Jenis Media: Internasional

  • Derita Infeksi Polimikroba, Paus Fransiskus Dirawat di RS Lebih Lama

    Derita Infeksi Polimikroba, Paus Fransiskus Dirawat di RS Lebih Lama

    Jakarta

    Paus Fransiskus harus tinggal di rumah sakit lebih lama, demikian menurut diagnosis baru yang dirilis oleh Vatikan pada hari Senin (17/02), setelah Paus jatuh sakit dengan bronkitis minggu lalu.

    Paus Fransiskus telah menderita infeksi saluran pernapasan selama lebih dari seminggu dan dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma, Italia sejak Jumat (14/02) lalu “Hasil tes yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir dan hari ini telah menunjukkan adanya infeksi polimikroba pada saluran pernapasan, yang telah menyebabkan modifikasi lebih lanjut dari terapi,” demikian pernyataan singkat Vatikan.

    “Semua tes yang dilakukan hingga hari ini menunjukkan situasi klinis yang kompleks yang akan memerlukan perawatan di rumah sakit yang sesuai,” sambung pernyataan itu.

    Dalam pembaruan informasi malam harinya, Vatikan mengatakan Paus Fransiskus dalam kondisi “stabil”, tanpa demam.

    Dari rumah sakit, Paus terus melakukan panggilan telepon ke satu-satunya paroki Katolik di Gaza, demikian menurut seorang pastor setempat yang tinggal di kawasan itu. Paus mengatakan dia telah melakukan kontak rutin dengan paroki itu sejak dimulainya perang di Israel dan Gaza pada Oktober 2023.

    “Dia memberi tahu kami: ‘Saya tidak sehat’ dan Anda bisa melihat dia lelah,” ujar pastor setempat, Romo Gabriel Romanelli, lembaga kepada penyiaran publik Italia RAI tentang panggilan telepon video yang dia lakukan dengan sang Paus pada hari Sabtu (15/02).

    Romanelli, seorang warga Argentina, mengutip perkataan Paus Fransiskus, “Beberapa hari (di rumah sakit) dan saya akan kembali”, dan bercanda bahwa ia “bukan pasien yang mudah bagi dokter, karena ia selalu berbicara, selalu sangat aktif.”

    Vatikan mengatakan Fransiskus melakukan beberapa pekerjaan dan membaca makalah pada hari Senin (17/02) kemarin.

    Virus atau bakteri?

    Juru bicara Vatikan Matteo Bruni tidak menyebutkan secara spesifik apakah Paus menderita infeksi bakteri atau virus. Sementara infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotik, infeksi virus tidak. Virus biasanya harus sembuh sendiri, tetapi pasien dapat dibantu dengan obat-obatan lain untuk menurunkan demam atau membantu tubuh melawan infeksi.

    Infeksi polimikroba disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme, dan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Dr. Andrea Vicini, seorang imam Jesuit dan dokter medis, mengatakan polimikroba adalah istilah umum, namun tidak menyebutkan akar penyebab infeksi.

    Vicini, yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui kasus Paus selain dari pernyataan Vatikan, juga mengatakan bahwa Vatikan telah mengatakan sebelumnya pada hari Senin (17/02) bahwa Paus sarapan, tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.

    “Itu berarti tubuh tidak melemah hingga tidak dapat menerima makanan dan mencernanya,” ujar Vicini, seorang profesor di Boston College.

    Fransiskus, yang telah menjadi Paus sejak 2013, telah beberapa kali terkena flu dan masalah kesehatan lainnya selama dua tahun terakhir. Saat muda, ia menderita radang selaput dada dan menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru, dan akhir-akhir ini ia rentan terhadap infeksi paru-paru.

    Vatikan mengatakan bahwa audiensi mingguan Paus di Lapangan Santo Petrus, yang dijadwalkan pada hari Rabu (19/02), telah dibatalkan “karena Bapa Suci masih dirawat di rumah sakit”.

    Dokter Paus sebelumnya telah memerintahkan istirahat total, dan Fransiskus tidak dapat menyampaikan doa mingguan rutinnya pada hari Minggu (16/02) kepada para peziarah di Lapangan Santo Petrus atau memimpin Misa khusus bagi para seniman untuk menandai Tahun Yubelium Gereja Katolik.

    Kecemasan akan kehilangan Paus

    Para peziarah yang mengunjungi Vatikan pada hari Senin (17/02) menyampaikan harapan mereka bahwa Fransiskus akan segera pulih.

    “Kami tentu berharap agar dia segera pulih,” kata Pater Tyler Carter, seorang pendeta Katolik dari Amerika Serikat. “Dia adalah bapa dan gembala kami, jadi kami menginginkan kesehatan dan berkat yang terus menyertainya.”

    Manuel Rossi, seorang turis dari Milan, Italia, mengatakan bahwa dia “sangat khawatir” ketika Paus membatalkan penampilannya pada hari Minggu (16/02).

    “Saya berusia 18 tahun, jadi saya hanya bertemu beberapa Paus dalam hidup saya, dan saya sangat dekat dengannya,” kata Rossi. “Saya berharap dia pulih secepat mungkin.”

    ap/hp (afp/ap/afp)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Turki Tangkap 282 Orang yang Diduga Terkait Terorisme

    Turki Tangkap 282 Orang yang Diduga Terkait Terorisme

    Jakarta

    Kepolisian Turki telah menangkap 282 tersangka dalam operasi penggerebekan di seluruh negeri terhadap militan Kurdi yang dilarang. Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya pada hari Selasa (18/2).

    Penangkapan tersebut terjadi di tengah upaya baru untuk mengakhiri konflik selama empat dekade. Pembicaraan perdamaian, yang terhenti selama hampir satu dekade, dimulai setelah partai nasionalis garis keras secara tak terduga menawarkan perdamaian kepada pemimpin Kurdi yang dipenjara, Abdullah Ocalan pada bulan Oktober lalu.

    Penggerebekan, yang telah berlangsung selama lima hari terakhir, dilakukan di 51 kota termasuk Istanbul, Ankara dan kota Diyarbakir, yang mayoritas penduduknya Kurdi, tulis Yerlikaya di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/2/2025).

    Pada hari Selasa (18/2), otoritas Turki memerintahkan surat perintah penangkapan untuk 60 orang, termasuk partai pro-Kurdi utama, DEM dan beberapa tokoh sayap kiri karena dugaan terkait terorisme, kata kantor kejaksaan Istanbul dalam sebuah pernyataan.

    Dari jumlah itu, sebanyak 52 orang telah ditahan sejauh ini. DEM menuliskan di X bahwa “Turki terbangun hari ini dengan operasi lain” terhadap anggota-anggota partai tersebut. “Jelas bahwa prospek solusi dan perdamaian mulai membuat sebagian orang terjaga di malam hari,” katanya.

    Partai garis keras MHP telah mendesak Ocalan untuk meninggalkan kekerasan sebagai ganti kemungkinan pembebasan lebih awal dari pulau Imrali, tempat ia menjalani hukuman penjara seumur hidup di sel isolasi sejak 1999.

    Didukung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, seruan tersebut telah memperbarui harapan akan berakhirnya konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

    Tonton juga Video: Detik-detik Kelompok Teroris Serang Markas Perusahaan Dirgantara Turki

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pejabat AS-Rusia Bertemu di Saudi Bahas Perang Ukraina

    Pejabat AS-Rusia Bertemu di Saudi Bahas Perang Ukraina

    Riyadh

    Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia melakukan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (18/2) waktu setempat. Pertemuan ini membahas soal perang yang dipicu Moskow di Ukraina, namun tanpa kehadiran langsung para pejabat Kyiv.

    Pejabat kedua negara, seperti dilansir Reuters, Selasa (18/2/2025), diperkirakan akan membahas cara-cara untuk mengakhiri perang di Ukraina dan memulihkan hubungan AS-Rusia. Pembicaraan itu juga bisa membuka jalan bagi pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin nantinya.

    Meski membahas perang Ukraina, para pejabat Kyiv tidak ikut menghadiri pertemuan di Riyadh ini. Otoritas Ukraina sebelumnya menegaskan tidak ada kesepakatan damai yang bisa dibuat atas nama Kyiv di Riyadh.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio memimpin delegasi Washington dalam pertemuan di Riyadh, bersama dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih Mike Waltz dan utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff.

    Delegasi Moskow dipimpin oleh Menlu Sergey Lavrov, yang didampingi penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov. Kepala dana kekayaan negara Rusia, Kirril Dmitriev, juga turut hadir bersama delegasi Moskow di Riyadh.

    Dijelaskan oleh Ushakov bahwa Dmitriev bergabung dengan delegasi Rusia untuk membahas pertanyaan ekonomi yang mungkin muncul dalam pertemuan itu.

    Dmitriev yang mantan bankir Goldman Sachs lulusan AS ini, berperang dalam kontak awal antara Rusia dan AS pada masa jabatan pertama Trump tahun 2016-2020 lalu. Menjelang pertemuan di Riyadh, dia memuji Trump sebagai “pemecah masalah”.

    Pertemuan di Riyadh ini digelar setelah Trump dan Putin berbicara lewat telepon pekan lalu membahas soal isu Ukraina. Para pejabat AS disebut berupaya menjadikan pembicaraan pada Selasa (18/2) sebagai kontak awal untuk menentukan apakah Rusia serius dalam mengakhiri perang di Ukraina.

    “Ini adalah tindak lanjut dari pembicaraan awal antara Putin dan Presiden Trump mengenai apakah langkah pertama itu mungkin dilakukan, apa kepentingannya, apakah hal ini dapat dilakukan,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, saat berbicara kepada wartawan di Riyadh.

    Namun Kremlin menyebut pembicaraan itu akan mencakup “seluruh kompleks” hubungan AS-Rusia, serta mempersiapkan pembicaraan mengenai kemungkinan penyelesaian mengenai Ukraina dan pertemuan antara kedua presiden.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Iran Pertimbangkan Pindahkan Ibu Kota, Kenapa?

    Iran Pertimbangkan Pindahkan Ibu Kota, Kenapa?

    Teheran

    Pemerintah Iran mempertimbangkan langkah untuk memindahkan ibu kotanya dari Teheran ke sebuah kota pesisir yang dijuluki ‘surga yang hilang”, yang terletak di Teluk Oman. Langkah ini merupakan gagasan lama yang dihidupkan kembali oleh Presiden Masoud Pezeshkian.

    Langkah tersebut, seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2024), dianggap sejumlah pihak sebagai solusi drastis dalam mengatasi berbagai masalah ibu kota seperti kemacetan lalu lintas dan tenggelamnya permukaan Bumi di wilayah Teheran saat ini.

    Gagasan pemindahan ibu kota sebenarnya telah muncul dalam berbagai kesempatan sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam. Namun gagasan tersebut berulang kali ditolak karena dianggap tidak realistis karena besarnya hambatan finansial dan logistik.

    Namun Pezeshkian yang seorang reformis, yang mulai menjabat Presiden Iran sejak Juli tahun lalu, baru-baru ini menghidupkan kembali gagasan tersebut. Alasannya, menurut Pezeshkian, adalah tantangan yang semakin besar di Teheran.

    Tantangan yang dimaksud mencakup kemacetan lalu lintas, kekurangan pasokan air, kesalahan pengelolaan sumber daya, polusi udara ekstrem, serta subsidensi — tenggelamnya daratan secara bertahap akibat proses alam atau aktivitas manusia.

    Pada Januari lalu, juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan otoritas Iran sedang mempelajari kemungkinan relokasi tersebut.

    “Wilayah Makran sedang dipertimbangkan secara serius,” sebut Mohajerani, tanpa menyebutkan jangka waktunya.

    Makran merupakan wilayah pesisir yang sebagian besar belum mengalami pembangunan di tepi Teluk Oman, yang membentang di selatan Iran, mulai dari provinsi miskin Sistan-Baluchistan hingga sebagian provinsi Hormozgan. Makran telah berulang kali disebut-sebut sebagai opsi utama untuk pemindahan ibu kota.

    “‘Surga yang hilang’ di Makran harus diubah menjadi pusat ekonomi masa depan Iran dan kawasan ini,” cetus Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pidatonya pada Minggu (16/2) waktu setempat.

    Pada September lalu, Pezeshkian mengatakan “kita tidak memiliki pilihan selain memindahkan pusat ekonomi dan politik negara ke wilayah selatan dan dekat laut”. Dia menyebut masalah Teheran “memburuk dengan berlanjutnya kebijakan yang ada”.

    Gagasan pemindahan ibu kota ini memicu perdebatan, dan banyak pihak yang menyoroti pentingnya sejarah dan posisi strategis Teheran, yang telah menjadi pusat politik administratif dan budaya Iran selama lebih dari dua abad terakhir.

    “Ini merupakan langkah yang salah karena Teheran benar-benar mewakili Iran. Kota ini adalah simbol dinasti Qajar… simbol modernitas dan kehidupan perkotaan,” ucap seorang warga Teheran, Kamyar Babaei (28).

    Seorang profesor tata kota, Ali Khaksar Rafsajani, menekankan “lokasi strategis” Teheran. Dia menyebut Teheran “aman dan cocok dalam situasi darurat dan perang”, sedangkan Makran di sisi lain “sangat rentan” karena terletak di Teluk Oman.

    Lihat juga Video ‘Iran Pamer Drone Terbesar Mereka ‘Gaza’, Bisa Bawa Muatan 500 Kg’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Iran Berhubungan dengan Otoritas Baru di Suriah, Kata Jubir Kementerian Luar Negeri Ismail Baghaei – Halaman all

    Iran Berhubungan dengan Otoritas Baru di Suriah, Kata Jubir Kementerian Luar Negeri Ismail Baghaei – Halaman all

    Iran Berhubungan dengan Otoritas Baru di Suriah, Kata Jubir Kementerian Luar Negeri Ismail Baghaei

    TRIBUNNEWS.COM- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan kembali selama konferensi pers pada 17 Februari bahwa Teheran sedang berhubungan dengan otoritas baru di Suriah. 

    Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya sedang memantau situasi dan akan mengambil langkah lebih lanjut berdasarkan kinerja pemerintahan baru.

    “Fakta bahwa kami mengumumkan bahwa kami berhubungan melalui teman-teman dan partai-partai berkuasa di Suriah bukanlah hal baru,” kata juru bicara Ismail Baghaei. 

    “Pembahasan ini telah menjadi agenda sejak berdirinya pemerintahan Suriah. Kami telah melakukan kontak dengan berbagai negara dan pelaku, baik di Suriah maupun di tingkat regional, untuk memahami dan menganalisis situasi di Suriah dan di tingkat regional,” imbuh Baghaei. 

    “Di sisi lain, kami mencoba melakukan penilaian terhadap langkah-langkah tepat yang perlu diambil dalam kerangka diskusi bilateral,” lanjutnya. 

    “Posisi kami terhadap Suriah tidak dapat diubah. Nasib rakyat Suriah harus ditentukan oleh rakyat Suriah sendiri dan tanpa campur tangan asing yang merusak. Suriah yang stabil dan aman, bebas dari terorisme dan ekstremisme kekerasan, merupakan kepentingan kawasan dan semua negara di kawasan tersebut,” lanjut juru bicara itu.

    Seraya menambahkan bahwa Iran “memantau dengan saksama perkembangan dalam diskusi bilateral, dan pada saat yang sama, kami tidak terburu-buru dan kami membuat keputusan mengenai langkah-langkah yang perlu kami ambil berdasarkan kinerja pihak-pihak yang berseberangan.” 

    Sejak jatuhnya pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad pada tanggal 8 Desember, mantan afiliasi Al-Qaeda Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah mengambil alih kendali atas Suriah. 

    Pemimpinnya, Ahmad al-Sharaa – sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani – ditunjuk sebagai presiden transisi negara tersebut, sementara beberapa pemimpin dan pejabat kelompok ekstremis lainnya telah ditunjuk ke posisi puncak. 

    Pemerintahan baru di Suriah telah melancarkan kampanye kekerasan terhadap kaum minoritas, khususnya komunitas Alawite, dengan dalih untuk menumpas sisa-sisa pemerintahan sebelumnya. Ratusan orang telah terbunuh, ditahan, atau disiksa. 

    Rusia juga telah menjalin kontak erat dengan pemerintah baru Suriah. “Rusia kemungkinan akan mengurangi kehadiran militernya di Suriah,” kata Bloomberg mengutip sumber yang terpercaya pada hari Senin. 

    Laporan tersebut muncul setelah ketidakpastian baru-baru ini mengenai nasib pangkalan militer Moskow di Suriah. 

    “Moskow hampir mencapai kesepakatan dengan pemerintah baru Suriah yang akan memungkinkannya mempertahankan sejumlah staf dan peralatan di negara tersebut,” tambahnya. 

    Laporan dari bulan Desember menunjukkan bahwa Moskow telah berkomunikasi dengan pejabat di Damaskus untuk mempertahankan pangkalan militernya di Suriah, terutama pangkalan udara utama Hmeimim di dekat kota pelabuhan Latakia dan pangkalan angkatan laut Tartous.

    Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Sharaa melalui telepon pada 12 Februari. 

    “Kedua belah pihak melakukan pertukaran pandangan yang substantif mengenai situasi terkini di Suriah,” demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Kremlin. “Pihak Rusia menekankan posisi berprinsipnya dalam mendukung persatuan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara Suriah.”

    Baik Rusia maupun Iran memainkan peran penting dalam mendukung pemerintah sebelumnya melawan kelompok-kelompok ekstremis selama perang 14 tahun yang didukung AS dan Turki melawan Suriah. 

    “Iran tidak menyembunyikan fakta bahwa ada komunikasi antara negara itu dan otoritas baru di Suriah, dan negara itu tetap pada pendiriannya tentang hak rakyat Suriah untuk menentukan nasib mereka dan bentuk rezim mereka. Sikap ini telah berlaku sejak awal krisis. Dan dalam fase keterlibatan, semua pihak adalah mitra,” tulis jurnalis Lebanon Khalil Nasrallah.

    “Namun, warga Suriah harus menyadari siapa yang mencampuri urusan mereka. Apa yang dilakukan Amerika di negara mereka, dan apa yang dilakukan entitas pendudukan Israel di wilayah selatan negara mereka?! Selain itu, beberapa negara regional juga,” lanjutnya.

    Sejak jatuhnya pemerintahan Assad, Israel dengan cepat memperluas pendudukannya di Suriah, menyapu wilayah selatan negara itu dan melancarkan kampanye serangan udara dan penyerangan yang merusak. 

    Tel Aviv telah berjanji untuk mempertahankan kehadirannya yang tidak terbatas di Suriah selatan. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Batas Waktu Berakhir, Israel Tolak Mundur dari 5 Lokasi di Lebanon

    Batas Waktu Berakhir, Israel Tolak Mundur dari 5 Lokasi di Lebanon

    Beirut

    Israel telah menarik mundur pasukannya dari desa-desa yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan, ketika batas waktu penarikan pasukan yang tertunda telah berakhir pada Selasa (18/2) berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.

    Namun sebagian pasukan Israel masih bertahan di lima lokasi di dekat perbatasan kedua negara.

    Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah berlangsung sejak 27 November lalu, setelah pertempuran sengit berlangsung lebih dari setahun, termasuk perang besar-besaran selama dua bulan di mana Israel melancarkan operasi darat ke dalam wilayah Lebanon.

    Militer Israel, seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2025), mengumumkan beberapa jam sebelum batas waktu penarikan berakhir bahwa mereka akan mempertahankan pasukan di “lima titik strategis” di dekat perbatasan.

    Disebutkan militer Israel dalam pengumumannya bahwa pasukan mereka akan tetap tinggal sementara di “lima titik strategis” yang tersebar di sepanjang perbatasan untuk “terus menjaga para penduduk kami dan memastikan tidak ada ancaman langsung”.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, kemudian mengonfirmasi pengerahan tersebut dan berjanji akan mengambil tindakan terhadap “pelanggaran” apa pun yang dilakukan Hizbullah.

    Sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada AFP bahwa “pasukan Israel telah mundur dari semua desa perbatasan kecuali lima titik”.

    Militer Lebanon kemudian mengumumkan mereka telah mengerahkan pasukan ke desa-desa perbatasan di selatan negara itu dan area-area yang ditinggalkan oleh pasukan Israel.

    Markas kuat Hizbullah yang ada di Lebanon bagian selatan dan timur, serta pinggiran Beirut, mengalami kehancuran besar selama konflik lintas perbatasan terjadi. Hizbullah melancarkan serangan untuk mendukung Hamas, sekutunya, yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu.

    Konflik Israel-Hizbullah itu menewaskan ribuan orang di Lebanon dan puluhan orang di Israel, juga memaksa puluhan ribu orang lainnya di kedua negara untuk mengungsi dari rumah-rumah mereka dan menghancurkan kepemimpinan Hizbullah.

    Di bawah gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan Prancis, militer Lebanon akan dikerahkan bersama pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika pasukan Israel ditarik mundur dalam jangka waktu 60 hari, yang diperpanjang hingga 18 Februari.

    Hizbullah juga harus menarik mundur para petempurnya dari sebelah utara Sungai Litani, yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan, dan membongkar sisa infrastruktur militer mereka di wilayah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengacara Maroko Menuntut Penangkapan Menteri Transportasi Israel Miri Regev di Marrakesh – Halaman all

    Pengacara Maroko Menuntut Penangkapan Menteri Transportasi Israel Miri Regev di Marrakesh – Halaman all

    Pengacara Maroko Menuntut Penangkapan Menteri Transportasi Israel Miri Regev di Marrakesh

    TRIBUNNEWS.COM-  Pengacara Maroko telah menuntut pihak berwenang untuk menangkap Menteri Transportasi Israel Miri Regev selama kunjungannya ke Marrakesh, atas kejahatan perang dan genosida yang dilakukan oleh pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina. 

    Pengacara Maroko menuduh Miri Regev melakukan kejahatan perang terhadap warga Palestina, menyerukan penangkapannya begitu ia tiba di Marrakesh.

    Regev diperkirakan akan pergi ke Maroko untuk menghadiri konferensi internasional yang diadakan di Marrakesh, mendorong beberapa pengacara, termasuk Khaled al-Sufyani, Koordinator Umum Konferensi Islam Nasional, untuk menuntut penangkapannya. 

    Sekretariat Nasional Kelompok Kerja Nasional untuk Palestina menyatakan bahwa gugatan terhadap Regev muncul satu hari sebelum partisipasi Regev dalam Konferensi Tingkat Menteri Global Keempat tentang Keselamatan Jalan Raya, yang akan diadakan di kota Marrakesh dari tanggal 18 hingga 20 Februari tahun ini.

    Gugatan tersebut, menurut Sekretariat Nasional, “termasuk tuduhan terkait masa lalu kriminalnya dan perannya dalam pemerintahan Zionis saat ini dalam melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius, termasuk kejahatan perang dan genosida terhadap rakyat Palestina.”

    Sekretariat Nasional menilai bahwa “kehadiran Miri Regev di tanah Maroko merupakan provokasi terang-terangan terhadap perasaan rakyat Maroko , yang selalu mendukung perjuangan Palestina dan mendukung hak-hak rakyat Palestina atas kebebasan dan keadilan.”

    Sementara itu, Al-Sufyani mengatakan dalam pidatonya di hadapan Pengadilan Banding di Rabat, “Kami berharap agar otoritas Maroko menangkap menteri Zionis itu saat ia tiba di Maroko besok, karena ini melibatkan masuknya seorang teroris internasional yang menyerukan penghapusan segala sesuatu yang bernama Palestina, dan menganggap orang Palestina yang baik adalah orang Palestina yang telah mati atau orang yang diusir dari tanahnya.”

    “Kami berharap jika perintah mendesak untuk mencegahnya memasuki wilayah Maroko tidak dilaksanakan, pihak berwenang akan melaksanakan perintah penangkapan,” tambahnya. 

    Warga Maroko makin menentang normalisasi hubungan dengan Israel.

    Data analitis dari Arab Barometer telah mengungkap perubahan signifikan dalam opini publik Maroko mengenai normalisasi dengan pendudukan Israel, sebagian besar dipengaruhi oleh perang yang sedang berlangsung di Gaza.

    Survei berjudul “Masa Depan Normalisasi dan Perang di Gaza” menemukan bahwa 48 persen peserta Maroko mendukung “solusi dua negara” sebagai resolusi terbaik untuk masalah Palestina.

    Temuan tersebut menyoroti penurunan tajam dalam dukungan untuk normalisasi antara Rabat dan Tel Aviv. Menurut Barometer Arab, perang di Gaza telah mengubah sikap publik terhadap normalisasi secara mendalam, dengan gambar-gambar mengerikan dari Gaza mengubah para pendukung “perjanjian damai” sebelumnya dengan pendudukan Israel menjadi penentang.

    Data menunjukkan bahwa dukungan Maroko terhadap normalisasi anjlok dari 31% pada tahun 2021 menjadi hanya 13?lam survei yang dilakukan pada tahun 2023 dan 2024. 

    Selain itu, hanya 9% responden yang menyatakan persetujuan terhadap normalisasi, dengan beberapa menggambarkan kampanye militer pendudukan Israel di Gaza sebagai “genosida.” 

    Sementara itu, dukungan terhadap solusi dua negara meningkat sebesar 7% dibandingkan dengan siklus survei sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2021 dan 2022.

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa

    Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa

    Memasuki hari yang kedua pekan ini, kami sajikan rangkuman informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 18 Februari 2025 akan kami awali dari Kanada.

    Delta Air terbalik di Bandara Toronto Pearson

    Penerbangan Delta Air Lines 4819 sedang dalam perjalanan dari Minneapolis, Amerika Serikat, kemudian tergelincir saat mendarat hingga membuat badan pesawat terbalik.

    Video yang diunggah di Instagram oleh Pete Koukov memperlihatkan penumpang yang digiring keluar dari pesawat dan menuju landasan pacu saat petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke badan pesawat.

    Dalam sebuah pernyataan, Delta mengatakan 18 orang terluka dan tiga orang dalam keadaan kritis.

    “Seluruh keluarga Delta di seluruh dunia berduka cita atas mereka yang terdampak oleh insiden hari ini di Bandara Internasional Toronto-Pearson,” kata CEO Delta, Ed Bastian.

    Amerika Serikat lanjutkan pengiriman bom berat ke Israel

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyambut baik pengiriman tersebut dengan menyebutnya sebagai “aset penting bagi Angkatan Udara dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel)”, serta berterima kasih kepada Amerika Serikat atas “dukungannya yang tak tergoyahkan.”

    Bom MK-84 yang mampu menghancurkan beton dan logam tebal tersebut tiba di Israel saat negosiasi memasuki tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    Pengiriman bom seberat 907 kilogram ke Israel sempat dihentikan di era Presiden Joe Biden, tapi Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut larangan tersebut, segera setelah pelantikannya.

    Para ahli menyebut pengiriman bom ini adalah “pesan” yang ingin disampaikan Amerika Serikat ke wilayah itu.

    Jacob Kiplimo pecahkan rekor dunia setengah maraton di Barcelona

    Pelari asal Uganda tersebut memecahkan rekor dunia dengan selisih 48 detik dari rekor sebelumnya.

    Ia dengan berlari selama 56 menit 42 detik di Barcelona, Spanyol.

    Jacob, yang berusia 24 tahun, merebut kembali rekor yang dipegangnya dari tahun 2021 hingga November 2024 dengan apa yang ia gambarkan sebagai perlombaan yang “sempurna”.

    “Hari ini semuanya sempurna, lintasan, cuaca, dan tentu saja saya sendiri,” tulisnya di Instagram.

    Ia memanfaatkan kondisi yang “sempurna”, yakni 13 derajat Celsius tanpa angin, untuk menjadi atlet pertama yang memecahkan rekor 57 menit untuk jarak 21,0975 km.

    World Athletics mengatakan perbedaan 48 detik dari rekor sebelumnya menjadi yang terbesar dalam sejarah rekor ‘half marathon’ untuk putra.

    Paus Fransiskus berjuang melawan infeksi pernapasan

    Pemimpin tertinggi umat Katolik, berusia 88 tahun, sudah sakit selama lebih dari seminggu dan dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma, Italia.

    Dalam pernyataan singkat kemarin, seorang juru bicara Vatikan mengatakan rencana perawatan Paus diubah.

    “Hasil tes yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir dan hari ini menunjukkan adanya infeksi polimikroba pada saluran pernapasan, yang telah menyebabkan modifikasi lebih lanjut dari terapi tersebut,” ujar juru bicara.

    Infeksi polimikroba disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme, dan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

    Sebelumnya, juru bicara Vatikan Matteo Brunit mengatakan Paus Fransiskus dalam kondisi “penuh semangat.”

  • Eks Navy SEAL Penembak Osama bin Laden Kini Jadi Bos Ganja

    Eks Navy SEAL Penembak Osama bin Laden Kini Jadi Bos Ganja

    New York

    Robert O’Neill, mantan anggota pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Navy SEAL yang menembak mati pendiri Al-Qaeda, mendiang Osama bin Laden, kini menekuni bisnis ganja. O’Neill dilaporkan menjadi bos perusahaan ganja yang akan segera menjual mereka ganja berlisensi negara di New York City.

    “Saya ingin masuk ke bisnis ganja melalui pengalaman saya di militer dan menyaksikan para veteran (perang) mengalami hal-hal seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD),” ucap O’Neill yang kini berusia 48 tahun saat berbicara kepada New York Post, Selasa (18/2/2025).

    “Ini cara yang bagus untuk meredakannya. Ini membantu menghilangkan kebisingan,” sebutnya.

    O’Neill yang merupakan penembak jitu ulung ini mengatakan dirinya berencana menyalurkan sebagian pendapatan dari perusahaannya kepada para veteran perang penyandang disabilitas melalui kelompok amal terpisah.

    Diakui oleh O’Neill bahwa ganja menjadi hal terakhir yang ada dalam pikirannya saat masih aktif menjadi anggota komando Navy SEAL, mengingat ganja dan obat-obatan terlarang lainnya sangat dilarang dalam militer.

    Namun dia kini meyakini bahwa ganja juga dapat membantu dalam meredakan perdebatan politik yang buruk dan memecah belah di AS. “Jika kita menggunakan ganja, kita bisa melakukan percakapan yang lebih baik. Kita memiliki potensi perdamaian dunia di sini,” ujarnya.

    Sebagai mantan anggota Tim 6 Navy SEAL, O’Neill menjadi terkenal ketika dia menuai pujian sebagai tentara yang melepaskan tembakan yang menewaskan Osama, dalang serangan 9/11 di AS, dalam operasi rahasia di Abbottabad, Pakistan, tahun 2011 lalu.

    Dia bersyukur masih hidup, sambil mengenang bahwa Osama pada saat itu memiliki bahan peledak yang akan membunuh tim komando Navy SEAL yang ditugaskan untuk membawanya keluar dari persembunyian.

    “Saya pikir itu akan menjadi hari terakhir saya di Bumi: Kami akan membunuhnya, dan dia akan membunuh kami. Kami mampu memenuhi misi tersebut,” kata O’Neill menengah misinya tersebut.

    Perusahaan ganja yang didirikan O’Neill memiliki nama Operator Canna Co, yang sama dengan judul bukunya yang menceritakan masa tugasnya sebagai Navy SEAL. Pengalaman militernya tercermin di perusahaannya, dengan situsnya memiliki warna hijau militer dan kursor pada situs itu berbentuk sasaran tembak.

    Perusahaan O’Neill menanam dan membudidayakan ganja sendiri dan akan dijual secara eksklusif di toko ganja yang ada di Staten Island dan Queens, juga di Upper West Side dan Soho di Manhattan, New York. Dia meyakini ganja adalah alternatif yang lebih baik daripada alkohol dan obat dengan resep.

    “Ganja adalah cara nyata untuk mengatasi stres di masa lalu. Ini adalah cara yang baik bagi orang-orang untuk menghilangkan kecemasan,” ucap O’Neill.

    Lihat juga Video ‘Penampakan 5 Titik Ladang Ganja di Taman Nasional Bromo’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir – Halaman all

    Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir – Halaman all

    Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir

    TRIBUNNEWS.COM- Pasukan pendudukan Israel terus menduduki lima titik di desa-desa perbatasan, meskipun batas waktu penarikan mereka berakhir pada 18 Februari.

    Pasukan pendudukan Israel telah menyelesaikan penarikan mereka dari Lebanon Selatan sambil tetap berada di lima lokasi di pinggiran desa perbatasan, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Selasa pagi. 

    Koresponden Al Mayadeen juga melaporkan bahwa Tentara Lebanon kini dikerahkan ke wilayah-wilayah yang ditinggalkan oleh pasukan pendudukan, karena batas waktu penarikan penuh mereka telah resmi tiba.

    Pasukan pendudukan Israel telah menduduki desa-desa Lebanon selatan di bagian timur perbatasan, termasuk Meis al-Jabal, Kfar Kila, Houla, Blida, dan Mhaibib, yang semuanya telah dibombardir secara intensif oleh pasukan pendudukan. 

    Meskipun batas waktu penarikan pasukan semula dijadwalkan pada 27 Januari 2024, perpanjangan pada menit-menit terakhir hingga 18 Februari diberikan kepada rezim Israel.

    Selama periode perjanjian gencatan senjata, pasukan pendudukan Israel menghancurkan puluhan rumah di desa-desa tersebut sambil juga menembaki warga sipil yang mencoba mencapai kampung halaman mereka atau mengambil jenazah kerabat mereka yang tewas. 

    Meskipun ada upaya untuk mengamankan penarikan pasukan pendudukan, pasukan Israel akan menduduki lima “titik strategis” di dalam wilayah Lebanon melewati batas waktu. 

    “Berdasarkan situasi saat ini, kami akan menempatkan sejumlah kecil pasukan sementara di lima titik strategis di sepanjang perbatasan di Lebanon sehingga kami dapat terus melindungi penduduk kami dan memastikan tidak ada ancaman langsung,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani kepada wartawan pada hari Senin.

    Poin-poin tersebut antara lain posisi di Lebanon Selatan; al-Hamames, al-Azziyah, al-Owaidah, Jabal Blat, dan al-Labouneh.

    Pejabat Lebanon belum mengeluarkan tanggapan terhadap keputusan Israel tersebut, meskipun lima komite yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Mesir, Arab Saudi, dan Qatar berjanji untuk menekan “Israel” agar menarik diri dari seluruh wilayah Lebanon paling lambat hari Selasa.  

     

    SUMBER: AL MAYADEEN