Jenis Media: Internasional

  • Ribuan Warga Palestina di Israel Disebut Akan Segera Pulang ke Gaza

    Ribuan Warga Palestina di Israel Disebut Akan Segera Pulang ke Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ribuan warga Palestina yang bekerja di Israel disebut akan dipulangkan ke Jalur Gaza saat gencatan senjata diperpanjang.

    “Lebih dari 10 bus melintas pagi ini dalam perjalanan menuju perbatasan Kerem Shalom,” demikian menurut laporan Israeli Army Radio, dikutip Al Jazeera.

    Mereka lalu berujar, “300 pekerja dipindahkan hari ini dan besok sekitar 1.000 lebih diperkirakan akan pindah.”‘

    Radio lain, GZL, melaporkan pihak berwenang Israel menangkap dan menahan buruh-buruh Palestina karena masuk serta hidup di negara itu secara ilegal.

    Sejak 7 Oktober, Israel berulang kali memulangkan buruh-buruh Palestina ke Gaza.

    Israel sebelumnya mengeluarkan lebih dari 18.000 izin yang memungkinkan warga Gaza menyeberang untuk bekerja di negara Zionis ini.

    Mayoritas warga Palestina di Israel bekerja di bidang pertanian atau konstruksi. Mereka bisa mendapat upah 10 kali lipat dari gaji yang mereka dapat saat bekerja di Jalur Gaza.

    Israel menjadi perhatian dunia usai meluncurkan agresi ke Palestina. Mereka juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.

    Selama operasi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah dan rumah sakit. Imbas gempuran pasukan Israel, lebih dari 14.800 orang meninggal.

    Usai puluhan hari menyerang Palestina, Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata selama empat hari. Jeda kemanusiaan ini berlaku pada 24-27 November dan diperjang dua hari.

    Perjanjian itu mencakup jeda pertempuran, pertukaran tahanan, hingga lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk.

    Namun, di tengah penerapan gencatan senjata pasukan Israel masih menyerang Gaza dan Tepi Barat.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Israel Serbu Kota di Tepi Barat Palestina saat Gencatan Senjata

    VIDEO: Israel Serbu Kota di Tepi Barat Palestina saat Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel menggerebek kota Tubas di Tepi Barat Palestina pada Selasa (28/11).

    Suara tembakan terdengar saat kendaraan militer Israel bermanuver di Tepi Barat.

    Meski Israel dan Hamas memperpanjang gencatan senjata, Israel tetap menyerang daerah Gaza dan Tepi Barat.

    Pihak Israel bersumpah pasukannya akan berperang dengan kekuatan lebih besar setelah gencatan senjata selesai.

    Hingga kini, agresi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 14.858 warga Palestina.

  • Elon Musk Dukung Israel Lawan Hamas Saat Ngobrol Bareng Netanyahu

    Elon Musk Dukung Israel Lawan Hamas Saat Ngobrol Bareng Netanyahu

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pengusaha teknologi Elon Musk menyatakan dukungannya terhadap Israel yang kini di tengah gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

    Ia menyatakan hal tersebut ketika berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang disiarkan lewat Space, salah satu fitur X (dulu Twitter).

    Elon Musk setuju dengan Netanyahu yang mengatakan Israel harus menghancurkan Hamas.

    “Mereka yang berniat membunuh harus dinetralisir. Setelah itu, propaganda harus dihentikan,” kata Elon Musk, seperti diberitakan CNN, Senin (27/11).

    “Mereka hanya melatih orang untuk menjadi pembunuh,” tambahnya.

    Selain itu, Musk juga mengatakan Gaza harus dibuat “makmur”. Dengan demikian, dia merasa Gaza akan memiliki masa depan yang lebih indah.

    “Saya ingin membantu,” katanya menawarkan bantuan kepada Netanyahu.

    Elon Musk melakukan kunjungan ke Israel untuk bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu pada Senin (27/11).

    Ketika bertemu dengan Netanyahu, Musk diajak jalan-jalan ke Kfar Azza, salah satu wilayah yang kena serangan di awal agresi Israel dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Tidak hanya Netanyahu, Musk juga bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Dalam pertemuan itu, Herzog menyampaikan bahwa media sosial X milik Musk dituding antisemit oleh para aktivis hingga tokoh Israel.

    Sehingga, Herzog mendorong Musk untuk bertindak terhadap ujaran kebencian terhadap Yahudi.

    “Sayangnya, kita dibanjiri dengan antisemitisme, yaitu kebencian terhadap orang Yahudi,” kata Herzog kepada Musk dalam pertemuan itu.

    “Saya rasa kita perlu melawan ini bersama-sama. Karena, platform yang Anda pimpin sayangnya memiliki banyak kebencian terhadap Yahudi, antisemitisme,” imbuhnya.

    Elon Musk pun sepakat dengan pernyataan Isaac Herzog. Dia mengatakan punya peran yang besar untuk melawan antisemitisme.

    “Kita perlu melakukan hal-hal yang diperluka untuk menghentikan kebencian,” ucap Musk.

    “Pada dasarnya, orang-orang ini telah dicekoki proppaganda sejak masih anak-anak, dan sungguh luar biasa apa yang mampu dilakukan manusia jika diberi kebohongan. Sejak kecil mereka akan berpikir bahwa pembunuhan terhadap orang yang tidak bersalah adalah hal yang baik,” lanjutnya.

    “Segitu besarnya pengaruh propaganda terhadap pikiran masyarakat,” pungkasnya.

    Sebelumnya, X mulai mendapat tudingan antisemit hingga membuat Elon Musk buru-buru bertindak dengan merencanakan pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog.

    Pertemuan ini berlangsung di tengah perpanjangan gencata senjata militer Israel dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Gencatan senjata tahap kedua ini bakal berlangsung hingga Kamis (30/11).

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    (pra/pra)

  • Menlu AS Bakal ke Israel dan Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata

    Menlu AS Bakal ke Israel dan Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan melakukan kunjungan ke Israel dan Tepi Barat, Palestina, pada pekan ini. Ini merupakan kunjungan ketiga Blinken ke wilayah tersebut sejak agresi dimulai pada 7 Oktober lalu.

    Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pejabat senior Departemen Luar Negeri AS. Ia mengatakan Blinken akan melakukan kunjungan terlebih dahulu ke Brussel, Belgia, untuk pertemuan NATO.

    Setelah itu, Blinken akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat untuk membahas sejumlah hal, termasuk soal pembebasan sandera dan perlindungan masyarakat Gaza di tengah agresi Negeri Zionis.

    “Dalam pertemuannya di Timur Tengah, Menlu akan menekankan perlunya mempertahankan peningkatan aliran bantuan ke Gaza, menjamin pembebasan semua sandera, dan meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza,” kata pejabat Kemenlu itu, seperti diberitakan AFP, Senin (27/11).

    Selain itu, kata pejabat Kemenlu, Blinken juga bakal membahas jika ada kemungkinan terkait pembentukan negara Palestina merdeka.

    “Menlu AS akan berdiskusi dengan mitra-mitra di kawasan mengenai prinsip-prinsip yang ia utarakan untuk masa depan Gaza dan perlunya pembentukan negara Palestina merdeka,” lanjutnya.

    Antony Blinken akan menghadiri pertemuan NATO di Brussel dan Skopje, Makedonia, selama dua hari, yaitu 28-29 November 2023. Setelah itu, ia baru akan bertandang ke Israel dan Tepi Barat, Palestina.

    Blinken direncanakan untuk bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah.

    Kunjungan Blinken ke dua wilayah itu datang setelah Qatar selaku mediator mengumumkan militer Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza.

    Gencatan senjata tahap pertama selama empat hari sudah berakhir pada Senin (27/11) setelah dimulai sejak Jumat (24/11). Sedangkan, tahap kedua ini berlaku mulai hari ini, Selasa (28/11), hingga Kamis (30/11).

    Israel telah membebaskan 33 warga Palestina yang menjadi tahanan di beberapa penjara pada Senin (27/11). Di sisi lain, Hamas membebaskan tambahan 11 sandera sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    Ratusan tahanan Palestina ini telah dipenjara di Israel tetapi tidak pernah dikenakan dakwaan secara resmi.

    (pra/pra)

  • Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan Turki pada Selasa (28/11) untuk merespons agresi Israel ke Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    Ini merupakan kunjungan perdana Raisi secara kenegaraan ke Turki untuk menemui langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Erdogan sendiri mencuat sebagai salah satu pemimpin muslim dunia yang paling keras menyuarakan kecaman atas pembantaian warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat oleh pasukan Israel.

    Ia secara tegas melabel Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok pembebasan.

    Erdogan pula yang mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) menyeret para politikus dan pemimpin Israel segera diadili atas genosida di Gaza.

    Namun, negara-negara Arab dan mayoritas Muslim di Riyadh gagal mencapai kata sepakat di konferensi darurat Riyadh untuk melakukan sanksi ekonomi dan diplomatik atas agresi Israel itu.

    Analis Timur Tengah dari Pusat Kajian Iran di Istanbul, Hakki Uygur, menilai kunjungan Raisi ini untuk menekan Iran segera mewujudkan retorika dengan memutus kerja sama perdagangan serta energi dari Israel.

    “Iran ingin Turki mengakhiri perdagangan langsung maupun tidak langsung dengan Israel,” tutur Uygur, seperti dikutip dari AFP.

    “Di sisi lain, Turki secara hati-hati ingin memisahkan antara masalah politik (diplomatik) dengan perdagangan,” ia menambahkan.

    Sejauh ini pemerintah Gaza menyatakan hampir 15 ribu orang tewas akibat agresi Israel di Gaza. Sementara pemerintah Israel menyatakan 1.200 warganya tewas akibat serangan Hamas.

    Kunjungan Raisi ke Turki ini pun disebut-sebut hal yang jarang terjadi karena hubungan kedua negara yang kerap mengalami pasang-surut.

    Turki diklaim memberikan sokongan kepada kelompok pemberontak yang berusaha menjatuhkan pemerintahan Iran dan Suriah sebagai sekutunya.

    (tim/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Survei: Kurang dari 4 Persen Yahudi Israel Percaya pada Netanyahu

    Survei: Kurang dari 4 Persen Yahudi Israel Percaya pada Netanyahu

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak dianggap sebagai sumber terpercaya soal agresi Israel ke Palestina oleh orang-orang Yahudi Israel.

    Survei yang dilakukan Universitas Bar Ilan dan perusahaan jajak pendapat iPanel melakukan penelitian pada konsumsi berita dalam empat pekan pertama agresi Israel ke Palestina, tepatnya sejak 7 Oktober.

    Dilansir dari The Times of Israel, terdapat 505 responden yang mewakili populasi Yahudi. Tidak disebutkan margin kesalahan pada jajak pendapat tersebut. 

    Dari hasil polling tersebut diketahui hanya kurang dari empat persen Yahudi Israel yang menganggap Netanyahu sebagai sumber informasi kredibel soal agresi Israel.

    Sementara untuk kalangan pemilih sayap kanan, tingkat kepercayaan kepada Netanyahu mencapai 6,63 persen.

    Sosok yang dianggap kapabel dalam menyampaikan informasi terpercaya soal penyerangan Israel ke Palestina adalah Juru Bicara Pasukan Militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari.

    Terlepas dari ketidakpercayaan terhadap Netanyahu, publik Israel tetap mendukung misi pasukan IDF untuk menyerang Palestina.

    Dalam video yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel di Youtube, Netanyahu yang sedang berada di tengah-tengah tentara Israel di Gaza menginstruksikan agar terus melanjutkan perang.

    “Kita akan terus berlanjut sampai akhir, sampai kemenangan, Tidak ada yang bisa menghentikan kita,” kata Netanyahu.

    Gencatan senjata berlangsung selama empat hari mulai Jumat (24/11) dan tampaknya kemungkinan bisa diperpanjang menyusul tawaran Hamas dan isyarat dari kabinet perang Israel.

    Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.

    (nva/bac)

  • 3 Mahasiswa Palestina di AS Ditembak, Pelaku Ogah Akui Bersalah

    3 Mahasiswa Palestina di AS Ditembak, Pelaku Ogah Akui Bersalah

    Jakarta, CNN Indonesia
    Tiga mahasiswa keturunan Palestina ditembak pria asal AS yang diduga bermotif kebencian rasial di tengah agresi Israel.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Akun X Militer Israel Dirujak Netizen, Dinilai Bikin Propaganda Lagi

    Akun X Militer Israel Dirujak Netizen, Dinilai Bikin Propaganda Lagi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Media sosial militer Israel (Israel Defense Force/IDF) kembali menjadi sorotan netizen lantaran dianggap mengunggah konten propaganda soal penyanderaan oleh milisi Hamas Palestina.

    IDF menunggah sebuah video berdurasi 1 menit 22 detik pada Selasa (28/11) di akun X yang berisikan narasi soal kondisi ratusan orang yang menjadi sandera Hamas sejak 7 Oktober lalu.

    Video itu diyakini diunggah IDF untuk menanggapi berbagai pemberitaan soal cerita beberapa sandera Israel yang mengaku diperlakukan baik selama diculik milisi Hamas.

    “Jangan biarkan Hamas membodohi Anda,” bunyi caption dalam unggahan video IDF tersebut.

    Video itu mendapat beragam reaksi dari netizen, terutama para penentang agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina.

    “Jangan biarkan Zionis membodohi Anda,” bunyi komentar salah satu netizen dalam unggahan IDF tersebut.

    “Jangan biarkan IDF membodohi Anda,” kata netizen lainnya di kolom komentar.

    [Gambas:Twitter]

    “Israel berdalih membela dirinya sendiri dari sebuah negara yang tidak memiliki militer baik angkatan darat, laut, dan udara, hingga senjata berat,” papar netizen lain.

    Hamas memang menyandera lebih dari 200 orang dari Israel saat melancarkan serangan dadakan ke negara Zionis itu pada 7 Oktober lalu.

    Serangan Hamas ini menjadi pematik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini telah menewaskan lebih dari 14.800 warga sipil, termasuk 6.000 anak.

    Sebanyak 200 lebih sandera itu terdiri dari warga Israel hingga warga negara asing seperti warga Amerika Serikat, Prancis, hingga Thailand.

    Sekitar dua pekan setelah perang pecah, Hamas sempat membebaskan dua sandera. Saat itu, sejumlah cerita sandera yang mengaku diperlakukan sangat baik oleh milisi Hamas pun menjadi sorotan publik.

    Hamas, milisi penguasa Gaza itu pun akhirnya sepakat membebaskan puluhan sandera lainnya secara bertahap setelah menyepakati gencatan senjata dengan Israel pada pekan lalu.

    Sejak gencatan berlangsung pada Jumat (24/11) pekan lalu, Hamas juga sudah membebaskan puluhan sandera lainnya sebagai bagian dari kesepakatan. Baru-baru ini, viral sebuah surat berisikan ucapan terima kasih dari seorang sandera Israel kepada Hamas.

    (rds/bac)

  • Isi Surat Viral ‘Terima Kasih’ Sandera Israel yang Dilepas Hamas

    Isi Surat Viral ‘Terima Kasih’ Sandera Israel yang Dilepas Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah surat berisi ucapan terima kasih dari seorang warga Israel kepada kelompok Hamas viral di media sosial.

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, merilis surat di Telegram pada Senin (27/11) yang diklaim ditulis oleh salah satu sandera yang dibebaskan Hamas pada 24 November. Pembebasan ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Israel pekan lalu.

    Surat itu disebut ditulis oleh Danielle Aloni, ibu dari Emilia Aloni yang berusia 5 tahun.

    Dalam surat itu, Danielle berterima kasih kepada Hamas karena telah merawat putrinya dengan sangat baik selama 49 hari penahanan mereka di Gaza.

    Dengan menggunakan bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab, Danielle menuliskan bahwa putrinya, Emilia, merasa bahwa anggota-anggota Hamas terasa seperti temannya.

    Bahkan “bukan hanya teman”, sang putri merasa sangat dicintai dan diperlakukan baik oleh Hamas selayaknya orang tua kepada anak.

    “Terima kasih atas banyak waktu yang Anda habiskan sebagai pengasuh [Emilia],” tulis Danielle.

    Dia lebih lanjut menyatakan putrinya tidak hanya akrab dengan Hamas tetapi juga merasa diperlakukan bak ratu.

    “Terima kasih telah bersabar padanya dan menghujaninya dengan permen, buah-buahan, dan segala sesuatu yang padahal tidak ada,” tulis dia.

    “Anak-anak seharusnya tidak ditawan, tapi berkat Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui di sepanjang jalan, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza.”

    Danielle menuliskan belum ada satu orang pun yang mereka temui dalam perjalanan panjang mereka “yang tidak memperlakukannya dengan kelembutan, kasih sayang, dan cinta.”

    Semua orang mulai dari yang berpangkat rendah hingga pemimpin sekalipun berlaku sangat baik kepada dia dan Emilia.

    “Saya selamanya akan menjadi tawanan paling bersyukur karena dia tidak pulang dengan membawa trauma psikologis sepanjang hidupnya,” bunyi surat itu.

    Danielle kemudian mengakhiri suratnya dengan mengucapkan terima kasih lagi kepada Hamas. Ia berterima kasih atas rasa kemanusiaan yang diberikan kepadanya dan Emilia selama ditawan di Gaza.

    “Saya akan mengingat perilaku baik Anda yang ditunjukkan terlepas dari situasi sulit yang Anda hadapi dan kerugian besar yang Anda derita di sini di Gaza.”

    “Saya harap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik. Saya harap kalian semua sehat dan sejahtera. Kesehatan dan cinta untuk Anda dan keluarga Anda.” demikian isi surat tersebut.

    Dilansir dari TRT World, Danielle dan Emilia termasuk di antara 24 warga Israel yang dibebaskan pada 24 November lalu.

    Sebelum ditawan, keduanya tengah mengunjungi saudara perempuan Danielle dan keluarganya di Kibbutz Nir Oz di Israel selatan, lokasi serangan awal Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Hamas menyandera lebih dari 200 orang dari Israel saat itu. Serangan Hamas ini menjadi pemantik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini yang telah menewaskan lebih dari 14.800 warga sipil, termasuk 6.000 anak.

    Sebanyak 200 lebih sandera itu terdiri dari warga Israel hingga warga negara asing seperti warga Amerika Serikat, Prancis, hingga Thailand.

    Sekitar dua pekan setelah perang pecah, Hamas sempat membebaskan dua sandera. Saat itu, sejumlah cerita sandera yang mengaku diperlakukan sangat baik oleh kelompok Hamas pun sempat jadi sorotan publik.

    Hamas, kelompok perlawanan di Gaza itu pun akhirnya sepakat membebaskan puluhan sandera lainnya secara bertahap setelah menyepakati gencatan senjata dengan Israel pada pekan lalu.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Warga Palestina Bongkar Kekejaman di Bui Israel: Disiksa, Tangan Patah

    Warga Palestina Bongkar Kekejaman di Bui Israel: Disiksa, Tangan Patah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang remaja Palestina yang baru bebas setelah disandera Israel, Mohammed Nazza, mengaku dipukuli pasukan militer Negeri Zionis itu saat mendekam di penjara.

    Nazza, remaja yang berasal dari Jenin, Tepi Barat, mengatakan lengan dan jarinya patah usai penjaga penjara Israel memukulinya di dalam bui pada pekan lalu.  Saat ditemui di Jenin, lengan Nazza tampak dibalut dengan perban.

    “Mereka [penjaga Israel] tak memberi apa pun. Lengan saya patah, saya tak bisa menggerakkan jari,” kata Nazza kepada Al Jazeera, Selasa (28/11).

    Selain itu, Nazza menceritakan kondisi di penjara Negev, Israel. Ia menyebut situasi para tahanan Palestina “buruk.”

    Penjara itu, kata dia, memang terkenal memperlakukan tahanan Palestina dengan tidak manusiawi.

    “Orang-orang tua tergelak di lantai, mereka menginjaknya. Saya masih muda, saya bisa menerimanya, tapi bagaimana dengan mereka?” ujar Nazza.

    Ibu Nazza menangis mendengar cerita sang buah hati. Saat di penjara, ibunya tak tahu apa-apa soal kondisi anak laki-lakinya itu.

    “Tak ada panggilan telepon, tak ada kunjungan, tak ada apa pun,” ucap sang ibu.

    Mohammed Nazza merupakan salah satu orang yang dibebaskan ketika militer Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk gencatan senjata yang mulai berlaku pada Jumat (24/11) lalu.

    Gencatan senjata mulanya berlangsung pada 24 hingga 27 November. Kemudian jeda kemanusiaan ini diperpanjang hingga 29 November mendatang.

    Saat gencatan senjata hingga hari ini, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina, sementara Hamas melepaskan 50 sandera.

    Di fase kedua gencatan senjata, Hamas rencananya akan membebaskan 20 sandera, sementara Israel 60 tahanan Palestina.

    Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai nyaris dua bulan Israel menggempur Palestina. Selama agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil.

    Imbas agresi Israel sejak 7 Oktober lalu, lebih dari 14.800 warga di Palestina tewas.

    Selama gencatan senjata Israel juga masih menyerang Gaza dan Tepi Barat. Padahal, di dalam kesepakatan, terdapat poin jeda pertempuran selama gencatan senjata berlangsung.

    (isa/pra)