Jenis Media: Internasional

  • Pasokan Listrik ke Jalur Gaza Diputus Total, Organisasi Israel Mengecam

    Pasokan Listrik ke Jalur Gaza Diputus Total, Organisasi Israel Mengecam

    PIKIRAN RAKYAT – Kendati tengah dalam situasi gencatan senjata, Israel tak henti membuat rakyat Palestina terutama di Gaza menderita. Terkini, Israel mengeluarkan keputusan untuk menghentikan total pasokan listrik di Jalur Gaza.

    Menteri Energi Israel, Eli Cohen, menginstruksikan penangguhan penjualan listrik ke Gaza, yang akan menyebabkan penghentian langsung aliran listrik ke wilayah tersebut.

    Tindakan ini menunjukkan bahwa Israel benar-benar akan meningkatkan tindakan meski dalam situasi gencatan. Israel sebelumnya dilaporkan akan mengganggu pasokan listrik dan air, melakukan serangan udara.

    Tak sampai di situ, dalam laporan tersebut juga menyatakan tidak menutup kemungkinan Israel bakal kembali menduduki Gaza. 

    Soal keputusan Israel, organisasi nirlaba asal Israel yang melindungi kebebasan bergerak warga Palestina, terutama warga Gaza yaitu Gisha menyuarakan kecaman atas tindakan Israel.

    Direktur eksekutif Gisha, Tania Hary, menyatakan tindakan Israel yang memutus pasokan listrik bisa berdampak pada pabrik desalinasi di Deir el-Balah. Pasalnya, pabrik tersebut telah menyediakan 18.000 meter kubik air per hari

    “Tetapi sekarang harus bergantung pada generator, artinya hanya dapat memproses sekitar 2.500 meter kubik per hari, kira-kira jumlah yang sama dengan kolam renang Olimpiade,” katanya dilaporkan Al Jazeera.

    Tak hanya soal diputusnya pasokan listrik, Hary juga menyoroti kebijakan Israel yang membatasi masuknya bantuan bahan bakar. Hal ini akan semakin mempersulit warga Gaza dalam mendapatkan akses air.

    “Memutus pasokan listrik yang digunakan untuk keperluan sipil seperti desalinasi air bukanlah ‘menggunakan alat yang kita miliki’ seperti yang dikatakan Menteri Cohen, itu adalah kejahatan yang dilakukan Israel,” ujarnya.

    Jumlah korban terus bertambah

    Sejak dimulainya genosida Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas di jalur Gaza terus bertambah. Israel tak menghentikan serangannya meski situasi tengah gencatan senjata.

    Otoritas setempat melaporkan jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 48.458 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

    Sementara, jumlah korban luka juga meningkat menjadi 111.897, dan ribuan orang masih terjebak di bawah reruntuhan sementara upaya penyelamatan terus menghadapi kendala signifikan.

    Tim medis telah memperingatkan bahwa banyak korban masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh atau di jalan. Namun, petugas tanggap darurat kesulitan menjangkau mereka karena kurangnya peralatan penting untuk membersihkan puing-puing dan melakukan operasi penyelamatan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Rekaman Bocor! Putri Diana Ungkap Sakit Hati pada Raja Charles Soal Kelahiran Harry

    Rekaman Bocor! Putri Diana Ungkap Sakit Hati pada Raja Charles Soal Kelahiran Harry

    PIKIRAN RAKYAT – Rekaman audio yang baru saja bocor ke publik mengungkap rasa sakit hati mendalam yang dialami mendiang Putri Diana terhadap suaminya saat itu, Pangeran Charles—yang kini menjadi Raja Inggris. Salah satu peristiwa yang paling menyakitkan bagi Diana adalah komentar Charles mengenai kelahiran anak kedua mereka, Pangeran Harry.

    Dalam rekaman yang sebelumnya tidak pernah terungkap, terdengar suara Charles berkomentar, “Ya Tuhan. Anak laki-laki, dan dia bahkan berambut merah!” Pernyataan ini memperlihatkan ketidakpuasan Charles yang ternyata menginginkan seorang anak perempuan.

    Rekaman tersebut diberikan Diana kepada Andrew Morton, yang kemudian digunakan untuk menulis biografi tentang mantan Putri Wales itu. Selain itu, penulis Kerajaan Inggris, Christopher Andersen, yang juga mendengar rekaman tersebut, mengungkapkan bahwa isinya memperlihatkan perjuangan emosional Diana selama pernikahannya dengan Charles.

    Tekanan dari Kerajaan Inggris

    Menurut Andersen, Diana mengalami tekanan luar biasa selama menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Inggris. Ia harus menghadapi sebuah institusi yang disebutnya selalu berusaha menggagalkan setiap langkahnya.

    “Diana mengalami sakit hati yang luar biasa. Dia berhadapan dengan institusi berusia seribu tahun yang bertekad untuk menggagalkan setiap langkahnya, dan tekanan yang dirasakannya benar-benar dapat didengar dalam suaranya,” ujar Andersen dalam wawancara dengan Fox News.

    Selama kehamilan keduanya, hubungan Diana dan Charles disebut lebih sopan dibanding sebelumnya. Hal ini terjadi karena Charles yakin bahwa sang istri sedang mengandung seorang anak perempuan—sesuatu yang sangat ia idamkan untuk melengkapi keluarga setelah kelahiran Pangeran William.

    “Dia (Charles) menginginkan seorang anak perempuan untuk melengkapi keluarga,” ungkap Andersen.

    Namun, meskipun Charles sangat menginginkan anak perempuan, ia menolak untuk melihat hasil USG. Diana yang melihat hasil tersebut memilih untuk merahasiakannya dari suaminya demi menjaga keharmonisan rumah tangga mereka.

    Komentar Pedas Charles dan Perasaan Diana

    Setelah Pangeran Harry lahir, Charles dikabarkan mengeluhkan jenis kelamin anaknya serta warna rambutnya yang merah. “Calon Raja itu mengeluh bukan hanya sekali, tetapi beberapa kali bahwa Harry tidak hanya ‘anak laki-laki biasa’ tetapi juga memiliki rambut yang ‘berkarat’ (warna merah),” ujar Andersen.

    Komentar ini menghancurkan hati Diana, yang merasa pernikahannya semakin rapuh akibat sikap dingin suaminya. Andersen menyebutkan bahwa momen tersebut juga membawa Diana kembali pada masa kecilnya, di mana ia merasakan ketidakbahagiaan orang tuanya atas kelahirannya karena ia bukan anak laki-laki yang mereka harapkan.

    “Dia tumbuh dengan mengetahui bahwa orang tuanya sangat kecewa padanya. Hal itu membuat Diana merasa tidak diinginkan dan tidak dicintai sejak awal,” jelas Andersen.

    Perasaan tidak dicintai inilah yang membuat Diana merasa hancur dengan sikap Charles terhadap Harry. Ia merasa seolah-olah sejarah berulang, di mana anak yang tidak sesuai harapan tidak mendapatkan kasih sayang sepenuhnya.

    Dampak Bocornya Rekaman Ini

    Rekaman yang baru diungkap ini semakin memperjelas ketegangan dalam pernikahan Diana dan Charles sebelum mereka akhirnya bercerai pada tahun 1996. Meski Diana sudah tiada sejak 1997, ingatan tentang perjalanannya sebagai anggota kerajaan masih terus menarik perhatian publik.

    Banyak pihak menilai bahwa komentar Charles tersebut menunjukkan betapa sulitnya kehidupan Diana dalam lingkup kerajaan. Ia harus berjuang tidak hanya melawan ekspektasi yang tinggi, tetapi juga menghadapi suaminya sendiri yang tidak selalu menunjukkan dukungan emosional.

    Di sisi lain, rekaman ini juga semakin menambah kontroversi terkait hubungan Pangeran Harry dengan keluarga kerajaan. Sebagaimana diketahui, Harry dan istrinya, Meghan Markle, memutuskan untuk keluar dari tugas kerajaan dan kini menetap di Amerika Serikat.

    Pihak Istana Buckingham belum memberikan tanggapan terkait rekaman ini, tetapi kebocoran informasi ini semakin memperkuat narasi tentang tantangan yang dihadapi Diana selama pernikahannya dengan Charles. Bagi banyak orang, rekaman ini menjadi bukti nyata bahwa Diana benar-benar mengalami penderitaan dalam kehidupan pribadinya, yang selama ini hanya bisa diduga dari kisah-kisah yang beredar.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus di Hari Pertama Puasa Katolik, Vatikan Ungkap Kondisi Membaik

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus di Hari Pertama Puasa Katolik, Vatikan Ungkap Kondisi Membaik

    PIKIRAN RAKYAT – Puasa Katolik adalah kegiatan yang dijalankan selama masa sebelum Paskah 2025 pada hari ini Rabu Abu 5 Maret 2025 dan Jumat Suci 7 Maret 2025.

    Sementara itu, Vatikan melaporkan Paus Fransiskus mengalami 2 kali gagal napas akut pada Senin, 3 Maret 2025 malam.

    “Hari ini, Bapa Suci mengalami dua kali insufisiensi pernapasan akut yang disebabkan oleh penumpukan signifikan mukus endobronkial yang mengakibatkan bronkospasme,” kata Kantor Pers Takhta Suci seperti dikutip dari Antara.

    Kronologi Paus Fransiskus Dirawat

    Menurut laporan, 2 kali bronkoskopi harus dilakukan untuk mengeluarkan sekresi, Fransiskus kembali dibantu alat bantu napas mekanis non-invasif.

    Pemimpin spiritual Gereja Katolik tersebut dilaporkan masih dalam keadaan sadar dan kooperatif sepanjang waktu.

    Sebelumnya, pria berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari akibat pneumonia ganda.

    Vatikan menyatakan Paus Fransiskus mengidap pneumonia bilateral dan kondisi klinisnya memburuk pada 18 Februari 2025.

    Tim dokter menyimpulkan, nyawa Paus tidak terancam meski belum sepenuhnya keluar dari kondisi bahaya pada pernyataan yang dirilis 21 Februari 2025.

    Pada keesokan harinya, kondisinya dilaporkan kembali kritis usai menderita masalah pernapasan seperti asma yang berkepanjangan.

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus

    Menurut Vatikan, kondisinya membaik sedikit meski tetap dalam kondisi kritis. Keadaannya masih kritis namun stabil pada 25 Februari 2025.

    Kondisinya dilaporkan membaik oleh Vatikan pada 26 dan 27 Februari 2025. Ia mengalami serangan bronkospasme dan alat bantu napas mekanis harus dipasangkan dalam pernyataan 28 Februari 2025.

    Hal ini memastikan sirkulasi pernapasan, masukan oksigen dan keluaran karbon dioksida tetap baik, dan Paus dilaporkan merespons positif perawatan tersebut.

    Kondisi Fransiskus tetap stabil, namun prognosisnya masih belum dipastikan sejak Sabtu, 1 Maret 2025. Ia pertama kalinya dirawat di Rumah Sakit Gemelli guna menjalani operasi usus besar tahun 2021.

    Sang Paus kini harus menggunakan kursi roda karena sakit pada kakinya. Ia sempat dirawat 2 kali tahun 2023. Pihaknya sesak napas yang kemungkinan terkait dengan bronkitis serta melakukan operasi pemasangan prostetis pada dinding perutnya guna mengatasi hernia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News