Jenis Media: Internasional

  • Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pangeran Arab Saudi Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia pada usia 62 tahun.

    Kabar duka ini disampaikan Pengadilan Kerajaan Saudi pada Kamis (7/12) dan diumumkan melalui laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

    “Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud telah meninggal dunia,” demikian lapor SPA, Kamis (7/12).

    Pengadilan mengumumkan sholat jenazah sang pangeran akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (8/12), di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh.

    Berdasarkan laporan media Arab, Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat.

    Saudi Gazette sempat melaporkan bahwa pesawat tempur F-15SA milik Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi jatuh dan menewaskan dua awak di dalamnya. Insiden itu terjadi saat misi pelatihan di Dhahran, Provinsi Timur, pada Kamis.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki mengatakan bahwa kecelakaan pesawat itu terjadi pada pukul 12:50 siang ketika sedang melakukan misi pelatihan rutin di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran.

    Al-Maliki menyatakan bahwa komite investigasi telah mulai menyelidiki penyebab kecelakaan itu.

    Meski begitu, tak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa dua awak yang meninggal dunia tersebut.

    Pangeran Talal bin Abdulaziz adalah putra Pangeran Bandar dan cucu raja Saudi pertama, Raja Abdulaziz. Pangeran kelahiran 1961 ini merupakan letnan kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Saudi.

    Dia menjabat sebagai asisten kepala intelijen di GIP, badan intelijen Saudi, dari 2004 hingga 2012.

    Dilansir dari Russia Today, meski pernyataan pengadilan tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, outlet berita Lebanon Al Mashhad melaporkan bahwa sang pangeran meninggal ketika jet tempur F-15 miliknya jatuh saat latihan dengan angkatan udara pada Kamis pagi.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Kim Jong Un Minta Perempuan Korut Punya Banyak Anak

    VIDEO: Kim Jong Un Minta Perempuan Korut Punya Banyak Anak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta perempuan di negara itu agar punya banyak anak dalam acara Pertemuan Ibu Nasional di Pyongyang, Minggu (3/12).

    Permintaan Kim Jong Un muncul sebagai upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah di Korut.

  • VIDEO: Pilu Ibu Minta Anaknya Diobati di RS Al Aqsa Gaza

    VIDEO: Pilu Ibu Minta Anaknya Diobati di RS Al Aqsa Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang ibu terlihat berlari memasuki RS Al Aqsa sambil menggendong sang anak, Kamis (7/12).

    Ibu dan anak itu diketahui berasal dari Deir Al Balah, salah satu lokasi yang dibombardir oleh pasukan Israel.

    Sambil menangis, sang ibu meminta bantuan perawat untuk bisa mengobat anaknya.

    Si anak tampak mengalami luka di bagian kepala dan langsung diobati oleh perawat yang berjaga.

    Agresi Israel ke Palestina sudah berlangsung selama dua bulan.

    Dan hingga Kamis, jumlah korban tewas akibat perang itu sudah mencapai 17 ribu.

  • Isi Pasal 99 Piagam PBB, Disebut di Surat Sekjen PBB Terkait Situasi Gaza

    Isi Pasal 99 Piagam PBB, Disebut di Surat Sekjen PBB Terkait Situasi Gaza

    Jakarta

    Isi Pasal 99 Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menjadi sorotan. Hal ini disinggung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dalam suratnya kepada Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez terkait situasi di Gaza, Palestina.

    Guterres meminta anggota Dewan Keamanan PBB mendesak gencatan senjata di Gaza. Seperti dilansir situs PBB, Kamis (7/12/2023), surat yang tertanggal 6 Desember 202 tersebut dikirim oleh Sekjen PBB Antonio Guterres kepada Presiden DK PBB Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez.

    Dalam surat itu, Guterres menyampaikan kecemasannya terkait situasi Gaza yang memprihatinkan sambil mengingatkan Pasal 99 Piagam PBB. Menurut Guterres, permusuhan selama lebih dari delapan minggu di Gaza dan Israel telah menciptakan penderitaan manusia yang mengerikan, kehancuran fisik, dan trauma kolektif di seluruh Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina.

    “Saya menulis berdasarkan Pasal 99 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyampaikan kepada Dewan Keamanan suatu permasalahan yang, menurut pendapat saya, dapat memperburuk ancaman yang ada terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional,” ujar Guterres dalam suratnya ke DK PBB.

    Lantas, seperti apa isi Pasal 99 Piagam PBB, seperti yang disorot dan disinggung dalam surat Sekjen PBB Antonio Guterres kepada Presiden DK PBB Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez terkait situasi di Gaza? Simak informasinya berikut ini:

    Piagam PBB disebut The Charter of the United Nation atau United Nations Charter. Piagam PBB adalah dokumen pendirian PBB yang ditandatangani pada tanggal 26 Juni 1945, di San Francisco, pada akhir Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Organisasi Internasional, dan mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945, hingga saat ini.

    PBB dapat mengambil tindakan terhadap berbagai macam isu karena karakter internasionalnya yang unik dan kekuasaan yang diberikan dalam Piagamnya, yang dianggap sebagai perjanjian internasional. Dengan demikian, Piagam PBB adalah instrumen hukum internasional, dan Negara-negara Anggota PBB terikat olehnya.

    Sejak berdirinya PBB pada tahun 1945, misi dan kerja organisasi ini telah dipandu oleh tujuan dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam pendiriannya, yang telah diamandemen sebanyak tiga kali pada tahun 1963, 1965, dan 1973.

    Berikut ini isi Pasal 99 dalam Piagam PBB yang dikutip dari situs PBB:

    Article 99
    The Secretary-General may bring to the attention of the Security Council any matter which in his opinion may threaten the maintenance of international peace and security.

    Artinya:

    Pasal 99
    Sekretaris Jenderal dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan segala hal yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.

    (wia/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Paksa 1,8 Juta Pengungsi Gaza ke Area Seukuran Bandara

    Israel Paksa 1,8 Juta Pengungsi Gaza ke Area Seukuran Bandara

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi Israel di Jalur Gaza kini mulai intens menyasar wilayah selatan setelah menghancurkan wilayah utara.

    Warga sipil pun saat ini diminta mengungsi ke sebuah bagian kota yang luasnya lebih kecil dari Bandara Heathrow, Inggris.

    Dilansir dari Al Jazeera, militer Israel memaksa warga Palestina di Gaza untuk mengungsi ke bagian Kota Al-Mawasi di selatan daerah kantong itu. Mereka menetapkannya sebagai tempat yang aman dari serangan.

    Perintah evakuasi ini sendiri dikeluarkan setelah Israel mengumumkan bakal mulai menyerbu Gaza selatan, terutama Kota Khan Younis. Militer Israel mengklaim para pemimpin Hamas berlindung di dalam kota tersebut.

    Al-Mawasi adalah kota Badui pesisir yang kecil dan sempit dengan lebar sekitar 1 kilometer dan panjang 14 kilometer. Kota ini sebelumnya dikelilingi permukiman Israel, sampai eks Perdana Menteri Zionis Ariel Sharon membubarkan permukiman pada 2005 silam.

    Menurut Israel, 6,5 kilometer persegi kota ini bisa menjadi tempat aman bagi warga sipil untuk berlindung dari serangan.

    Area ini setara dengan setengah ukuran Bandara Heathrow London, yang dikunjungi 61 juta penumpang pada 2022 atau sekitar 167 ribu penumpang per hari.

    Dengan kata lain, jika warga sipil berada di wilayah tersebut, kepadatan penduduknya akan lebih dari 20 kali lipat Heathrow, bahkan jika semua penumpang harian bandara hadir dalam satu waktu.

    Seberapa aman Al-Mawasi?

    Peningkatan serbuan Israel di Gaza selatan usai gencatan senjata berakhir Jumat (1/12) pekan lalu telah membuat zona aman bagi warga Gaza kian menipis.

    Pasalnya, Kota Khan Younis yang kini diserang Israel, sebelumnya dianggap sebagai zona aman sehingga banyak warga dari utara berbondong-bondong mengevakuasi diri ke sana.

    Masyarakat sipil pun sangsi bahwa masih ada zona aman di Gaza untuk mereka hidup di tengah bayang-bayang gempuran.

    Para ahli juga menilai kawasan bagian dari Al-Mawasi itu terlalu kecil untuk menampung populasi yang jumlahnya jauh lebih besar.

    Masalah kesehatan

    Pakar hukum yang berbasis di Ramallah, Bushra Khalidi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Gaza saat ini “sudah kelebihan penduduk.”

    Jumlah yang padat ini bisa memicu risiko kolera dan gastroenteritis menyebar dengan cepat di antara warga.

    “Orang-orang tidak menjadi lebih baik karena kondisinya tidak memungkinkan mereka untuk menjadi lebih baik,” ucapnya.

    Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyebut rencana Israel menyediakan ruang aman bagi warga Gaza hanyalah resep untuk menciptakan bencana.

    “Mencoba menjejalkan begitu banyak orang ke daerah sekecil itu dengan infrastruktur atau layanan yang begitu sedikit akan secara signifikan meningkatkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang sudah berada di ‘tepi jurang’,” kata Tedros.

    Apakah Al-Mawasi memadai?

    Sebuah tim dari Sky News mengunjungi Al-Mawasi untuk menyelidiki situasi di sana.

    Ketika tiba, mereka tidak menemukan pemetaan untuk tempat penampungan, seperti tenda atau dapur makanan. Daerah ini punya fasilitas kesehatan yang begitu mengenaskan.

    (blq/bac)

  • Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Viral Tentara Israel Tangkap-Telanjangi Puluhan Pria di Gaza

    Gaza City

    Tentara-tentara Israel yang dikerahkan ke Jalur Gaza dilaporkan menangkap puluhan pria Palestina lalu menelanjangi mereka, sebelum membawa mereka ke sebuah lokasi yang dirahasiakan. Sejumlah foto yang viral di media sosial menunjukkan pria-pria dilucuti pakaiannya dengan mata ditutup dan tangan diikat ke belakang.

    Laporan sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap itu ‘kemungkinan’ merupakan anggota Hamas. Namun orang-orang yang mengenali kerabat dan teman mereka dalam foto yang beredar, membantah tuduhan keterlibatan dengan kelompok militan Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Middle East Eye dan TRT World, Jumat (8/12/2023), pria-pria itu ditangkap dari rumah-rumah dan sekolah-sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi dari perang di Jalur Gaza bagian utara.

    Salah satu penangkapan dilaporkan terjadi ketika pasukan Israel, pada Kamis (7/12) waktu setempat, menyerbu sekolah-sekolah Khalifa bin Zayed al-Nahyan dan Aleppo di area Beit Lahia setelah mengepungnya selama berhari-hari.

    Beberapa rekaman video yang diambil penduduk setempat dan wartawan menunjukkan para penembak jitu Israel mengambil posisi di atap-atap rumah dekat sekolah Khalifa. Video lainnya menunjukkan sejumlah mayat berjenis kelamin laki-laki tergeletak di halaman sekolah Aleppo.

    Middle East Eye menyatakan tidak bisa memverifikasi secara independen rekaman video itu.

    Setelah memaksa semua orang keluar dari sekolah, tentara Israel menangkap para pria yang bergerak keluar dan membiarkan para wanita juga anak-anak melarikan diri dengan berlari.

    Menurut Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, para pria di Jalur Gaza itu ditangkap secara sewenang-wenang dan dipukuli oleh tentara Israel.

    Rekaman video yang dirilis sejumlah akun Telegram dan media lokal Israel menunjukkan puluhan pria ditangkap, dengan pakaian mereka dilucuti, mata ditutup dan tangan diikat ke belakang. Sejumlah video menunjukkan pria-pria itu berlutut dalam keadaan telanjang di area permukiman sebelum diangkut dengan truk.

    Salah satu foto yang beredar menunjukkan pria-pria yang dilucuti pakaiannya dan hanya mengenakan celana dalam itu berbaris di area terbuka di semacam gurun pasir. Tidak diketahui secara jelas ke mana pria-pria itu dibawa.

    Militer Israel tidak memberikan pernyataan resmi atas penangkapan massal tersebut.

    Penuturan seorang saksi mata, yang dilaporkan Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, menyebut dirinya melihat sedikitnya tujuh pria ditembak mati oleh tentara Israel karena tidak segera mematuhi perintah yang diberikan, termasuk melucuti pakaian mereka.

    Warga Palestina Bantah Kerabat Mereka yang Ditangkap terkait Hamas

    Sejumlah media Israel menyebut pria-pria yang ditangkap ‘kemungkinan’ adalah anggota Hamas. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari, ketika dimintai komentar soal foto-foto yang beredar, mengklaim bahwa ‘para teroris telah menyerah’. Israel biasanya menggunakan istilah ‘teroris’ untuk menyebut anggota Hamas.

    Namun sejumlah warga Palestina yang mengenali kerabat mereka dalam foto-foto yang beredar, membantah mereka terkait Hamas atau militan lainnya.

    Salah satunya Hani Almadhoun, seorang warga Amerika keturunan Palestina yang tinggal di Virgina, yang mengenali kerabatnya dalam foto itu dan menegaskan kepada Reuters bahwa mereka adalah ‘warga sipil tidak bersalah yang tidak ada kaitannya dengan Hamas atau faksi lainnya’.

    “Mereka membawanya dari sebuah rumah milik keluarga, di area pasar. Mereka menahan saudara laki-laki saya, Mahmoud (32), putranya Omar (13), keponakan saya lainnya Aboud (27), dan ayah saya yang berusia 72 tahun, dan beberapa saudara ipar saya,” tutur Almadhoun.

    Outlet media berbasis di London, Al-Araby al-Jadeed atau The New Arab, menyatakan salah satu jurnalis mereka bernama Diaa al-Kahlout, yang menjadi koresponden di Jalur Gaza, ada di antara pria-pria Palestina yang ditangkap tentara Israel. Bahkan beberapa anggota keluarga Al-Kahlout juga ikut ditangkap.

    Sosok Al-Kahlout juga dikenali oleh sahabatnya, Ramy Abdu, yang merupakan pendiri dan direktur Euro-Mediterranean Human Rights Monitor. Abdu bahkan menyebut dirinya juga mengenali seorang kepala sekolah dan seorang pegawai PBB di antara pria-pria yang ditangkap Israel tersebut.

    Disebutkan juga oleh Euro-Mediterranean Human Rights Monitor dalam laporannya bahwa terdapat sejumlah dokter, akademisi, jurnalis dan warga lanjut usia di antara pria-pria Palestina yang ditangkap pasukan Israel tersebut.

    Hamas Kecam Penangkapan Massal Warga Sipil Gaza oleh Israel

    Osama Hamdan, salah satu pejabat biro politik Hamas, membantah penangkapan massal telah dilakukan oleh pasukan Israel terhadap anggota kelompoknya.

    Dia menegaskan kepada Al Araby TV bahwa rekaman dan foto yang beredar menunjukkan ‘penangkapan dan penganiayaan terhadap warga sipil tidak bersenjata yang tidak ada hubungannya dengan operasi militer’.

    Hamdan juga menyamakan penangkapan massal oleh Israel di Jalur Gaza itu dengan ‘kamp konsentrasi Nazi’.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Bantai 18 Anggota Keluarga Dirjen Kemenkes Gaza

    Israel Bantai 18 Anggota Keluarga Dirjen Kemenkes Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan militer Israel menyerang area kediaman keluarga Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza, Munir Al-Bursh, pada Rabu (6/12) malam.

    Setidaknya 18 anggota keluarga Al-Bursh meninggal dunia dalam serangan sepanjang malam tersebut.

    Kemenkes Gaza menyatakan beberapa jenazah tiba di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara ketika Al-Bursh sedang shift di sana pada Kamis (7/12) pagi.

    Al-Bursh mengatakan kepada CNN bahwa cucunya yang berusia 1 minggu termasuk di antara anggota keluarganya yang tewas.

    Dalam video yang diambil dari rumah sakit, Al-Bursh tampak berlutut di tanah di depan jenazah-jenazah anggota keluarganya yang telah terbungkus seprai. Setidaknya lima jenazah yang telah dikafani dapat terlihat dalam video.

    Al-Bursh lalu tampak menyingkap wajah salah satu jenazah yang merupakan seorang pria dewasa.

    Dia menyentuh wajah keponakannya, yang bekerja sebagai profesor hukum di universitas. Keponakannya kini meninggal dunia beberapa hari sebelum meraih gelar doktor dalam hukum internasional.

    “Israel ingin membunuh harapan dalam diri kami. Mereka ingin mengurangi kaum muda, anak-anak, dan perempuan kita. Mereka menghancurkan rumah-rumah, tidak membedakan antara tua dan muda,” kata Al Bursh dalam video tersebut.

    Israel meluncurkan agresi di Gaza sejak 7 Oktober lalu imbas serbuan Hamas. Hingga kini, sedikitnya 17.177 warga Palestina tewas imbas serangan Israel.

    Foto: Dok. CNNIndonesia

    Gempuran Israel saat ini fokus pada selatan Jalur Gaza, terutama Kota Khan Younis, setelah sebelumnya membumihanguskan wilayah utara.

    Kamp-kamp pengungsian, rumah sakit, hingga rumah ibadah terus menjadi target serangan Negeri Zionis.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Presiden Iran Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

    VIDEO: Presiden Iran Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

    00:35

    VIDEO: Presiden Iran Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

    Internasional
    • 11 bulan yang lalu

  • Kebijakan Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Picu Protes

    Kebijakan Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia Picu Protes

    Jakarta

    Setelah Finlandia mulai menutup kebanyakan pos perbatasan dengan Rusia pada tanggal 24 November lalu, para migran dari negara ketiga pergi ke perbatasan paling terpencil di Lapland, yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari Helsinki dan 250 kilometer dari Murmansk di Rusia. Namun, pada tanggal 30 November, Finlandia juga menutup pintu penyeberangan itu.

    “Pengungsi datang dari sana,” kata kepala pos pemeriksaan, Vesa Arfmann, sambil menunjuk ke arah Rusia. Ia kemudian menggiring para jurnalis ke sebuah kontainer yang berisi “alat transportasi” yang ditinggalkan, karena perbatasan tidak boleh dilintasi dengan berjalan kaki. Sepeda bertumpuk di sana. “Sekarang, ini menjadi milik negara Finlandia, mungkin akan dilelang,” jelas Santeri Komu, pejabat perbatasan lainnya. Mereka yang mengantar para jurnalis yang meninjau.

    Rombongan kemudian dibawa ke sebuah hanggar. Biasanya para pencari suaka menunggu giliran wawancara mereka di sini. Mereka akan ditanyai siapa nama, dari mana asal, dan mengapa mereka mengajukan permohonan suaka. Sering kali dibutuhkan seorang penerjemah, yang kemudian akan dipanggil. Banyak migran yang tidak membawa dokumen, tapi ada juga yang punya dokumen lengkap. Dua pria dari Yaman baru-baru ini tiba dengan membawa paspor, kata Komu.

    Keluarga terpisah-pisah

    Penutupan perbatasan merupakan pukulan serius bagi penduduk Finlandia yang berbahasa Rusia. Jumlahnya hampir 100.000 orang dari sekitar lima setengah juta penduduk Finlandia. Banyak di antara mereka yang tinggal di Finlandia dan Rusia, dan bukan hal yang aneh untuk melakukan perjalanan melintasi perbatasan ke Vyborg atau St. Petersburg yang berdekatan.

    Pada akhir November, Viktoria Ilyina dan Yevgeny Koschevnikov ingin berkendara dari Lappeenranta di Finlandia selatan ke St. Petersburg, tempat putra mereka Serafim yang berusia lima tahun akan menjalani operasi. Mereka pindah ke Finlandia setahun yang lalu, tetapi mereka lebih memilih menerima perawatan di Rusia. “Kami punya dokter yang kami percayai dan bisa berbahasa Rusia,” jelas Ilyina. Operasi terpaksa ditunda karena penutupan perbatasan.

    Kunjungan yang direncanakan untuk melawat ayah Yevgeny Koshevnikov, yang baru-baru ini menderita strok dan menderita kanker, juga tidak dapat lagi dilakukan. “Saya sangat khawatir kesehatan ayah saya akan terus memburuk dan saya tidak dapat bersamanya,” kata Koshevnikov. “Saya sudah berpikir untuk meninggalkan keluarga saya di sini, entah pergi ke Murmansk atau terbang dari Helsinki ke Istanbul untuk menemaninya.”

    Warga penutur bahasa Rusia protes

    Ada banyak cerita seperti itu di Lappeenranta. Kota ini berjarak 25 kilometer dari perbatasan Rusia dan sekitar lima persen penduduk di sana berbicara bahasa Rusia. Menyusul penutupan tiga pos pemeriksaan di selatan, penduduk Lappeenranta yang berbahasa Rusia berdemonstrasi di depan balai kota pada 19 November lalu.

    “Itu seperti menusukkan pisau ke punggung, sebuah pengkhianatan dari pemerintah Finlandia, karena kami tidak diperhitungkan, seolah-olah kami, minoritas berbahasa Rusia di Finlandia, tidak memiliki kepentingan sendiri,” keluh Devyatkin. Dia ingin berbicara dengan para politisi dan menyarankan untuk memikirkan bersama tentang pembukaan setidaknya satu perbatasan di wilayah selatan. Ibu, saudara laki-laki dan perempuannya tinggal di Rusia. Mereka semua berencana merayakan Tahun Baru bersama-sama.

    Pihak berwenang Finlandia memberi konfirmasi, semua perbatasan sudah ditutup, dan mengatakan bahwa keputusan itu dilakukan karena alasan keamanan nasional. Masuknya migran dari negara ketiga melalui wilayah Rusia meningkat secara signifikan sejak Agustus lalu. Menurut Penjaga Perbatasan Finlandia, hampir 1.000 pencari suaka memasuki negara itu dari Rusia selama ini. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya hanya ada sedikit migran.

    Helsinki yakin, pejabat perbatasan Rusia sengaja membiarkan migran masuk ke Uni Eropa tanpa visa. Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo menggambarkan tindakan Rusia sebagai perang hibrida dan melihatnya sebagai tindakan balas dendam atas masuknya Finlandia menjadi anggota NATO.

    (hp/as)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Akar Masalah Pengungsi Rohingya Membludak di Aceh Bikin Warga Resah

    Akar Masalah Pengungsi Rohingya Membludak di Aceh Bikin Warga Resah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ribuan pengungsi Rohingya yang merapat di sejumlah pantai Provinsi Aceh sejak pertengahan November lalu kini menuai perdebatan di antara warga Indonesia.

    Beberapa warga Aceh menolak menerima kedatangan pengungsi Rohingya ini lantaran disebut kerap membuat masalah, seperti melarikan diri dari penampungan hingga mengeluh saat menerima makanan.

    Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan jumlah pengungsi Rohingya di Indonesia saat ini mencapai 1.478 orang. Mereka tersebar di penampungan sementara di Aceh, Medan, hingga Pekanbaru.

    Menurut Mahfud MD, tempat penampungan sementara di Pekanbaru dan Medan kini juga sudah penuh serta kehabisan dana. Oleh sebab itu, pemerintah tengah mencari solusi untuk mengatasi membludaknya para pengungsi Rohingya di Indonesia.

    Salah satunya dengan mengembalikan mereka ke negara asal, yakni Myanmar.

    Mahfud berujar Indonesia pada dasarnya tidak ikut menandatangani konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pengungsi. Karenanya, pemerintah sah-sah saja jika ingin menolak kedatangan para pengungsi.

    Kenapa banyak pengungsi Rohingya lari ke RI?

    Dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Mutiara Pertiwi, mengatakan para pengungsi Rohingya pada dasarnya sudah bermigrasi dalam beberapa gelombang selama puluhan tahun.

    Mutiara berujar pada gelombang awal pengungsi dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, banyak etnis Rohingya yang mengambil rute darat ke Bangladesh dan rute laut ke negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia.

    Di Malaysia, mereka membentuk komunitas undocumented migrants yang cukup besar. Malaysia kemudian menjadi destinasi migran yang populer di kalangan etnis Rohingya lantaran perekonomian di sana cukup berkembang.

    Namun, pada 2015, kasus perdagangan manusia mengemuka setelah kuburan massal para korban ditemukan. Kebanyakan korban berasal dari etnis Rohingya di perbatasan Thailand dan Malaysia.

    “Sejak itu, ada patroli perbatasan yang lebih ketat di kedua negara tersebut sehingga kelompok Rohingya seringkali terkatung-katung di laut dan akhirnya sampai ke perairan Indonesia. Di sinilah entry point (awal mula) isu ini menjadi krisis bagi pencari suaka di Indonesia,” kata Mutiara kepada CNNIndonesia.com.

    Mutiara menjelaskan para pengungsi Rohingya dikategorikan sebagai orang tak berkewarganegaraan, sehingga tidak aman untuk direpatriasi atau dikembalikan ke Myanmar.

    Karenanya, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) membuat kamp khusus bagi mereka yang berpusat di Cox’s Bazar, Bangladesh. UNHCR juga membuat kamp pencari suaka di Pulau Bhasan Char, Bangladesh, untuk perluasan dan relokasi dari Cox’s Bazar.

    “Nah gelombang pengungsi terkini yang sampai ke Indonesia itu umumnya dari Cox’s Bazar (Kota di Bangladesh). Mereka tidak mendapat kepastian masa depan, sehingga mempertaruhkan nyawa untuk bergabung dengan komunitas undocumented Rohingya di Malaysia yang cukup berkembang ekonominya,” ucap Mutiara.

    “Jadi pencari suaka Rohingya ini tersebar karena kombinasi intervensi rezim pengungsi internasional melalui UNHCR, kebijakan negara-negara Asia Tenggara, dan juga orientasi migrasi kelompok Rohingya sendiri,” lanjut dia.

    Nekat tempuh jalur berisiko demi suaka

    Mutiara menuturkan para pengungsi Rohingya banyak yang pada akhirnya ‘nekat’ bermigrasi dengan jaringan nelayan atau bahkan perdagangan dan penyelundupan hanya untuk mencari tempat aman guna melanjutkan hidup.

    Dia mengatakan karena kamp yang kini telah penuh, etnis Rohingya pun menanti belasan hingga puluhan tahun untuk bisa hidup di tempat yang lebih menjanjikan. Mayoritas dari mereka ingin ke Malaysia, bergabung bersama undocumented migrants.

    Hal ini yang menyebabkan banyak pengungsi Rohingya kabur dan mencari jalan sendiri untuk pergi ke Malaysia.

    “Ini memang dilematis, UNHCR sendiri mempromosikan norma ‘safe travel to asylum’ dan mengimbau pencari suaka untuk menunggu penempatan di tempat transit/kamp resmi,” ujarnya.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Tempuh jalur perdagangan manusia

    Mutiara sendiri tak menampik bahwa jalur perdagangan dan penyelundupan manusia memang banyak dipakai oleh para pencari suaka. Namun demikian, hal ini tidak bisa disimplifikasi bahwa para pengungsi tersebut merupakan bagian dari jaringan kriminal.

    “Dalam Refugee Convention, ada prinsip non penalisation, di mana pengungsi dan pencari suaka itu tidak bisa dikriminalisasi karena bermigrasi tanpa dokumen ataupun lewat jalur tikus,” tutur Mutiara.

    Dia lantas menekankan paradigma “keamanan tinggi” yang sangat dominan di perbatasan. Paradigma ini yang disebut secara generalis mempersepsikan siapa pun yang membantu pengungsi atau pencari suaka di laut sebagai jaringan perdagangan atau penyelundupan.

    “Tahun lalu beberapa nelayan Aceh didakwa sebagai traffickers (pelaku perdagangan manusia) karena membantu Rohingya dari laut. Ini juga berakibat terhadap persepsi publik terhadap kelompok pencari suaka, terutama di tempat-tempat reception,” kata Mutiara.

    Pengungsi Rohingya dianggap sering bikin masalah

    Pengungsi Rohingya di Indonesia memang ada kalanya membuat masalah, seperti kabur dari lokasi penampungan maupun tak puas ketika diberi makanan. Namun, mereka yang membuat masalah, menurut Mutiara, hanya segelintir dari ribuan pengungsi yang benar-benar mencari perlindungan.

    Para pengungsi pada umumnya terdampar di tempat asing. Oleh sebab itu, masalah komunikasi dan adaptasi tentu tak bisa dikesampingkan.

    Lebih dari itu, menurut UNHCR, para pengungsi Rohingya ini datang karena mulai putus asa imbas “meningkatnya jumlah pembunuhan, penculikan, dan ketidakamanan di tempat mereka tinggal sebelumnya.”

    Laporan Human Rights Watch yang diterbitkan tahun ini menunjukkan geng-geng kriminal dan afiliasi dari kelompok-kelompok bersenjata telah mengancam para pengungsi di kamp-kamp Cox’s Bazar selama beberapa waktu belakangan.

    “Seorang pengungsi Rohingya berusia 19 tahun yang baru-baru ini tiba di Aceh bersama keluarganya mengatakan kepada AFP bahwa para penjahat di Cox’s Bazar mengancam dia dan keluarganya setiap hari. Dia bahkan rela membayar lebih dari $1.800 (sekitar Rp27,8 juta) untuk melakukan perjalanan menggunakan kapal tua menuju Indonesia,” demikian laporan Deutsche Welle (DW).

    Kepolisian Bangladesh juga melaporkan sedikitnya 60 orang Rohingya tewas terbunuh di kamp Cox’s Bazar tahun ini.

    Lebih dari itu, salah satu pendiri jaringan aktivis Free Rohingya Coalition, Nay San Lwin, mengatakan kepada DW bahwa Program Pangan Dunia (WFP) telah memotong jatah makanan para pengungsi awal tahun ini.

    Dengan demikian, sebagian besar pengungsi Rohingya kini harus bertahan hidup dengan 8 dolar atau sekitar Rp124 ribu setiap bulan.

    “Di kamp pengungsi, banyak orang bergantung pada jatah makanan dari WFP, di mana kini mereka tidak mungkin mendapatkan makanan yang cukup dengan 8 dolar (sekitar Rp124 ribu) untuk satu orang untuk jatah satu bulan,” ucap Lwin.