Jenis Media: Internasional

  • Parlemen Israel Sebut Negaranya Krisis Penduduk, 82.700 Warga Kabur ke Luar Negeri Gegara Perang – Halaman all

    Parlemen Israel Sebut Negaranya Krisis Penduduk, 82.700 Warga Kabur ke Luar Negeri Gegara Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Parlemen Israel atau yang dikenal dengan nama Knesset melaporkan bahwa negaranya telah mengalami krisis penduduk imbas perang antara IDF dan Hamas.

    Dalam laporan yang dikutip dari Jerusalem Post selama tahun 2024 angka penduduk Israel menurun menjadi 1,1 persen dari 1,6 persen pada tahun 2023.

    Knesset mengaitkan penurunan ini dengan fenomena emigrasi atau perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.

    Tercatat selama setelah satu tahun terakhir, sebanyak 82.700 warga Israel dilaporkan kabur meninggalkan negara itu.

    “Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan signifikan dalam emigrasi yang terjadi setelah situasi keamanan yang rumit,” menurut laporan Knesset

    “Sekitar 82.700 orang meninggalkan negara itu pada tahun 2024 dan hanya 23.800 yang kembali,” imbuhnya.

    Jumlah warga Israel yang melakukan emigran pertama kali melonjak di tahun 2022 silam, dimana saat itu jumlah warga Yahudi yang kabur dari Israel mencapai 55.300 orang.

    Angka ini meningkat 46 persen, kemudian ada 2024 terjadi lonjakan besar lagi, meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Laporan tersebut berbanding terbalik dengan jumlah imigrasi baru, karena jumlah imigran pada tahun 2024 menurun 31 persen atau sekitar 15.000 orang.

    Dalam catatan yang dirilis Dewan Sentral Biro Statistik Israel pada tahun 2024 hanya ada 32.281 imigran baru yang pindah ke Israel. Merosot jauh bila dibandingkan dengan angka imigrasi di tahun 2023 yang mencapai 47.000 orang.

    Sebuah studi OECD mengatakan bahwa Israel adalah salah satu tujuan yang paling tidak menarik bagi mereka yang memiliki gelar pascasarjana dan wirausahawan jika dibandingkan dengan 35 negara lainnya.

    Alasan tersebut yang membuat negara Zionis ini mulai dilanda krisis penduduk, lantaran jumlah warga yang kabur ke luar negeri lebih banyak ketimbang jumlah pendatang yang masuk ke Israel.

    “Meskipun ada investasi dan pameran yang bertujuan untuk mendorong imigrasi dari negara-negara Barat, dan meskipun ada keinginan untuk membuka berkas imigrasi, secara angka absolut, jumlah imigran dari negara-negara Barat lebih rendah dari yang diharapkan,” kata MK Yisrael Beytenu Oded Forer dalam pertemuan Komite Imigrasi dan Penyerapan Knesset.

    Bisnis Israel Dilanda Kebangkrutan

    Perang yang tak kunjung rampung selain memicu krisis penduduk, juga membuat sebagian besar perusahaan tutup, akibat aktivitas korporasi di berbagai sektor juga menurun drastis .

    Adalah Irit Touitou, salah satu pendiri dan mitra Tech for Israel yang mengungkap bahwa usaha rintisannya mengalami penurunan.

     “Ada tren penurunan usaha rintisan di Israel, selama satu dekade terakhir, jumlah karyawan di sektor teknologi tinggi telah meningkat, tetapi pada tahun 2024 kami mengidentifikasi adanya pergeseran tren ini,” jelas Touitou Touitou.

    “Para profesional teknologi tinggi mencintai negara ini dan ingin tinggal di sini, tetapi penurunan jumlah investor di pasar Israel merugikan kemampuan mereka untuk tetap tinggal. Jika tren ini tidak berubah, Israel akan kehilangan keuntungan sosial dan ekonominya,” tambahnya.

    Hal ini diperparah dengan adanya kekurangan tenaga kerja, penurunan penjualan, masalah transportasi dan logistik, kekurangan bahan baku, ditambah dengan munculnya masalah lonjakan suku bunga tinggi dan biaya pembiayaan tinggi.

    Apabila permasalahan ini terus terjadi dan tak segera diatasi dengan bijak, para analis memprediksi bahwa sekitar 60.000 perusahaan di Israel akan tutup permanen.

    (Tribun News / Namira Yunia)

  • 5.942 Tentara Zionis Israel Diduga Tewas Selama Perang Gaza, 15.000 Kini Berada di Rehabilitasi  – Halaman all

    5.942 Tentara Zionis Israel Diduga Tewas Selama Perang Gaza, 15.000 Kini Berada di Rehabilitasi  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf Israel yang baru diangkat, Mayor Jenderal (purn) Eyal Zamir mengumumkan soal statistik baru mengenai kerugian tentara Israel sejak dimulainya perang genosida di Gaza.

    Sebuah laporan yang disiarkan oleh Channel 12 Israel Minggu (2/2/2025), mengungkapkan bahwa 5.942 keluarga Israel telah bergabung dalam ‘daftar keluarga yang berduka’, terdata pada tahun 2024.

    Hal itu mengungkap dugaan bahwa hampir 6.000 tentara Israel telah tewas di Gaza.

    Sementara lebih dari 15.000 individu telah terluka dan kini berada di sistem rehabilitasi.

    Pernyataan Zamir disampaikan terkait pertempuran yang sedang berlangsung, dengan seruan untuk merawat keluarga korban luka dan yang meninggal. 

    “Kita harus memastikan bahwa mereka menerima dukungan dan bantuan yang tepat,” ujar Zamir, mengutip Palestine Chronicle, Selasa (4/2/2025).

    Menurut Al-Jazeera, pakar urusan Israel Azzam Abu Al-Adas mengklarifikasi bahwa istilah ‘daftar keluarga yang ditinggalkan’ digunakan dalam terminologi tentara Israel untuk merujuk pada keluarga anggota militer yang telah dipastikan tewas selama perang.

    Abu Al-Adas menjelaskan, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera Net, bahwa ungkapan ‘bergabung dengan daftar keluarga yang berduka”

    ‘Secara khusus merujuk pada tentara yang terbunuh, bukan warga sipil.

    Hal ini karena ada klasifikasi terpisah untuk kematian warga sipil.

    Pengungkapan informasi ini menandai pembaruan terkini mengenai kerugian tentara Israel, yang sebelumnya menunjukkan jumlah korban tewas hanya 1.800, termasuk sekitar 400 prajurit yang tewas selama operasi darat di Gaza.

    Al-Jazeera mengutip Abu Al-Adas yang mengatakan bahwa waktu pengumuman Zamir mungkin merupakan upaya untuk memblokir informasi yang telah dibocorkan ke pers, terutama mengingat ada kebocoran sebelumnya dalam situasi serupa.

    Imad Abu Awad, pakar urusan Israel lainnya, meyakini pernyataan Zamir merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengungkap kerugian manusia dan material yang sebenarnya yang dialami Israel.

    Dan terjadi setelah perang berakhir. 

    Karena informasi tersebut kemungkinan akan terungkap pada akhirnya, Al-Jazeera melaporkan.

    Ia menekankan bahwa angka-angka ini pada akhirnya akan bocor, dan setelah komite investigasi mulai bekerja, tingkat kerugian yang sebenarnya akan diumumkan ke publik.

    Dirinya juga menambahkan bahwa krisis pascaperang Israel cenderung terlihat setelah perjanjian gencatan senjata di Gaza dilaksanakan.

    Meskipun ada kerahasiaan seputar kerugian tentara, beberapa sumber Israel dilaporkan mengklaim bahwa jumlah total kematian dalam konflik Gaza, Lebanon, dan Tepi Barat telah mencapai 13.000.

    Dalam laporan sebelumnya, analis militer Yossi Yehoshua memperkirakan bahwa tentara Israel kehilangan ratusan komandan dan prajurit selama konflik Gaza, bersama dengan sekitar 12.000 orang yang terluka dan cacat.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

     

     

  • Warga Gaza Tolak Ide Trump soal Relokasi: Kami Pemilik Tanah Ini!

    Warga Gaza Tolak Ide Trump soal Relokasi: Kami Pemilik Tanah Ini!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana merelokasi sementara warga Gaza, Palestina. Warga Gaza menolak keras ide gila Trump itu.

    Dilansir AFP, Selasa (4/2/2025), Hatem Azzam, warga kota Rafah, Gaza selatan, geram dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyarankan warga Gaza harus pindah ke Mesir atau Yordania. Azzam mengatakan Gaza bukanlah tumpukan sampah.

    “Trump menganggap Gaza adalah tumpukan sampah — sama sekali tidak,” kata pria berusia 34 tahun itu, menyerang kata-kata Trump tentang rencananya untuk ‘membersihkan semuanya’.

    Azzam menilai Trump sedang berkhayal. Dia juga mengkritik Trump yang memaksakan Mesir dan Yordania menerima migran. “(Trump) ingin memaksa Mesir dan Yordania untuk menerima migran, seolah-olah mereka adalah ladang pribadinya,” kata Azzam.

    Baik Mesir maupun Yordania telah dengan tegas menolak gagasan Trump, demikian pula warga Gaza dan negara-negara tetangga lainnya.

    Kemarahan Azzam muncul saat Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Washington pada Selasa malam dan membahas rencana untuk wilayah Palestina yang porak-poranda akibat perang selama lebih dari 15 bulan.

    “Trump dan Netanyahu harus memahami realitas rakyat Palestina dan rakyat Gaza. Ini adalah orang-orang yang berakar kuat di tanah mereka — kami tidak akan pergi,” kata Azzam kepada AFP.

    Ihab Ahmed, warga Rafah lainnya, menyesalkan bahwa Trump dan Netanyahu masih tidak memahami rakyat Palestina dan keterikatan mereka dengan tanah tersebut.

    “Kami akan tetap berada di tanah ini apa pun yang terjadi. Bahkan jika kami harus tinggal di tenda-tenda dan di jalanan, kami akan tetap berakar di tanah ini,” kata pria berusia 30 tahun itu.

    Ahmed mengatakan kepada AFP bahwa warga Palestina telah memetik pelajaran dari perang 1948 yang terjadi setelah mandat Inggris, ketika ratusan ribu warga Palestina diusir dari rumah mereka saat Israel didirikan, dan tidak pernah diizinkan untuk kembali.

    “Dunia harus memahami pesan ini: kami tidak akan pergi, seperti yang terjadi pada tahun 1948,” jelasnya.

    Sementara itu, Raafat Kalob khawatir tentang konsekuensi pertemuan Trump-Netanyahu terhadap hidupnya. Dia berharap rencana Trump tidak akan berhasil.

    “Saya berharap kunjungan Netanyahu ke Trump akan mencerminkan rencana masa depannya untuk menggusur paksa rakyat Palestina dan menggambar ulang Timur Tengah,” kata Kalob yang berdiri di dekat blok bangunan yang runtuh akibat perang di kota Jabalia, Gaza utara.

    “Saya sungguh berharap rencana ini tidak berhasil,” imbuhnya.

    Di belakangnya, deretan tenda yang disediakan oleh organisasi amal berjejer di sebidang tanah di kaki bangunan beton yang fasadnya masih memperlihatkan tanda-tanda perang, di mana terdapat lubang peluru, jendela yang hancur, dan fasad yang dilucuti dari lapisan batunya.

    Di Jabalia dan Gaza utara, daerah yang paling parah dilanda perang, warga Palestina yang mengungsi dan kembali setelah gencatan senjata berlaku pada 19 Januari telah tinggal di tenda-tenda di samping rumah mereka yang hancur.

    Warga Gaza: Kami Pemilik Tanah Ini!

    Warga bernama Majid al-Zebda optimistis. Dia berharap Trump menekan Netanyahu untuk mengakhiri perang.

    “(Trump) akan menekan Netanyahu untuk mengakhiri perang ini secara permanen,” katanya.

    Zebda, ayah enam anak yang kehilangan rumahnya dalam perang, mengatakan baik dia maupun warga Gaza tidak akan meninggalkan wilayah pesisir itu.

    “Kami adalah pemilik tanah ini, kami selalu ada di sini, dan akan selalu ada. Masa depan adalah milik kami,” katanya.

    Fase pertama gencatan senjata mengakhiri pertempuran di Gaza dengan rapuh dan memulai proses pertukaran sandera dan tahanan antara Israel dan Hamas, tetapi negosiasi belum dimulai untuk mengakhiri perang secara permanen.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Penembakan Massal Terjadi di Sekolah Swedia, 10 Orang Tewas

    Penembakan Massal Terjadi di Sekolah Swedia, 10 Orang Tewas

    Stockholm

    Penembakan massal terjadi di sebuah sekolah di Kota Orebro, Swedia. Polisi mengatakan 10 orang tewas akibat tembakan ini.

    Dilansir AFP, Selasa (4/2/2024), polisi langsung melakukan operasi besar-besaran usai penembakan itu. Warga diminta menjauh dari lokasi.

    Gambar dari tempat kejadian menunjukkan kehadiran polisi dalam jumlah besar dengan beberapa ambulans dan kendaraan darurat di luar sekolah.

    “Tingkat cedera tidak jelas. Operasi masih berlangsung,” kata polisi dalam sebuah pernyataan.

    Polisi awalnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa empat orang telah ditembak, tetapi memperbarui hitungan beberapa menit kemudian menjadi lima.

    Polisi menyelidiki kasus ini sebagai percobaan pembunuhan. Warga diminta menjauhi area tersebut dan tetap tinggal di dalam rumah.

    “(Kasus) percobaan pembunuhan, pembakaran, dan pelanggaran senjata yang diperparah,” jelas polisi.

    Dalam pembaruan setelah pukul 14.00 waktu setempat, polisi menekankan bahwa “bahaya belum berakhir. Masyarakat HARUS menjauh.”

    Siswa di sekolah-sekolah terdekat dan sekolah yang dimaksud telah di-lockdown demi alasan keamanan.

    Polisi kemudian melaporkan ada korban tewas dalam insiden ini.

    “Sekitar 10 orang tewas hari ini,” kata kepala polisi Orebro Roberto Eid Forest kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa polisi “tidak bisa memberikan informasi lebih rinci” tentang jumlah tersebut.

    Berbicara kepada penyiar SVT, Menteri Kehakiman Gunnar Strommer mengatakan laporan itu sangat serius.

    “Pemerintah sedang berhubungan erat dengan polisi dan mengikuti perkembangan dengan saksama,” kata Strommer kepada SVT.

    Menurut beberapa media Swedia, para saksi melaporkan mendengar apa yang mereka yakini sebagai tembakan senjata api otomatis.

    Surat kabar Aftonbladet menulis bahwa mereka telah menerima laporan bahwa rumah sakit setempat telah mengosongkan ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif untuk mengantisipasi korban luka.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat: Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan, Dua IDF Tewas – Halaman all

    Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat: Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan, Dua IDF Tewas – Halaman all

    Tentara Israel Mulai Kerahkan Lapis Baja Eitan: Dua IDF Tewas, Episode Gaza Pindah ke Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Pendudukan Israel (IDF) mengumumkan pada Senin (3/2/2025) kalau mereka mulai mengerahkan peralatan tempur berjenis ‘berat’ di Tepi Barat.

    Pengerahan alat tempur itu mengindikasikan kalau agresi militer IDF kini beralih dari episode perang di Jalur Gaza yang berakhir dengan kegagalan mencapai target perang ke Tepi Barat.

    “IDF mulai menggunakan armored personnel carrier (pengangkut personel lapis baja) Eitan dalam operasi militer yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki,” menurut Radio Angkatan Darat Israel, dilansir RNTV, Selasa (4/4/2025).

    Militer IDF mengklaim bahwa kendaraan tersebut digunakan untuk “dukungan logistik, evakuasi medis, dan misi lainnya.”

    “Ini menandai perluasan dan eskalasi serangan militer di Tepi Barat utara,” kata laporan tersebut.

    Sementara itu, tentara Israel terus melanjutkan operasi militernya di Jenin, melancarkan serangan udara terhadap kawasan pemukiman dan infrastruktur, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan cedera.

    Pola-pola penghancuran ini juga persis apa yang terjadi di Jalur Gaza selama agresi IDF selama 15 bulan sejak 7 Oktober 2023.

    AGRESI MILITER – Kendaraan militer pasukan Israel (IDF) dalam operasi penyerbuan besar-besaran di Kota Jenin, Tepi Barat, Rabu (21/1/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Dua IDF Tewas di Pos Militer Tayasir

    Agresi militer IDF menghasilkan perlawanan sengit dari milisi Palestina di Tepi Barat.

    Persis di Gaza, perlawanan ini juga mengakibatkan tewasnya sejumlah personel IDF.

    Militer Israel mengatakan dua tentaranya tewas dalam penembakan di Tepi Barat

    “Dua tentara tewas dalam penembakan di sebuah pos militer di Tepi Barat yang diduduki pada hari Selasa,” bunyi pernyataan IDF.

    Enam tentara lainnya terluka ringan ketika penembak “menembakkan tembakan ke arah tentara di sebuah pos militer di Tayasir” di Tepi Barat utara, kata pernyataan itu.

    Penembak menyusup ke pos pemeriksaan Taysir, dekat desa Palestina Taysir di provinsi Tubas, tanpa terdeteksi semalam, dan melepaskan tembakan saat fajar.

    Dia dipersenjatai dengan senapan serbu M-16 dan dua magasin, selain mengenakan rompi taktis.

    “Penyerang bisa dinetralisir,” kata IDF.

    PENGEBOMAN – Asap hitam mebumbung dari lokasi pengeboman Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina. Israel memutuskan untuk memperluas agresi militer skala besar mereka ke kota-kota lain di Tepi Barat. (khaberni/tangkap layar)

    Pakai Peledak Rakitan

    Dalam perkembangan situasi, milisi perlawanan Palestina di Tepi Barat terus mempertahankan kota dan rakyatnya melawan agresi Israel.

    Brigade Silat al-Harithiya Jenin, yang beroperasi di bawah Brigade al-Quds, mengumumkan konfrontasi sengit dengan pasukan pendudukan Israel di berbagai sumbu tempur di Silat al-Harithiya, di mana para pejuangnya menghujani pasukan infanteri dan kendaraan militer Israel dengan peluru yang mengenai sasaran secara langsung. 

    Para pejuang Perlawanan juga berhasil meledakkan alat peledak rakitan (IED) Sijjil di dalam kendaraan militer yang sedang dalam perjalanan untuk mendukung pasukan Israel lainnya yang mengepung sebuah rumah, dan berhasil mengenai sasaran secara langsung. 

    Mereka juga menanam beberapa ranjau Sijjil dan KJ37 ​​di rute yang mengarah ke pintu masuk kota, yang dilalui oleh kendaraan Israel.

    Brigade Syuhada al-Aqsa, pada bagiannya, menargetkan IOF dengan rentetan tembakan selama serangan mereka di kota Nablus di Tepi Barat.  

    Brigade tersebut juga mengumumkan bahwa para pejuang mereka menyergap sebuah unit infanteri pendudukan Israel di dalam kamp Fara’a pada hari Minggu, dan berhasil meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi, menargetkan unit tersebut sambil melepaskan rentetan tembakan ke arah mereka.

    Hal ini terjadi di tengah serangkaian penggerebekan dan serangan yang dilakukan oleh IOF terhadap sejumlah kota dan kamp di Tepi Barat, termasuk penyerbuan wilayah barat Nablus dari pos pemeriksaan Deir Sharaf, wilayah sekitar Kamp al-Ain di sebelah barat Nablus, dan desa Kafr Malik di timur laut Ramallah.

    Agresi terhadap Tubas Terus Berlanjut

    Sementara itu, pasukan pendudukan Israel melanjutkan agresi militer dan pengepungan terhadap kamp Fara’a dan kota Tammoun, selatan Tubas, untuk hari kedua berturut-turut.  

    Sejak awal penyerbuan, pasukan pendudukan telah menghancurkan jalan dan infrastruktur menuju kamp Fara’a, menutup semua pintu masuknya dengan gundukan tanah, menyerbu rumah-rumah di sekitar kamp, ​​memaksa penduduk untuk mengungsi, dan mengubah tempat tersebut menjadi pos-pos militer.

    Pasukan pendudukan juga menyerbu rumah-rumah di pinggiran kota Tammoun, memaksa penduduk untuk mengungsi dan memberi tahu mereka bahwa mereka tidak diizinkan kembali selama 10 hari. 

    Selain itu, buldoser Israel menghancurkan jaringan pipa air yang menghubungkan Tamoun ke desa Atouf dan memblokir jalan antara kedua daerah tersebut dengan gundukan tanah.  

    Sementara itu, Kamal Bani Odeh, direktur Masyarakat Tahanan di Tubas, melaporkan bahwa pasukan pendudukan menahan 10 warga Palestina dari kamp Tammoun dan Fara’a.

    Ledakan Dahsyat Guncang Kamp Pengungsi Jenin

    Pasukan Israel telah menghancurkan 100 bangunan di Jenin , menurut laporan dari media Israel pada hari Minggu. 

    Penghancuran skala besar tersebut merupakan bagian dari operasi militer yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki, yang telah mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur dan pengungsian massal.

    Laporan-laporan Israel menggambarkan kampanye pembongkaran di Jenin sebagai “yang pertama dari jenisnya”, dengan mencatat bahwa operasi itu dilakukan di bawah arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Israel Katz.

    Media Palestina melaporkan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) meledakkan beberapa bangunan di kamp pengungsi Jenin pada hari Minggu. 

    Menurut sumber-sumber lokal, sekitar 20 bangunan di bagian timur kamp tersebut dipasangi bahan peledak dan diledakkan secara bersamaan, dengan ledakan keras yang terdengar di seluruh kota dan daerah sekitarnya.

     

    (oln/khbr/almydn/*)

     

  • Mantan Mendagri Suriah dari Rezim Assad Serahkan Diri ke Pasukan Keamanan – Halaman all

    Mantan Mendagri Suriah dari Rezim Assad Serahkan Diri ke Pasukan Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Menteri Dalam Negeri Suriah, Mohammed al-Shaar, menyerahkan diri kepada otoritas Suriah.

    Klip video yang diperoleh Al Arabiya Al Hadath hari ini, Selasa (4/2/2025), menunjukkan Mohammed al-Shaar di dalam kendaraan pasukan keamanan.

    “Hari ini, Selasa, kami menerima Mayor Jenderal Muhammad Ibrahim al-Shaar dari Faraj al-Hamoud dan Munif al-Zaim al-Qaddah,” kata perwakilan pasukan keamanan dalam video itu.

    “Video ini direkam untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai hukum dan kendali yang disepakati, sekaligus menjaga martabatnya,” lanjutnya.

    “Kami tidak akan ragu untuk menerima siapa pun yang ingin menyerahkan diri kepada otoritas terkait di negara Suriah yang baru,” tambahnya.

    Anggota pasukan keamanan tersebut mengatakan Mohammed al-Shaar mengklaim dirinya tidak bertanggung jawab atas penjara tidak resmi.

    “Dia (Mohammed al-Shaar) menekankan Kementerian Dalam Negeri tidak bertanggung jawab atas penjara tidak resmi dan keamanan, tetapi hanya penjara resmi,” katanya.

    Ia pun menegaskan dirinya tidak melakukan perbuatan yang dapat dihukum oleh hukum.

    Sebelumnya, Mohammed al-Shaar dikenal sebagai salah satu tokoh paling terkemuka yang terlibat dalam pelanggaran terhadap warga Suriah di penjara Sednaya pada tahun 2008.

    Mohammed al-Shaar diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri sekitar sebulan setelah pecahnya revolusi Suriah pada Maret 2011.

    Ia dimasukkan dalam daftar sanksi Barat yang dijatuhkan terhadap Suriah sejak pertengahan tahun 2011.

    Kabar ini datang beberapa hari setelah penangkapan Atef Najib, sepupu mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mantan kepala Cabang Keamanan Politik di Daraa.

    Sejak presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan dari kekuasaannya pada 8 Desember 2024, pasukan keamanan di Suriah meluncurkan kampanye keamanan di berbagai daerah selama berminggu-minggu untuk mengejar militan dan menciptakan stabilitas.

    Sementara itu, operasi penyisiran terus dilakukan untuk mencari depot senjata, pengedar narkoba, dan mereka yang digambarkan sebagai sisa-sisa rezim Assad yang menolak menyerahkan senjata mereka, dan mencakup beberapa daerah.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Penembakan di Universitas Swedia: 5 Orang Disebut Jadi Korban, Pelaku Diduga Akhiri Hidup – Halaman all

    Penembakan di Universitas Swedia: 5 Orang Disebut Jadi Korban, Pelaku Diduga Akhiri Hidup – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lima orang ditembak di Universitas Risebrgska di Kota Orebro, Swedia, pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

    Dikutip dari Associated Press (AP), polisi sudah berada di lokasi penembakan untuk melakukan pengamanan.

    Tentang lima orang yang tertembak tersebut, polisi belum mengetahui luka yang diderita mereka.

    Namun, polisi mengimbau kepada orang yang berada di sekolah tersebut bahwa bahaya belum berakhir.

    Setelah penembakan, para siswa ditampung di gedung-gedung dekat sekolah. Sementara, bagian lain dari sekolah telah dijaga oleh pihak berwenang.

    Menteri Kehakiman Swedia, Gunnar Strommer, mengungkapkan pemerintah akan terus memonitor terkait kasus penembakan ini.

    “Laporan kekerasan di Orebro sangat serius. Polisi sudah berada di lokasi dan operasi berjalan lancar. Pemerintah berhubungan erat dengan polisi dan mengikuti perkembangannya,” katanya.

    Di sisi lain, menurut laporan dari media Swedia, TT, pelaku diduga mengakhiri hidup setelah melakukan penembakan.

    Sementara, pemimpin universitas mengatakan bahwa seluruh gedung milik kampus sudah dievakuasi dan ada pihak berwenang berjaga.

    “Saya tidak tahu semuanya. Masih belum jelas. Saya masih di sekolah. Saya telah mendengar suara dentuman dan mungkin telah terjadi penembakan,” katanya.

    Seorang wanita yang bekerja di sebuah restoran dekat kampus mengungkapkan ada beberapa dosen dan mahasiswa mencari perlindungan di restoran tempatnya bekerja.

    Dia menyebut ada sekitar puluhan mahasiswa dan guru yang kini berada di restoran.

    “Mereka tidak diizinkan keluar, kami menahan mereka di sini. Ini seperti tempat perlindungan. Ada sekitar 30-40 orang di sini,” jelasnya.

    Sementara, menurut mahasiswa, ciri-ciri pelaku adalah mengenakan topeng saat masuk ke kampus.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

     

  • Trump Berencana Hentikan Pendanaan, UNRWA Akui Situasi Keuangannya Sudah Memburuk: Sangat Buruk – Halaman all

    Trump Berencana Hentikan Pendanaan, UNRWA Akui Situasi Keuangannya Sudah Memburuk: Sangat Buruk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Badan bantuan Palestina PBB, UNRWA, mengatakan pihaknya memperkirakan situasi keuangannya akan memburuk, Selasa (4/2/2025).

    Prediksi terkait memburuknya keuangan UNRWA itu bahkan sebelum keputusan yang diantisipasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk terus menghentikan pendanaannya.

    Juru bicara UNRWA, Juliette Touma, mengatakan keuangan UNRWA sudah memburuk beberapa bulan terakhir.

    Menurutnya, situasi ini diperkirakan akan terus memburuk.

    “Jika dan ketika Perintah Eksekutif dikeluarkan, kami akan dapat mengomentarinya.”

    “Meski demikian, kesehatan keuangan UNRWA sangat, sangat buruk dan memburuk selama beberapa bulan terakhir dan diperkirakan akan terus memburuk,” katanya, Selasa, dikutip dari Al Arabiya.

    Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan menghentikan keterlibatan AS dengan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan melanjutkan penghentian pendanaan untuk UNRWA.

    Hal ini sebagaimana disampaikan seorang pejabat Gedung Putih pada Senin (3/2/2025).

    Langkah ini bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington, yang telah lama mengkritik UNRWA dan menuduh badan tersebut melakukan hasutan anti-Israel dan stafnya “terlibat dalam kegiatan teroris terhadap Israel.”

    Selama masa jabatan pertama Trump, dari tahun 2017-2021, ia juga menghentikan pendanaan untuk UNRWA, mempertanyakan nilainya.

    Trump mengatakan bahwa Palestina perlu setuju untuk memperbarui perundingan damai dengan Israel, dan menyerukan reformasi yang tidak ditentukan.

    Pemerintahan Trump yang pertama juga keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia yang beranggotakan 47 orang di tengah masa jabatan tiga tahunnya karena apa yang disebutnya bias kronis terhadap Israel dan kurangnya reformasi.

    Sementara, AS saat ini bukan anggota badan yang berpusat di Jenewa tersebut.

    Di bawah mantan Presiden Demokrat Joe Biden, AS terpilih kembali dan menjabat untuk periode 2022-2024.

    Sejak menjabat untuk masa jabatan kedua pada 20 Januari 2025, Trump telah memerintahkan agar AS menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia dan dari perjanjian iklim Paris – juga langkah yang diambilnya selama masa jabatan pertamanya.

    Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, pada hari Senin memuji langkah yang diharapkan oleh Trump.

    Ia menuduh Dewan Hak Asasi Manusia “secara agresif mempromosikan anti-Semitisme ekstrem.”

    “Pada saat yang sama, UNRWA telah lama kehilangan statusnya sebagai organisasi kemanusiaan independen, dan telah berubah menjadi otoritas teroris yang dikendalikan oleh Hamas dengan kedok lembaga kemanusiaan,” katanya.

    Sebelumnya, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan pada pekan lalu bahwa badan tersebut telah menjadi target “kampanye disinformasi yang ganas” untuk “menggambarkan badan tersebut sebagai organisasi teroris.”

    Sebagai informasi, AS merupakan donor terbesar UNRWA – menyediakan $300 juta-$400 juta per tahun – tetapi Biden menghentikan pendanaan pada Januari 2024 setelah Israel menuduh sekitar selusin staf UNRWA mengambil bagian dalam serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 di Israel oleh militan Palestina Hamas yang memicu perang di Gaza.

    Kongres AS kemudian secara resmi menangguhkan kontribusi ke UNRWA setidaknya hingga Maret 2025.

    KEHANCURAN DI GAZA – Tangkap Layar YouTube New York Post yang diambil pada Kamis (30/1/2025) menunjukkan rekaman drone Kota Gaza pada Senin (9/10/2023), tampak dari udara seluruh masjid diratakan tersisa puing-puing. (Tangkap Layar YouTube New York Post)

    UNRWA memberikan bantuan, layanan kesehatan, dan pendidikan kepada jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa sembilan staf UNRWA mungkin terlibat dalam serangan pada 7 Oktober 2023 dan telah dipecat.

    Seorang komandan Hamas di Lebanon – yang dibunuh pada bulan September oleh Israel – juga ditemukan memiliki pekerjaan di UNRWA.

    PBB telah berjanji untuk menyelidiki semua tuduhan yang dibuat dan berulang kali meminta bukti kepada Israel, yang menurutnya belum diberikan.

    Larangan Israel mulai berlaku pada 30 Januari yang melarang UNRWA beroperasi di wilayahnya atau berkomunikasi dengan otoritas Israel.

    UNRWA mengatakan operasi di Gaza dan Tepi Barat juga akan terganggu.

    Diberitakan Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu Presiden Donald Trump di Washington, DC.

    Saat berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan ia “tidak memiliki jaminan” bahwa gencatan senjata di Gaza akan berhasil.

    Seorang pria bersenjata ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki setelah ia diduga melepaskan tembakan di sebuah pos pemeriksaan militer, menewaskan dua tentara dan melukai beberapa lainnya.

    Evakuasi medis dari Gaza telah ditunda setelah adanya penundaan dalam daftar pasien Israel yang disetujui untuk melakukan perjalanan.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.700 orang, menurut jumlah korban yang direvisi oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, yang menyatakan ribuan orang yang hilang kini diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Militan M23 Umumkan Gencatan Senjata Sepihak di Kongo, Sebut demi Kemanusiaan – Halaman all

    Militan M23 Umumkan Gencatan Senjata Sepihak di Kongo, Sebut demi Kemanusiaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aliansi Fleuve Congo (AFC), sebuah aliansi kelompok pemberontak termasuk kelompok M23 di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, mengumumkan gencatan senjata.

    Pengumuman ini muncul setelah berminggu-minggu pertempuran sengit dengan tentara nasional dan pasukan penjaga perdamaian.

    “Gencatan senjata dimulai pada hari ini, Selasa (4/2/2025), untuk memungkinkan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut,” kata AFC, Senin (3/2/2025).

    “Kami mengutuk tindakan FARDC (Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo) yang terus menggunakan pesawat militer di Bandara Kavumu, tempat mereka memuat bom yang menewaskan rekan-rekan kami di wilayah yang telah dibebaskan,” lanjut AFC, seperti diberitakan France24.

    Keputusan sepihak itu muncul di tengah meningkatnya seruan untuk gencatan senjata segera saat pemberontak merebut sebagian besar wilayah di bagian timur Kongo, termasuk Goma, sebuah kota di perbatasan Rwanda dan ibu kota provinsi Kivu Utara.

    Sebelumnya pada Senin (3/2/2025), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sedikitnya 900 mayat telah ditemukan di jalan-jalan, tidak termasuk yang sudah ada di kamar mayat hingga Jumat (31/1/2025) lalu, setelah pertempuran selama berhari-hari antara M23 dan tentara Kongo di Goma. 

    Selain itu, hampir 2.900 orang telah terluka dalam pertempuran tersebut.

    WHO juga memperingatkan risiko penyebaran mpox (cacar monyet), kolera, dan campak karena pengungsian penduduk yang tidak memiliki akses mudah ke perawatan medis.

    Serangan Kelompok Pemberontak Kongo

    Kongo telah dilanda kekerasan selama puluhan tahun dan puluhan kelompok bersenjata memerangi pemerintah setempat untuk memperebutkan mineral seperti emas dan berlian.

    Sejak awal tahun ini, kelompok pemberontak M23 telah melancarkan serangan terhadap pemerintah, menewaskan beberapa tentara penjaga perdamaian asing.

    Aktivitas kelompok militan tersebut semakin meningkat, terutama di wilayah sekitar Goma dalam beberapa minggu terakhir.

    Para militan dilaporkan berhasil menguasai wilayah lain dan maju menuju ibu kota provinsi lainnya, Bukavu, setelah merebut Goma minggu lalu.

    Namun mereka membantah berniat melakukan hal ini pada hari mereka mengumumkan gencatan senjata pada Senin kemarin dan berlaku mulai Selasa hari ini.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Derita Kerugian, Tentara Korut di Garis Depan Perang Rusia-Ukraina Ditarik Mundur – Halaman all

    Derita Kerugian, Tentara Korut di Garis Depan Perang Rusia-Ukraina Ditarik Mundur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Korea Utara menderita kerugian besar setelah mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

    Pasukan Korea Utara itu telah menderita banyak korban, menurut sebuah laporan.

    Sekitar 10.000 tentara yang diyakini dikirim Korea Utara ke Rusia telah absen dari garis depan selama beberapa minggu.

    Laporan yang dirilis Yonhap mendukung klaim Ukraina dan media Amerika Serikat tentang penarikan pasukan Korea Utara.

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan kepada kantor berita AFP, unit Korea Utara telah menghentikan operasi tempur di wilayah Kursk Rusia sejak pertengahan Januari 2025.

    “Salah satu penyebabnya kemungkinan karena banyaknya korban jiwa, namun rincian pastinya masih dipantau,” kata badan itu.

    Analisis militer Ukraina mengatakan pada Jumat (31/1/2025), mereka yakin tentara Korea Utara telah ditarik kembali setelah menderita kerugian besar.

    Ukraina sebelumnya melaporkan telah menangkap atau membunuh sejumlah unit Korea Utara di Kursk, tempat mereka melancarkan serangan mendadak lintas-perbatasan pada bulan Agustus.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menerbitkan rekaman interogasi terhadap apa yang ia katakan sebagai tahanan Korea Utara yang ditangkap.

    Pada pertengahan Januari, NIS memperkirakan sekitar 300 tentara Korea Utara tewas dan 2.700 tentara lainnya terluka dalam pertempuran di sekitar wilayah tersebut.

    Pengerahan pasukan Korea Utara ke Kursk, yang tidak diakui secara resmi oleh Pyongyang maupun Moskow, seharusnya memperkuat pasukan Rusia dan membantu mengusir pasukan Ukraina.

    Namun, hampir enam bulan kemudian, Ukraina masih menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

    Seoul sebelumnya mengatakan, karena kerugian yang dialami pasukannya, Pyongyang sedang mempersiapkan pengerahan pasukan tambahan.

    Di sisi lain, Rusia telah kehilangan 842.930 tentara di Ukraina sejak dimulainya invasi skala penuh pada 24 Februari 2022, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan pada 4 Februari.

    Jumlah ini termasuk 1.270 korban yang diderita pasukan Rusia sepanjang hari lalu.

    Dikutip dari The Kyiv Independent, Rusia juga kehilangan 9.938 tank, 20.709 kendaraan tempur lapis baja, 35.921 kendaraan dan tangki bahan bakar, 22.655 sistem artileri, 1.269 sistem roket peluncur ganda, 1.053 sistem pertahanan udara, 369 pesawat terbang, 331 helikopter, 24.003 pesawat tak berawak, 28 kapal dan perahu, dan satu kapal selam.

    AS Minta Imbalan

    Sementara itu, Ukraina dengan cemas menanti kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan Amerika Serikat.

    Trump khawatir Ukraina akan semakin tertinggal dalam perlombaan senjata jika ia memangkas dukungan militer terhadap Washington.

    Trump, yang telah menahan hampir semua bantuan luar negeri AS, pada Selasa malam mengisyaratkan ia menginginkan mineral tanah jarang sebagai imbalan untuk mempertahankan pasokan senjata dan dukungan lainnya.

    Dikutip dari Al Jazeera, Trump mengklaim Ukraina bersedia terlibat dalam pertukaran tersebut.

    Ia menginginkan “persamaan” dari Ukraina untuk dukungan “hampir $300 miliar”.

    Kremlin segera menanggapi laporan tersebut, dengan seorang juru bicara menyatakan bahwa kata-kata Trump menggambarkan AS tidak akan lagi memberikan dukungan tanpa syarat kepada Kyiv. (*)