Jenis Media: Internasional

  • Keji, Tentara Israel Paksa Lansia Palestina Jadi Tameng Manusia Sebelum Ditembak Mati – Halaman all

    Keji, Tentara Israel Paksa Lansia Palestina Jadi Tameng Manusia Sebelum Ditembak Mati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam laporan investigasi terbaru oleh media Israel The Hottest Place in Hell, terungkap bahwa militer Israel memaksa seorang pria Palestina berusia 80 tahun untuk bertindak sebagai perisai manusia di Gaza.

    Tentara Israel mengikatkan kabel peledak di leher pria tersebut dan mengancam akan meledakkan kepalanya jika ia tidak mematuhi perintah mereka.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa seorang perwira senior dari Brigade Nahal mengikatkan tali peledak di leher pria itu.

    Setelah itu, perwira tersebut memerintahkan pria berusia 80 tahun untuk memasuki dan mengintai rumah-rumah di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, pada bulan Mei. 

    Pria tersebut dipaksa menjalankan tugas ini selama delapan jam sebelum akhirnya diperintahkan untuk melarikan diri bersama istrinya menuju selatan Gaza.

    Namun lagi-lagi IDF berbohong, pasangan lansia itu ketika berjalan ditembak hingga tewas.

    Para tentara yang terlibat dalam operasi tersebut mengklaim bahwa mereka lupa memberi tahu batalion lain tentang keberadaan pasangan tersebut, yang menyebabkan kematian mereka, dikutip dari Al Jazeera.

    Penggunaan ‘Prosedur Nyamuk’ oleh Militer Israel

    Tentara yang berbicara dalam penyelidikan mengatakan bahwa komandan mereka memutuskan untuk menggunakan pasangan Palestina tersebut dalam taktik yang disebut sebagai ‘Prosedur Nyamuk’.

    Dalam prosedur ini, warga sipil Palestina dipaksa untuk menjadi tameng manusia guna melindungi pasukan Israel dari tembakan atau jebakan bahan peledak.

    Awalnya, tentara Israel menemukan pasangan lansia ini di rumah mereka.

    Pasangan ini memberi tahu tentara Israel bahwa keduanya ingin menuju Gaza namun mengalami kesulitan mobilitas.

    Namun bukannya membantu, tentara Israel justru langsung memaksia pria yang menggunakan tongkat ini untuk menjadi tameng manusia.

    Sementara sang istri diminta untuk tetap berada di rumah.

    Salah satu tentara mengikatkan sumbu peledak ke sebuah bom dan mengikatkannya di leher lelaki tua itu sebagai tali kekang “agar ia tidak melarikan diri”.

    “Mereka menjelaskan kepadanya bahwa jika dia melakukan sesuatu yang salah atau tidak seperti yang kami inginkan, orang di belakangnya akan menarik tali dan kepalanya akan dipisahkan dari tubuhnya” kata tentara tersebut kepada HaMakom, dikutip dari The New Arab.

    Pria itu dipaksa berjalan-jalan bersama mereka selama delapan jam, karena tahu ada seorang tentara yang dapat meledakkan bom. 

    “Dia memasuki setiap rumah sebelum kami, sehingga jika ada senjata atau pejuang di dalamnya, senjata itu akan digunakan padanya, bukan pada kami,” kata tentara tersebut.

    Setelah pencarian selesai, tentara memerintahkan pasangan itu untuk pergi ke Khan Younis di selatan, tetapi sekelompok tentara lain menembak mati mereka.

    “Setelah 100 meter, batalion lain melihat mereka dan langsung menembak mereka. Mereka tewas seperti itu, di jalan,” kata seorang prajurit. 

    Pelanggaran Hukum Internasional

    Penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia oleh militer Israel telah banyak dilaporkan dan dikecam oleh berbagai organisasi hak asasi manusia. 

    Praktik ini jelas-jelas melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa, yang melarang penggunaan warga sipil dalam operasi militer.

    Kejadian ini menambah daftar panjang dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel di wilayah Palestina. 

    Meskipun berbagai laporan dan investigasi telah mengungkap kasus serupa, komunitas internasional masih menghadapi tantangan besar dalam menegakkan akuntabilitas terhadap tindakan militer Israel di Gaza.

    Laporan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kepatuhan Israel terhadap hukum internasional dan bagaimana dunia akan merespons terhadap tindakan brutal yang terus terjadi di wilayah konflik tersebut.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Trump Yakin Putin Ingin Perang Rusia-Ukraina Berakhir Secepatnya

    Trump Yakin Putin Ingin Perang Rusia-Ukraina Berakhir Secepatnya

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perundingan perdamaian Rusia-Ukraina. Trump meyakini Putin ingin menghentikan pertempuran di Ukraina.

    “Belum ada waktu yang pasti, tapi hal itu bisa terjadi dalam waktu dekat,” kata Trump dilansir AFP, Senin (17/2/2025).

    Nantinya Menlu AS Marco Rubio akan memimpin delegasi tingkat tinggi Amerika dalam diskusi dengan pejabat Rusia di ibu kota Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Pertemuan itu dalam serangkaian diplomasi yang sedang berlangsung saat perang Ukraina mendekati ulang tahun ketiganya.

    Trump mengatakan timnya telah diskusi panjang dan alot dengan pejabat Rusia, termasuk utusannya untuk Timur Tengah Steve Witkoff yang disebutnya bertemu Putin selama tiga jam baru-baru ini.

    “Saya pikir dia ingin berhenti berperang,” kata Trump.

    Ketika ditanya apakah dia yakin Putin ingin merebut seluruh wilayah Ukraina, Trump mengatakan: “Itu adalah pertanyaan saya kepadanya”.

    “Jika dia terus melanjutkan… itu akan menimbulkan masalah besar bagi saya,” tambah Trump.

    “Saya pikir dia (Putin) ingin mengakhirinya, dan mereka ingin mengakhirinya dengan cepat. Keduanya,” katanya, seraya menambahkan “Zelensky juga ingin mengakhirinya.”

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki keyakinan berbeda dengan Trump. Zelensky meyakini Rusia saat ini sedang bersiap perang untuk melawan NATO.

    Namun, Trump mengabaikan pernyataan Zelensky itu. Dia bahkan mengaku “tidak sedikit pun khawatir” dengan pernyataan Zelensky itu.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Tak Diundang AS dan Rusia dalam Perundingan Perdamaian

    Ukraina Tak Diundang AS dan Rusia dalam Perundingan Perdamaian

    Jakarta

    Kyiv tidak diundang dalam pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia mengenai perang di Ukraina. Perundingan ini hanya dilakukan pihak AS dan Rusia.

    Dilansir BBC, Senin (17/2/2025), informasi ini disampaikan oleh sumber di pemerintahan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya sudah memperingatkan AS agar Ukraina dilibatkan dalam perundingan perdamaian.

    Utusan Khusus AS untuk Ukraina Keith Kellog mengatakan Kyiv akan terlibat dalam pembicaraan hari Senin di Arab Saudi, namun sumber tersebut mengatakan tidak ada delegasi yang akan hadir.

    Para pemimpin Eropa juga belum diminta untuk bergabung dalam diskusi tersebut, dan malah akan bertemu pada Senin di Paris pada pertemuan puncak yang diatur secara tergesa-gesa oleh Presiden Perancis, karena khawatir benua tersebut tidak bisa ikut dalam perundingan.

    Pertemuan terpisah tersebut dilakukan setelah minggu yang penuh gejolak di mana Washington mengisyaratkan perubahan drastis dalam pendekatannya terhadap perang di Ukraina.

    Utusan Gedung Putih untuk Timur Tengah Steve Witkoff membenarkan bahwa dia melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk bicara tatap muka pertama antara as dan Rusia. Pertemuan itu untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengungkapkan Witkoff sudah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin “untuk jangka waktu yang sangat lama, sekitar tiga jam”.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz juga akan bertemu dengan perunding Rusia di Arab Saudi, kurang dari seminggu setelah Trump melakukan panggilan telepon dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. Percakapan telepon ini mengakhiri pembekuan kontak langsung antara Moskow dan Washington selama tiga tahun.

    Zelensky diketahui telah berulang kali menolak menerima perjanjian perdamaian yang dinegosiasikan tanpa Ukraina. Zelensky mengatakan kepada jaringan televisi AS NBC bahwa ia “tidak akan pernah menerima keputusan apa pun antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai Ukraina, tidak akan pernah”.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    Populer Internasional: Rusia Cetak Uang Tunai Suriah – Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Suriah menerima pengiriman uang kertas baru dari Rusia di tengah kelangkaan uang tunai di negara tersebut.

    Sementara itu, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan keras kepada Israel dan Amerika selama pertukaran sandera.

    Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Rusia Cetak Uang Tunai Baru untuk Suriah, Barat Masih Ragu-Ragu Cabut Sanksi

    EKONOMI SURIAH – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Minggu (16/2/2025), menampilkan laporan berita mengenai nilai pound Suriah yang naik seminggu setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Rusia kirimkan uang kertas baru ke Suriah karena ekonomi Suriah yang masih sulit dan Barat belum mencabut seluruh sanksinya terhadap negara tersebut. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)

    Bank sentral Suriah menerima pengiriman uang kertas pound/lira Suriah baru dari Rusia untuk mengatasi kekurangan uang tunai yang telah memperparah kondisi ekonomi negara tersebut.

    Mengutip Financial Times, Bank Sentral Suriah mengumumkan pada Jumat (14/2/2025) bahwa uang lira Suriah telah tiba dari Rusia melalui Bandara Internasional Damaskus.

    Namun, pihak bank tidak mengonfirmasi jumlah pastinya.

    Para bankir dan pelaku bisnis sebelumnya menyatakan bahwa kelangkaan uang tunai sangat menghambat perekonomian Suriah.

    Pengiriman ini menjadi bukti bahwa Suriah masih bergantung pada Rusia, tempat di mana lira Suriah telah dicetak selama bertahun-tahun.

    Seorang produsen dan pengecer tekstil, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa kelangkaan uang tunai telah mencapai titik kritis.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Pesan Keras Al-Qassam saat Pertukaran Sandera: Tidak Ada Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam menyampaikan pesan tegas saat pertukaran sandera pada hari Sabtu (15/2/2025).

    Brigade Al-Qassam mengibarkan spanduk dengan pesan tegas yang menolak rencana Amerika Serikat tentang pemindahan warga Palestina dari Gaza dalam upacara serah terima sandera.

    Rencana tersebut, yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk mengambil alih Gaza serta memindahkan warganya ke negara-negara tetangga.

    Salah satu spanduk yang dipamerkan memuat tulisan, “Kami adalah prajurit, wahai Yerusalem, jadilah saksi,” dalam tiga bahasa: Arab, Inggris, dan Ibrani, dikutip dari Anadolu Ajansi.

    Spanduk tersebut juga menampilkan bendera negara-negara Arab, termasuk Palestina, Mesir, Yordania, Lebanon, Aljazair, dan Arab Saudi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Beraninya Zelensky Tolak Trump soal Jatah Mineral, AS dan Rusia Berunding di Arab Saudi

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pertemuan tertutup hari Rabu, menolak tawaran pemerintahan Trump untuk melepaskan setengah dari sumber daya mineral negara itu dengan imbalan dukungan AS.

    Kesepakatan yang tidak biasa itu akan memberikan Amerika Serikat 50 persen saham di semua sumber daya mineral Ukraina, termasuk grafit, lithium, dan uranium, sebagai kompensasi atas dukungan masa lalu dan masa depan dalam upaya perang Kyiv melawan Rusia, menurut dua pejabat Eropa.

    Seorang pejabat Ukraina dan seorang pakar energi yang diberi pengarahan tentang proposal tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Trump juga mengupayakan sumber daya energi Ukraina.

    Negosiasi terus berlanjut, menurut pejabat Ukraina lainnya, yang, seperti pejabat lainnya, berbicara dengan syarat anonim mengingat sensitivitas pembicaraan tersebut, seperti disebutkan Miami Herald.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Ramai-ramai Jaksa AS Mundur, Ogah Patuhi Perintah Trump untuk Setop Skandal Korupsi Walikota New York

    Enam jaksa Amerika Serikat (AS) di New York dan Washington DC, memilih mengundurkan diri.

    Pengunduran diri massal ini merupakan bentuk penolakan mereka untuk mematuhi perintah Presiden Donald Trump.

    Pasalnya, mereka diminta untuk membatalkan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Wali Kota New York, Eric Adams.

    Sejak awal menjabat, Trump memecat jaksa-jaksa yang menangani kasus hukum yang menyeret dirinya.

    Selain itu, ia juga menuntut informasi mengenai ribuan agen FBI yang terlibat dalam penyelidikan serangan 6 Januari di Gedung Capitol AS.

    Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Selatan New York, Danielle Sassoon, mengundurkan diri melalui surat sepanjang delapan halaman.

    Dalam suratnya, Sassoon menjelaskan pengacara Adams “berulang kali menyiratkan adanya quid pro quo” atau pertukaran, menawarkan bantuan kepada Trump dalam isu imigrasi jika kasus ini dihentikan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

    Yevheniia Kravchuk: Ukraina Siapkan Langkah Strategis Jika AS Hentikan Bantuan Militer ke Kiev – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Deputi Parlemen Ukraina Yevheniia Kravchuk menegaskan, Ukraina siap mengambil langkah strategis untuk mempertahankan diri jika terjadi penghentian bantuan militer dari Amerika Serikat.

    “Jika bantuan militer dari Amerika Serikat berhenti, Ukraina tentu harus meningkatkan produksi militernya sendiri,” ujar Kravchuk dalam wawancara di Munich Security Conference 2025, Yevheniia Kravchuk, dikutip Senin, 17 Februari 2025.

    Saat ini Ukraina sudah memproduksi sejumlah peralatan militer penting, termasuk howitzer kaliber 155 mm, jutaan drone, drone deep strike, FPV (First-Person View), dan drone laut.

    Selain memperkuat kemampuan produksi dalam negeri, Ukraina juga berencana memperluas kerja sama militer dengan negara-negara Eropa.

    Kravchuk menyatakan dukungannya terhadap pandangan yang menyebutkan bahwa Eropa harus berperan lebih besar dalam menjaga keamanan benua tersebut.

    “Kami setuju dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump dan pemerintahannya bahwa Eropa harus turun tangan lebih banyak. Ini adalah isu keamanan benua Eropa,” jelasnya.

    Kravchuk juga menyoroti bahwa dukungan militer AS tidak hanya bermanfaat bagi Ukraina, tetapi juga mendukung ekonomi AS.

    “Senjata yang diberikan Amerika Serikat kepada kami diproduksi di Amerika Serikat,” ujarnya.

    “Ini adalah bagian dari ekonomi mereka, dengan banyak pabrik yang mempekerjakan orang Amerika. Jadi, ini bukan sesuatu yang merugikan ekonomi AS,” tambahnya.

    Dengan situasi geopolitik yang dinamis, Ukraina terus memperkuat posisinya untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia sambil memaksimalkan dukungan internasional.

    Munich Security Conference menjadi ajang penting bagi Ukraina untuk mempertegas komitmen ini kepada komunitas global.

    Sebelumya, Presiden AS Donald Trump meminta bantuan AS ke Ukraina senilai 500 miliar (Rp 8.192 triliun) dikompensasi dalam bentuk penyerahan mineral logam tanah jarang di Ukraina kepada AS.

    Dalam wawancara baru-baru ini, Donald Trump menekankan bahwa Washington harus mendapatkan kompensasi, khususnya dalam bentuk mineral logam tanah jarang, sebagai imbalan atas dukungan substansialnya kepada Kiev.

    Dukungan Amerika terhadap Ukraina kini datang dengan harga yang mahal—kekayaan mineral senilai $500 miliar, menurut Presiden AS Donald Trump.

    Pada bagian kedua wawancara untuk Fox News yang ditayangkan Senin malam, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat harus diberi kompensasi atas bantuan keuangan besar yang telah diberikannya kepada Kiev dalam perangnya melawan Rusia.

    “Saya katakan kepada mereka [Ukraina] bahwa saya menginginkan logam tanah jarang senilai $500 miliar. Dan mereka pada dasarnya setuju untuk melakukannya, jadi setidaknya kita tidak merasa bodoh,” kata Trump.

    “Kalau tidak, kami bodoh. Saya katakan kepada mereka bahwa kami harus—’kami harus mendapatkan sesuatu. Kami tidak bisa terus membayar uang ini,’” imbuhnya.

    Ukraina Punya Cadangan Mineral Penting: Lithium dan Titanium 

    Ukraina memiliki cadangan mineral penting yang signifikan, seperti lithium dan titanium, yang sangat penting bagi industri modern. 

    Negara ini juga memiliki cadangan batu bara, minyak, gas, dan uranium yang sangat besar.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memanfaatkan prospek keterlibatan AS dalam mengembangkan sumber daya negaranya untuk mempertahankan dukungan Trump. 

    Usulan tersebut juga dimasukkan dalam “rencana kemenangan” Ukraina, yaitu kerangka kebijakan ekonomi dan keamanan yang dirancang untuk memastikan perdamaian abadi dengan Rusia.

    “Orang Amerika paling banyak membantu, dan karena itu orang Amerika harus mendapatkan keuntungan paling banyak,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Jumat. 

    “Saya juga ingin membicarakan hal ini dengan Presiden Trump.”

    Trump sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya Ukraina, menekankan ambisinya untuk mengalahkan China dalam mengamankan bahan-bahan penting.

    Awal bulan ini, ia mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval, “Kami tengah berupaya membuat kesepakatan dengan Ukraina, yang mana mereka akan mengamankan apa yang kami berikan kepada mereka dengan tanah jarang dan berbagai hal lainnya.”

     

  • Penyebab Kebakaran Maut di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel Diusut

    Penyebab Kebakaran Maut di Lokasi Pembangunan Hotel Mewah Korsel Diusut

    Jakarta

    Tim investigasi gabungan bergerak mengusut penyebab kebakaran maut di lokasi pembangunan hotel di Busan, Korea Selatan. Api diduga bermula dari ruang utilitas peralatan perpipaan.

    Dilansir Yonhap News Agency, Senin (17/2/2025), tim investigas yang terdiri dari kepolisian, pemadam kebakaran, serta lembaga lainnya membuat kesimpulan awal usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Hotel Banyan Tree pada hari Jumat waktu setempat.

    Peristiwa itu menewaskan enam pekerja dan melukai 27 orang.

    “Titik awal kebakaran diduga berada di dekat peralatan perpipaan di ‘ruang terminal perpipaan.’ Kami akan menarik kesimpulan akhir setelah meninjau kesaksian dari para pekerja pada saat itu dan waktu masuk mereka di CCTV,” kata seorang pejabat polisi.

    Berdasarkan kesaksian, kebakaran diduga bermula karena bahan isolasi yang dimuat di dekat kolam renang di lantai pertama salah satu dari tiga gedung di lokasi tersebut.

    Para pejabat mengatakan penyelidikan gabungan diharapkan akan difokuskan untuk mencari tahu penyebab tewasnya enam korban di lantai pertama.

    Para pejabat juga diharapkan memastikan kemungkinan kebakaran tersebut terjadi setelah bahan yang mudah terbakar terbakar selama pekerjaan pengelasan.

    Otopsi terhadap korban tewas dijadwalkan pada hari Senin.

    Pembangunan hotel resor mewah tersebut dimulai pada bulan April 2022. Hotel semula dijadwalkan buka pada paruh pertama tahun ini.

    Setelah kebakaran di lokasi pembangunan hotel di Busan, Kementerian Ketenagakerjaan memerintahkan pemeriksaan keselamatan di sekitar 1.000 lokasi konstruksi. Kementerian tersebut mengatakan akan melakukan inspeksi di lokasi ke lokasi bangunan tersebut.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    London

    Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas perang Ukraina. Sejumlah negara Eropa pun membuat pertemuan sendiri lantaran tak diajak oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir Reuters dan CNN, Minggu (16/2/2025), informasi itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen AS dan sumber yang mengetahui rencana tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman mengatakan Ukraina tidak diundang ke perundingan di Saudi dan Kyiv tidak akan bekerja sama dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis.

    Perwakilan AS Michael McCaul mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Gedung Putih Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Namun, tidak ada penjelasan siapa pihak Rusia yang akan mereka temui.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Zelensky demi membawa perdamaian dan mengakhiri konflik.

    Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana perundingan di Saudi. Trump sendiri telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina.

    Apa rencana negara-negara Eropa dalam pertemuan tersebut? Baca halaman selanjutnya.

    Upaya Trump Damaikan Ukraina-Rusia

    Foto: Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan di sela-sela menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih (REUTERS/Kevin Lamarque Purchase Licensing Rights)

    Trump juga telah melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy. Hal itu membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir mereka akan disingkirkan dari proses perdamaian.

    Ketakutan tersebut sebagian besar dikonfirmasi ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan. AS juga mengirimkan kuesioner ke ibu kota-ibu kota Eropa untuk menanyakan apa yang dapat mereka kontribusikan sebagai jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya, Menlu AS Rubio juga telah berbicara dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Sabtu (15/2). Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump.

    Zelensky mengatakan dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak mengatakan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah maju perlahan di wilayah timur selama berbulan-bulan, sementara pasukan Kiev yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba untuk mempertahankan sebagian wilayah di Rusia barat.

    Rusia telah menuntut Kiev untuk menyerahkan wilayah dan menjadi netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    AS dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa dia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini sedang merundingkan kesepakatan yang dapat membuka kekayaan alam Ukraina yang melimpah bagi investasi AS. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina. Zelensky mengatakan rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

    Harapan Presiden Ukraina

    Foto: Tim Penyelamat Ukraina Berjibaku Padamkan Api Usai Serangan Rudal Rusia (State Emergency Service of Ukraine via REUTERS)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin utusan khusus Donald Trump, Keith Kellogg, mengunjungi garis depan Ukraina timur. Hal itu untuk melaporkan realitas di lapangan kepada presiden AS.

    “Sangat penting bagi saya bahwa ia melihat ini. Saya benar-benar ingin ia menyampaikan semua ini kepada Presiden Trump. Untuk menunjukkan kepadanya, memberi tahu dia,” kata Zelensky di Munich seperti dilansir AFP, Sabtu (16/2/2025).

    Zelensky berharap setelah melihat situasi di lokasi, dia berharap pihak Trump memahami apa yang terjadi. Dia menilai AS membutuhkan pengetahuan tersebut.

    “Dan saya pikir setelah itu kita mungkin akan lebih dekat untuk memahami bagaimana kita melihatnya. Itulah tujuan saya untuk masa depan yang dekat,” kata dia.

    “Pihak Amerika membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi,” imbuhnya.

    Eropa Gelar Pertemuan Sendiri

    Foto: PM Inggris Keir Starmer (AFP/OLI SCARFF)

    Para pemimpin Eropa pun berinisiatif untuk menggelar pertemuan darurat soal perang di Ukraina. Sebab, Eropa tak ikut dilibatkan oleh AS.

    Dilansir BBC, Minggu (16/2/2025), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pertemuan darurat di Paris itu menjadi ‘momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita’. Dia mengatakan Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO.

    Eropa masih dihantui oleh perjanjian Minsk, yakni kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Ukraina dan Rusia yang dicapai pada tahun 2015. Pembicaraan tersebut, yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman, berupaya untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Donbas di Ukraina timur.

    Keir Starmer mengaku melihat peran Inggris sebagai upaya menyatukan AS dan Eropa. Dia mengaku ingin untuk memastikan pendekatan yang bersatu untuk perdamaian di Ukraina. Starmer akan mengunjungi Trump di Gedung Putih pada akhir bulan ini.

    Pertemuan lebih lanjut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan terjadi setelah Starmer kembali dari Washington. Starmer menyatakan dirinya ‘berusaha untuk memastikan AS dan Eropa tetap bersatu’ sambil menambahkan keduanya tidak dapat membiarkan perpecahan apa pun dalam aliansi mengalihkan perhatian dari ‘musuh eksternal’.

    “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia. Jelas Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO saat kita bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan masa depan Ukraina dan menghadapi ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” ujarnya.

    Menteri luar negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memanggil para pemimpin Eropa untuk mengadakan pertemuan.

    “Presiden Trump memiliki metode operasi, yang oleh Rusia disebut pengintaian melalui pertempuran. Anda menekan dan melihat apa yang terjadi, lalu Anda mengubah posisi, taktik yang sah. Dan kita perlu merespons,” kata Sikorski.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya – Halaman all

    Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Aktris Korea Selatan Kim Sae-ron ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada usia 24 tahun, Minggu (16/2/2025). 

    Berdasarkan laporan Reuters, jasad Kim Sae-ron ditemukan seorang teman yang kemudian segera menghubungi pihak berwenang.

    Teman Kim Sae-ron menemukan jasadnya di rumahnya sekitar pukul 16:50, waktu setempat.

    Menurut laporan kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam kejadian ini. 

    Meski demikian, penyelidikan terkait penyebab kematiannya masih terus berlangsung.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak keluarga maupun agensi yang menaunginya.

    Kim Sae-ron dikenal luas sejak kecil sebagai aktris cilik berbakat.

    Namanya melambung setelah membintangi film The Man from Nowhere pada tahun 2010.

    Saat itu, Kim Sae-ron beradu akting dengan aktor Won Bin.

    Kariernya terus menanjak dengan berbagai peran dalam film dan drama Korea, termasuk serial Bloodhounds.

    Kabar duka ini mengejutkan industri hiburan Korea Selatan dan para penggemarnya di seluruh dunia.

    Banyak rekan selebritas dan penggemar yang menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.

    Sebelumnya, Kim Sae-ron sempat menghadapi berbagai kontroversi, termasuk insiden mengemudi dalam keadaan mabuk pada tahun 2022 yang berdampak pada kariernya.

    Namun, ia tetap menjadi salah satu aktris yang memiliki banyak penggemar setia.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • 4 Hal soal Imam Masjid Afsel Ngaku Gay Tewas Ditembak

    4 Hal soal Imam Masjid Afsel Ngaku Gay Tewas Ditembak

    Jakarta

    Situasi di Afrika Selatan (Afsel) sedang bergejolak. Seorang imam masjid tewas ditembak oleh pelaku misterius.

    Korban bernama Muhsin Hendricks. Penembakan itu berawal saat Hendricks mengaku sebagai imam masjid yang berorientasi seksual sebagai gay.

    Imam Masjid Gay Pertama

    Hendricks dianggap sebagai imam pertama di dunia yang mengakui dirinya sebagai gay. Dilansir AFP, Minggu (16/2/2025), Hendricks ditembak mati di dekat kota selatan Gqeberha, Sabtu (15/2).

    Imam tersebut mengelola masjid yang diklaim didirikan sebagai tempat berlindung aman bagi kaum gay dan muslim terpinggirkan lainnya.

    2 Orang Pelaku Penembakan

    Polisi menyebut Hendricks berada di dalam mobil bersama orang lain ketika satu unit kendaraan lain berhenti di depan mereka dan menghalangi jalan keluar mereka. Polisi mengatakan dua orang tak dikenal keluar dan menembak Hendricks.

    “Dua tersangka tak dikenal dengan wajah tertutup keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke kendaraan itu. Kemudian mereka melarikan diri dari tempat kejadian, dan pengemudi melihat bahwa Hendricks, yang duduk di belakang kendaraan itu ditembak dan tewas,” kata polisi Eastern Cape dalam sebuah pernyataan.

    Motif Pembunuhan Misterius

    Foto: Ilustrasi penembakan (Getty Images/iStockphoto/ugurhan)

    Polisi juga mengonfirmasi keaslian video di media sosial yang menunjukkan pembunuhan di Bethelsdorp dekat Gqeberha itu. Polisi mendesak siapa pun yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk melapor.

    “Motif pembunuhan itu tidak diketahui dan merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung,” ujar polisi.

    Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks Internasional mengecam pembunuhan tersebut. Hendricks sendiri terlibat dalam berbagai kelompok advokasi LGBTQ dan menyatakan dirinya gay pada tahun 1996.

    “Keluarga ILGA World sangat terkejut mendengar berita pembunuhan Muhsin Hendricks, dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan kebencian,” kata direktur eksekutif Julia Ehrt dalam sebuah pernyataan.

    Pengakuan Korban Sedang Terancam

    Hendricks mengelola lokasi yang disebut sebagai Masjid Al-Ghurbaah di Wynberg dekat tempat kelahirannya, Cape Town. Berdasarkan situs resminya, masjid itu diklaim menyediakan ‘ruang aman tempat kaum Muslim queer dan perempuan terpinggirkan dapat menjalankan ajaran Islam’.

    Hendricks, yang menjadi subjek film dokumenter tahun 2022 berjudul ‘The Radical’ sebelumnya pernah menyinggung ancaman terhadap dirinya. Namun, dia bersikeras ‘kebutuhan untuk menjadi autentik lebih besar daripada rasa takut untuk mati’.

    Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, dengan sekitar 28.000 pembunuhan dalam setahun hingga Februari 2024.

    Halaman 2 dari 2

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rilis Senin Besok, Elon Musk Klaim Grok 3 Buatan X Lebih Pintar dari Deepseek dan ChatGPT – Halaman all

    Rilis Senin Besok, Elon Musk Klaim Grok 3 Buatan X Lebih Pintar dari Deepseek dan ChatGPT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Persaingan industri kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence (AI) pada awal tahun 2025 ini bisa dibilang kian memanas setelah Elon Musk mengumumkan bakal merilis Grok 3 pada Senin (17/2/2025).

    Seperti yang diketahui sebelumnya, panasnya persaingan industri kecerdasan buatan ini terjadi setelah munculnya produk AI buatan China pada awal tahun ini yakni Deepseek dan Qwen.

    Kedua produk AI asal negeri bambu tersebut diklaim jauh lebih pintar dan ekonomis dari Meta AI ataupun ChatGPT yang selama ini mendominasi.

    Akibat dirilisnya produk AI dari China tersebut, saham-saham teknologi asal negara barat yang erat kaitannya dengan pengembangan AI di ChatGPT atau Meta pun bertumbangan.

    Seolah tak mau kalah, para pengembang AI dari negeri barat pun melakukan “balasan” dengan merilis teknologi kecerdasan buatan yang diklaim memiliki kemampuan lebih pintar.

    Hal ini terjadi setelah perusahaan rintisan (startup) berbasis kecerdasan buatan milik Elon Musk, yakni xAI, berencana meluncurkan chatbot bernama Grok 3 pada Senin esok.

    Sosok bos perusahaan mobil listrik pintar Tesla tersebut bahkan mengklaim bahwa produk AI buatan xAI ini lebih cerdas daripada ChatGPT ataupun Deepseek.

    “Peluncuran Grok 3 dengan demonstrasi langsung akan dilakukan pada Senin malam pukul 20.00 waktu Pasifik. Ini adalah kecerdasan buatan terpintar di Bumi.” tulis Elon Musk dalam cuitannya pada Minggu (16/2/2025).

    Sebelumnya, Elon Musk mengungkapkan rencana peluncuran chatbot Grok 3 dalam sebuah konferensi video yang digelar di World Government Summit di Dubai pada hari Kamis (13/2/2025).

    Ia menyatakan bahwa model AI ini akan melampaui kemampuan semua chatbot pesaing yang telah dirilis sebelumnya.

    Musk juga menegaskan bahwa model tersebut dilatih menggunakan data sintetis dan memiliki kemampuan untuk mengenali kesalahan yang dibuat dengan menganalisis data guna mencapai konsistensi logis.

    Keyakinan Musk terkait kemampuan Grok 3 ini pun menjadi perhatian banyak pihak mengingat sosoknya bisa dibilang sebagai pemain lama di dunia kecerdasan buatan.

    Hal ini terjadi mengingat Musk merupakan salah satu pendiri OpenAI bersama Sam Altman pada tahun 2015.

    Perusahaan AI yang kini dipimpin Altman tersebut saat ini dikenal menjadi sosok yang mendominasi industri kecerdasan buatan melalui Chat GPT sebelum mereka mulai diusik dengan kehadiran Deepseek yang hadir dengan biaya lebih murah dan kemampuan lebih pintar.

    Konflik Musk dan OpenAI kian Panas

    Kehadiran Grok 3 yang akan dirilis besok ini bisa dibilang bak menuangkan bensin di kobaran api mengingat Musk dan OpenAI yang dipimpin oleh Sam Altman tengah bersitegang.

    Hal ini terjadi setelah Musk mencoba untuk membeli perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di San Fransisco tersebut .

    Sebelumnya, pada Selasa (11/2/2025), Musk dirumorkan akan membeli OpenAI melalui sebuah konsorsium dengan dana sekitar $97,4 miliar atau setara Rp1.592 triliun 

    Menanggapi hal tersebut, Dewan Direksi OpenAI, akhirnya angkat bicara terkait isu alih kepemilikan yang dikabarkan akan dilakukan oleh Elon Musk.

    Dikutip dari Reuters, pada Rabu (12/2/2025), Dewan Direksi OpenAI menegaskan bahwa mereka belum menerima penawaran resmi dari pihak mana pun, termasuk dari konsorsium yang dipimpin oleh Elon Musk

    Pernyataan ini bertentangan dengan klaim pengacara Musk, Marc Toberoff, yang sehari sebelumnya menyatakan bahwa tawaran pembelian telah dikirimkan kepada penasihat hukum eksternal OpenAI di firma Wachtell, Lipton, Rosen & Katz melalui email pada Senin (10/2/2025).

     Menurut Toberoff, dokumen penawaran sepanjang empat halaman itu telah ditandatangani oleh Musk dan beberapa investor lainnya serta ditujukan kepada dewan direksi.

    “Apakah Sam Altman memilih untuk menyampaikan atau menahan informasi ini dari anggota dewan lainnya adalah di luar kendali kami,” ujar Toberoff, merujuk pada CEO OpenAI.

    ENGGAN JUAL OPENAI – CEO OpenAI Sam Altman dalam sebuah wawancara yang diunggah di channel YouTube Y Combinator pada 8 November 2024. Dewan direksi OpenAI pada hari Rabu ini (12/2/2025) menegaskan pihaknya belum menerima penawaran resmi dari mana pun termasuk konsorsium yang dipimpin Elon Musk.

    Menanggapi hal tersebut, Sam Altman selaku CEO OpenAI memberikan bantahan keras.

    Dalam wawancara dengan Reuters, Altman menegaskan, “OpenAI tidak dijual!”

    Ia juga menyebut bahwa tawaran dari konsorsium yang dipimpin Musk tidak perlu dianggap serius.

     “Ini adalah salah satu taktiknya untuk mencoba mengganggu kami,” kata Altman, merujuk pada Musk .

     Altman juga menilai langkah Musk sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.

    “Saya tidak punya kata apa pun untuk disampaikan. Menurut saya, ini (tawaran Musk) adalah hal yang konyol,” ujarnya dalam sela-sela KTT AI di Paris.

    Dalam pesan internal kepada karyawan pada Senin (10/2/2025), Altman menambahkan bahwa meskipun dewan direksi belum secara resmi meninjau penawaran tersebut, mereka berencana untuk menolaknya demi menjaga misi OpenAI.

     (Tribunnews.com/Bobby)