Jenis Media: Internasional

  • Disambut Trudeau, Zelensky Tiba di Kanada untuk Galang Dukungan

    Disambut Trudeau, Zelensky Tiba di Kanada untuk Galang Dukungan

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Kanada dalam kunjungan untuk menggalang dukungan bagi negaranya saat melawan invasi Rusia. Dia tiba di Kanada pada Kamis (21/9) malam waktu setempat usai kunjungan ke Amerika Serikat.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/9/2023), Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyambut Zelensky saat dia turun dari pesawatnya di Ottawa, seperti yang terlihat di TV Kanada, dalam perjalanan dari Washington. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Kanada sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

    Sebelumnya di Washington, Zelensky bertemu dengan Presiden Joe Biden dan para pemimpin Kongres AS.

    Kanada adalah rumah bagi komunitas besar Ukraina, dan pemerintahan Trudeau telah menjanjikan dukungan tegas dan abadi bagi Ukraina saat negara itu memerangi pasukan Rusia.

    Pada hari Jumat (22/9), Zelensky akan mengadakan pembicaraan formal dengan Trudeau dan memberikan pidato di depan parlemen Kanada.

    Dia dan Trudeau juga akan melakukan perjalanan ke Toronto untuk bertemu dengan para pemimpin bisnis dan anggota komunitas warga Kanada asal Ukraina.

    Sebelumnya, Zelensky tiba di gedung putih pada Kamis (21/9/2023), waktu setempat. Dia mengenakan kemeja gaya militer berwarna hijau zaitun yang menjadi ciri khasnya. Zelensky disambut oleh Biden dan seorang pengawal kehormatan di luar Gedung Putih.

  • Rudal Rusia Hantam Fasilitas Energi Ukraina, 18 Orang Luka

    Rudal Rusia Hantam Fasilitas Energi Ukraina, 18 Orang Luka

    Kyiv

    Pasukan Rusia menggempur sejumlah fasilitas energi di beberapa wilayah Ukraina dalam serangan rudal terbesar dalam beberapa pekan terakhir. Sedikitnya 18 orang, termasuk seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun, mengalami luka-luka akibat serangan rudal Moskow itu.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (22/9/2023), para pejabat Kyiv melaporkan apa yang mereka lihat sebagai tembakan salvo pertama dalam gempuran Moskow yang menargetkan jaringan listrik nasional negara tersebut pada Kamis (21/9) waktu setempat.

    Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di sedikitnya lima wilayah Ukraina yang ada di bagian barat, tengah dan timur. Situasi ini mengingatkan pada rentetan serangan udara Rusia terhadap infrastruktur penting Ukraina pada musim dingin lalu yang memicu pemadaman listrik besar-besaran bagi jutaan orang.

    Laporan para pejabat Ukraina menyebut sedikitnya 18 orang mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Rusia itu, dengan salah satu korban luka diidentifikasi sebagai seorang anak perempuan yang baru berusia sembilan tahun.

    “Musim dingin akan tiba. Malam ini (Rusia) kembali melancarkan serangan rudal terhadap infrastruktur energi Ukraina,” sebut anggota parlemen Ukraina, Andrii Osadchuk, dalam pernyataan via media sosial X.

    Operator jaringan listrik Ukraina, Ukrenergo, melaporkan bahwa serangan ini menjadi yang pertama dari Rusia yang menargetkan infrastruktur listrik dalam enam bulan terakhir. Ukrnergo melaporkan kerusakan terjadi pada fasilitas mereka yang ada di wilayah barat dan tengah Ukraina.

    Serangan Moskow itu, menurut Ukrenergo, memicu pemadaman listrik di wilayah Rivne, Zhytomyr, Kyiv, Dnipropetrovsk dan Kharkiv.

  • Tiba di Gedung Putih AS, Zelensky Bertemu Presiden Joe Biden

    Tiba di Gedung Putih AS, Zelensky Bertemu Presiden Joe Biden

    Washington

    Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky tiba di Gedung Putih, Washington, Amerika Serita (AS). Zelensky bertemu dan berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

    Dilansir dari AFP, Zelensky tiba di gedung putih pada Kamis (21/9/2023), waktu setempat. Dia mengenakan kemeja gaya militer berwarna hijau zaitun yang menjadi ciri khasnya. Zelensky disambut oleh Biden dan seorang pengawal kehormatan di luar Gedung Putih.

    “Kami sangat menghargai bantuan yang diberikan Amerika Serikat untuk memerangi teror Rusia, sungguh teror,” kata Zelensky kepada Biden di Oval Office.

    Zelensky duduk bersama Biden di bawah potret mantan presiden George Washington dan Abraham Lincoln dan membaca sambutan yang telah disiapkan dari kartu, Zelensky juga berterima kasih kepada Kongres atas “dukungan yang sangat besar.”

    Biden memuji “keberanian luar biasa” rakyat Ukraina saat mereka melawan invasi Rusia, dan menambahkan bahwa “rakyat Amerika bertekad untuk memastikan bahwa kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan dunia mendukung Anda.”

    “Kami mendukung perdamaian yang adil dan abadi, yang menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina,” katanya.

    Kunjungan Zelensky yang kedua pada masa perang ke Washington menghadapi situasi politik yang jauh lebih rumit dibandingkan ketika ia disambut sebagai pahlawan pada bulan Desember 2022.

    Dan di Kongres, para pemimpin Partai Republik dan Demokrat terjebak dalam pertarungan belanja yang sengit yang dapat memicu penutupan pemerintahan AS, dan paket bantuan senilai $24 miliar untuk Ukraina juga terancam.

    (aik/aik)

  • Mahmoud Abbas Bicara di Sidang PBB, Singgung Hak-hak Rakyat Pelestina

    Mahmoud Abbas Bicara di Sidang PBB, Singgung Hak-hak Rakyat Pelestina

    Jakarta

    Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas berbicara di Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), New York. Menurut Abbas, kedamaian di Timur Tengah tak akan terjadi tanpa rakyat Palestina mendapatkan hak-haknya.

    Dilansir dari AFP, Abbas icara di Majelis Umum PBB pada Kemis (22/9/2023), seiring dengan semakin dekatnya hubungan Arab Saudi dengan Israel.

    “Mereka yang berpikir bahwa perdamaian dapat terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina menikmati hak-hak nasional mereka secara penuh dan sah, adalah keliru,” kata Abbas di Majelis Umum PBB.

    Konferensi PBB “mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menyelamatkan solusi dua negara dan mencegah situasi memburuk lebih serius serta mengancam keamanan dan stabilitas kawasan kita dan seluruh dunia,” kata Abbas.

    Pidatonya disampaikan sehari setelah Netanyahu membahas normalisasi Saudi dalam pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden dan ketika penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengatakan bahwa prosesnya semakin “dekat.”

    Israel dan Amerika Serikat percaya bahwa hubungan Israel dengan Arab Saudi – penjaga dua situs paling suci umat Islam – akan menjadi penentu perubahan di Timur Tengah.

    (aik/aik)

  • Disambut Trudeau, Zelensky Tiba di Kanada untuk Galang Dukungan

    Pidato Zelensky Bikin Polandia Setop Pasokan Senjata ke Ukraina

    Jakarta

    Pidato Presiden Volodymyr Zelensky dalam Sidang Majelis Umum PBB yang menyindir soal larangan impor biji-bijian membuat Polandia dan Ukraina terlibat perselisihan. Hal ini bahkan membuat Polandia memutuskan untuk menghentikan pasokan senjata ke Ukraina.

    Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (21/9/2023), Zelensky dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa Ukraina berupaya mempertahankan jalur darat untuk ekspor biji-bijian. Namun dia menyebut adanya ‘drama politik’ yang hanya membantu Rusia.

    Tidak hanya itu, Zelensky bahkan menyebut beberapa negara berpura-pura menyatakan solidaritas dengan Kyiv.

    Komentar itu mendapatkan reaksi keras dari Polandia, yang mengecam pernyataan Zelensky itu ‘tidak bisa dibenarkan soal Polandia. Terlebih Polandia telah mendukung Ukraina sejak hari-hari pertama perang’.

    Warsawa diketahui menjadi salah satu pendukung Kyiv yang paling setia sejak Rusia melancarkan invasinya pada Februari 2022. Namun kini kedua negara terlibat perselisihan setelah Polandia bersama Hungaria dan Slovakia memperpanjang larangan impor biji-bijian Ukraina untuk melindungi kepentingan petani mereka.

    Situasi ini berawal ketika Uni Eropa, pada Jumat (15/9) pekan lalu, mengumumkan diakhirinya larangan impor biji-bijian Ukraina di lima negara anggotanya.

    Pengumuman itu disambut kemarahan dan memicu embargo sepihak yang ditanggapi Kyiv dengan menyatakan akan mengajukan protes ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Kementerian Luar Negeri Polandia telah memanggil Duta Besar Ukraina Vasyl Zvarych untuk menyampaikan protes mereka.

    “Memberikan tekanan pada Polandia dalam forum multilateral atau menyampaikan aduan ke pengadilan internasional bukanlah metode yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan di antara negara kita,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Polandia kepada Dubes Zvarych.

    Disebutkan juga oleh Kementerian Luar Negeri Polandia bahwa Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pawel Jablonski telah ‘menyampaikan protes keras dari pihak Polandia terhadap pernyataan yang disampaikan Presiden V Zelensky di Majelis Umum PBB kemarin, yang menuduh beberapa negara Uni Eropa berpura-pura memberikan solidaritas sambil secara tidak langsung mendukung Rusia’.

    Simak Video “Video: Rusia Klaim Serang ‘Bengkel’ Drone-Area Perakitan Peralatan Ukraina”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Makin Panas! India Setop Terbitkan Visa bagi Warga Kanada

    Makin Panas! India Setop Terbitkan Visa bagi Warga Kanada

    Jakarta

    India berhenti mengeluarkan visa bagi warga negara Kanada. Kebijakan itu muncul di tengah meningkatnya tensi hubungan antara India dengan Kanada usai seorang tokoh Sikh tewas di Kanada.

    Dilansir dari BBC, Kamis (21/9/2023), langkah itu dilakukan India karena merasa ada ‘ancaman keamanan’. Semantara, layanan visa Kanada tetap terbuka di India.

    Ketegangan meningkat minggu ini setelah pemimpin Kanada mengatakan India mungkin terlibat dalam pembunuhan Hardeep Singh Nijjar di kuil Sikh di British Columbia pada 18 Juni lalu. India marah dan menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya ‘tidak masuk akal’.

    Pemerintah India menjelaskan penangguhan layanan visa juga ‘berlaku bagi warga Kanada yang berada di negara ketiga’.

    “Ada ancaman yang ditujukan kepada komisi tinggi (kedutaan besar) dan konsulat kami di Kanada,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri di New Delhi.

    “Hal ini telah mengganggu fungsi normal mereka. Oleh karena itu, (mereka) untuk sementara tidak dapat memproses permohonan visa,” sambungnya.

    Dia mengatakan India mencari kesetaraan dalam hubungannya dengan negara lain. Dia mengatakan Kanada ikut campur terkait urusan dalam negeri India.

    Sebelumnya, Nijjar ditembak mati di luar sebuah kuil Sikh pada 18 Juni lalu, di wilayah Surrey, pinggiran Vancouver yang ditinggali mayoritas warga Sikh di Kanada. Dia disebut mendukung Tanah Air Sikh dalam bentuk negara Khalistani yang merdeka.

    Sosok Nijjar telah ditetapkan oleh India sebagai ‘teroris’ sejak Juli 2020. Dampak dari pertikaian kedua negara itu adalah pengusiran diplomat di Ottawa dan New Delhi. Sementara India menolak mentah-mentah tuduhan Kanada yang disebutnya’absurd’.

    (aik/haf)

  • Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Jakarta

    Arab Saudi dan Israel tengah berupaya menormalisasi hubungan diplomatiknya. Upaya itu ternyata disentil Iran yang menuduh Saudi mengkhianati Palestina.

    Dilansir AFP, Kamis (21/9/2023), tuduhan itu dilontarkan oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi yang mengharapkan upaya normalisasi Riyadh dan Tel Aviv tidak akan pernah berhasil. Tuduhan Raisi dilontarkan setelah Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat Perdana Menteri (PM) Saudi, menyebut hubungan negaranya dengan Israel ‘semakin hari semakin dekat’.

    “Inisiasi hubungan antara rezim Zionis dan negara mana pun di kawasan, jika bertujuan untuk memberikan keamanan bagi rezim Zionis, tentu tidak akan berhasil,” cetus Raisi dalam konferensi pers di sela-sela menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

    “Kami meyakini bahwa hubungan antara negara-negara kawasan dan rezim Zionis akan menjadi tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina dan perjuangan Palestina,” tegasnya.

    Saudi dan Israel diketahui terikat satu sama lain karena permusuhan mereka terhadap Iran, meskipun Riyadh telah berupaya meredakan ketegangan dengan Teheran melalui kesepakatan normalisasi hubungan yang dimediasi oleh China beberapa bulan lalu.

    MBS dalam wawancara dengan media terkemuka AS, Fox News, menyebut pembicaraan yang dimediasi oleh Washington sedang bergerak menuju normalisasi antara negaranya dengan Israel. Pernyataan terbaru MBS ini membantah laporan media yang menyebut proses itu ditangguhkan.

    “Setiap hari kami semakin dekat,” sebut MBS merujuk pada hubungan Saudi dan Israel.

  • Iran Rangkul Taliban Perangi Terorisme?

    Iran Rangkul Taliban Perangi Terorisme?

    Teheran

    Iran memperluas kerja sama dengan Taliban dalam tema intelijen, tanggapi serangan teror berulang yang menewaskan puluhan warga sipil. Maraknya terorisme di Iran menunjukkan lemahnya lembaga keamanan.

    “Iran dan Taliban bekerja sama erat melawan terorisme,” kata Menteri Informasi Iran, Ismail Khatib. Dalam sebuah video yang diunggah kantor berita Tasnim pada 15 September itu Khatib menduga keras kelompok teror Islamic State yang terusir dari Suriah dan Turki kini bercokol di utara Afghanistan.

    Menteri Informasi Khatib bukan sembarang pejabat pemerintah Iran. Dia dikenal dekat dengan Garda Revolusi Iran.

    “IS bersembunyi di wilayah pegunungan, di mana pemerintahan Taliban tidak punya akses. Mereka melancarkan serangan terhadap anggota Taliban. Kami bekerja sama secara erat dengan Taliban untuk memerangi mereka,” imbuh Khatib.

    Dalam sebelas bulan terakhir, Iran mengalami dua serangan teror mematikan terhadap satu situs ziarah umat Syiah. Dalam serangan terhadap Musoleum Shah Cheragh pertengahan Agustus lalu, setidaknya delapan orang meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka-luka.

    Sementara pada bulan Oktober 2022 silam, sebanyak 13 orang meninggal dunia dan 30 luka-luka ketika bom mengoyak kekhusyukkan di situs terpenting ketiga bagi Syiah Imam Dua Belas itu. Islamic State mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Perbatasan bersama cukup panjang

    Resminya, Iran belum mengakui kedaulatan Taliban di Afghanistan. Tapi Teheran mengupayakan langgam pragmatis dalam berhadapan dengan penguasa Kabul.

    Karena bagaimanapun juga, kedua negara saling berbagi perbatasan sepanjang 950 kilometer yang antara lain melintasi pegunungan tinggi dan sebabnya sulit diawasi. Sejak sebelum pengambilalihan kekuasaan di Afganistan, Teheran sudah menjalin relasi dengan Taliban. Kedua pihak disatukan oleh permusuhan terhadap Amerika Serikat dan misi militernya di kawasan.

    “Dengan bantuan Taliban, kami berhasil mencegah serangan teror di kota suci Mashhad,” kata anggota legislatif Iran, Mahmoud Nabavian, usai berkunjung ke Afganistan akhir bulan Agustus lalu.

    Mashhad adalah kota terbesar kedua di Iran dan terletak berjarak kurang dari 100 kilometer dari perbatasan Afganistan. Menurut Nabavian, Iran dan Taliban saling berbagi informasi intelijen dalam memerangi terorisme.

    Citra negatif bagi Republik Islam

    Bagi pengamat politik Iran di pengasingan, Ali Asfhari, serangan berulang di Shiraz mengungkap celah keamanan yang besar di Iran. Kepada DW, bekas pemimpin mahasiswa yang gencar menyuarakan reformasi pada 1990an itu menilai, geliat teror membuktikan propaganda tentang ketangguhan aparat keamanan dan dinasa rahasia dari pemerintah di Teheran merupakan ungkapan kosong.

    “Serangan-serangan ini menunjukkan, betapa rapuhnya perlindungan negara terhadap aksi terorisme,” kata Asfari, sembari menambahkan, “sejak lebih dari sepuluh tahun, Iran merecoki negara lain di kawasan dengan dalih untuk mencegah masuknya terorisme. Saya yakin, kelompok jihadis Islam seperti ISIS atau Al-Kaida saat ini belum benar-benar bertekad membidik Iran dengan serangan teromya. Jika mereka sudah bertekad butal, bencana besar akan melanda negara ini.”

    rzn/as

    (nvc/nvc)

  • Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB Tak Akan Tercapai?

    Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB Tak Akan Tercapai?

    New York

    Pada tahun 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyepakati 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dirangkum dalam Agenda 2030.

    Berdasarkan tujuan tersebut, dunia harus terbebas dari kelaparan dan kemiskinan pada tahun 2030 dan semua orang harus memiliki akses terhadap pendidikan, air bersih, dan energi yang dapat diandalkan. Kesetaraan gender dan membatasi kenaikan suhu global tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius juga termasuk dalam daftar.

    Saat ini, sudah jelas bahwa sebagian besar dari tujuan tersebut tidak akan tercapai. Sebuah laporan khusus PBB menemukan bahwa sekitar 30% dari target yang ditetapkan tidak mengalami peningkatan atau malah sebaliknya. Jika dunia tetap berada dalam kondisi saat ini, PBB memperkirakan lebih dari 600 juta orang akan menderita kelaparan pada tahun 2030.

    Johannes Varwick, ilmuwan politik dan pakar hubungan internasional di Universitas Halle, berbicara kepada DW tentang tantangan yang dihadapi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.

    “Tujuan-tujuan itu memang ambisius, tapi bisa dicapai dengan kemauan politik yang tepat,” katanya. “Namun, tidak cukup banyak negara yang menanggapi komitmen mereka dengan serius.”

    Satu masalah lain yang ia lihat adalah bahwa hubungan internasional selalu bersifat “jangka pendek dan dipicu oleh konflik.” Ia menambahkan bahwa “krisis seperti krisis keuangan global 2008, pandemi COVID-19, atau perang di Ukraina telah mengubah prioritas. Meskipun hal ini dapat dimengerti, tetapi hal ini juga merupakan cara pandang yang picik.”

    Pemerintah Jerman mengeluarkan banyak uang

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “rencana penyelamatan” untuk SDGs.

    Pemerintah Jerman juga telah membuat seruan yang semakin mendesak. “Waktu hampir habis,” kata kanselir Jerman Olaf Scholz dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB pada hari Selasa (20/09).

    Ia menambahkan bahwa Jerman menganjurkan agar “tujuan-tujuan tersebut tetap berada di puncak agenda internasional.” Menteri Pembangunan Jerman Svenja Schulze juga meminta negara-negara untuk meningkatkan tempo.

    Namun, para kritikus percaya bahwa Berlin turut bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan tersebut. Organisasi bantuan Katolik Jerman, Misereor, misalnya, mengatakan bahwa “bukan tanda yang menggembirakan”, bahwa anggaran federal yang akan datang mengalokasikan dana 15% lebih rendah untuk bantuan pembangunan.

    Lembaga bantuan Protestan, Bread for the World (Brot fr die Welt), juga mengkritik rencana pemerintah federal untuk memangkas anggaran.

    Erosi kekuatan Barat

    Sementara Kanselir Scholz berbicara di hadapan ruangan yang hampir kosong, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membuat semua mata tertuju padanya di Majelis Umum PBB. Dia menggunakan pidatonya untuk mengeluarkan peringatan yang mengerikan tentang agresi Rusia.

    Namun, jumlah perhatian yang diberikan PBB terhadap perang di Ukraina masih menjadi perdebatan. Banyak negara dari Global South menuduh Barat terlalu serius menanggapi perang ini dan mengabaikan isu-isu penting seperti pengurangan kemiskinan global dalam prosesnya.

    “KTT G77+ China di Havana juga menunjukkan meningkatnya klaim Global South,” tambah Varwick. Namun, ia juga menyatakan bahwa ia tidak melihat adanya alternatif yang layak selain PBB. “Kami tidak memiliki sesuatu yang lebih baik dari PBB.”

    Inisiatif Jerman

    Apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap SDGs? Pemerintah Jerman telah meluncurkan beberapa inisiatif.

    Di New York, Kanselir Scholz dan Menteri Pembangunan Schulze mengundang para tamu ke Konferensi Keberlanjutan Hamburg pada bulan Juni 2024, “untuk mempertemukan perwakilan pemerintah dari Global North dan Global South, serta para pemimpin pemikiran dari sektor swasta, ilmu pengetahuan, masyarakat sipil, dan organisasi internasional untuk mengembangkan solusi bersama bagi transformasi sosial-ekologis yang sangat dibutuhkan,” seperti yang dinyatakan oleh lembaga yang dipimpin Schulze.

    Jerman saat ini merayakan 50 tahun keanggotaannya di PBB, dan bersama dengan rekan fasilitatornya, Namibia, sedang merencanakan KTT PBB Masa Depan untuk tahun depan. Mungkin kerja sama antara kedua negara ini akan menandakan bahwa Korea Utara dan Korea Selatan dapat mendefinisikan dan mengejar tujuan bersama.

    (bh/ha)

    (nvc/nvc)

  • Komitmen Biden dan Netanyahu Menuju Normalisasi Israel-Saudi

    Komitmen Biden dan Netanyahu Menuju Normalisasi Israel-Saudi

    New York

    Bertemu untuk pertama kalinya sejak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali berkuasa pada Desember lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengisyaratkan keinginan untuk meredakan ketegangan dalam hubungan mereka. Namun, Biden juga menegaskan bahwa ia bertekad untuk mendiskusikan perbedaan-perbedaan antar kedua negara.

    Hal ini termasuk penolakan Biden terhadap rencana perombakan peradilan yang kontroversial dari pemerintah sayap kanan Netanyahu serta keprihatinannya terhadap garis keras Israel terhadap Palestina.

    “Saya harap kita dapat menyelesaikan beberapa hal hari ini,” kata Biden pada awal pembicaraan sambil duduk berdampingan dengan Netanyahu di sebuah ballroom hotel di New York.

    Sebuah pernyataan dikeluarkan Gedung Putih setelah pertemuan tersebut mengatakan bahwa Biden “menegaskan kembali keprihatinannya tentang perubahan mendasar pada sistem demokrasi Israel, jika tidak ada konsensus yang luas.”

    Biden juga menyerukan “langkah-langkah segera untuk memperbaiki situasi keamanan dan ekonomi, mempertahankan kelangsungan solusi dua negara, dan mempromosikan perdamaian yang adil dan langgeng antara Israel dan Palestina,” demikian pernyataan tersebut.

    Alih-alih melakukan pertemuan di Gedung Putih, tempat yang bergengsi serta lebih disukai Netanyahu, kedua pemimpin tersebut akhirnya mengatur pembicaraan mereka ketika keduanya menghadiri sidang tahunan Majelis Umum PBB. Biden mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Washington sebelum akhir tahun.

    Biden bicara soal Iran dan Palestina

    Namun, isu terbesar dalam agenda tersebut adalah dorongan yang dipimpin oleh AS untuk menjalin hubungan diplomatik antara musuh lama Israel dan Arab Saudi, menjadi inti dari negosiasi kompleks yang lebih luas serta melibatkan jaminan keamanan AS dan bantuan nuklir sipil yang diminta oleh Riyadh serta konsesi Israel kepada Palestina.

    “Saya pikir di bawah kepemimpinan Anda, Bapak Presiden, kita dapat menjalin perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi,” kata Netanyahu.

    Dia mengatakan “perdamaian seperti itu akan sangat membantu untuk memajukan akhir konflik Arab-Israel, mencapai rekonsiliasi antara dunia Islam dan negara Yahudi, serta memajukan perdamaian sejati antara Israel dan Palestina.”

    Netanyahu mengatakan bahwa mereka dapat bekerja sama untuk membuat sejarah.

    “Bersama-sama,” Biden mengulangi, mengisyaratkan komitmennya terhadap upaya normalisasi, yang menurutnya tidak terpikirkan beberapa tahun yang lalu.

    Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan kepada para wartawan setelah pertemuan tersebut bahwa sudah dipahami ada beberapa konsesi kepada Palestina yang harus menjadi bagian dari kesepakatan apa pun, tetapi tidak mengatakan apa saja konsesi tersebut.

    “Masih ada jalan yang harus dilalui sebelum kita sampai di sana,” kata pejabat itu.

    Biden dan Netanyahu menghabiskan beberapa waktu untuk bertemu empat mata tanpa didampingi oleh penasihat, tambah pejabat tersebut.

    Pembicaraan dengan Netanyahu dipandang sebagai kesempatan bagi Biden untuk memberikan pengarahan kepadanya dan mencoba melihat seberapa jauh Israel akan bersedia melakukan apa yang telah disebut sebagai penawaran besar yang potensial dapat membentuk kembali geopolitik di Timur Tengah.

    Pemerintah Netanyahu telah menunjukkan sedikit kesediaan untuk memberikan konsesi besar kepada Palestina, yang dapat menyulitkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, untuk menyetujui normalisasi.

    David Makovsky, seorang pengamat Timur Tengah yang telah lama berkecimpung di Washington Institute for Near East Policy, mencatat dalam sebuah posting di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa pertemuan tersebut terjadi “265 hari setelah Netanyahu menjabat, jeda waktu terpanjang sejak tahun 1964.”

    “Potensi kesepakatan Saudi yang sangat besar membuat Biden dan Netanyahu tidak memiliki banyak pilihan selain bertemu meskipun ada perbedaan,” katanya.

    bh/ha (Reuters)

    (nvc/nvc)