Jenis Media: Internasional

  • Uni Emirat Arab Tak Berencana Gabung Pasukan Stabilisasi Gaza, Kenapa?

    Uni Emirat Arab Tak Berencana Gabung Pasukan Stabilisasi Gaza, Kenapa?

    Jakarta

    Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan tidak berencana bergabung dengan pasukan stabilisasi internasional untuk Gaza. Alasannya, UEA menganggap hal itu tidak memiliki kerangka kerja yang jelas, ujar seorang pejabat senior pada hari Senin.

    “UEA belum melihat kerangka kerja yang jelas untuk pasukan stabilitas, dan dalam situasi seperti itu kemungkinan besar tidak akan berpartisipasi dalam pasukan semacam itu,” ujar penasihat presiden UEA, Anwar Gargash, dalam forum Debat Strategis Abu Dhabi, dilansir kantor berita AFP dan Al Arabiya, Senin (10/11/2025).

    Sebelumnya, dilaporkan bahwa pasukan internasional yang dikoordinasi AS tersebut, kemungkinan besar akan mencakup pasukan dari Mesir, Qatar, dan Turki, serta UEA.

    Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia memperkirakan pasukan tersebut akan berada di Gaza “segera”, seiring gencatan senjata berlaku setelah dua tahun perang di Gaza.

    UEA yang kaya minyak adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan resmi dengan Israel setelah menandatangani Perjanjian Abraham pada masa jabatan pertama Trump pada tahun 2020.

    (ita/ita)

  • Ngeri, Wanita Mali Dieksekusi Mati Militan di Depan Umum

    Ngeri, Wanita Mali Dieksekusi Mati Militan di Depan Umum

    Bamako

    Kelompok militan di Mali bagian utara menculik seorang wanita muda yang mengunggah video di TikTok. Wanita muda itu kemudian dieksekusi mati di depan umum oleh kelompok yang melakukan pemberontakan bertahun-tahun tersebut.

    Wanita muda bernama Mariam Cisse itu, seperti dilansir AFP, Senin (10/11/2025), mengunggah video-video tentang kota Tonka di wilayah Timbuktu bagian utara ke TikTok. Dia memiliki 90.000 pengikut (follower) pada akun TikTok-nya.

    Namun, kelompok yang menculiknya menuduh Cisse telah berkolaborasi dengan militer Mali.

    Kabar eksekusi mati keji itu menggemparkan Mali, yang saat ini dikuasai oleh junta militer yang sedang berjuang untuk membendung pemberontakan militan yang telah mencengkeram negara tersebut sejak tahun 2012 lalu.

    Keterangan soal kematian Cisse diumumkan oleh pihak keluarga dan pejabat setempat Mali pada Minggu (9/11) waktu setempat.

    “Saudara perempuan saya ditangkap pada Kamis (6/11) oleh para jihadis,” kata saudara laki-laki Cisse kepada AFP.

    Dikatakan juga oleh saudara laki-lakinya bahwa Cisse dituduh oleh kelompok militan itu telah “memberitahu militer Mali tentang pergerakan mereka”.

    Keesokan harinya, kata saudara laki-laki Cisse, kelompok militan itu membawanya dengan sepeda motor ke Tonka, tempat dia ditembak di depan umum di Alun-alun Kemerdekaan. “Saya berada di antara kerumunan,” ucap saudara laki-laki Cisse tersebut.

    Seorang sumber keamanan Mali mengatakan kepada AFP bahwa: “Mariam Cisse telah dibunuh di sebuah alun-alun publik di Tonka oleh para jihadis yang menuduhnya telah merekam mereka untuk militer Mali”.

    Sumber keamanan itu menyebutnya sebagai “tindakan biadab”.

    Seorang pejabat lokal juga mengonfirmasi eksekusi mati tersebut kepada AFP dan mengecamnya sebagai “tindakan tercela”.

    Junta militer Mali sedang berjuang untuk membendung pemberontakan militan yang telah berlangsung lama. Dalam beberapa pekan terakhir, para petempur dari JNIM, Kelompok Pendukung Islam dan Muslim yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, telah memberlakukan blokade bahan bakar yang memaksa pemerintah menutup sekolah dan mencegah panen di beberapa wilayah.

    Lihat juga Video: Putri Eksekusi Mati Debt Collector Sukabumi, 48 Adegan Diperagakan

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Topan Super Fung-wong Filipina Menewaskan Dua Orang

    Topan Super Fung-wong Filipina Menewaskan Dua Orang

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Senin, 10 November 2025.

    Rangkuman sejumlah informasi pilihan selama 24 jam terakhir ini kami awali dengan laporan dari Filipina.

    Topan di Filipina menelan jiwa

    Setidaknya dua orang tewas di Filipina akibat Topan Super Fung-wong yang menghantam wilayah tengah dan timur negara itu.

    Hujan deras dan angin kencang telah memutus aliran listrik di sebagian besar wilayah Bicol menjelang pendaratannya yang diperkirakan di Luzon utara.

    [Datawrapper map]

    Lebih dari satu juta orang telah dievakuasi dari daerah-daerah rawan menjelang pendaratan topan super di Provinsi Aurora pada Minggu malam waktu setempat.

    Para pejabat mengimbau warga untuk mematuhi perintah evakuasi.

    Angin kencang dengan kecepatan 185 kilometer per jam dan hembusan hingga 230 kilometer per jam telah menghantam banyak wilayah Luzon.

    Kapal pengungsi Rohingya tenggelam

    Sebuah kapal yang mengangkut puluhan pengungsi Rohingya dari Myanmar tenggelam di dekat perbatasan Thailand-Malaysia.

    Menurut badan maritim Malaysia pada hari Minggu (09/11) ratusan orang hilang, tujuh orang tewas, dan 13 orang telah diselamatkan.

    Polisi dan badan maritim mengatakan para penumpang diyakini terbagi menjadi tiga kapal kecil begitu kapal tersebut mendekati Malaysia.

    Waktu dan lokasi pasti insiden tersebut tidak diketahui. Nasib dua kapal lainnya juga tidak jelas, kata para pejabat.

    Gambar-gambar dari badan tersebut menunjukkan satu korban selamat ditutupi dengan selembar kain dan satu lagi di atas tandu.

    Petinggi BBC mengundurkan diri

    Dua petinggi BBC mengundurkan diri setelah dikritik atas penyuntingan pidato Presiden AS Donald Trump oleh stasiun penyiaran tersebut.

    BBC mengatakan direktur jenderal Tim Davie dan kepala berita Deborah Turness mengumumkan pengunduran diri mereka pada hari Minggu.

    Siaran publik Inggris tersebut dikritik karena menyunting pidato yang disampaikan Trump pada 6 Januari 2021, sebelum para pengunjuk rasa menyerang Gedung Capitol AS di Washington.

    Para kritikus mengatakan cara penyuntingan pidato tersebut untuk dokumenter BBC menyesatkan dan memotong bagian di mana Trump mengatakan ia ingin para pendukung berdemonstrasi secara damai.

    Dalam surat kepada staf, Davie mengatakan bahwa pengunduran dirinya setelah lima tahun adalah “sepenuhnya keputusan saya.”

    Identitas pria di Louvre terungkap

    Pedro Elias Garzon Delvaux, remaja berusia 15 tahun, telah terungkap identitasnya sebagai “Manusia Fedora” di lokasi perampokan Museum Louvre.

    Berbagai teori di internet beredar tentang orang asing berpakaian rapi ini dan apakah ia seorang detektif, orang dalam, atau sekedar AI.

    Sebagai penggemar Sherlock Holmes dan Hercule Poirot yang tinggal bersama orangtua dan kakeknya di Rambouillet, 30 kilometer dari Paris, Pedro memutuskan untuk duduk manis mengikuti perkembangan di media.

    Remaja itu santai saja dengan apa pun yang akan terjadi selanjutnya.

    “Saya menunggu dihubungi untuk pembuatan film,” katanya sambil menyeringai.

  • Turki Coba Evakuasi 200 Warga Sipil Terjebak di Terowongan Gaza

    Turki Coba Evakuasi 200 Warga Sipil Terjebak di Terowongan Gaza

    Gaza City

    Otoritas Turki sedang berupaya memastikan evakuasi sekitar 200 warga sipil yang terjebak di terowongan di Jalur Gaza. Hal ini setelah Ankara berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah tentara Israel yang tewas dalam perang Tel Aviv-Hamas di Jalur Gaza satu dekade lalu.

    Pada Minggu (9/11) waktu setempat, Israel mengatakan pihaknya telah menerima jenazah Hadar Goldin, seorang perwira militer yang tewas dalam penyergapan di Jalur Gaza selama perang Israel-Hamas tahun 2014 lalu, setelah penyerahan yang difasilitasi Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

    Seorang pejabat senior Turki, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters, Senin (10/11/2025), mengatakan bahwa Ankara “berhasil memfasilitasi pemulangan jenazah Hadar Goldin ke Israel” setelah “upaya intensif (yang mencerminkan) komitmen Hamas yang jelas terhadap gencatan senjata”.

    “Pada saat yang sama, kami berupaya memastikan perjalanan yang aman bagi sekitar 200 warga sipil yang saat ini terjebak di terowongan,” kata pejabat senior Turki itu kepada Reuters.

    Turki merupakan salah satu penandatangan dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas bulan lalu, yang didukung oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Ankara menjalin hubungan dekat dengan Hamas dan selama ini mengecam keras operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    Sementara itu, Hamas sebelumnya menegaskan bahwa para petempur mereka yang bersembunyi di area Rafah, yang dikuasai pasukan Tel Aviv, tidak akan menyerah kepada Israel.

    “Musuh harus mengetahui bahwa konsep menyerah dan menyerahkan diri tidak ada dalam kamus Brigade al-Qassam,” tegas Hamas dalam pernyataannya pada Minggu (9/11) waktu setempat.

    Hamas juga mendesak para mediator untuk menemukan solusi atas krisis yang mengancam gencatan senjata rapuh yang berlangsung sebulan terakhir.

    Diungkapkan seorang pejabat keamanan Kairo bahwa mediator Mesir telah mengusulkan agar, sebagai imbalan atas akses yang aman ke area-area lainnya di Jalur Gaza, para petempur Hamas yang berada di Rafah, yang dikuasai pasukan Israel, akan menyerahkan senjata mereka kepada Mesir, dan memberikan detail terowongan bawah tanah di area itu agar dapat dihancurkan.

    Hamas tidak memberikan komentar langsung, namun menyiratkan bahwa krisis tersebut dapat mempengaruhi gencatan senjata Gaza.

    “Kami menempatkan para mediator di atas tanggung jawab mereka, dan mereka harus menemukan solusi untuk memastikan kelanjutan gencatan senjata dan mencegah musuh menggunakan dalih yang lemah untuk melanggarnya, dan mengeksploitasi situasi untuk menargetkan warga sipil tidak bersalah di Gaza,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Dijerat Dakwaan Bantu Musuh

    Mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Dijerat Dakwaan Bantu Musuh

    Seoul

    Jaksa penuntut Korea Selatan (Korsel) menjeratkan dakwaan baru terhadap mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yakni membantu musuh. Yoon dituduh telah memerintahkan pengerahan drone ke wilayah udara Korea Utara (Korut) untuk memperkuat upayanya dalam memberlakukan darurat militer.

    Otoritas Korut mengatakan tahun lalu bahwa pihaknya telah “membuktikan” jika Korsel menerbangkan sejumlah drone untuk menyebarkan selebaran propaganda di atas ibu kota Pyongyang — tindakan itu tidak pernah dikonfirmasi oleh militer Seoul.

    Jaksa penuntut Korsel, seperti dilansir AFP, Senin (10/11/2025), membuka penyelidikan kasus pada tahun ini untuk memeriksa apakah pengerahan drone itu merupakan upaya ilegal oleh Yoon untuk memprovokasi Korut dan menggunakan reaksi Pyongyang sebagai alasan untuk mendeklarasikan darurat militer.

    Salah satu jaksa penuntut Korsel yang menyelidiki Yoon, Park Ji Young, mengatakan kepada wartawan bahwa tim penasihat khusus telah “mengajukan dakwaan menguntungkan musuh secara umum dan penyalahgunaan kekuasaan” terhadap sang mantan Presiden Korsel tersebut.

    Jaksa Park mengatakan bahwa Yoon dan beberapa pihak lainnya “melakukan konspirasi untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan diberlakukannya darurat militer, sehingga meningkatkan risiko konfrontasi bersenjata antar-Korea dan merugikan kepentingan militer publik”.

    Dia menambahkan bahwa bukti kuat telah ditemukan dalam sebuah memo yang ditulis oleh mantan komandan kontra-intelijen Korsel era Yoon pada Oktober tahun lalu, yang isinya mendesak untuk “menciptakan situasi yang tidak stabil atau memanfaatkan peluang yang muncul”.

    Memo tersebut menyatakan bahwa militer Korsel harus menargetkan tempat-tempat “yang harus membuat mereka (Korut-red) kehilangan muka sehingga responsnya tak terelakkan, seperti Pyongyang” atau kota pesisir utama Wonsan di Korut.

    Seoul dan Pyongyang secara teknis masih berperang sejak Perang Korea tahun 1950-1953 silam berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Yoon menjerumuskan Korsel ke dalam krisis politik ketika dia berupaya menumbangkan pemerintahan sipil pada Desember 2024 lalu, dengan mengirimkan tentara bersenjata ke parlemen untuk mencegah para anggota parlemen menolak deklarasi darurat militer yang diumumkannya.

    Upaya itu gagal, dengan Yoon akhirnya ditahan dalam penggerebekan pada dini hari pada Januari lalu. Dia mencetak sejarah kelam sebagai Presiden Korsel pertama yang ditahan saat masih aktif menjabat.

    Yoon kemudian dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada April lalu. Saat ini, dia masih diadili atas dakwaan pemberontakan dan beberapa pelanggaran hukum lainnya terkait darurat militer yang ditetapkannya.

    Dalam pemilu pada Juni lalu, para pemilih Korsel memilih Lee Jae Myung sebagai penggantinya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Horor Rusuh Penjara Ekuador Tewaskan 31 Orang, Banyak yang Dicekik

    Horor Rusuh Penjara Ekuador Tewaskan 31 Orang, Banyak yang Dicekik

    Jakarta

    Setidaknya 31 orang tewas dalam kerusuhan di sebuah penjara di Ekuador. Otoritas setempat mengatakan bahwa dari jumlah itu, setidaknya 27 narapidana ditemukan tewas akibat sesak napas setelah diduga saling mencekik di antara mereka.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (10/11/2025), dalam sebuah pernyataan, otoritas penjara mengatakan bahwa 27 orang yang ditemukan tewas pada Minggu (9/11) sore di penjara Machala di provinsi El Oro telah saling mencekik, hingga mengalami sesak napas.

    Otoritas mengatakan mereka masih berupaya untuk “mengklarifikasi fakta sepenuhnya.” Para petugas medis forensik berada di lokasi untuk memverifikasi informasi.

    Hari yang mematikan di penjara Machala tersebut menandai gelombang kerusuhan terbaru di penjara di negara Amerika Selatan tersebut.

    Penjara-penjara Ekuador telah menjadi pusat operasional bagi geng-geng pengedar narkoba yang bersaing. Lebih dari 500 narapidana tewas dalam bentrokan antar kelompok yang bersaing untuk mengendalikan perdagangan yang menguntungkan, tapi ilegal ini.

    Kerusuhan pada hari Minggu (9/11) bermula sekitar pukul 03.00 waktu setempat di penjara di kota Machala, sebuah kota di barat daya Ekuador. Penduduk setempat melaporkan mendengar suara tembakan, ledakan, dan teriakan minta tolong dari dalam kompleks penjara. Otoritas penjara Ekuador, SNAI, awalnya melaporkan empat orang tewas dalam bentrokan itu, sementara 33 narapidana dan seorang polisi mengalami luka-luka.

    Tim polisi elite segera dikerahkan dan berhasil mengendalikan situasi setelah beberapa jam.

    Kekerasan tersebut diyakini terkait dengan rencana pemindahan beberapa narapidana ke penjara baru dengan keamanan maksimum di provinsi lain. Penjara tersebut dibangun oleh pemerintahan Presiden Daniel Noboa dan akan diresmikan bulan ini.

    Sebelumnya, pada akhir September lalu, konfrontasi bersenjata lainnya di penjara Machala menewaskan 13 narapidana dan seorang petugas penjara.

    Lihat juga Video Ricuh Bentrokan Geng di Penjara Ekuador, 14 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Presiden Suriah Akan Bertemu Trump di Gedung Putih, Bahas Apa?

    Presiden Suriah Akan Bertemu Trump di Gedung Putih, Bahas Apa?

    Washington DC

    Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa akan melakukan pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih pada Senin (10/11) waktu setempat. Pertemuan ini dilakukan setelah Washington menghapus nama Al-Sharaa dari daftar sanksi AS.

    Al-Sharaa, yang memimpin pasukan oposisi Suriah dalam menggulingkan penguasa lama Bashar al-Assad akhir tahun lalu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (10/11/2025), akan menjadi pemimpin Suriah pertama yang mengunjungi Gedung Putih sejak negara itu merdeka tahun 1946 silam.

    Direktur program AS pada International Crisis Group, Michael Hanna, menyebut kunjungan Al-Sharaa ke Gedung Putih sebagai “momen yang sangat simbolis bagi pemimpin baru negara tersebut”.

    Al-Sharaa telah bertemu Trump untuk pertama kalinya di Arab Saudi ketika sang Presiden AS itu melakukan kunjungan regional pada Mei lalu.

    Setelah tiba di Washington DC pada Sabtu (8/11) waktu setempat, Al-Sharaa selama akhir pekan melakukan pertemuan dengan Kepala IMF Kristalina Georgieva membahas kemungkinan bantuan untuk Suriah yang belasan tahun dilanda perang. Dia juga bertemu dengan perwakilan berbagai organisasi Suriah di AS.

    Utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, mengatakan pada awal bulan ini bahwa Al-Sharaa mungkin akan menandatangani perjanjian pada Senin (10/11) untuk bergabung dengan aliansi internasional yang dipimpin AS dalam melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    AS berencana mendirikan pangkalan militer di dekat ibu kota Damaskus, yang menurut seorang sumber diplomatik di Suriah, bertujuan “untuk mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan dan memantau perkembangan antara Suriah dan Israel”.

    Sementara itu, keputusan Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (7/11) untuk menghapus nama Al-Sharaa dari daftar hitam sanksi AS sudah diperkirakan secara luas. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, menyebut pemerintah Al-Sharaa telah memenuhi tuntutan AS untuk berupaya menemukan warga Amerika yang hilang dan memusnahkan senjata kimia yang tersisa.

    Kunjungan Al-Sharaa ke Washington DC ini dilakukan setelah pada September lalu, dia mengunjungi markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Itu menjadi kunjungan pertamanya ke AS, di mana dia juga menjadi Presiden Suriah pertama dalam beberapa dekade terakhir yang berpidato di hadapan Majelis Umum PBB.

    Pekan lalu, Washington memimpin digelarnya voting oleh Dewan Keamanan PBB untuk mencabut sanksi-sanksi PBB terhadapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • PM Jepang Akan Potong Gajinya dan Para Menteri

    PM Jepang Akan Potong Gajinya dan Para Menteri

    Tokyo

    Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi berencana merevisi undang-undang remunerasi pegawai negeri untuk memotong gaji para anggota kabinet, termasuk dirinya sendiri.

    Rencana tersebut, seperti dilansir Japan Times, Senin (10/11/2025), diumumkan dalam sidang luar biasa parlemen Jepang.

    Pemerintah akan menggelar rapat menteri terkait paling cepat pada Selasa (11/11) besok untuk mengonfirmasi penangguhan gaji tambahan bagi Perdana Menteri Jepang dan para menteri anggota kabinetnya. Gaji tambahan itu dibayarkan di luar gaji mereka sebagai anggota parlemen.

    Dengan rencana tersebut, PM Takaichi tampaknya ingin menunjukkan komitmennya terhadap reformasi dengan mewujudkan seruan sejak lama untuk memotong gaji para menteri.

    Partai Inovasi Jepang atau Nippon Ishin no Kai, yang merupakan mitra koalisi terbaru untuk Partai Demokrat Liberal yang menaungi PM Takaichi, juga menyerukan reformasi untuk mengurangi hak istimewa para anggota parlemen.

    “Saya akan mengupayakan revisi undang-undang agar (para anggota kabinet) tidak menerima gaji yang melebihi gaji anggota parlemen,” tegas PM Takaichi saat berbicara dalam konferensi pers pelantikannya pada Oktober lalu.

    Pemerintah Jepang disebut sedang mempertimbangkan untuk menyatakan dalam undang-undang bahwa gaji tambahan untuk Perdana Menteri dan para menteri kabinet tidak akan diberikan “untuk sementara waktu”.

    Saat ini, menurut Kepala Sekretaris Kabinet Minoru Kihara, anggota parlemen Jepang menerima gaji bulanan sebesar 1,294 juta Yen (Rp 140 juta). Selain itu, seorang PM Jepang menerima gaji tambahan sebesar 1,152 juta (Rp 124,6 juta) dan para menteri kabinet menerima gaji tambahan sebesar 489.000 Yen (Rp 52,9 juta).

    Namun, sebagai bagian dari reformasi administrasi dan fiskal, PM Jepang akan mengembalikan 30 persen dari gaji bulanannya, dan para menteri kabinet mengalami pemotongan gaji sebesar 20 persen. Hal ini secara efektif mengurangi gaji tambahan sebesar 390.000 Yen (Rp 42,2 juta) untuk PM Jepang dan sebesar 110.000 Yen (Rp 11,9 juta) untuk menteri kabinet.

    Pujian dilontarkan terhadap rencana PM Takaichi memotong gaji dirinya dan para menteri kabinet tersebut. Salah satu pemimpin Partai Inovasi Jepang, Fumitake Fujita, menyebutnya sebagai langkah “luar biasa”.

    “Ini mencerminkan kesediaan Perdana Menteri untuk melakukan reformasi yang sulit jika Nippon Ishin juga melakukannya,” ujar seorang pejabat senior pemerintah Jepang.

    Namun di sisi lain, beberapa pihak mempertanyakan gagasan pemotongan gaji itu saat pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan rakyat. Pemimpin Partai Demokrat untuk Rakyat, Yuichiro Tamaki, mengkritik rencana itu sebagai “simbol pola pikir deflasi”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tiba di Israel, Menantu Trump Bertemu Netanyahu untuk Bahas Gaza

    Tiba di Israel, Menantu Trump Bertemu Netanyahu untuk Bahas Gaza

    Jakarta

    Menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner, tiba di Israel pada Minggu (9/11) waktu setempat untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Keduanya akan membahas mengenai implementasi rencana AS untuk mengakhiri perang Gaza, ungkap seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Senin (10/11/2025), Kushner diperkirakan akan bertemu dengan Netanyahu pada hari Senin (10/11) waktu setempat. Demikian diungkapkan sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena pertemuan tersebut belum diumumkan secara resmi.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan rencana 20 poin pada bulan September untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza, dimulai dengan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober dan penyerahan sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

    Kelompok militan tersebut telah membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 24 sandera dari Gaza sejak 10 Oktober.

    Tahap selanjutnya dari gencatan senjata ini direncanakan akan ditandai dengan pembentukan pasukan multinasional, yang secara bertahap akan mengambil alih keamanan di Gaza dari militer Israel.

    Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan sebelumnya pada hari Minggu (9/11) bahwa “tidak akan ada pasukan Turki di darat” di Gaza sebagai bagian dari pasukan multinasional tersebut.

    Bulan lalu, Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance mengatakan bahwa Ankara akan memainkan “peran konstruktif”, tetapi Washington tidak akan memaksakan apa pun kepada Israel terkait pasukan asing “di wilayah mereka”.

    (ita/ita)

  • Tak Akan Menyerah ke Israel!

    Tak Akan Menyerah ke Israel!

    Gaza City

    Kelompok Hamas menegaskan para petempurnya yang bersembunyi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, tidak akan menyerah kepada Israel. Wilayah Rafah saat ini dikuasai oleh pasukan militer Israel.

    Penegasan itu disampaikan saat para mediator sedang berupaya menemukan solusi atas krisis yang mengancam gencatan senjata rapuh, yang telah berlangsung sebulan terakhir.

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (10/11/2025), menyatakan Israel bertanggung jawab atas pertempuran dengan petempur mereka, yang mereka klaim sedang membela diri mereka.

    “Musuh harus mengetahui bahwa konsep menyerah dan menyerahkan diri tidak ada dalam kamus Brigade al-Qassam,” tegas Hamas dalam pernyataannya pada Minggu (9/11) waktu setempat.

    Sejumlah sumber, yang memahami upaya mediasi yang berlangsung, mengungkapkan kepada Reuters pada Kamis (6/11) bahwa para petempur Hamas dapat menyerahkan senjata mereka, dengan imbalan akses ke area-area lainnya di Jalur Gaza, berdasarkan proposal yang bertujuan menyelesaikan kebuntuan tersebut.

    Diungkapkan seorang pejabat keamanan Kairo bahwa mediator Mesir telah mengusulkan agar, sebagai imbalan atas akses yang aman, para petempur Hamas yang berada di Rafah, yang dikuasai pasukan Israel, menyerahkan senjata mereka kepada Mesir, dan memberikan detail terowongan bawah tanah di area itu agar dapat dihancurkan.

    Utusan khusus Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff mengatakan secara terpisah bahwa proposal yang diusulkan untuk sekitar 200 petempur Hamas akan menjadi ujian bagi proses yang lebih luas untuk melucuti persenjataan Hamas di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Brigade Ezzedine al-Qassam tidak berkomentar langsung terhadap perundingan yang sedang berlangsung membahas para petempur mereka di Rafah. Namun kelompok ini menyiratkan bahwa krisis tersebut dapat mempengaruhi gencatan senjata Gaza.

    “Kami menempatkan para mediator di atas tanggung jawab mereka, dan mereka harus menemukan solusi untuk memastikan kelanjutan gencatan senjata dan mencegah musuh menggunakan dalih yang lemah untuk melanggarnya, dan mengeksploitasi situasi untuk menargetkan warga sipil tidak bersalah di Gaza,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Sejak gencatan senjata Gaza yang dimediasi AS berlaku pada 10 Oktober lalu, area Rafah menjadi lokasi setidaknya dua serangan terhadap pasukan Israel. Militer Tel Aviv menuduh Hamas sebagai dalang di balik serangan-serangan itu.

    Tuduhan tersebut telah dibantah keras oleh Hamas, yang menegaskan mereka berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata.

    Sedikitnya tiga tentara Israel tewas akibat serangan di Rafah sejak gencatan senjata berlangsung. Serangan itu memicu balasan Israel yang menggempur area tersebut hingga menewaskan puluhan warga Palestina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)