Jenis Media: Internasional

  • Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia mengharapkan pasukan stabilisasi internasional yang dikoordinasi AS akan berada di Gaza “segera.”

    Pasukan multinasional tersebut merupakan bagian dari rencana pemerintahan pascaperang Trump untuk Gaza. Pasukan internasional itu kemungkinan mencakup pasukan dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab.

    Rencana tersebut membantu menghasilkan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas pada 10 Oktober, tetapi krisis kemanusiaan di Gaza belum mereda.

    “Ini akan segera terjadi. Dan Gaza berjalan dengan sangat baik,” kata Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih bersama para pemimpin Asia Tengah pada Kamis (6/11) waktu setempat.

    “Anda belum banyak mendengar tentang masalah-masalah ini, dan saya katakan, kami memiliki negara-negara yang telah menjadi sukarelawan jika ada masalah dengan Hamas,” ujar Trump, dilansir kantor berita AFP, Jumat (7/11/2025).

    Pasukan tersebut seharusnya melatih dan mendukung polisi Palestina yang telah diseleksi di Jalur Gaza, dengan dukungan dari Mesir dan Yordania.

    Misi ini juga akan bertugas mengamankan wilayah perbatasan dan mencegah penyelundupan senjata ke Hamas.

    Sebelumnya pada hari Rabu lalu, Amerika Serikat mengedarkan rancangan atau draf resolusi Dewan Keamanan PBB kepada negara-negara mitra yang bertujuan untuk memperkuat rencana Trump, termasuk dengan memberikan lampu hijau bagi pasukan internasional tersebut.

    Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Mike Waltz, membagikan rancangan tersebut kepada 10 anggota Dewan Keamanan dan beberapa mitra regional — Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki — kata juru bicara misi AS dalam sebuah pernyataan.

    Menurut sumber-sumber diplomatik, beberapa negara telah menunjukkan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam pasukan tersebut. Namun, mereka bersikeras harus ada mandat Dewan Keamanan PBB sebelum benar-benar mengerahkan pasukan ke wilayah Palestina.

    Sementara itu, kepala Komando Pusat AS, komando militer yang bertanggung jawab atas Timur Tengah, mengatakan bulan lalu dalam kunjungan ke Gaza, bahwa tidak ada pasukan AS yang akan dikerahkan ke wilayah Palestina itu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Polisi Jerman Selidiki Swastika Dilukis dengan Darah Manusia

    Polisi Jerman Selidiki Swastika Dilukis dengan Darah Manusia

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.

    Edisi Jumat, 7 November 2025 kami awali dengan laporan dari Jerman.

    Penampakan lambang swastika di Jerman

    Polisi Jerman mengatakan sedang menyelidiki penampakan swastika yang dilukis dengan darah manusia dan ditorehkan pada puluhan mobil, beberapa kotak surat, dan fasad bangunan di pusat kota Hanau.

    Juru bicara kepolisian, Thomas Leipold, mengatakan petugas diberitahu pada Rabu malam ketika seorang pria melaporkan melihat logo swastika yang ditorehkan dengan cairan kemerahan pada kap mobil yang diparkir.

    Petugas kemudian menemukan hampir 50 mobil telah dirusak dengan cara serupa.

    Sebuah tes khusus dengan cepat mengungkapkan bahwa zat tersebut adalah darah manusia.

    Pemasangan lambang Nazi, termasuk swastika, adalah ilegal di Jerman.

    Topan menghantam Vietnam

    Topan Kalmaegi menghantam Vietnam dengan angin kencang dan hujan deras saat mencapai daratan setelah menewaskan sedikitnya 114 orang dan puluhan orang hilang di Filipina.

    Badai yang luar biasa kuat di wilayah tersebut pada bulan November, Kalmaegi membawa angin berkecepatan sekitar 183 kilometer per jam, dengan hembusan mencapai 220 km/jam di Laut Cina Selatan saat mendekati Vietnam.

    Badan prakiraan cuaca memperingatkan Kalmaegi dapat menurunkan lebih dari 600 milimeter hujan tambahan di beberapa daerah, yang meningkatkan kekhawatiran akan tanah longsor yang mematikan dan banjir bandang.

    Pihak berwenang mengatakan lebih dari 537.000 orang dievakuasi, banyak di antaranya dengan perahu, karena banjir naik dan tanah longsor mengancam.

    Operasi pencarian tiga nelayan yang kapalnya tersapu ombak kuat di Provinsi Quang Ngai, Vietnam, dihentikan sementara karena cuaca yang memburuk, demikian dilaporkan media pemerintah.

    Nancy Pelosi berhenti mencalonkan diri

    Nancy Pelosi mengumumkan ia tidak akan mencalonkan diri kembali ke Kongres AS pada tahun 2026.

    Ini mengakhiri karier empat dekade yang menjadikannya ikon Demokrat progresif sekaligus tokoh yang dicemooh oleh kaum kanan.

    Anggota kongres berusia 85 tahun ini pertama kali terpilih pada tahun 1987 dan kemudian menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPR AS yang berpengaruh.

    Ia membuat pengumuman tersebut pada hari Kamis (06/11), waktu setempat, dua hari setelah pemilihan umum di seluruh AS yang secara umum dimenangkan oleh Partai Demokrat.

    “Saya tidak akan mencalonkan diri kembali ke Kongres. Dengan hati yang bersyukur, saya menantikan tahun terakhir pengabdian saya,” kata Pelosi dalam sebuah video yang diunggah di X.

    Penampakan api sesaat pesawat di bandara Brisbane mendarat

    Layanan darurat memadamkan api yang muncul beberapa saat setelah sebuah pesawat mendarat di Bandara Brisbane.

    Klip yang diunggah di media sosial menunjukkan petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api di pesawat Boeing 737, yang terbang dari Darwin dan mendarat tepat sebelum pukul 19.00 Kamis kemarin.

    Empat truk pemadam kebakaran penerbangan bekerja keras untuk memadamkan api, sebelum 180 penumpang dan awak pesawat Virgin Australia VA454 turun seperti biasa.

    Tidak ada korban luka akibat kebakaran tersebut.

  • Haruskah Jerman Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir?

    Haruskah Jerman Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir?

    Jakarta

    Nefertiti adalah simbol abadi kecantikan dan kekuasaan yang penuh misteri. Keindahan karya ikonik ini memikat Adolf Hitler, Beyonce, hingga para aktivis Revolusi Arab. Namanya berarti “yang indah telah datang,” tapi mungkin juga berarti: yang tak pernah kembali.

    Lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, Nefertiti berdiri di sisi Akhenaten, Firaun yang menantang langit Mesir dengan hanya satu dewa—Aten, sang matahari. Ia adalah ratu yang ikut mengubah tatanan kosmos dan kepercayaan, memindahkan pusat penyembahan dari banyak wajah ilahi ke satu cahaya tunggal.

    Patung dada Nefertiti yang terbuat dari batu kapur dan berlapis plaster dan cat ini ditemukan tim arkeologi Jerman yang dipimpin Ludwig Borchardt dalam ekspedisi yang didanai kolektor seni James Simon di tahun 1912.

    Borchardt lalu memboyong patung tersebut ke Berlin. Pengelolanya, Yayasan Warisan Budaya Prusia, menyebut Nefertiti sebagi ‘primadona tak terbatantahkan di Museum Neues’. Museum ini merupakan bagian dari kompleks Museuminsel Berlin, salah satu situs warisan dunia UNESCO.

    Seruan restitusi kian keras

    Tuntutan pengembalian oleh Mesir muncul sejak hari pertama patung dada Nefertiti diperkenalkan ke publik di Jerman. Kini, dengan dibukanya Grand Egyptian Museum di Kairo, restitusi kembali bergema.

    Semua pengunjung yang melakukan tur di Grand Egyptian Museum diminta menandatangani petisi restitusi Nefertiti. Hal ini diprakarsai mantan Menteri Pariwisata dan Urusan Kepurbakalaan Mesir, Zahi Hawass, tahun lalu.

    “Meski banyak seruan untuk berdialog dan juga permintaan untuk mengakui bagaimana artefak unik ini berakhir di Jerman telah diabaikan, petisi ini dimaksudkan untuk membuka kembali dialog, mendorong pengembalian patung ke Kairo, dan meminta tanggapan resmi otoritas Jerman,” bunyi petisi yang ditujukan kepada Menteri Kebudayaan Jerman dan Yayasan Warisan Budaya Prusia.

    Juru bicara Menteri Kebudayaan Jerman mengatakan kepada DW melalui pernyataan tertulis bahwa “pertanyaan mengenai perlindungan properti budaya yang berkaitan dengan Mesir, termasuk Patung dada Nefertiti, berada di bawah yurisdiksi Kementerian Luar Negeri Federal.”

    Yayasan Warisan Budaya Prusia tidak menanggapi permintaan komentar dari DW, tetapi posisi yayasan tersebut mengenai isu ini tidak berubah selama beberapa tahun terakhir: patung tersebut diperoleh secara sah dan tidak ada alasan untuk mengembalikannya ke Mesir.

    Apakah Nefertiti diperoleh secara sah?

    “Patung Nefertiti ditemukan dalam proses penggalian yang diizinkan oleh Dinas Layanan Kepurbakalaan Mesir,” kata Stefan Mchler, juru bicara Yayasan Warisan Budaya Prusia, kepada DW dalam pernyataan tertulis pada Oktober 2024.” Patung itu dibawa ke Berlin berdasarkan pembagian hasil temuan arkeologi, yang saat itu lazim dilakukan. Pembagian itu juga mencakup banyak artefak lainnya.

    “Patung itu dibawa keluar dari Mesir secara sah, dan tidak ada klaim restitusi dari pemerintah Mesir,” tambah Mchler.

    Namun, peneliti dan aktivis pelestarian warisan Mesir, Monica Hanna, membantah klaim tersebut. Menurut penelitiannya, Ludwig Borchardt secara sengaja dan curang menampilkan Nefertiti sebagai patung murahan saat pembagian hasil temuan. Ia menggambarkannya sebagai “seorang putri kerajaan yang dicat,” sementara dari catatan pribadinya Borchardt menunjukkan bahwa ia tahu nilai patung tersebut yang menggambarkan Ratu Nefertiti.

    “Deskripsi patung tidaklah berguna, harus lihat langsung,” tulis Borchardt dalam catatannya.

    Sejarawan Jerman Sebastian Conrad, penulis buku The Making of a Global Icon: Nefertiti’s Twentieth-Century Career, menambahkan bahwa selain perdebatan mengenai pembagian hasil temuan, validitas etis dari hukum pembagian hasil temuan itu patut dipertanyakan.

    “Itu adalah hukum yang eksis di bawah ketimpangan kekuasaan era imperialisme, karena Mesir pada dasarnya adalah koloni Inggris saat itu. Pertanyaan sebenarnya adalah apakah seseorang bisa dengan sah menggunakan basis hukum tersebut,” katanya kepada DW. “Saya akan katakan begini: secara formal sah, tetapi dari perspektif masa kini, tidak sah secara moral.”

    Sejarawan Jrgen Zimmerer, yang berfokus pada studi kolonialisme dan genosida, menyoroti perdebatan serupa terjadi di Jerman terkait karya seni yang dirampas dari kaum Yahudi oleh Nazi pada masa drittes Reich.

    “Kita tidak bisa hanya diam dan berkata, ‘Itu legal saat itu, jadi mereka tidak memiliki hak mengklaim,’ alih-alih mematuhi hukum secara kaku (kata per kata), kita baiknya menekankan prinsip dan nilai hukum yang benar secara moral. Kita tahu hukum-hukum itu tidak adil dan merampas hak orang Yahudi, dan kita tidak ingin mengambil keuntungan dari itu,” katanya kepada DW.

    “Mengapa kita harus bersikap berbeda dalam konteks kolonial?” tegas Zimmerer.

    Hitler memblokir upaya restitusi

    Ahli Mesir Kuno Monica Hanna juga mempertanyakan Jerman yang menyatakan tidak ada klaim restitusi dari pemerintah Mesir. Ia menegaskan bahwa otoritas Mesir sudah meminta pengembalian patung itu tak lama setelah pertama kali dipamerkan di Berlin pada tahun 1924 dan menambahkan,
    “Apakah museum benar-benar membutuhkan permintaan resmi dari pemerintah? Opini publik di Mesir sangat jelas menginginkan kembalinya patung dada Nefertiti. Apa yang menjadi milik kami, adalah milik kami.”

    Pada tahun 1925, Mesir mengancam akan melarang penggalian arkeologi Jerman di wilayahnya kecuali patung itu dikembalikan. James Simon, dermawan yang membiayai penggalian Borchardt dan yang menyumbangkan patung dada Nefertiti kepada Museum Berlin, secara pribadi mendukung pertukaran artefak dengan Mesir dan membantu negosiasi pengembalian Nefertiti, sebagaimana dijelaskan peneliti Ruth E. Iskin dalam artikelnya The Other Nefertiti: Symbolic Restitutions.

    Meski kontribusi Simon diakui di Berlin melalui dengan keberadaan Galeri James Simon di pintu masuk utama Museuminsel, upaya Simon untuk mengembalikan patung itu telah dihapus dari narasi resmi Jerman.

    Rencana pertukaran Simon tidak pernah terwujud, begitu pula upaya berikutnya pada tahun 1933. Salah satu pemimpin Nazi, Hermann Gring, berharap dapat menarik dukungan politik Mesir kepada Jerman dengan mengembalikan Nefertiti. Namun, Hitler, pengagum sang ratu menggagalkan rencana tersebut, “Saya tidak akan pernah menyerahkan kepala sang ratu,” katanya.

    Bertahan dalam Perang Dunia II di dalam kantong plastik

    Jerman juga beralasan bahwa patung tersebut terlalu rapuh untuk dipindahkan kembali ke Mesir.

    Meski mengakui bahwa dirinya bukan ahli dalam hal ini, sejarawan Sebastian Conrad menunjukkan, “Pada akhir Perang Dunia II, mereka memasukkannya ke dalam kantong plastik dan menyimpannya di tambang garam di Thuringia. Setelah itu, ia dipindahkan ke Wiesbaden. Jadi sebenarnya Nefertiti sudah melakukan banyak perjalanan, bukan hanya dari Kairo ke Berlin.”

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pertanyaan penting bagi Jerman

    Berlin saat ini sedang menjalankan proses pengembalian objek-objek kolonial, terutama melalui pengembalian Perunggu Benin ke Nigeria. Meskipun hasilnya merupakan buah dari perjuangan panjang para aktivis, keputusan itu relatif lebih mudah dilakukan. Sebagian dari 512 koleksi objek di Berlin dikembalikan ke Nigeria, sementara lainnya tetap dipajang di Humboldt Forum melalui perjanjian pinjaman jangka panjang.

    Namun, Nefertiti jelas merupakan artefak yang unik. Conrad dan Zimmerer berpendapat masih ada alternatif selain mempertahankan aslinya: tiruan patung yang dipamerkan bersama sejarah penemuan dan upaya restitusinya “tentu akan menarik,” ujar Conrad.

    “Yang hilang hanyalah apa yang disebut ‘aura autentiknya’,” kata Zimmerer. Namun ia lanjut bertanya, “Haruskah museum Berlin mendapatkan keuntungan dari ‘aura’ ini, mengingat keberadaaanya lahir dari ketidakadilan kolonial?

    “Menurut saya, seharusnya tidak.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik

    Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal balistik dari wilayahnya pada Jumat (7/11) waktu setempat. Peluncuran terbaru Pyongyang ini terjadi sepekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetujui rencana Seoul untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.

    Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), seperti dilansir AFP, Jumat (7/11/2025), mendeteksi aktivitas peluncuran terbaru negara tetangganya tersebut, dan menyebut rudal balistik yang tidak teridentifikasi jenisnya itu diluncurkan ke perairan Laut Timur atau Laut Jepang.

    “Korea Utara menembakkan rudal balistik tak teridentifikasi ke arah Laut Timur,” ujar JCS dalam pernyataannya.

    Aktivitas balistik terbaru Korut itu dilakukan sepekan setelah Trump mengumumkan bahwa Korsel akan membangun kapal selam di AS, di mana teknologi nuklir buatan Washington merupakan salah satu rahasia militer yang paling sensitif dan dijaga ketat.

    Tidak seperti kapal selam bertenaga diesel, yang harus muncul ke permukaan laut secara teratur untuk mengisi ulang baterainya, kapal selam bertenaga nuklir dapat bertahan di dalam air jauh lebih lama.

    Para analis mengatakan bahwa pengembangan kapal selam bertenaga nuklir akan menandai lompatan signifikan dalam basis industri Angkatan Laut dan pertahanan Korsel, bergabung dengan sekelompok kecil negara yang telah memiliki kapal selam jenis tersebut.

    Sejauh ini, menurut laporan media dan analisis, hanya AS, Australia, China, Rusia, India, Prancis, dan Inggris yang telah beralih ke kapal selam bertenaga nuklir.

    Kantor kepresidenan Korsel mengatakan bahwa Seoul membutuhkan persetujuan Washington karena membutuhkan bahan baku yang diperlukan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir, yang dibatasi untuk penggunaan militer.

    Sejak pertemuan puncak antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Trump pada tahun 2019 lalu berujung kegagalan terkait masalah denuklirisasi dan pencabutan sanksi, Pyongyang telah berulang kali mendeklarasikan diri sebagai negara nuklir yang “tidak dapat diubah”.

    Awal pekan ini, Korut menembakkan sejumlah roket artileri saat Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth berkunjung ke Korsel. Rentetan roket artileri itu ditembakkan oleh Pyongyang ke Laut Kuning sekitar satu jam sebelum Hegseth mengunjungi area perbatasan kedua negara.

    Sementara pekan lalu, Korut melakukan uji coba rudal jelajah di lepas pantai barat Semenanjung Korea, sebelum Trump mendarat di Korsel. Pyongyang pada saat itu menyebut uji coba rudal itu menjadi pesan untuk “musuh-musuhnya”.

    Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Korut, Pak Jong Chon, yang mengawasi uji coba rudal pada saat itu mengatakan bahwa “keberhasilan penting” sedang dicapai dalam pengembangan “kekuatan nuklir” Korut sebagai pencegah perang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Filipina Umumkan Keadaan Darurat Usai Amukan Topan Kalmaegi

    Filipina Umumkan Keadaan Darurat Usai Amukan Topan Kalmaegi

    Manila

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengumumkan keadaan darurat, setelah sedikitnya 241 orang tewas dan hilang akibat terjangan Topan Kalmaegi. Penetapan itu dilakukan merespons besarnya kerusakan dan banyaknya korban jiwa akibat topan yang memicu banjir dan tanah longsor di Filipina tersebut.

    Data resmi otoritas Manila, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/11/2025), menyebutkan bahwa sedikitnya 114 orang dikonfirmasi tewas dan 127 orang lainnya dinyatakan hilang setelah topan Kalmaegi, atau yang memiliki nama lokal topan Tino, menerjang wilayah Filipina pekan ini.

    Keputusan menetapkan keadaan darurat itu, menurut kantor kepresidenan Filipina, diambil Marcos Jr dalam sebuah pengarahan di Dewan Nasional Pengurangan Risiko dan Penanggulangan Bencana.

    Marcos Jr mengatakan bahwa penetapan tersebut akan mempercepat upaya penyelamatan, bantuan, dan rehabilitasi, memungkinkan akses yang lebih cepat terhadap dana darurat dan proses pengadaan yang lebih efisien.

    “Mengingat luasnya, katakanlah, wilayah yang bermasalah yang telah dilanda (topan) Tino (sebutan lokal untuk topan Kalmaegi-red) dan akan dilanda (topan) Uwan, ada usulan dari (dewan), yang telah saya setujui, bahwa kita akan menetapkannya sebagai bencana nasional,” ucap Marcos Jr dalam pengumumannya.

    Dia menambahkan bahwa sebanyak 10 wilayah hingga 12 wilayah diperkirakan akan terdampak topan tersebut, saat Filipina bersiap menghadapi topan Uwan.

    Juru bicara Kantor Pertahanan Sipil, Diego Mariano, secara terpisah, seperti dilansir Inquirer, melaporkan bahwa sebanyak 82 orang mengalami luka-luka di Visayas Tengah, wilayah yang terdampak paling parah.

    Topan Kalmaegi yang menerjang dengan dahsyat, telah membuat atap-atap rumah terkoyak dan menumbangkan pepohonan serta tiang listrik, serta menyebabkan banjir besar.

    Topan tersebut meninggalkan wilayah Filipina pada Kamis (6/11) pagi, namun menurut badan meteorologi Filipina, masih membawa hujan di beberapa wilayah Luzon dan Mindanao.

    Lebih dari 500.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka, dengan lebih dari 1.4 juta orang lainnya terkena dampak topan di wilayah Visayas Tengah, termasuk sebagian Provinsi Cebu.

    Banjir besar dan tanah longsor, menurut otoritas Filipina, juga memutus akses jalanan di daerah-daerah terpencil, dengan beberapa kota dilanda pemadaman listrik.

    Topan Kalmaegi menghantam dua daratan sekaligus di wilayah Visayas pada Selasa (4/11) pagi, pertama di area Leyte Selatan dan kemudian di Cebu. Topan ini diperkirakan menguat kembali di Laut China Selatan sebelum bergerak menuju ke Vietnam.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Lagi-lagi, 2 Pesawat Pengebom AS Terbang di Dekat Venezuela

    Lagi-lagi, 2 Pesawat Pengebom AS Terbang di Dekat Venezuela

    Jakarta

    Dua pesawat pengebom B-52 Amerika Serikat lagi-lagi terbang di atas Laut Karibia di sepanjang pantai Venezuela pada hari Kamis (6/11) waktu setempat. Ini merupakan unjuk kekuatan keempat oleh pesawat militer Amerika dalam beberapa pekan terakhir.

    Penerbangan ini terjadi di saat Washington melancarkan kampanye militer terhadap para penyelundup narkoba yang diduga berada di wilayah tersebut. AS telah mengerahkan angkatan laut dan udara yang disebutnya bertujuan untuk mengatasi perdagangan narkoba, tetapi telah memicu kekhawatiran di Venezuela bahwa perubahan rezim adalah tujuannya.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (7/11/2025), data dari situs pelacakan Flightradar24 menunjukkan kedua pesawat pengebom tersebut terbang sejajar dengan pantai Venezuela, kemudian berputar di timur laut Caracas, ibu kota Venezuela, sebelum kembali menyusuri pantai dan berbelok ke utara dan terbang lebih jauh ke laut.

    Ini setidaknya merupakan keempat kalinya pesawat militer AS terbang di dekat Venezuela sejak pertengahan Oktober lalu. Pesawat pengebom B-52 telah melakukannya pada satu kesempatan sebelumnya, dan pengebom B-1B pada dua kesempatan lainnya.

    Amerika Serikat juga telah memerintahkan gugus tugas kapal induk USS Gerald R. Ford ke Amerika Latin, mengerahkan pesawat tempur siluman F-35 ke Puerto Riko, dan saat ini memiliki enam kapal Angkatan Laut AS di Karibia, sebagai bagian dari apa yang disebutnya sebagai upaya antinarkotika.

    Pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap setidaknya 17 kapal yang diduga sebagai penyelundup narkoba sejak awal September, menewaskan sedikitnya 67 orang, menurut data AS.

    Namun, Amerika Serikat belum merilis bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba atau menimbulkan ancaman bagi negara tersebut.

    Ketegangan regional telah meningkat akibat kampanye militer AS tersebut, dengan Venezuela menuduh Washington berkomplot untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Bersiap Tempatkan Militernya di Pangkalan Udara Damaskus Suriah

    AS Bersiap Tempatkan Militernya di Pangkalan Udara Damaskus Suriah

    Damaskus

    Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang mempersiapkan kehadiran militernya di sebuah pangkalan udara di Damaskus, ibu kota Suriah. Hal tersebut bertujuan untuk membantu mewujudkan pakta keamanan, yang dimediasi oleh Washington, antara Suriah dan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), rencana AS untuk menempatkan pasukan militer di ibu kota Suriah, yang belum pernah dilaporkan itu, akan menjadi tanda penyelarasan strategis Suriah dengan AS, setelah lengsernya pemimpin lama negara itu, Bashar al-Assad, tahun lalu.

    Persiapan membangun kehadiran militer AS di Damaskus itu diungkapkan oleh enam sumber yang mengetahui persiapan tersebut, yang berbicara kepada Reuters. Keenam sumber itu termasuk dua pejabat negara Barat dan seorang pejabat pertahanan Suriah.

    Sumber-sumber yang dikutip Reuters itu mengonfirmasi bahwa AS berencana menggunakan pangkalan tersebut untuk membantu memantau potensi perjanjian antara Suriah dan Israel.

    Pangkalan yang akan menampung militer AS itu dilaporkan terletak di gerbang menuju wilayah selatan Suriah, yang diperkirakan akan membentuk zona demiliterisasi sebagai bagian dari pakta non-agresi antara Damaskus dan Tel Aviv. Kesepakatan itu sedang dimediasi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Trump dijadwalkan akan bertemu Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Gedung Putih pada Senin (10/11) pekan depan. Itu akan menjadi kunjungan pertama seorang kepala negara Suriah ke Gedung Putih.

    Pentagon dan pemerintah Suriah belum memberikan tanggapan langsung atas laporan tersebut.

    Seorang pejabat pemerintah AS, yang tidak disebut namanya, mengatakan bahwa Washington “terus mengevaluasi postur yang diperlukan di Suriah untuk memerangi ISIS (Islamic State) secara efektif dan (kami) tidak mengomentari lokasi atau kemungkinan lokasi (tempat) pasukan beroperasi”.

    Lebih lanjut, seorang pejabat militer Barat yang dikutip Reuters mengatakan bahwa Pentagon mempercepat rencananya selama dua bulan terakhir dengan beberapa misi pengintaian ke pangkalan tersebut. Misi-misi tersebut menyimpulkan bahwa landasan pacu yang panjang di sana siap untuk segera digunakan.

    Dua sumber militer Suriah menyebut bahwa pembicaraan teknis difokuskan pada penggunaan pangkalan itu untuk logistik, pengintaian, pengisian bahan bakar, dan operasi kemanusiaan, sementara Damaskus akan mempertahankan kedaulatan penuh atas fasilitas tersebut.

    Salah satu pejabat pertahanan Suriah mengungkapkan bahwa pesawat angkut militer C-130 milik AS telah melakukan pendaratan di pangkalan itu sebagai “uji coba”. Namun tidak diketahui secara jelas kapan para personel militer AS akan dikirimkan ke pangkalan tersebut.

    Sebelumnya, Al-Sharaa mengatakan bahwa setiap kehadiran pasukan AS harus disetujui oleh negara Suriah yang baru.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Bilang Pasukan Internasional Akan Berada di Gaza Segera

    Trump Umumkan Kazakhstan Normalisasi Hubungan dengan Israel

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Kazakhstan akan bergabung dengan Abraham Accords atau Perjanjian Abraham, yang mengatur kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel. Trump juga mengatakan bahwa seremoni penandatangan perjanjian itu akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Pengumuman itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/11/2025), disampaikan Trump via postingan media sosial Truth Social pada Kamis (6/11), dengan dia mengatakan dirinya baru saja melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.

    “Kazakhstan merupakan negara pertama di masa jabatan kedua saya yang bergabung dengan Abraham Accords, yang pertama dari sekian banyak negara lainnya,” kata Trump dalam postingannya.

    “Ini merupakan langkah maju yang besar dalam membangun jembatan di seluruh dunia. Saat ini, semakin banyak negara yang berbaris untuk mewujudkan Perdamaian dan Kemakmuran melalui Abraham Accords,” sebutnya.

    “Kami akan segera mengumumkan Seremoni Penandatanganan untuk meresmikannya, dan masih banyak negara lainnya yang berupaya bergabung dengan klub KEKUATAN ini,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    “Masih banyak lagi yang akan datang dalam menyatukan negara-negara untuk Stabilitas dan Pertumbuhan — Kemajuan nyata, hasil nyata. DIBERKATILAH PARA PEMBAWA PERDAMAIAN!” ujar sang Presiden AS dalam postingannya.

    Pengumuman itu disampaikan setelah Trump bertemu Tokayev bersama empat pemimpin negara Asia Tengah lainnya dari Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan di Gedung Putih pada Kamis (6/11), seiring upaya AS memperkuat pengaruh di kawasan yang sejak lama didominasi Rusia dan didekati oleh China.

    Sementara itu, pemerintah Kazakhstan dalam pernyataannya mengatakan bahwa persoalan tersebut berada dalam tahap akhir negosiasi.

    “Aksesi yang kami antisipasi ke dalam Abraham Accords merupakan kelanjutan yang wajar dan logis dari arah kebijakan luar negeri Kazakhstan — yang didasarkan pada dialog, sikap saling menghormati, dan stabilitas regional,” sebut pemerintah Kazakhstan dalam pernyatananya.

    Kazakhstan sebenarnya telah menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi penuh dengan Israel, yang berarti langkah tersebut sebagian besar bersifat simbolis.

    Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan bahwa AS berharap bergabungnya Kazakhstan akan membantu menghidupkan kembali Abraham Accords, yang perluasannya tertunda selama perang Gaza berkecamuk.

    Trump berulang kali mengatakan bahwa dirinya ingin memperluas perjanjian yang dia mediasi dengan beberapa negara Arab selama masa jabatan pertamanya. Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang dimediasi Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Trump Ingatkan Wali Kota New York Zohran Mamdani untuk Bersikap Baik!

    Trump Ingatkan Wali Kota New York Zohran Mamdani untuk Bersikap Baik!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan peringatan terbaru untuk Wali Kota terpilih New York City, Zohran Mamdani, setelah keduanya saling adu argumen baru-baru ini. Trump mengingatkan Mamdani untuk “bersikap baik” kepadanya.

    Trump, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/11/2025), menyebut Mamdani telah menyampaikan pidato bernada kemarahan terhadap dirinya, dan telah melontarkan “pernyataan yang sangat berbahaya” dalam pidato kemenangan yang disampaikan di Brooklyn, New York City, pada Selasa (4/11) malam.

    “Saya pikir pidatonya seperti sangat marah. Tentu saja marah kepada saya, dan saya pikir dia seharusnya bersikap baik kepada saya. Saya orang yang harus menyetujui banyak hal yang akan terjadi padanya, jadi dia memulai dengan awal yang buruk,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News.

    Saat ditanya soal pernyataan yang dilontarkan secara langsung oleh Mamdani terhadap dirinya dalam pidato kemenangannya, Trump menyebutnya sebagai “pernyataan yang sangat berbahaya”.

    Mamdani diketahui menyampaikan pesan langsung untuk Trump yang berbunyi: “Jadi, dengarkan saya, Presiden Trump, ketika saya mengatakan hal ini: Untuk mendapatkan salah satu dari kami, Anda harus melewati kami semua.”

    Trump, dalam pernyataannya, mengingatkan Mamdani untuk “menghormati Washington”.

    “Saya pikir pernyataan yang disampaikannya itu sangat berbahaya. Dia harus sedikit menghormati Washington. Karena jika tidak, dia tidak memiliki peluang untuk berhasil, dan saya ingin membuatnya berhasil — saya ingin membuat kota itu berhasil. Saya tidak ingin membuatnya berhasil. Saya ingin membuat kota itu berhasil, dan kita lihat saja nanti apa yang terjadi,” tegas Trump dengan memperingatkan.

    “Saya ingin melihat Wali Kota baru ini berhasil, karena saya mencintai New York. Saya sangat mencintai New York,” imbuh sang Presiden AS.

    Mamdani, seorang politikus Partai Demokrat yang baru berusia 34 tahun, berhasil mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo yang maju sebagai kandidat independen dan Curtis Sliwa yang merupakan kandidat Partai Demokrat dalam pemilu Wali Kota New York pada Selasa (4/11) waktu setempat.

    Dia mengukir sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di Kota New York.

    Mamdani yang menyebut dirinya sebagai seorang sosialis demokrat, mengusung platform yang berfokus pada keterjangkauan dan layanan sosial, menjanjikan bus gratis, layanan penitipan anak universal, toko swalayan yang dikelola pemerintah, perumahan dengan harga sewa stabil, dan kenaikan upah minimum.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Perdana, Paus Leo Bertemu Presiden Palestina di Vatikan Bahas Situasi Gaza

    Perdana, Paus Leo Bertemu Presiden Palestina di Vatikan Bahas Situasi Gaza

    Jakarta

    Paus Leo XIV mengadakan pertemuan pertamanya dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Keduanya membahas terkait kondisi Gaza, termasuk bantuan yang disebut Vatikan sebagai sesuatu yang ‘mendesak’.

    Dilansir kantor berita AFP, pertemuan keduanya berlangsung pada Kamis (6/11) waktu setempat. Kunjungan itu dilakukan hampir sebulan setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel, setelah dua tahun perang yang dipicu oleh serangan kelompok Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

    Abbas adalah kepala Otoritas Palestina yang telah lama menjabat, yang memegang kendali terbatas atas beberapa wilayah Tepi Barat. Gerakan Fatah yang dipimpinnya merupakan saingan Hamas, yang menguasai Gaza pada tahun 2007.

    Abbas dan Leo pernah berbicara melalui telepon pada bulan Juli yang lalu. Pertemuan ini menjadi pertemuan langsung pertama mereka sejak Paus Leo dinobatkan menjadi pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia pada bulan Mei.

    “Selama pembicaraan yang penuh kehangatan, diakui bahwa ada kebutuhan mendesak untuk memberikan bantuan kepada penduduk sipil di Gaza dan untuk mengakhiri konflik dengan mengupayakan solusi dua negara,” kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    Vatikan mencatat bahwa pertemuan itu terjadi 10 tahun setelah Tahta Suci secara resmi mengakui negara Palestina melalui sebuah perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2015.

    Pada bulan-bulan terakhir masa kepausannya, Fransiskus memperkeras retorikanya menentang serangan Israel ke Gaza, namun penggantinya sejauh ini mengambil nada yang lebih terukur.

    Leo telah menyatakan solidaritasnya terhadap Gaza dan mengecam pemindahan paksa warga Palestina, tetapi mengatakan Tahta Suci tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi sebagai ‘genosida’.

    Pada Rabu sore, Abbas meletakkan bunga di makam Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma.

    “Saya tidak bisa melupakan apa yang dia lakukan untuk Palestina dan rakyat Palestina,” kata Abbas kepada wartawan.

    Pada tahun 2014, Presiden Israel saat itu, Shimon Peres dan Abbas bergabung dalam doa untuk perdamaian dengan Paus Fransiskus di Vatikan, dengan menanam pohon zaitun bersama. Abbas dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada Jumat waktu setempat.

    (wnv/idn)