area di sekitar Jepang,” ucapnya.

    Tokyo telah mengangkat masalah ini dengan Moskow di masa lalu melalui jalur diplomatik, termasuk mengenai “penyusupan” jet tempur Rusia ke dalam wilayah udara teritorial Jepang pada September tahun lalu, yang telah dibantah oleh Moskow.

    “Kami akan terus memantau (situasi) dengan cermat dan melakukan yang terbaik untuk mengambil tindakan dalam berpatroli dan merespons penyusupan wilayah udara,” tegas Hayashi dalam pernyataannya.

    Kementerian Pertahanan Rusia, dalam pernyataan via Telegram pada Kamis (30/1), mengatakan bahwa dua pesawat pengebom jarak jauh miliknya mengudara di atas perairan internasional di Laut Jepang dan Laut Okhotsk.

    Kementerian Pertahanan Rusia juga merilis video yang menunjukkan dua pesawat Tupolev-95 yang dikawal sejumlah jet tempur Moskow sedang melakukan apa yang disebutnya sebagai penerbangan reguler selama lebih dari delapan jam.

    “Semua penerbangan dengan pesawat Angkatan Udara Rusia dilakukan dengan kepatuhan ketat terhadap aturan internasional mengenai penggunaan wilayah udara,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kenapa Rencana CDU Perketat Perbatasan Diperkarakan? – Halaman all

    Kenapa Rencana CDU Perketat Perbatasan Diperkarakan? – Halaman all

    Jelang pemilihan dini legislatif di Jerman, partai terbesar Uni Kristen Demokrat mengusulkan pengetatan kebijakan keimigrasian. Inisiatif tersebut digerakkan oleh insiden tewasnya dua orang di tangan seorang warga Afganistan di Kota Aschaffenburg belum lama ini.

    Ketua Umum CDU Friedrich Merz menegaskan, ingin melaksanakan rencana tersebut jika memenangkan pemilu dini, yang akan digelar 23 Februari nanti. Usulannya ditolak kedua partai pemerintah, dan sebaliknya menjaring dukungan partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman, AfD.

    Partai Hijau dan Partai Sosialdemokrat SPD, mengatakan rencana Merz berpotensi melanggar konstitusi dan hukum internasional. Berikut di antaranya:

    Kontrol perbatasan vs. rezim Schengen

    Pemeriksaan perbatasan sejatinya ingin dihindari dalam rezim visa Schengen. Kodeks Perbatasan Schengen hanya mengizinkan pemeriksaan dalam waktu terbatas, “dalam kasus ancaman keamanan nasional dan ketertiban umum.”

    Atas dasar tersebut, Kementerian Dalam Negeri Jerman yang dipimpin SPD telah menjalankan kontrol perbatasan, sejak serangan teror mematikan di Solingen, Agustus 2024. Tersangka pelaku adalah pemohon suaka asal Suriah, yang seharusnya sudah dideportasi ke Bulgaria.

    Menurut Hukum Uni Eropa, pemeriksaan perbatasan adalah “ultima ratio” atau senjata pamungkas yang hanya bisa digunakan dalam batas waktu tertentu. Artinya, kontrol permanen di perbatasan internal Uni Eropa tidak diizinkan.

    Pengusiran pencari suaka di perbatasan?

    Berdasarkan Peraturan Dublin III, Uni Eropa mewajibkan negara anggota tempat pencari suaka pertama kali berjejak untuk bertanggung jawab atas prosedur suaka.

    Itu sebabnya Jerman terbebas dari kewajiban memproses pengungsi karena bukan negara singgahan pertama.

    Namun, Uni Eropa juga menentukan prosedur spesifik, yang berarti Jerman tidak bisa begitu saja menolak pencari suaka di perbatasan. “Hukum Eropa menetapkan bahwa pencari suaka harus terlebih dahulu diizinkan masuk,” kata pengacara migrasi Daniel Thym dari Universitas Konstanz, dalam program berita televisi ARD, Tagesschau.

    “Kemudian mereka akan diberikan prosedur, dan kemudian kita dapat mencoba mengirim orang-orang itu kembali ke negara-negara yang bertanggung jawab.” Elemen utama dalam prosedur ini adalah wawancara pribadi untuk menentukan negara mana yang bertanggung jawab atas prosedur suaka.

    Bahkan jika pencari suaka sebelumnya tinggal di negara Uni Eropa lainnya, pemerintah dapat bertanggung jawab, jika terdapat anggota keluarga yang sedang menjalani prosedur suaka di Jerman.

    Jika semua pencari suaka ditolak di perbatasan tanpa kecuali, Jerman mengambil risiko konflik dengan negara jiran. Austria, misalnya, telah mengumumkan tahun lalu, tidak akan “menerima kembali” migran mana pun yang ditolak oleh Jerman.

    Celah terakhir lewat status darurat nasional?

    Menurut pasal 72 Perjanjian mengenai Berfungsinya Uni Eropa, TFEU, Jerman berwenang mendeklarasikan darurat keimigrasian dan dibebaskan dari aturan UE. Rencana ini sudah diumumkan calon kanselir Merz pada Agustus 2024 di Solingen.

    CDU bersikeras, Jerman berkewajiban “menggunakan hukum nasional, jika regulasi Eropa tidak lagi ditaati.”

    Namun, penerapannya tidak mudah. Pemerintah pertama-tama harus membuktikan bahwa Jerman benar-benar dalam situasi darurat, yaitu adanya ancaman serius terhadap ketertiban atau keamanan nasional.

    Dalih tersebut sulit dubuktikan karena kontrol perbatasan sejauh ini telah secara signifikan mengurangi migrasi ilegal. “Mayoritas entri ilegal sudah bisa dicegah melalui pengusiran di perbatasan,” menurut koalisi pemerintah.

    Jika Merz berhasil menjadi kanselir Jaerman seperti yang diperkirakan, pemerintahannya harus menemukan argumen yang kuat untuk membuktikan keadaan darurat. Karena rintangannya tinggi: aktivasi klausul pengecualian dikontrol oleh Mahkamah Keadilan Eropa, ECJ. Dan sejauh ini, semua upaya negara anggota untuk mengajukan situasi darurat ditolak oleh ECJ .

    “Jika Jerman bersikeras menutup perbatasannya bagi pencari suaka, negara-negara Eropa lainnya tentu akan melakukan hal yang sama,” prediksi pengacara dan pakar migrasi Daniel Thym. “Dan kemudian kita harus berkumpul dengan cepat di Brussels, dan bertanya pada diri sendiri bagaimana kita dapat mendesain ulang hukum suaka Eropa secara mendasar.”

  • Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk    
        Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk

    Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi ujian besar pertamanya setelah tabrakan mematikan antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter Black Hawk, yang menewaskan sedikitnya 67 orang.

    Insiden itu dengan cepat memicu kekhawatiran mengenai keadaan otoritas pengendalian dan pengawasan lalu lintas udara di AS, dan memicu pertanyaan soal kebijakan Trump merombak kepemimpinan badan-badan federal yang bertugas mengatur perjalanan udara setelah dia dilantik pada 20 Januari lalu.

    Beberapa hari sebelum insiden fatal di Washington DC itu terjadi, seperti dilansir TIME dan Reuters, Jumat (31/1/2025), Trump memecat kepala Otoritas Keamanan Transportasi AS (TSA) David Pekoske. Dia juga memberhentikan semua anggota kelompok penasihat keamanan penerbangan yang penting di AS.

    Laporan Reuters pada 20 Januari lalu menyebut Pekoske terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam memo yang dirilis pada Senin (20/1) lalu, Peskoske mengungkapkan dirinya diberitahu oleh tim transisi Trump bahwa “masa jabatan saya sebagai administrator Anda akan berakhir pada siang hari ini”.

    Sebagai kepala TSA, Pekoske yang merupakan mantan Wakil Komandan Penjaga Pantai AS dan mantan pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, bertugas mengawasi 60.000 pegawai TSA yang menjaga keamanan bandara-bandara AS dan pusat transportasi lainnya.

    Dia pertama kali ditunjuk memimpin TSA untuk masa jabatan lima tahun oleh Trump pada tahun 2017 lalu, dan dikukuhkan kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2022 pada era pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

    Selain kepala TSA yang diganti, Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) juga tidak memiliki kepemimpinan permanen ketika tabrakan fatal itu terjadi, karena kepala FAA, Michael Whitaker, telah mengundurkan diri menjelang transisi pemerintahan baru setelah berselisih dengan sekutu dekat Trump, Elon Musk.

    Whitaker menjabat sebagai kepala TSA sejak Oktober 2023. FAA, yang sebelumnya dipimpin Whitaker, bertugas mengatur maskapai penerbangan dan produsen pesawat, serta mengelola wilayah udara AS.

    Terlepas dari hal-hal tersebut, menurut laporan TIME, perombakan yang terjadi pada awal masa jabatan Trump dinilai tidak terkait secara langsung dengan insiden fatal itu, yang disebut sebagai bencana penerbangan paling fatal di wilayah AS selama lebih dari dua dekade terakhir.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sebut TIME dalam laporannya, terdapat peningkatan pengawasan terhadap sistem kontrol lalu lintas udara AS, yang menurut banyak pakar, sudah terlambat untuk dimodernisasi.

    FAA yang bertanggung jawab mengawasi operasi kontrol lalu lintas udara, juga sejak lama berjuang dengan kekurangan dana dan staf, sehingga mempersulit upaya untuk meningkatkan peralatan dan meningkatkan prosedur keselamatan.

    Ketika penyelidikan terhadap tabrakan fatal di Washington DC terus berlangsung, Trump mengatakan dirinya akan meninjau dan merombak protokol keselamatan penerbangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kabar Australia: Pulau Kanguru Akan Jadi Rumah Bagi Koala

    Kabar Australia: Pulau Kanguru Akan Jadi Rumah Bagi Koala

    Kami hadirkan tiga kabar dari Australia yang menjadi perbincangan di belahan bumi selatan ini untuk Anda.

    Kabar yang pertama datang dari Australia Selatan.

    Pulau Kanguru akan jadi rumah bagi koala

    Suaka bagi 1.000 koala dan satwa liar lainnya akan didirikan di Pulau Kanguru, Australia Selatan bulan depan.

    Pemerintah berencana memfasilitasi penelitian tentang masa depan yang berkelanjutan bagi hewan berkantung itu di pulau tersebut.

    Koala Sanctuary Limited didirikan oleh peneliti koala Karen Burke da Silva dan Julian Beaman, serta filantropis lingkungan Alan Noble.

    Dr Julian mengatakan sumbangan filantropis telah memungkinkan badan amal tersebut membeli properti seluas 530 hektar di barat laut pulau tersebut dari perusahaan perkebunan Kiland Limited.

    Selengkapnya tentang suaka koala ada di artikel ini.

    Perusahaan Queensland kembangkan pesawat bertenaga hidrogen

    Stralis Aircraft yang berbasis di Brisbane, Queensland, tengah mengembangkan pesawat bertenaga hidrogen ramah lingkungan.

    Stralis Aircraft dan CQ University telah bermitra untuk mengembangkan teknologi yang dibutuhkan, dengan rencana untuk penerbangan komersial antara Brisbane dan Gladstone pada tahun 2027.

    Mereka berencana menjadi perusahaan pertama yang menerbangkan pesawat di Australia menggunakan hidrogen.

    “Teknologi ini tidak hanya lebih bersih, tetapi juga lebih senyap,” kata kepala kemitraan Stralis Aircraft, Emma Whittlesea.

    “Kami juga berharap dengan harga hidrogen yang diproyeksikan … lebih hemat biaya.”

    Lebih lanjut soal pesawat bertenaga hidrogen ini bisa dibaca melalui tautan ini.

    Karavan penuh dengan bahan peledak ditemukan di Sydney

    Meski demikian, Kepolisian New South Wales (NSW) masih belum menetapkan temuan itu sebagai insiden teroris, dengan alasan bahwa bukti lebih lanjut diperlukan.

    Pada Rabu (29/01) sore, kepolisian negara bagian NSW mengonfirmasi sebuah karavan telah ditemukan di pinggiran kota Sydney, Dural, 10 hari sebelumnya.

    Di dalam, bahan peledak gel berdaya ledak tinggi yang berpotensi menyebabkan “peristiwa korban massal” dengan radius ledakan hingga 40 meter ditemukan.

    Polisi juga menemukan dokumen yang memuat sentimen antisemit dan daftar target.

    Direktur Jenderal ASIO Mike Burgess mengatakan tingkat ancaman teror akan tetap dianggap “mungkin” setelah penemuan tersebut.