Jenis Media: Internasional

  • 2 Pasukan Garda Nasional AS Ditembak di Dekat Gedung Putih, Pelaku Ditangkap

    2 Pasukan Garda Nasional AS Ditembak di Dekat Gedung Putih, Pelaku Ditangkap

    Jakarta

    Dua pasukan Garda Nasional Amerika Serikat (AS) ditembak di dekat Gedung Putih, di pusat kota Washitong DC, Amerika Serikat. Pelaku ditangkap.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/11/2025), Kepolisian Washington mengatakan mereka telah menangkap seorang tersangka setelah dua tentara Garda Nasional ditembak beberapa blok dari Gedung Putih. Tersangka sudah ditahan.

    “Tempat kejadian perkara sudah diamankan. Satu tersangka telah ditahan,” tulis Kepolisian DC di X.

    Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem mengatakan Presiden Donald Trump telah diberi pengarahan tentang situasi tragis tersebut. Kristi memantau kondisi dua Garda Nasional yang ditembak tersebut.

    “Mari bergabung dengan saya dalam mendoakan dua anggota Garda Nasional yang baru saja ditembak beberapa saat yang lalu di Washington DC,” ujar Kristi Noem di X.

    (whn/whn)

  • Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Jakarta

    Vietnam bersiap dengan potensi bencana baru usai banjir paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir melanda. Kini, Vietnam harus menghadapi topan Verbena.

    Dilansir The Straits Times, Rabu (26/11/2025), topan Verbena sudah memasuki Laut China Selatan pada 26 November. Topan diprediksi menguat ketika melintasi perairan terbuka di Laut China Selatan bagian tengah pada 27 November.

    Badai ini diprediksi bergeser secara bertahap ke arah barat dan melambat setelah 28 November sebelum melemah di akhir minggu. Badan meteorologi Jepang dan Hong Kong memperkirakan Verbena akan semakin kuat dalam 24 hingga 48 jam ke depan.

    Badai ini bergerak menuju daerah selatan-tengah Vietnam. Warga di daerah tersebut kini masih berjuang membersihkan lumpur, puing-puing dan rumah-rumah yang hancur setelah berhari-hari hujan lebat yang memicu bencana banjir.

    Hingga Selasa (25/11) pukul 17.30, setidaknya sebanyak 98 orang tewas dan 10 orang hilang akibat banjir di Vietnam. Provinsi Dak Lak dan Khanh Hoa mengalami korban jiwa terbanyak.

    Lebih dari 202.000 rumah terendam banjir dan lebih dari 400 rumah runtuh. Sementara itu, kerugian ekonomi meningkat menjadi 13,08 triliun dong Vietnam atau USD 645 juta.

    Pasukan Wilayah Militer 5 Vietnam mengadakan pertemuan darurat pada tanggal 25 November untuk mengkoordinasikan upaya tanggap badai. Wakil Komandan dan Kepala Staf, Kolonel Phan Dai Nghia, memerintahkan unit-unit untuk menghentikan kegiatan yang tidak penting dan menyiapkan pasukan dan peralatan untuk membantu warga terdampak bencana.

    Unit Penjaga Perbatasan telah diinstruksikan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan keselamatan awak dan kapal di laut dan memberi tahu pemilik serta kapten kapal tentang jalur Verbena saat badai mendekat.

    Daerah Militer 5 juga telah mengirimkan tiga tim kerja ke Gia Lai, Dak Lak, dan Khanh Hoa, yang merupakan tiga daerah yang paling parah dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir. Mereka dikirim untuk mendukung langkah-langkah pencegahan banjir dan mempersiapkan diri menghadapi badai.

    Kolonel Nghia mengatakan lembaga-lembaga tersebut harus belajar dari kekurangan dalam respons banjir baru-baru ini dan bersiap untuk hujan lebat yang berkepanjangan yang disebabkan oleh sirkulasi badai.

    “Kita harus memusatkan semua sumber daya untuk merespons Badai Verbena,” katanya.

    Tonton juga Video: Imbas Topan Kalmaegi, Bangkai Kapal Abad ke-14 Muncul di Pantai Vietnam

    (wnv/haf)

  • Korban Tewas Kebakaran Besar Apartemen di Hongkong Jadi 13 Orang

    Korban Tewas Kebakaran Besar Apartemen di Hongkong Jadi 13 Orang

    Jakarta

    Korban tewas akibat kebakaran besar di sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court, Tai Po, Hongkong bertambah. Korban tewas dilaporkan menjadi 13 orang.

    Dilansir kantor berita BBC, Rabu (26/11/2025), otoritas Hong Kong dalam jumpa pers menyebutkan jumlah korban tewas bertambah dari semula empat orang menjadi 13 orang. Sementara itu, 15 orang mengalami luka-luka.

    Pejabat Departemen Pemadam Kebakaran, Chou Wing-yin, mengatakan sembilan orang tewas di tempat kebakaran. Kemudian, ada enam orang lainnya mengalami luka serius dan langsung dibawa ke rumah sakit.

    Sebanyak 767 petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Pantauan BBC, asap tebal tercium sejak di Stasiun kereta Tai Po, yang berjarak sekitar 500 meter dari kebakaran.

    Di lokasi, banyak warga yang merasa khawatir saat menyaksikan gedung-gedung yang terbakar. Mobil pemadam kebakaran tampak terparkir memenuhi jalanan.

    Seperti diketahui, sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman di Hongkong pada Rabu (26/11) siang waktu setempat. Kobaran api besar, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11), membakar perancah bambu yang terpasang di setidaknya tiga blok apartemen di Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah distrik di bagian utara Hong Kong, sebelum menyebar ke bagian lainnya pada gedung-gedung permukiman tersebut.

    (whn/haf)

  • Pria Inggris Akui Tabrak Parade Juara Liverpool hingga Lukai 134 Orang

    Pria Inggris Akui Tabrak Parade Juara Liverpool hingga Lukai 134 Orang

    Jakarta

    Pria Inggris bernama Paul Doyle menjalani persidangan usai menabrakkan mobilnya ke parade kemenangan Liverpool pada Mei 2025 yang lalu hingga menyebabkan ratusan orang terluka. Paul mengaku sengaja menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan orang.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/11/2025), Paul Doyle awalnya menyangkal 31 dakwaan, termasuk menyebabkan luka parah dengan sengaja, melukai dengan sengaja, pengkhianatan, dan mengemudi dengan berbahaya, dalam insiden tersebut.

    Pada hari kedua persidangan, Doyle, terisak-isak di ruang sidang saat dia memasukkan pengakuan bersalahnya untuk setiap dakwaan. Dia akan dijatuhi hukuman pada 15 Desember.

    Hakim Andrew Menary mengatakan kepadanya untuk mempersiapkan diri menghadapi hukuman penahanan yang cukup lama. Doyle, yang juga mantan anggota militer Inggris, menabrakkan mobil Ford Galaxy Titanium miliknya ke sejumlah orang saat mereka meninggalkan parade 26 Mei untuk merayakan kemenangan Liverpool.

    Menurut Kepolisian Merseyside, setidaknya 134 orang terluka, termasuk bayi, anak-anak dan orang dewasa. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun 50 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.

    Polisi menyatakan bahwa insiden tersebut bukanlah terorisme. Namun, situasi dari serangan yang dituduhkan masih belum jelas.

    “Mengemudikan kendaraan ke kerumunan orang adalah tindakan kekerasan yang diperhitungkan,” kata Sarah Hammond.

    “Ini bukan kelalaian sesaat yang dilakukan oleh Paul Doyle – ini adalah pilihan yang dibuatnya hari itu dan mengubah perayaan menjadi kekacauan,” imbuhnya.

    Lihat juga Video: Minibus Wisatawan China Tabrak Pohon di Bali, 5 Orang Tewas

    (wnv/haf)

  • Ancaman China Bikin Taiwan Jor-joran di Anggaran Pertahanan

    Ancaman China Bikin Taiwan Jor-joran di Anggaran Pertahanan

    Taipei

    Pemerintah Taiwan mengajukan anggaran pertahanan tambahan sebesar NTD 1,25 triliun atau setara Rp 664 triliun. Anggaran besar itu ditujukan untuk mempertahankan diri di tengah menguatnya ancaman China.

    Dilansir Channel News Asia, Rabu (26/11/2025), pengajuan anggaran besar itu diumumkan langsung oleh Presiden Taiwan, Lai Ching-te, dalam konferensi pers di kantor kepresidenan Taiwan.

    China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayah kedaulatannya, telah meningkatkan tekanan militer dan politik selama 5 tahun terakhir. Klaim China itu ditolak mentah-mentah oleh Taipei.

    Peningkatan anggaran itu juga terjadi ketika Taiwan menghadapi desakan dari Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan anggaran pertahanannya sendiri. Pada Agustus lalu, Lai mengharapkan peningkatan anggaran pertahanan menjadi 5% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2030.

    Saat mengumumkan paket anggaran pertahanan tambahan itu, Lai menyebut sejarah telah membuktikan upaya berkompromi dalam menghadapi agresi tidak akan menghasilkan apa-apa selain ‘perbudakan’.

    “Tidak ada ruang untuk kompromi terkait keamanan nasional. Kedaulatan nasional dan nilai-nilai inti kebebasan serta demokrasi merupakan fondasi bangsa kita,” ucap Lai.

    Lai pertama kali mengumumkan rencana belanja baru itu dalam tulisan opini pada surat kabar terkemuka AS, Washington Post, pada Selasa (25/11) waktu setempat. Dalam pernyataannya, dia menegaskan Taiwan menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan diri.

    “Ini merupakan perjuangan antara mempertahankan Taiwan yang demokratis dan menolak untuk tunduk menjadi ‘Taiwan-nya China’,” sebutnya, sembari menyebut persoalannya bukan sekadar perjuangan ideologis atau perselisihan tentang ‘penyatuan versus kemerdekaan’.

    Anggaran tambahan itu, sebut Lai dalam tulisan opininya, akan digunakan untuk ‘akuisisi senjata-senjata baru yang signifikan dari AS, tetapi juga akan sangat meningkatkan kemampuan asimetris Taiwan’.

    Dia mengatakan anggaran itu juga akan mempercepat pengembangan apa yang disebut ‘T-Dome’ yang merupakan sistem pertahanan udara berlapis. Dia menyebut ‘T-Dome’ akan ‘membawa kita lebih dekat ke visi Taiwan yang tak tergoyahkan, yang dilindungi oleh inovasi dan teknologi’.

    Pengumuman ini disampaikan di tengah ketegangan diplomatik antara Jepang dan China beberapa pekan terakhir menyusul pernyataan Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi yang mengisyaratkan Tokyo dapat melakukan intervensi militer jika serangan Beijing terhadap Taiwan mengancam kelangsungan hidup Jepang. Pengumuman ini juga menyusul persetujuan AS, pada awal bulan ini, untuk penjualan suku cadang dan komponen militer senilai USD 300 juta dalam penjualan militer pertama Washington kepada Taiwan sejak Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih awal tahun ini.

    Sebar Panduan Krisis ke Warga

    Selain soal anggaran pertahanan, Taiwan juga telah merilis panduan krisis dalam menghadapi ancaman bencana alam dan invasi China. Dilansir AFP, panduan itu dibagikan kepada jutaan rumah di seluruh wilayahnya.

    Panduan tersebut menjelaskan cara-cara menghadapi situasi krisis jika terjadi serangan udara dan bencana alam yang menghancurkan. Pemerintah Taiwan mulai menyelipkan booklet berwarna oranye setebal 32 halaman itu ke bawah pintu rumah dan ke dalam kotak surat warganya pada awal bulan ini.

    Upaya itu ditujukan untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang mungkin terjadi. Para pengkritik menyebut buku panduan krisis itu sebagai pemborosan uang pajak.

    Panduan berjudul ‘Jika Terjadi Krisis’ itu menjadi bagian dari upaya Presiden Taiwan, Lai Ching-te, untuk mempersiapkan 23 juta jiwa penduduk Taiwan menghadapi bencana atau konflik yang mungkin terjadi. Panduan itu memberikan saran tentang segala hal, mulai dari cara menyiapkan ‘tas darurat’ hingga apa yang harus dilakukan ketika sirene serangan udara berbunyi. Panduan itu juga berisi cara memberikan pertolongan pertama.

    Panduan itu memberikan peringatan soal ‘pasukan asing yang bermusuhan’ yang dapat menggunakan disinformasi untuk melemahkan tekad mereka dalam mempertahankan Taiwan jika China menyerang.

    “Jika terjadi invasi militer ke Taiwan, klaim apa pun bahwa pemerintah telah menyerah atau bahwa negara telah dikalahkan adalah salah,” tegas panduan krisis itu.

    Lihat juga Video: China Desak PM Jepang Tarik Pernyataan Terkait Taiwan

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Temuan Gas Pembasmi Hama di Balik Kematian 4 Turis Jerman

    Temuan Gas Pembasmi Hama di Balik Kematian 4 Turis Jerman

    Jakarta

    Sekeluarga asal Jerman ditemukan tewas saat berlibur di Istanbul, Turki. Penyebab kematian 4 orang turis Jerman itu diduga karena keracunan gas insektisida atau pembasmi hama.

    Dilansir AFP, Rabu (26/11/2025), kasus yang menggegerkan publik ini awalnya dicurigai sebagai kematian akibat keracunan makanan. Namun belakangan terungkap bahwa keempat turis yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anaknya yang masih kecil itu kehilangan nyawa akibat keracunan zat kimia.

    Laporan stasiun televisi independen Halk TV dan situs berita T24, yang mengutip laporan autopsi yang diserahkan ke kantor kejaksaan Istanbul, pada Selasa (25/11) menyebutkan bahwa meskipun tidak ditemukan zat berbahaya dalam makanan yang mereka santap, penyelidikan telah “mendeteksi keberadaan gas fosfin yang kuat”.

    Temuan ini tampaknya mengonfirmasi teori bahwa turis sekeluarga itu meninggal setelah terpapar insektisida beracun akibat perawatan pengendalian hama yang digunakan oleh hotel tempat mereka menginap.

    “Bukti telah ditemukan bahwa produk kimia ini digunakan oleh hotel,” sebut laporan tersebut, yang mengindikasikan adanya “bukti solid” bahwa keluarga itu “meninggal akibat gas fosfin”.

    Gas fosfin merupakan gas yang sangat beracun, yang biasa digunakan dalam sintesis industri dan fumigasi untuk membasmi hama.

    Setelah jatuh sakit bersama-sama pada 12 November lalu, empat turis itu meninggal dunia dalam rentang beberapa hari. Dua anak berusia tiga tahun dan enam tahun menjadi yang pertama meninggal, diikuti oleh sang ibu dan kemudian sang ayah.

    Para penyelidik Turki awalnya mencurigai adanya keracunan makanan, karena keluarga itu jatuh sakit setelah mengunjungi kawasan wisata Ortakoy untuk membeli jajanan kaki lima.

    Namun kecurigaan itu meluntur setelah laporan media lokal Turki menyebut hotel yang menjadi tempat keluarga itu menginap sedang dilanda infestasi kutu busuk, dengan gas insektisida yang diyakini merembes ke dalam kamar mereka melalui saluran ventilasi di kamar mandi.

    Hotel yang tidak disebut namanya itu telah ditutup, dan setidaknya 11 orang terkait kasus itu telah ditangkap oleh Kepolisian Turki.

    Para penyelidik Kepolisian Istanbul, seperti dilaporkan Hurriyet News, juga menemukan bahwa sebuah kamar yang ada di lantai dasar hotel yang menjadi tempat keluarga itu menginap baru-baru ini disemprot pestisida.

    Dua turis lainnya yang menginap di hotel yang sama, menurut laporan surat kabar lokal BirGun, telah dilarikan ke rumah sakit setempat pada Sabtu (15/11) setelah mengalami mual-mual dan muntah.

    Surat kabar Turki lainnya, Cumhuriyet, melaporkan kedua turis yang dibawa ke rumah sakit itu berasal dari Italia dan Maroko. Sedangkan kantor berita Anadolu Agency menyebut kondisi keduanya tidak dalam bahaya.

    Lihat juga Video: Aksi Sniper Senapan Angin Berburu Hama Tikus Penyebab Gagal Panen

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

  • Kisah Ibu di Greenland ‘Kehilangan’ Anak Usai Tak Lolos Uji Kompetensi Ortu

    Kisah Ibu di Greenland ‘Kehilangan’ Anak Usai Tak Lolos Uji Kompetensi Ortu

    Jakarta

    Saat putri Keira lahir pada November lalu, dia hanya diberi waktu dua jam bersama bayinya, sebelum akhirnya si buah hati dibawa ke panti asuhan.

    “Begitu dia lahir, saya mulai menghitung detik-detik bersamanya,” kata Keira, perempuan berumur 39 tahun.

    “Saya terus melihat jam untuk mengetahui berapa lama waktu yang kami miliki.”

    Tiba saatnya, putrinya yang bernama Zammi, diambil dari pelukan. Keira mengaku menangis tak terkendali. Lalu berbisik “maaf” kepada bayinya.

    “Rasanya seperti sebagian dari jiwaku mati,” tuturnya.

    Keira adalah satu dari banyak perempuan Greenland yang tinggal di wilayah Denmark. Mereka tengah berjuang mendapatkan kembali anak-anak mereka yang dibawa oleh Dinas Sosial Denmark.

    Dalam kasus-kasus tersebut, bayi dan anak-anak dipisahkan dari orang tua setelah uji kompetensi orang tuayang dikenal di Denmark sebagai FKUs. Tes ini diterapkan pemerintah Denmark untuk menilai apakah para orang tua itu layak menjadi orang tua.

    Uji kompetensi orang tua yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan diterapkan dalam kasus kesejahteraan yang kompleks. Otoritas Denmark percaya bahwa anak-anak berisiko mengalami penelantaran atau kekerasan.

    BBCPotret Keira pada detik-detik terakhir bersama bayinya, Zammi.

    Ujian ini meliputi wawancara dengan orang tua dan anak-anak, berbagai tes kognitif, seperti mengingat urutan angka secara terbalik, kuis pengetahuan umum, serta tes kepribadian dan emosional.

    Kelompok yang mendukung ujian ini mengatakan, tes tersebut menawarkan metode penilaian yang lebih objektif dibandingkan bukti anekdotal dan subjektif yang mungkin diberikan oleh pekerja sosial dan ahli lainnya.

    Namun, mereka yang menentang menilai, tes tersebut tidak dapat secara signifikan memprediksi apakah seseorang akan menjadi orang tua yang baik.

    Para penentang ujian ini juga telah lama berargumen, tes-tes semacam ini dirancang berdasarkan norma budaya Denmark. Mereka menyoroti, tes-tes tersebut diberikan dalam bahasa Denmark, bukan Kalaallisut, bahasa ibu kebanyakan penduduk Greenland.

    Penduduk Greenland adalah warga negara Denmark sehingga mereka dapat tinggal dan bekerja di daratan utama.

    Ribuan orang asli Greenland memilih tinggal di Denmark, antara lain karena peluang kerja, pendidikan, dan layanan kesehatan yang lebih baik.

    Orang tua di Greenland 5,6 kali lebih mungkin memiliki anak yang diambil paksa oleh pemerintah dibandingkan orang tua di Denmark, menurut Pusat Penelitian Sosial Denmark, sebuah lembaga penelitian yang didanai pemerintah.

    Pada Mei lalu, pemerintah menyatakan niat mereka meninjau sekitar 300 kasus termasuk yang melibatkan uji FKU di mana anak-anak Greenland secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka.

    Namun, sampai Oktober kemarin, BBC menemukan hanya 10 kasus uji kompentensi orang tua yang ditinjau pemerintah. Hasilnya, tidak ada anak atau bayi Greenland yang dikembalikan pada keluarganya.

    Hasil tes pada Keira pada 2024, yang dilakukan saat dia hamil, menyimpulkan bahwa perempuan itu tidak memiliki “kemampuan yang cukup untuk merawat bayi baru lahir secara mandiri”.

    Keira berkata mendapat sejumlah pertanyaan seperti, “Siapa Bunda Teresa?” dan “Berapa lama sinar matahari membutuhkan waktu untuk mencapai Bumi?”

    BBCKeira masih menyimpan tempat tidur bayi, pakaian dan popok milik anaknya.

    Kalangan psikolog yang mendukung tes tersebut berdalih, pertanyaan seperti itu dapat menggali sejauh mana pengetahuan umum orang tua. Tes itu juga diklaim bisa mengetahui apakah mereka mengerti berbagai budaya dan konsep sosial di masyarakat.

    “Mereka membuat saya seperti bermain dengan boneka, lalu mengkritik saya karena tidak cukup melakukan kontak mata,” kata Kiera.

    Dia berkata, saat dia mempertanyakan tes tersebut, seorang psikolog menjawab, “Untuk melihat apakah kamu cukup beradab, apakah kamu bisa bertindak seperti manusia.”

    Otoritas Denmark menyatakan tidak dapat memberi komentar terhadap kasus-kasus individu pengambilan anak ini.

    Pemerintah Denmark menyebut, keputusan menempatkan seorang anak dalam panti, dibuat ketika ada kekhawatiran serius tentang “kesehatan, perkembangan, dan kesejahteraan anak”.

    Pada 2014, dua anak Keira yang lain yang saat itu berusia sembilan tahun dan delapan bulan ditarik dari asuhan orang tua setelah tes FKU. Saat itu, hasil tes menyimpulkan kemampuan Keira sebagai orang tua tidak berkembang cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

    Anak sulungnya, Zoe, yang kini berusia 21 tahun, kembali tinggal di rumah saat berusia 18 tahun. Saat ini, ia tinggal di apartemennya sendiri serta sering bertemu ibunya.

    Keira berharap segera dapat bersatu kembali dengan bayinya, Zammi, secara permanen.

    Pemerintah Denmark telah menyatakan, tinjauan mereka akan memeriksa apakah ada kesalahan dalam pelaksanaan tes FKU pada warga Greenland.

    Sementara itu, Keira diizinkan untuk bertemu Zammi, yang berada di panti asuhan, sekali seminggu selama satu jam.

    Setiap kali ia berkunjung, ia membawa bunga dan kadang-kadang makanan khas Greenland, seperti sup hati ayam.

    “Ini supaya ada sedikit bagian dari budaya kami bisa bersamanya,” katanya.

    ‘Saya merasakan patah hati yang paling mengerikan’

    BBCUlrik dan Johanne berharap pemerintah Denmark akan meninjau kembali kebijakan pengambilan anak, termasuk yang mereka alami.

    Namun, tidak semua kasus pengambilan anak akan ditinjau ulang oleh pemerintah Denmark.

    Anak Johanne dan Ulrik telah diadopsi orang lain pada 2020. Pemerintah Denmark menyatakan, tidak akan meninjau kasus-kasus terhadap anak-anak yang sudah diadopsi.

    Johanne, kini 43 tahun, menjalani tes pada 2019 saat dia hamil.

    Sebagaimana Zammi, putranya seharusnya segera dibawa pemerintah tak lama setelah lahir.

    Namun karena anaknya lahir prematur pada Hari Natal, dan pekerja sosial sedang libur, Johanne dan Ulrik bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan putranya itu, selama 17 hari.

    “Itu adalah masa paling bahagia dalam hidup saya sebagai seorang ayah,” kata Ulrik, laki-laki berumur 57 tahun.

    “Memeluknya, mengganti popoknya, memastikan Johanne memompa ASI-nya sebelum tidur di malam hari,” kata Ulrik tentang hal yang paling tak bisa dia lupakan.

    Suatu hari, dua pekerja sosial dan dua petugas polisi datang ke rumah pasangan ini untuk membawa anak mereka. Pasangan itu sempat memohon agar bayinya tidak dibawa pergi.

    Johanne bertanya, apakah dia boleh menyusui anaknya untuk terakhir kali.

    “Saat saya sedang memakaikan baju pada anak saya untuk menyerahkannya kepada orang tua asuhnya yang sedang dalam perjalanan, saya merasakan kesedihan yang paling mengerikan,” kata Ulrik.

    Johanne telah menjalani tes setelah dua anak dari hubungan lain, yang berusia lima dan enam tahun, dibawa ke panti asuhan setelah FKU pada 2010.

    Tes yang dijalani Johanne pada 2019 menyimpulkan perempuan itu sebagai “orang yang narsis dan memiliki keterbelakangan mental”. Kesimpulan itu didasarkan pada istilah yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia.

    Johane menolak kesimpulan yang diambil para penguji dari pemerintah Denmark tersebut.

    Getty ImagesSeorang demonstran membawa spanduk yang bertuliskan: “Anak-anak kita sedang menonton!! Prasangka itu menular,” saat demonstrasi di Nuuk, ibu kota Greenland, pada awal 2025.

    Secara teori, tidak ada nilai lulus atau tidak lulus untuk tes FKU. Tes ini hanyalah salah satu faktor di antara banyak faktor lain yang dipertimbangkan otoritas lokal dalam memutuskan apakah seorang anak akan ditempatkan dalam panti.

    Namun, psikolog Isak Nellemann, yang pernah mengelola tes tersebut, mengatakan, dalam praktiknya tes ini “sangat penting, bahkan yang paling penting, karena jika hasil tes buruk, dalam sekitar 90% kasus, mereka akan kehilangan anak-anak mereka”.

    Menurut Nelleman, beberapa tes tersebut memang kurang memiliki validitas ilmiah dan dikembangkan untuk mempelajari ciri-ciri kepribadian, alih-alih memprediksi kemampuan orang tua.

    Turi Frederiksen, seorang psikolog senior yang timnya saat ini mengelola tes-tes tersebut sependapat. Ia mengatakan, meskipun tes-tes tersebut tidak sempurna, “mereka adalah alat psikologis yang berharga dan komprehensif”.

    Dia juga mengatakan, timnya tidak percaya sudah bias terhadap orang-orang Greenland.

    Saat Johanne ditanya pada 2019 tentang apa yang dia lihat selama tes Rorschach sebuah tes psikologis menggunakan kartu bercak tinta simetris untuk menilai kepribadian, karakteristik emosional, dan proses berpikir seseorang dia mengaku melihat seorang perempuan sedang membedah seekor anjing laut, pemandangan yang umum dalam budaya berburu di Greenland.

    Johanne mengklaim bahwa setelah mendengar jawaban tersebut, psikolog tersebut menyebutnya sebagai “barbar”.

    Dewan lokal yang terlibat dalam penilaian pasangan tersebut pada 2019 tidak menanggapi klaim Johanne secara langsung.

    Mereka mengatakan, penilaiannya “menunjukkan kekhawatiran yang signifikan terkait kemampuan orang tua dalam mengasuh anak secara keseluruhan” serta “kekhawatiran tentang gaya hidup orang tua dan tingkat fungsional mereka dalam kehidupan sehari-hari”.

    BBCPekerja sosial Tordis Jacobsen mengatakan, keputusan untuk menempatkan seorang anak dalam layanan perawatan di Denmark tidak pernah diambil dengan mudah.

    ‘Saya tidak pernah melihat langkah pertamanya’

    Setelah anak Johanne dan Ulrik diambil alih pihak berwenang, mereka diizinkan untuk menemuinya selama kunjungan singkat setiap minggu sampai akhirnya diadopsi pada 2020.

    Mereka tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu.

    “Saya tidak pernah melihat langkah pertamanya, kata pertamanya, gigi pertamanya, atau hari pertamanya di sekolah,” kata Johanne.

    Namun, beberapa hari setelah kelahirannya, mereka membaptisnya, menciptakan catatan resmi yang mencantumkan nama dan domisili mereka.

    “Kami perlu membuat jejak dokumen agar dia bisa kembali kepada kami,” kata Johanne.

    Pengacara mereka, Jeanette Gjrret, berharap dapat membawa kasus ini ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

    Namun, Menteri Urusan Sosial Denmark, Sophie Hstorp Andersen, mengatakan kepada BBC, pemerintah tidak akan membuka kembali kasus-kasus adopsi karena setiap anak tersebut kini telah menetap dengan “keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian”.

    Saat ditanya tentang kemajuan tinjauan tersebut, ia mengatakan, “terdengar lambat, tetapi kami sudah mulai.”

    Ia juga berkata, keputusan mengevakuasi dan mengadopsi anak-anak merupakan bagian dari “proses yang sangat teliti di mana kami menilai kemampuan keluarga untuk merawat anak mereka tidak hanya untuk satu atau dua tahun, tetapi untuk jangka waktu yang lama.”

    Hal ini juga diungkapkan Tordis Jacobsen, pemimpin tim pekerja sosial Aalborg Kommune di utara Denmark. Ia mengatakan, pemisahan anak di Denmark tidak pernah dilakukan dengan mudah.

    Ia menjelaskan, kekhawatiran tentang perlindungan anak sering pertama kali diidentifikasi sekolah atau rumah sakit. Dalam kasus seorang anak diadopsi secara permanen, keputusan untuk menyetujui hal ini dibuat seorang hakim.

    BBCAnak perempuan Pilinguaq yang berusia enam tahun dikembalikan kepadanya beberapa bulan yang lalu, lebih dari empat tahun setelah ditempatkan di panti asuhan.

    Pilinguaq adalah kasus langka seorang ibu di Greenland yang berhasil bersatu kembali dengan anaknya.

    Dia dan putrinya, yang dititipkan ke panti asuhan saat berusia satu tahun, kembali bersama beberapa bulan lalu. Putrinya kini berusia enam tahun.

    Pilinguaq, 39 tahun, mengatakan dia menerima kabar tak terduga itu melalui telepon dari layanan sosial.

    “Saya mulai menangis dan tertawa sekaligus. Saya tidak percaya. Saya terus berpikir, ‘Oh Tuhan, dia akan pulang.’”

    Tiga anak Pilinguaq ditempatkan di panti asuhan pada 2021. Dua anak lainnya berusia enam dan sembilan tahun pada saat itu.

    Dia mengaku setuju saat otoritas setempat menempatkan anak-anaknya di panti asuhan sementara. Di waktu bersamaan, dia mencari rumah baru yang cocok untuk anak-anaknya.

    Pilinguaq mengatakan, dia percaya anak-anaknya akan segera dikembalikan kepadanya, tetapi malah dia harus menjalani uji kompetensi orang tua.

    Penilaian tersebut menyimpulkan, dia memiliki pola yang memasuki “hubungan yang tidak sehat” dan tidak layak untuk menjadi orang tua.

    ‘Mereka bisa membawanya dalam satu jam’

    Beberapa bulan setelah putrinya yang berusia enam tahun pulang ke rumah, Pilinguaq diberitahu otoritas setempat, dua anak kandungnya yang lebih tua akan kembali kepadanya pada Desember ini.

    Keputusan mengembalikan anak-anak tersebut di bawah asuhan Pilinguaq diambil otoritas setempat, bukan atas rekomendasi tinjauan pemerintah. Otoritas setempat menolak berkomentar mengenai kasusnya.

    Berpisah selama lebih dari empat tahun telah membuat Pilinguaq kesulitan memperbaiki hubungannya dengan putrinya.

    “Jika saya pergi ke kamar mandi dan menutup pintu, dia akan mengalami serangan panik dan berkata, ‘Ibu, aku tidak bisa menemukanmu’,” kata Pilinguaq.

    Dia juga mengatakan, sangat takut kehilangan putrinya lagi.

    “Mereka bisa mengambilnya dalam satu jam. Mereka bisa melakukannya lagi.”

    BBCKeira sedang membuat kereta salju kayu untuk putrinya, Zammi, sebagai hadiah ulang tahun pertamanya.

    Keira saat ini sedang mempersiapkan ulang tahun pertama Zammi meskipun dia tidak ada di sana.

    Dia sedang membuat kereta salju tradisional Greenland secara manual dari kayu, dengan gambar beruang kutub pada dudukannya.

    Awal bulan ini, dia diberitahu putrinya tidak akan pulang ke rumah setidaknya untuk saat ini tetapi dia belum menyerah.

    Keira masih memiliki tempat tidur bayi di samping ranjangnya, dan satu lagi di ruang tamu, dengan foto-foto Zammi yang dia bingkai di dinding, beserta pakaian bayi dan popok.

    “Saya tidak akan berhenti berjuang untuk anak-anak saya.

    “Jika saya tidak menyelesaikan perjuangan ini, ini akan menjadi perjuangan anak-anak saya di masa depan.”

    BBC

    Liputan ini adalah bagian dari seri Global Women dari BBC World Service, yang membagikan kisah-kisah yang belum terungkap dan penting dari seluruh penjuru dunia

    Lihat juga Video: Lepas Pilu Kehilangan Anak, Ibu Hilman Bangkit Berusaha

    (haf/haf)

  • Korban Tewas Kebakaran Besar Apartemen di Hongkong Jadi 13 Orang

    Kebakaran Besar Hanguskan Apartemen di Hong Kong, 4 Orang Tewas

    Hong Kong

    Kebakaran besar menghanguskan sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman di Hong Kong pada Rabu (26/11) waktu setempat. Sedikitnya empat orang tewas akibat kebakaran tersebut, dengan beberapa orang dilaporkan terjebak di dalam gedung apartemen yang terbakar.

    Kobaran api besar, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11/2025), membakar perancah bambu yang terpasang di setidaknya tiga blok apartemen di Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah distrik di bagian utara Hong Kong, sebelum menyebar ke bagian lainnya pada gedung-gedung permukiman tersebut.

    Selain memakan korban jiwa, beberapa orang lainnya mengalami luka-luka akibat kebakaran yang terjadi pada Rabu (26/11) siang waktu setempat.

    “Empat orang dinyatakan meninggal dunia, dua orang lainnya dalam kondisi kritis dan satu orang dalam kondisi stabil,” kata seorang perwakilan Departemen Layanan Informasi Pemerintah Hong Kong, yang tidak disebut namanya.

    Menurut laporan media lokal Hong Kong, salah satu korban tewas merupakan seorang petugas pemadam kebakaran.

    Setidaknya satu pria dan satu wanita ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar parah pada tubuh mereka.

    Kepolisian setempat menerima laporan soal sejumlah orang yang terjebak di dalam apartemen yang terbakar tersebut. Namun, tidak diketahui secara jelas jumlahnya.

    Kepulan asap tebal dan pekat, menurut siaran langsung dari lokasi, tampak menjulang di atas perancah konstruksi yang terpasang di beberapa menara gedung tersebut.

    Otoritas setempat menetapkan kebakaran itu sebagai kebakaran alarm empat — yang merupakan tingkat kebakaran tertinggi kedua di Hong Kong. Laporan soal kebakaran ini, menurut laporan Reuters, diterima Departemen Pemadam Kebakaran pada pukul 14.51 waktu setempat.

    Penyebab kebakaran tersebut belum diketahui secara jelas.

    Wang Fuk Court diketahui merupakan kompleks permukiman yang terdiri atas delapan blok apartemen, yang menyediakan hampir 2.000 unit hunian. Beberapa menara apartemen di sekitar gedung yang terbakar memiliki perancah bambu pada bagian luarnya.

    Imbas kebakaran ini, sejumlah ruas jalan raya di dekat lokasi terpaksa ditutup sementara, saat operasi pemadaman kebakaran berlangsung.

    “Warga di sekitar lokasi diimbau untuk tetap berada di dalam ruangan, menutup pintu dan jendela, serta tetap tenang,” demikian pernyataan Departemen Pemadam Kebakaran Hong Kong dalam imbauannya.

    “Masyarakat juga diimbau untuk menghindari area yang terdampak kebakaran,” imbuh pernyataan tersebut.

    Lihat juga Video: Penampakan Kebakaran Apartemen di Cakung, 1 Orang Luka Bakar

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Putra Mahkota Saudi Tolak Desakan Trump untuk Normalisasi dengan Israel

    Putra Mahkota Saudi Tolak Desakan Trump untuk Normalisasi dengan Israel

    Washington DC

    Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), menolak desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bergerak maju menuju normalisasi hubungan dengan Israel dalam pertemuan puncak keduanya baru-baru ini di Gedung Putih.

    Penolakan MBS itu, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (26/11/2025), dilaporkan oleh media Axios yang mengutip sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya.

    Pembahasan di Gedung Putih pekan lalu, menurut laporan Axios, menyentuh soal keinginan Washington agar Riyadh bergabung dengan perjanjian perdamaian regional yang semakin luas, Abraham Accords, yang mengatur normalisasi dengan Tel Aviv.

    Namun, MBS dengan tegas menegaskan kembali posisi Saudi sejak lama bahwa normalisasi apa pun bergantung pada penerimaan Israel terhadap solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 silam, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

    “Putra Mahkota Saudi menanggapi dengan tegas permintaan Trump dan memegang teguh posisinya,” sebut Axios dalam laporannya, sembari menambahkan bahwa dua pejabat AS menggambarkan MBS sebagai “pemimpin yang kuat”.

    “Selama pertemuan 18 November, Trump merupakan pihak yang mengangkat isu tersebut dan mendesak keras MBS untuk bergabung dengan Abraham Accords,” demikian dilaporkan Axios, yang mengutip sejumlah pejabat AS.

    “Pada saat itu, percakapan menjadi tegang. Saat Trump menekannya, MBS menekan balik,” imbuh laporan Axios tersebut.

    MBS tiba di Washington DC dalam kunjungan kerja resmi pada 18 November pekan lalu, atas arahan Raja Salman bin Abdulaziz, menyusul undangan dari Trump. Keduanya menggelar pembicaraan di Ruang Oval Gedung Putih, setelah MBS mendapatkan sambutan sangat hangat oleh Trump.

    Dalam konferensi pers yang digelar usai pembicaraan itu, MBS mengatakan negaranya ingin melakukan normalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords yang digagas Trump. Tetapi, MBS menegaskan bahwa status negara Palestina menjadi kunci dalam terjalinnya hubungan dengan Israel.

    Dikatakan oleh MBS bahwa diperlukan “jalan yang jelas” menuju pembentukan negara Palestina, sebelum normalisasi bisa dilakukan.

    Ketika didesak oleh Trump, yang mengatakan bahwa tamunya memiliki “perasaan yang sangat baik” terhadap Abraham Accords, sang Putra Mahkota Saudi mengatakan bahwa: “Kami menginginkan perdamaian bagi Israel. Kami menginginkan perdamaian bagi Palestina.”

    “Kami ingin mereka hidup berdampingan secara damai di kawasan, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkan hal tersebut,” tegas MBS.

    Riyadh telah berulang kali menggarisbawahi perlunya resolusi yang adil, yang dimulai dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan pada akhirnya mengarah pada perdamaian regional yang komprehensif juga langgeng.

    Lihat juga Video: Jelang Perdamaian Israel-Arab Saudi dan Harapan Era Baru di Timur Tengah

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bangladesh Sita 10 Kg Emas Milik Mantan PM Hasina

    Bangladesh Sita 10 Kg Emas Milik Mantan PM Hasina

    Jakarta

    Otoritas antikorupsi di Bangladesh telah menyita sekitar 10 kilogram emas senilai sekitar US$1,3 juta dari loker bank milik mantan Perdana Menteri Bangladesh (PM) Sheikh Hasina.

    Pejabat dari Central Intelligence Cell (CIC) di Badan Pendapatan Nasional mengatakan penemuan itu terjadi setelah membuka loker-loker yang disita pada bulan September lalu.

    “Berdasarkan perintah pengadilan, kami membuka loker-loker tersebut dan menemukan sekitar 9,7 kilogram emas milik mantan perdana menteri,” kata seorang pejabat senior CIC yang meminta identitasnya dirahasiakan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/11/2025).

    Hasil penyitaan tersebut meliputi koin emas, emas batangan, dan emas perhiasan.

    Penyidik mengatakan Hasina tidak menyetorkan beberapa hadiah yang diterimanya saat menjabat ke kas negara, yang dikenal sebagai “Toshakhana”, sebagaimana diwajibkan oleh hukum.

    Badan Pendapatan Nasional juga sedang menyelidiki dugaan penggelapan pajak, dan memeriksa apakah Hasina telah melaporkan emas yang disita tersebut dalam laporan pajaknya.

    Bangladesh telah dilanda gejolak politik sejak berakhirnya kekuasaan Hasina, dan kekerasan telah mengganggu kampanye pemilu yang diperkirakan akan digelar pada Februari 2026 mendatang.

    Awal bulan ini, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menjatuhkan hukuman mati kepada Hasina atas tindakan keras mematikan terhadap aksi pemberontakan yang dipimpin para mahasiswa.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hingga 1.400 orang tewas dalam tindakan keras tersebut, saat Hasina mencoba mempertahankan kekuasaan. PBB menyebut hukuman terhadap Hasina atas kejahatan kemanusiaan tersebut menjadi momen penting bagi para korban. Namun, PBB menyebut Hasina tidak seharusnya dijatuhi hukuman mati.

    PBB menekankan agar semua proses pertanggungjawaban, terutama atas tuduhan kejahatan internasional untuk memenuhi standar internasional tentang proses hukum dan peradilan yang adil”.

    “Hal ini sangat penting terutama ketika, seperti yang terjadi di sini, persidangan dilakukan secara inabsentia dan berujung pada vonis hukuman mati,” kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB atau OHCHR, Ravina Shamdasani.

    “Kami menyesalkan penjatuhan hukuman mati, kami menentangnya dalam segala situasi,” imbuhnya.

    Lihat juga Video: Warga Bangladesh Rayakan Vonis Mati Eks Perdana Menteri Hasina

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)