Jenis Media: Internasional

  • Kereta Api di Sri Lanka Anjlok Usai Tabrak Kawanan Gajah

    Kereta Api di Sri Lanka Anjlok Usai Tabrak Kawanan Gajah

    Kolombo

    Rangkaian kereta api penumpang di Sri Lanka anjlok dari rel setelah menabrak kawanan gajah liar yang sedang melintas. Tidak ada penumpang yang mengalami luka-luka dalam insiden ini, namun enam ekor gajah yang diyakini satu keluarga mati usai ditabrak kereta.

    Insiden ini tercatat sebagai kecelakaan terburuk yang melibatkan satwa liar di negara tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), rangkaian kereta ekspres itu sedang melaju di dekat area suaka margasatwa di Habarana, yang berjarak 180 kilometer sebelah timur ibu kota Kolombo, ketika menabrak kawanan gajah liar yang melintasi area itu sebelum fajar.

    “Kereta itu anjlok dari rel, namun tidak ada korban jiwa di antara para penumpang,” sebut kepolisian setempat dalam pernyataannya.

    Sangat disayangkan, enam ekor gajah mati dalam insiden ini, dengan otoritas satwa liar sedang merawat dua ekor gajah yang berhasil selamat.

    Video yang direkam setelah insiden itu terjadi menunjukkan seekor gajah dewasa sedang menjaga seekor anak gajah yang terluka dan tergeletak di samping rel kereta. Ujung belalai kedua gajah itu sama-sama meringkuk.

    Membunuh atau melukai gajah merupakan tindak pidana di Sri Lanka, yang diperkirakan memiliki 7.000 ekor gajah liar. Di negara itu, gajah dianggap sebagai kekayaan nasional, sebagian karena signifikansinya dalam budaya Buddha.

    Lihat juga Video ‘Badai Terjang Sri Lanka Tewaskan 12 Orang’:

    Insiden serupa terjadi di area yang sama pada September 2018 lalu, yang menewaskan dua bayi gajah dan induknya yang sedang hamil.

    Sejak insiden itu, otoritas Sri Lanka memerintahkan para masinis kereta api untuk mematuhi batas kecepatan guna meminimalkan cedera pada gajah liar saat melintasi area tersebut.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup Sri Lanka, Anton Jayakody, mengatakan kepada AFP bahwa sedikitnya 150 orang tewas dan 450 ekor gajah mati dalam kecelakaan serupa sepanjang tahun 2023. Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, ketika 145 orang tewas dan 433 ekor gajah mati.

    Lihat juga Video ‘Badai Terjang Sri Lanka Tewaskan 12 Orang’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dibantu Palang Merah Internasional, Hamas Serahkan 4 Jenazah Sandera Israel

    Dibantu Palang Merah Internasional, Hamas Serahkan 4 Jenazah Sandera Israel

    Gaza City

    Kelompok Hamas menyerahkan empat jenazah sandera Israel, termasuk dua sandera termuda, yang tewas saat ditahan di Jalur Gaza. Penyerahan keempat jenazah sandera ini difasilitasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang menjadi penengah antara Hamas dan Israel.

    Militan Hamas, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), memajang empat peti mati berwarna hitam yang berisi keempat sandera Israel itu di sebuah panggung yang didirikan di area Khan Younis, sebelum prosesi penyerahan jenazah keempat sandera Israel dilakukan pada Kamis (20/2) waktu setempat.

    Spanduk di belakang peti mati itu menampilkan gambar Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebagai vampir berlumuran darah. Seorang militan Hamas yang menenteng senjata berdiri di dekat peti-peti mati itu.

    Masing-masing peti mati dipasangi foto jenazah sandera, dengan rudal tiruan berwarna putih yang ditempatkan di dekat peti mati itu bertuliskan: “Mereka dibunuh oleh bom-bom Amerika Serikat”.

    Keempat sandera yang tewas itu terdiri atas Shiri Bibas, kemudian kedua anak laki-lakinya — Kfir dan Ariel — dan satu sandera lainnya yang bernama Oded Lifshitz yang berusia 83 tahun saat diculik Hamas. Kfir baru berusia sembilan bulan dan Ariel berusia empat tahun saat diculik Hamas dari rumah mereka.

    Hamas mengumumkan pada November 2023 lalu bahwa Shiri dan kedua anak laki-lakinya tewas akibat serangan udara Israel yang melanda Jalur Gaza. Namun kematian mereka tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Israel dan bahkan hingga menit-menit terakhir, beberapa pihak menolak fakta bahwa mereka tewas.

    Laporan jurnalis AFP yang ada di Jalur Gaza menyebut tim Palang Merah Internasional menerima keempat peti mati itu dalam prosesi di Khan Younis. Keempat peti mati itu kemudian dimasukkan ke dalam beberapa truk Palang Merah Internasional dan menutupinya dengan kain kafan putih.

    Prosesi penyerahan empat jenazah sandera Israel ini dilakukan di area bekas pemakaman di Khan Younis dan disaksikan ratusan orang di tengah hujan yang mengguyur wilayah tersebut.

    Konvoi truk Palang Merah Internasional itu kemudian bergerak meninggalkan Khan Younis untuk membawa peti mati berisi jenazah sandera itu kepada Israel.

    Militer Israel, dalam pernyataan yang dirilis tak lama setelah prosesi itu, mengkonfirmasi bahwa “jenazah para sandera telah diserahkan” oleh tim Palang Merah Internasional kepada pasukan mereka yang ada di Jalur Gaza.

    “Jenazah para sandera telah diserahkan kepada IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan perwakilan (badan keamanan) ISA di Gaza,” sebut juru bicara militer Israel.

    Otoritas Tel Aviv diperkirakan akan melakukan uji forensik terhadap keempat jenazah itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tanggapi Usulan Mesir soal Bangun Gaza Tanpa Usir Penduduknya, Trump: Saya Belum Melihatnya – Halaman all

    Tanggapi Usulan Mesir soal Bangun Gaza Tanpa Usir Penduduknya, Trump: Saya Belum Melihatnya – Halaman all

    Presiden AS Donald Trump mengatakan belum melihat usulan Mesir untuk membangun Jalur Gaza tanpa mengusir penduduknya.

    Tayang: Kamis, 20 Februari 2025 15:35 WIB

    Facebook Donald J. Trump

    DONALD TRUMP – Foto ini diambil pada Selasa (11/2/2025) dari publikasi resmi Donald J. Trump pada 20 November 2024 setelah memenangkan Pilpres Amerika Serikat. Pada 18 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia belum melihat usulan Mesir yang ingin membangun Gaza tanpa mengusir penduduknya. 

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump mengomentari usulan Mesir untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa menggusur penduduk Jalur Gaza.

    Donald Trump mengatakan ia belum melihat hal itu akan terjadi. 

    Pernyataan Trump muncul sebagai bagian dari pernyataannya kepada wartawan di Air Force One, di mana ia menyinggung beberapa topik lokal dan internasional.

    “Apakah Anda menganggap usulan Mesir untuk membangun kembali Gaza dapat diterima?” tanya wartawan kepada Donald Trump, Rabu (19/2/2025).

    “Belum. Saya belum melihatnya,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Sebelumnya dikabarkan, pejabat Mesir mengatakan Raja Yordania Abdullah II berupaya meyakinkan Donald Trump dalam kunjungannya ke Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025) agar AS membatalkan rencananya untuk mengusir warga Gaza.

    Sejak Israel-Hamas memulai gencatan senjata pada 19 Januari lalu, Donald Trump berulang kali mempromosikan usulannya untuk mengusir penduduk Gaza sebelum merekonstruksi wilayah tersebut sesuai standar AS.

    Donald Trump juga menegaskan bahwa AS perlu menduduki dan mengambil alih Jalur Gaza. 

    Menanggapi usulan Donald Trump, Mesir sedang mengembangkan rencana untuk membangun kembali Jalur Gaza tanpa mengusir warga Palestina.

    Usulan Mesir mencakup penciptaan “zona aman” di dalam Gaza di mana warga Palestina dapat tinggal sementara ketika Mesir membongkar infrastruktur di Jalur Gaza.

    Dokumen ini juga menyerukan pembentukan pemerintahan Palestina, yang tidak berpihak pada Hamas atau Otoritas Palestina (PA), untuk menjalankan pemerintahan Jalur Gaza dan mengawasi upaya pembangunan kembali.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pertama dalam Satu Abad Terakhir, Makam Firaun Ditemukan di Mesir

    Pertama dalam Satu Abad Terakhir, Makam Firaun Ditemukan di Mesir

    Kairo

    Untuk kali pertama dalam satu abad terakhir, makam firaun telah ditemukan oleh sejumlah ahli Mesir kuno. Terakhir kalinya makam firaun ditemukan adalah pada 1922, ketika beberapa arkeolog asal Inggris mengungkap makam Tutankhamun.

    Makam firaun yang ditemukan baru-baru ini adalah makam Raja Thutmose II.

    Pusaranya terungkap melalui penelitian sekelompok ahli dari Inggris dan Mesir di Lembah Barat Nekropolis Theban dekat Kota Luxor. Awalnya, para peneliti mengira ruang pemakaman firaun tersebut berjarak lebih jauh 2 km, mendekati Lembah Para Raja.

    Makam Raja Thutmose II merupakan makam firaun terakhir yang belum ditemukan dari dinasti Kerajaan Mesir ke-18.

    Siapa Raja Thutmose II?

    Thutmose II adalah nenek moyang Tutankhamun, yang diperkirakan berkuasa sekitar tahun 1493 hingga 1479 Sebelum Masehi.

    Makam Tutankhamun ditemukan oleh sejumlah arkeolog Inggris pada tahun 1922.

    Thutmose II merupakan suami Ratu Hatshepsut, yang dianggap sebagai salah satu firaun terhebat di Mesir dan salah satu dari sedikit firaun perempuan yang memerintah Mesir.

    Mumi Raja Thutmose II dipajang di Museum Peradaban Mesir. Raja Thutmose II meninggal pada 1479 Sebelum Masehi (Alamy)

    Lokasi dan jalur masuk ke ruang makam Raja Thutmose II (New Kingdom Research Foundation)

    Dr Piers Litherland, selaku ketua penelitian lapangan dalam misi pencarian firaun, mengatakan penemuan itu memecahkan misteri mengenai lokasi makam raja-raja awal dinasti ke-18.

    Para peneliti menemukan sisa-sisa mumi Thutmose II dua abad lalu, tetapi lokasi asli makamnya tidak pernah ditemukan.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Bagaimana upaya penemuan makam firaun?

    Para peneliti berhasil melewati berbagai halangan untuk mencapai ruang makam firaun.

    Dr Piers Litherland mencatat bahwa makam itu terhalang oleh puing-puing yang terbawa banjir dan langit-langitnya runtuh.

    “Kami perlu waktu yang sangat lama untuk melewati semua itu,” jelasnya.

    “Hanya setelah merangkak melalui lorong sepanjang 10 m dengan celah kecil 40 cm di bagian atasnya, kami masuk ke ruang pemakaman.”

    Para peneliti menemukan makam Raja Thutmose II di area yang terkait dengan tempat persemayaman para perempuan anggota keluarga kerajaan. Mereka baru menyadari apa yang mereka temukan setelah melihat dekorasi khas firaun di ruang permakaman.

    Di sana mereka menyaksikan langit-langit biru dan hiasan adegan-adegan dari Amduat, sebuah teks keagamaan yang diperuntukkan bagi raja-raja. Itu adalah tanda penting bahwa mereka telah menemukan makam seorang raja, kata Dr Litherland.

    “Sebagian langit-langit masih utuh: langit-langit bercat biru dengan bintang-bintang kuning di atasnya. Langit-langit bercat biru dengan bintang-bintang kuning hanya ditemukan di makam raja,” kata Dr Piers Litherland.

    Penemuan makam firaun ini merupakan puncak dari kerja tim gabungan New Kingdom Research Foundation serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir (New Kingdom Research Foundation)

    Dr Litherland mengatakan “anak tangga besar dan koridor menurun yang sangat besar” di makam itu menunjukkan kemegahannya.

    Mereka kemudian membersihkan puing-puing dengan harapan menemukan sisa-sisa pemakaman yang hancur di bawahnya.

    Dengan menyaring berton-ton batu kapur di ruangan tersebut, mereka menemukan pecahan-pecahan guci pualam, yang memuat prasasti nama Thutmose II dan Hatshepsut.

    Pecahan-pecahan pualam ini “mungkin pecah saat makam tersebut dipindahkan,” kata Dr. Litherland.

    “Dan syukurlah ada satu atau dua benda yang pecah karena begitulah cara kami mengetahui siapa pemilik makam tersebut.”

    Artefak-artefak tersebut adalah barang pertama yang ditemukan terkait dengan proses pemakaman Thutmose II.

    Mereka kemudian menyimpulkan bahwa makam tersebut telah terendam banjir hanya beberapa tahun setelah pemakaman raja. Sebab, “makam tersebut dibangun di bawah air terjun. Adapun isi makam dipindahkan ke lokasi lain di zaman kuno.

    Tetapi “makam itu ternyata benar-benar kosong”, kata Dr Litherland. “Bukan karena dirampok tetapi karena sengaja dikosongkan.”

    Dr Litherland mengatakan timnya punya dugaan kasar tentang di mana makam kedua berada. Menurutnya, kemungkinan makam itu masih utuh beserta harta karunnya.

    Dia mengaku merasa terharu saat itu. “Perasaan saat memasuki tempat-tempat ini merupakan rasa takjub luar biasa. Ketika menemukan sesuatu yang tidak diduga, emosi saya benar-benar sangat bergejolak,” papar Litherland kepada BBC.

    “Saat saya keluar, istri saya sudah menunggu di luar dan satu-satunya hal yang dapat saya lakukan adalah menangis,” tambahnya.

    Berapa banyak makam yang telah ditemukan?

    Penemuan makam firaun ini merupakan puncak dari kerja tim gabungan New Kingdom Research Foundation milik Dr. Litherland serta Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir selama lebih dari 12 tahun.

    Tim tersebut sebelumnya telah menggali 54 makam di bagian barat pegunungan Theban di Luxor, dan juga telah mengidentifikasi lebih dari 30 istri raja dan selir.

    “Ini adalah makam kerajaan pertama yang ditemukan sejak penemuan ruang makam Raja Tutankhamun pada 1922,” kata Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, Sherif Fathy.

    “Ini adalah momen luar biasa bagi ilmu Mesir Kuno dan pemahaman yang lebih luas tentang kisah manusia.”

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • ICRC Terima 4 Jenazah Sandera Israel setelah Diserahkan oleh Hamas Hari Ini – Halaman all

    ICRC Terima 4 Jenazah Sandera Israel setelah Diserahkan oleh Hamas Hari Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perwakilan Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), menyerahkan empat jenazah sandera Israel kepada Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis (20/2/2025).

    Sejumlah kendaraan putih ICRC tiba di lokasi penyerahan empat jenazah sandera di Jalur Gaza.

    Empat jenazah sandera Israel yang diserahkan hari ini adalah Kfir Bibas yang berusia sembilan bulan, Ariel Bibas yang berusia empat tahun, ibu mereka bernama Sheri Bibas dan satu sandera lain bernama Oded Lifshitz.

    Segera setelah kendaraan ICRC tiba, perwakilan ICRC naik ke atas panggung untuk menandatangani dokumen penyerahan para jenazah.

    Anggota ICRC kemudian mengambil peralatan untuk membawa empat jenazah sandera Israel.

    Anggota Brigade Al-Qassam membantu mengangkat empat peti jenazah ke dalam mobil yang disediakan oleh ICRC.

    Penyerahan ini merupakan pertukaran tahanan gelombang ke-7 sebagai bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimulai pada 19 Januari 2025.

    Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan sejumlah warga Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Jenazah-jenazah tersebut akan dibawa ke Israel untuk dilakukan tes DNA sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

    Sebelumnya, Kfir Bibas, Ariel Bibas, Sheri Bibas, ditahan oleh Hamas dari pemukiman Zionis di Kibbutz Nir Oz yang berdekatan dengan perbatasan Jalur Gaza saat meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Ayah mereka, Yarden Bibas, telah lebih dahulu dibebaskan pada 1 Februari 2025 dalam pertukaran tahanan gelombang ke-4.

    Menurut perjanjian gencatan senjata yang disepakati oleh Israel dan Hamas, Hamas akan membebaskan 33 tahanan Israel termasuk delapan jenazah pada fase pertama, dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina.

    Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 19 tahanan Israel yang masih hidup dan empat jenazah sandera.

    Setelah penyerahan empat jenazah pada hari ini, Hamas akan menyerahkan enam sandera Israel yang masih hidup pada Sabtu (22/2/2025).

    Sementara itu, Hamas belum mengumumkan tanggal penyerahan empat jenazah sandera lainnya.

    Pertukaran Tahanan Israel-Hamas Fase Pertama Perjanjian Gencatan Senjata yang Telah Dilakukan:

    Tanggal 19 Januari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 90 tahanan Palestina.
    Tanggal 25 Januari 2025: Empat tentara wanita Israel ditukar dengan 200 tahanan Palestina.
    Tanggal 30 Januari 2025: Tiga sandera Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan 110 tahanan Palestina.
    Tanggal 1 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
    Tanggal 8 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
    Tanggal 15 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 369 tahanan Palestina.
    Tanggal 20 Februari 2025: Empat jenazah sandera Israel diserahkan oleh Hamas, dengan imbalan tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Rusia Puji Trump yang Sebut Zelensky ‘Diktator’

    Rusia Puji Trump yang Sebut Zelensky ‘Diktator’

    Moskow

    Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, melontarkan pujian untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilu”. Medvedev menyebut komentar Trump itu “200 persen benar”.

    “‘Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa.’ Jika Anda memberitahu saya tiba bulan lalu bahwa ini adalah kata-kata Presiden AS, saya akan tertawa terbahak-bahak,” ucap Medvedev mengulangi pernyataan Trump dalam komentarnya via media sosial X, seperti dilansir kantor berita TASS, Kamis (20/2/2025).

    “Donald Trump 200 persen benar,” sebut Medvedev, yang mantan Presiden Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin ini.

    Dalam pernyataannya, Medvedev menyebut Zelensky sebagai “badut bangkrut”.

    Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator tanpa pemilu” dalam pernyataan via media sosial pada Rabu (19/2).

    Komentar ini disampaikan Trump beberapa jam setelah Zelensky mengkritik dirinya hidup diselimuti gelombang “disinformasi” Rusia, karena secara keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia.

    “Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelensky sebaiknya bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa,” sebut Trump via media sosial Truth Social.

    Masa jabatan lima tahun yang dijalani Zelensky sebagai Presiden Ukraina telah berakhir tahun lalu.

    Namun undang-undang yang berlaku di Ukraina tidak mewajibkan digelarnya pemilu selama masa perang, terlebih diketahui bahwa Kyiv berada di bawah keadaan darurat militer selama berperang melawan Moskow.

    Secara terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov juga memuji Trump karena mengkritik Zelensky. Dia menyebut Trump sebagai “politisi yang sepenuhnya independen”.

    “Trump adalah politisi yang sepenuhnya independen. Selain itu, dia adalah orang yang terbiasa berbicara langsung. Orang-orang seperti itu biasanya tidak menyembunyikan pendapat mereka tentang orang-orang menyedihkan seperti Tuan Zelensky,” sebut Lavrov dalam pernyataan yang dikutip TASS dan AFP.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 4 Jenazah Sandera Israel akan Diserahkan oleh Hamas, Netanyahu: Kamis adalah Hari Memilukan – Halaman all

    4 Jenazah Sandera Israel akan Diserahkan oleh Hamas, Netanyahu: Kamis adalah Hari Memilukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel akan menerima jenazah empat sandera yang akan dibebaskan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada hari ini, Kamis (20/2/2025).

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video singkat bahwa hari Kamis ini akan menjadi hari yang sulit.

    “Hari ini adalah hari yang sangat sulit bagi Negara Israel. Hari yang penuh kejutan, hari yang penuh kesedihan,” kata Netanyahu, Rabu (19/2/2025).

    Penyerahan jenazah sandera Israel merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata fase pertama yang dimulai sejak 19 Januari lalu.

    Empat jenazah sandera Israel yang akan diserahkan hari ini adalah dua anak dan ibu mereka, Sheri Bibas, serta satu jenazah sandera bernama Oded Lifshitz.

    Kfir Bibas berusia sembilan bulan dan Ariel berusia empat tahun ketika keluarganya, termasuk ayahnya Yarden, ditahan oleh Hamas dari Nir Oz, salah satu komunitas Zionis di dekat perbatasan Gaza pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa.

    “Kedua anak dan ibu mereka tewas dalam serangan udara Israel,” kata Hamas pada November 2023, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Penyerahan ini akan menjadi kali pertama jenazah dikembalikan berdasarkan perjanjian saat ini, dan Israel diperkirakan tidak akan mengonfirmasi identitas mereka sampai tes DNA selesai.

    Sebelumnya, ayah mereka, Yarden Bibas dibebaskan oleh Hamas pada 1 Februari 2025 sebagai bagian dari pertukaran tahanan gelombang keempat.

    Hamas dan Israel telah melakukan sejumlah pertukaran tahanan sejak dimulainya gencatan senjata, sebagai berikut:

    Tanggal 19 Januari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 90 tahanan Palestina.
    Tanggal 25 Januari 2025: Empat tentara wanita Israel ditukar dengan 200 tahanan Palestina.
    Tanggal 30 Januari 2025: Tiga sandera Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dengan imbalan 110 tahanan Palestina.
    Tanggal 1 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
    Tanggal 8 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 183 tahanan Palestina.
    Tanggal 15 Februari 2025: Tiga sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 369 tahanan Palestina.

    Sesuai dengan perjanjian gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel pada tahap pertama, dan Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Zelensky Kritik Trump Diselimuti Gelembung Disinformasi Rusia

    Zelensky Kritik Trump Diselimuti Gelembung Disinformasi Rusia

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat perang kata-kata dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebut Zelensky sebagai “diktator”.

    Zelensky mengkritik Trump kini hidup diselimuti gelombang “disinformasi” Rusia, setelah sang Presiden AS itu secara keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia. Trump kemudian menyebut Zelensky sebagai “diktator” dalam komentar via media sosial beberapa jam setelah kritikan itu.

    Berbicara kepada wartawan di Kyiv, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (20/2/2025), Zelensky membantah beberapa klaim tidak berdasar yang dilontarkan Trump, sembari memperkuat posisi Ukraina bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang memerlukan keterlibatan langsung negaranya.

    Zelensky mengatakan dirinya menginginkan jaminan keamanan dari sekutu-sekutu Barat yang memungkinkan berakhirnya perang Ukraina tahun ini.

    “Sangat disayangkan, Presiden Trump — saya sangat menghormatinya sebagai pemimpin negara yang sangat kami hormati, rakyat Amerika yang selalu mendukung kami — sayangnya (Trump) hidup di dalam ruang disinformasi ini,” sebut Zelensky, yang menuduh Rusia telah menyesatkan Trump.

    Disinformasi merupakan penyampaian informasi yang salah, secara sengaja, untuk menyesatkan orang lain.

    Trump menegaskan dirinya ingin perang Ukraina berakhir sesegera mungkin, bahkan jika hal itu berarti kerugian teritorial lebih lanjut bagi Ukraina. Dan yang membuat Kyiv dan sekutu-sekutunya merasa ngeri, Trump terkadang mengadopsi narasi Kremlin dan menyalahkan Ukraina serta NATO atas konflik tersebut. Trump bahkan pernah mengatakan bahwa Ukraina “mungkin akan menjadi bagian Rusia suatu hari nanti”.

    Dalam pernyataannya pada Selasa (18/2) tengah malam, Trump melontarkan klaim keliru soal Ukraina memulai perang — klaim yang sejak lama digaungkan Kremlin dan para pendukungnya. Klaim ini disampaikan Trump saat menanggapi keluhan Zelensky soal dirinya tidak diundang dalam pertemuan delegasi AS-Rusia di Arab Saudi.

    “Hari ini saya mendengar, ‘Oh baiklah, kami tidak diundang.’ Ya, Anda sudah di sana selama tiga tahun. Anda seharusnya mengakhirinya setelah tiga tahun. Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan,” ujar Trump dalam komentarnya merujuk pada Zelensky.

    Trump juga mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai Presiden Ukraina, yang lagi-lagi mencerminkan isu yang sering didorong oleh Kremlin selama perang berkecamuk. Dia menyerukan pemilu di Ukraina, yang dilarang dalam keadaan darurat militer yang saat ini berlaku di negara itu.

    Trump bahkan mengklaim bahwa tingkat dukungan publik Ukraina terhadap Zelensky hanya mencapai “empat persen”. Zelensky, dalam tanggapannya, menyebut angka itu “berasal dari Rusia”.

    Dia kemudian menyinggung hasil jajak pendapat via telepon yang dilakukan Institut Sosiologi Internasional Kyiv, yang dirilis Rabu (19/2), yang menunjukkan 57 persen responden mempercayai Zelensky, sedangkan 37 persen mengatakan tidak mempercayainya dan sisanya ragu-ragu.

    Zelensky berjanji menunjukkan jajak pendapat tersebut kepada tim Trump karena menurutnya, “penting bagi kami untuk menyampaikan kebenaran” kepada pemerintahan baru AS.

    Dalam pernyataannya, Zelensky juga mengkritik AS sedang membantu mengakhiri isolasi internasional terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. “Saya meyakini bahwa Amerika Serikat membantu Putin keluar dari isolasi selama bertahun-tahun,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemimpin Negara Arab Gelar Pertemuan Tangkal Rencana Trump Ambil Alih Gaza

    Pemimpin Negara Arab Gelar Pertemuan Tangkal Rencana Trump Ambil Alih Gaza

    Riyadh

    Para pemimpin negara-negara Arab akan menggelar pertemuan di Arab Saudi pada Jumat (21/2) waktu setempat. Pertemuan ini akan membahas langkah menangkal rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan penduduknya ke negara-negara lain.

    Gagasan kontroversial Trump itu memicu persatuan yang jarang terlihat di antara negara-negara Arab, yang secara tegas menolak rencana tersebut. Namun mereka masih berselisih paham mengenai siapa yang akan memerintah atas Jalur Gaza usai perang dan siapa yang akan membiayai rekonstruksinya.

    Pakar kebijakan luar negeri Saudi, Umer Karim, seperti dilansir AFP, Kamis (20/2/2025), mengatakan bahwa pertemuan negara-negara Arab itu akan menjadi pertemuan yang “paling penting” dalam beberapa dekade terakhir sehubungan dengan dunia Arab dan masalah Palestina.

    Trump memicu kemarahan internasional ketika mengumumkan AS akan “mengambil alih” Gaza dan memindahkan 2,4 juta warga Palestina yang tinggal di sana ke negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania.

    Seorang sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi menuturkan kepada AFP bahwa para pemimpin Arab akan membahas “rencana rekonstruksi untuk menangkal rencana Trump bagi Gaza”.

    Raja Yordania Abdullah II dalam pertemuan dengan Trump di Gedung Putih AS, pada 11 Februari lalu, menegaskan secara langsung penolakan terhadap rencana memindahkan warga Gaza. Dia mengatakan bahwa Mesir akan menyampaikan rencana masa depan terkait Gaza dalam waktu dekat.

    Sumber Saudi yang memahami persiapan pertemuan itu menyebut pembicaraan pemimpin negara-negara Arab di Riyadh akan membahas “rencana versi Mesir” yang disebutkan Raja Abdullah II tersebut.

    Pertemuan puncak antara negara-negara Arab itu awalnya direncanakan untuk dihadiri Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar dan Yordania. Namun partisipan pertemuan itu bertambah hingga mencakup enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCO) dan Otoritas Palestina.

    Bagi warga Palestina, upaya apa pun untuk memindahkan mereka secara paksa dari Jalur Gaza mengingatkan pada “Nakba” yang terjadi tahun 1948 silam, ketika ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dari pertempuran yang menyertai berdirinya Israel.

    Rekonstruksi Gaza yang hancur akibat perang Hamas-Israel akan menjadi isu penting dalam pertemuan negara-negara Arab di Saudi tersebut, setelah Trump menyoroti hal ini sebagai alasan utama untuk memindahkan penduduk Gaza saat pembangunan kembali dilakukan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Update Kondisi Paus Fransiskus, Hasil Tes Darah Ungkap Kabar Baik – Halaman all

    Update Kondisi Paus Fransiskus, Hasil Tes Darah Ungkap Kabar Baik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kondisi Paus Fransiskus dilaporkan semakin stabil.

    Paus Fransiskus saat ini dirawat di Rumah Sakit Policlinico Agostino Gemelli, Roma, Italia akibat pneumonia dan infeksi saluran pernapasan.

    Pada Rabu (19/2/2025) malam, Kantor Pers Tahta Suci melaporkan hasil tes darah Paus Fransiskus terbaru menunjukkan sedikit perbaikan, terutama pada tingkat peradangan.

    Pemimpin umat Katolik itu dirawat sejak 14 Februari karena kesulitan bernapas, kini mulai kembali melanjutkan beberapa aktivitas rutin.

    Meskipun masih dalam pemulihan, ia tampak cukup bugar.

    Dikutip dari Vatican News, setelah sarapan, Paus Fransiskus meluangkan waktu untuk membaca surat kabar.

    Ia kemudian melanjutkan bekerja dengan rekan-rekannya.

    Sebelum makan siang, Paus juga menerima sakramen Ekaristi.

    Pada sore harinya, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengunjungi Paus Fransiskus.

    Mereka bertemu secara pribadi selama 20 menit.

    Meloni mengungkapkan Paus Fransiskus tetap ceria dan tidak kehilangan selera humornya meski sedang dalam perawatan.

    Infeksi Polimikroba

    Dikutip dari NBC, Paus Fransiskus mengalami infeksi polimikroba, yang merupakan gabungan dari beberapa virus, bakteri, jamur, dan parasit yang menyerang saluran pernapasan

    Penyakit ini menyebabkan pneumonia di kedua paru-parunya, yang memperburuk kondisi Paus Fransiskus.

    Selain itu, Paus juga didiagnosis dengan bronkitis asma, yang membutuhkan pengobatan dengan kortikosteroid dan antibiotik.

    Meskipun penyakit ini cukup kompleks, hasil tes darah menunjukkan sedikit perbaikan pada penanda inflamasi, yang menjadi tanda bahwa pengobatan Paus mulai memberikan hasil positif.

    Paus juga sudah bisa bernapas tanpa bantuan ventilator dan dapat duduk di kursi berlengan di kamar rumah sakit.

    Doa dan Dukungan Moral

    Kunjungan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, memberikan dukungan moral kepada Paus Fransiskus.

    Meloni mengungkapkan kebahagiaannya melihat Paus tetap waspada dan bercanda meskipun tengah berjuang dengan kondisi kesehatannya.

    Ia berharap Paus segera pulih.

    Meloni juga mendoakan agar Paus dapat segera sembuh, mewakili pemerintah dan seluruh rakyat Italia.

    Dikutip dari Al Jazeera, umat Katolik yang datang ke Vatikan pada Rabu (19/2/2025) mendoakan kesembuhan Paus.

    Beberapa turis, termasuk Victoria Darmody dari Inggris, mengungkapkan keinginan mereka untuk mendekatkan diri kepada Paus dengan datang ke Rumah Sakit Gemelli.

    Mereka berharap Paus segera pulih agar dapat kembali melaksanakan tugasnya.

    Kondisi Kesehatan Paus yang Rentan

    Paus Fransiskus berusia 88 tahun, memiliki riwayat masalah kesehatan, terutama terkait dengan saluran pernapasan.

    Di masa mudanya, ia pernah menderita radang selaput dada yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru.

    Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, seperti yang sedang ia alami saat ini.

    Paus juga sering menggunakan kursi roda akibat nyeri punggung dan lutut.

    Baru-baru ini sempat menjalani operasi untuk masalah hernia.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)