Jenis Media: Internasional

  • 3 Polisi di AS Dibebaskan dari Dakwaan Pembunuhan Manuel Ellis

    3 Polisi di AS Dibebaskan dari Dakwaan Pembunuhan Manuel Ellis

    Washington DC

    Tiga polisi Tacoma, Washington, dibebaskan dari dakwaan pembunuhan terhadap Manuel Ellis yang terjadi tahun 2020. Ellis merupakan seorang pria kulit hitam yang sekarat saat penangkapan seperti yang dialami George Floyd beberapa minggu setelahnya.

    Dilansir Reuters, Jumat (22/12/2023), petugas Christopher Burbank dan Matthew Collins dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan dan pembunuhan tidak berencana, sementara petugas ketiga, Timothy Rankine, dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan tidak berencana setelah persidangan yang berlangsung lebih dari dua bulan.

    Anggota keluarga Ellis dan para pendukungnya marah atas putusan itu. Proses hukum terhadap ketiga polisi itu merupakan kasus pertama yang diajukan terhadap petugas penegak hukum berdasarkan Undang-Undang akuntabilitas polisi baru yang disetujui oleh pemilih di negara bagian Washington melalui referendum lima tahun lalu.

    Ketiga pria tersebut dibebaskan dari tuduhan pidana dalam kematian Ellis (33) meskipun kesaksian saksi dan bukti video yang disajikan di persidangan menunjukkan petugas mencekik Ellis, menembaknya dengan senjata bius dan menjepitnya ke jalan dengan beban mereka pada 3 Maret 2020.

    Rekaman video menunjukkan Collins menahan leher Ellis saat Burbank menembakkan taser atau senjata kejut ke dada Ellis yang telah terbaring di tanah. Ellis, yang tidak bersenjata, terdengar berulang kali mengatakan ‘Tidak bisa bernapas, Pak’.

    Ellis dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Pengacara pembela petugas mengatakan polisi menghentikan Ellis karena mereka melihatnya mendekati mobil yang lewat di sebuah persimpangan, sementara seorang saksi mengatakan dia melihat Ellis berdiri di sudut ketika polisi memanggilnya ke mobil mereka.

    Pengacara Burbank, Wayne Fricke, berpendapat bahwa Ellis, yang dinyatakan positif narkoba, meninggal karena penggunaan narkoba dan penyakit jantung. Mereka menuduh Ellis menendang pintu mobil polisi, dan mereka menganggap perilakunya mengarah pada ‘situasi di mana dia menciptakan kematiannya sendiri’.

    Lihat juga Video: Trump Sebut Biden ‘Si Bungkuk ber-IQ Rendah’ Jelang Pilpres AS 2024

    Petugas, kata dia, tidak punya pilihan selain merespons dengan tegas. Sementara, saksi-saksi dari pihak penuntut bersaksi bahwa para petugas adalah agresor dalam upaya tak beralasan untuk menundukkan Ellis yang dimulai saat dia berdiri di trotoar dan bahwa mereka tidak melihat Ellis melawan.

    Pemeriksa medis Pierce County memutuskan kematiannya sebagai pembunuhan yang disebabkan oleh kekurangan oksigen. Pembunuhan Ellis terjadi beberapa minggu sebelum pembunuhan George Floyd di tangan polisi Minneapolis yang kemudian memicu protes berbulan-bulan di seluruh dunia atas ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi.

    Video kematian Ellis dirilis pada Juni 2020, seminggu setelah Floyd terbunuh. Hal itu kemudian memicu protes di Tacoma.

    Burbank, Collins dan Rankine semuanya tetap bebas dengan jaminan dan cuti administratif yang dibayar selama persidangan.

    Pejabat kota mengatakan Departemen Kepolisian Tacoma mendekati akhir penyelidikan internalnya yang dapat mengakibatkan tindakan disipliner terhadap ketiga petugas tersebut, termasuk kemungkinan pemecatan.

    “Saya tahu keluarga Ellis terluka, dan hati saya tertuju pada mereka,” kata Jaksa Agung Bob Ferguson, yang kantornya ditunjuk oleh Gubernur Jay Inslee untuk mengadili kasus tersebut, dalam sebuah postingan di platform media sosial X.

    Juri mayoritas berkulit putih yang terdiri dari tujuh pria dan lima wanita berunding selama tiga hari sebelum mengambil keputusan. Reaksi di ruang sidang Tacoma diredam saat Hakim Bryan Chushcoff membacakan keputusan tersebut.

    Siaran langsung menunjukkan anggota keluarga Ellis tiba-tiba meninggalkan ruang sidang bahkan ketika hakim melakukan survei satu per satu kepada juri untuk mengonfirmasi putusan tersebut. Para terdakwa dan pendukungnya terlihat berpelukan dan berjabat tangan dengan pengacaranya saat persidangan berakhir.

    Di sisi lain, petugas di Minneapolis telah dihukum karena membunuh Floyd dengan cara menekan leher lehernya menggunakan lutut. Chauvin menjalani hukuman 21 tahun penjara federal karena melanggar hak-hak sipil Floyd, serta hukuman 22,5 tahun negara bagian atas hukuman pembunuhannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sadis! Pria India Penggal Kepala Istri Berdalih Kesal Lambat Bikin Teh

    Sadis! Pria India Penggal Kepala Istri Berdalih Kesal Lambat Bikin Teh

    New Delhi

    Polisi di India menangkap seorang pria yang diduga memenggal kepala istrinya dengan pedang. Peristiwa itu diduga terjadi setelah si pria kesal karena istrinya lambat saat membuat teh.

    Dilansir The Straits Times, Jumat (22/12/2023), insiden mengerikan itu terjadi pada 19 Desember di sebuah desa di negara bagian Uttar Pradesh, India utara. Polisi mengatakan pria tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Dharamveer, telah meminta teh paginya dua kali ketika bangun.

    Pria itu diduga kesal karena istrinya, Sundari, mengatakan hal itu membutuhkan 10 menit.

    “Dia marah ketika istrinya mengatakan kepadanya bahwa perlu waktu 10 menit lagi untuk menyiapkan teh dan menendang peralatan (dapur),” kata inspektur polisi Vivek Yadav kepada Times of India.

    Ketika pertengkaran terjadi, Dharamveer, yang merupakan seorang buruh harian, berlari untuk mengambil pedang dari bagian lain rumah. Pria itu kemudian memenggal kepala Sundari (50) saat dia masih membuatkan teh.

    Keempat anak pasangan tersebut tersentak dari tidurnya dan berusaha menyelamatkan ibu mereka, namun Dharamveer (52) diduga juga mengayunkan pedang ke arah mereka. Anak-anak itu segera mundur ke kamar mereka.

    Media NDTV melaporkan tetangga yang mendengar keributan itu bergegas ke rumah dan menemukan Sundari tewas bersimbah darah. Mereka segera menelepon polisi yang kemudian datang dan menemukan Dharamveer menangis di samping jenazah istrinya.

    “Dharamveer dan Sundari bertengkar soal membuat teh. Dia kemudian mengeluarkan senjata tajam dan menyerang lehernya dari belakang, yang menyebabkan kematiannya seketika.”

    Putra pasangan tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Tentara, mengatakan bahwa ayahnya meminum lima hingga enam cangkir teh setiap hari dan sering bertengkar dengan istrinya karena kebiasaannya.

    “Jika ibu saya menolak membuatkan teh berkali-kali atau membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, dia akan membentaknya,” katanya. Dia mengaku belum pernah melihat ayahnya memukul ibunya.

    Lihat juga Video ‘Festival Musik di India Berujung Maut, 4 Mahasiswa Tewas’:

    (haf/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kesaksian WN Thailand 51 Hari Disandera Hamas di Terowongan Bawah Tanah Gaza

    Kesaksian WN Thailand 51 Hari Disandera Hamas di Terowongan Bawah Tanah Gaza

    Jakarta

    “Saya beruntung atau tidak?” Wichian Temthong merenungkan pertanyaan ini. “Saya kira saya beruntung, sebab saya masih di sini, masih hidup.”

    Pria yang bekerja sebagai buruh tani ini adalah satu dari 23 warga Thailand yang disandera, kemudian dibebaskan Hamas bulan lalu.

    Kini pria berusia 37 tahun ini kembali ke negaranya, tinggal di kamar kecil di kota pinggiran selatan Bangkok yang menjadi kawasan industri bersama istrinya, Malai.

    Walaupun dia selamat, tapi tiga pria muda Israel yang ditemuinya sewaktu ditahan rupanya tidak selamat. Mereka ditembak mati secara tidak sengaja oleh tentara Israel.

    Wichian bertandang ke Israel akhir September silam, seperti kebanyakan orang Thailand dari kawasan miskin di bagian timur laut negara itu, yang mencari nafkah di ladang-ladang Israel dengan harapan gaji lebih tinggi.

    Setelah sembilan hari, Wichian ditugaskan di perkebunan alpukat di Kibbutz Kfar Aza.

    Pada pagi pertamanya di sana – tanggal 7 Oktober – Wichian terbangun mendengar suara tembakan.

    Namun seiring dengan tembakan yang makin intens menjelang tengah hari, mereka memutuskan untuk mengunci diri di salah satu bangunan.

    Belum selesai menutup pintu bangunan, pria-pria bersenjata sudah mendobraknya, salah satu dari mereka memegang granat.

    Mereka mulai memukuli orang-orang Thailand ini dengan popor senapan.

    “Saya tengkurap seperti ini dan berteriak Thailand, Thailand, Thailand,” tutur Wichian seraya menunjukkan bagaimana kedua tangannya diletakkan di belakang kepala.

    “Tetapi mereka tetap memukuli saya. Yang bisa saya lakukan adalah tetap menundukkan kepala. Satu orang menghentakkan kakinya kepada saya. Saya merangkak ke bawah tempat tidur untuk bersembunyi.

    Saya berusaha mengirim pesan teks kepada istri saya, untuk bilang kepadanya saya diculik, tetapi mereka memboyong saya keluar dengan menarik kaki saya.”

    HOSTAGE AND MISSING FAMILIES FORUMDari kiri ke kanan: Alon Shamriz, Yotam Haim dan Samer Talalka

    Wichian akhirnya dibawa ke dalam terowongan-terowongan yang terletak jauh di bawah tanah Gaza, dan ditahan di sana selama 51 hari.

    Ini adalah cobaan yang menyedihkan, sebab dia satu-satunya orang Thailand di selnya.

    Dia tidak bisa berbahasa Inggris, sehingga hanya bisa berkomunikasi melalui gambar-gambar dan gerakan tangan.

    Kondisinya sangat muram. Para sandera hanya diberi makan sehari sekali; terkadang tidak lebih dari sepotong roti dan satu buah kurma kering.

    “Ketika saya mengalami stres berat mereka akan datang dan berbincang dengan saya, untuk menenangkan, tetapi saya tidak mengerti mereka.

    “Satu-satunya cara saya bertahan adalah dengan memikirkan wajah anak-anak saya, istri saya, dan ibu saya.”

    “Saat tidak ada lagi yang bisa dilakukan, saya cuma duduk bersandar ke dinding dan meditasi. Saya terus membatin mengenai hal yang sama berulang-ulang, bahwa saya harus bertahan hidup.”

    Wichian mengenang sandera-sandera lain yang disekap bersamanya di dalam terowongan; tiga orang Israel – Yotam, Sammy dan Alon – yang tetap berada di tahanan setelah Wichian dibebaskan, tetapi kemudian ditembak mati tentara-tentara Israel yang gugup setelah mereka keluar dari sekapan dan mengibarkan bendera putih, Jumat lalu.

    Wichian baru saja membaca berita tersebut, lengkap dengan foto-foto mereka, ketika kami datang untuk mewawancarainya.

    “Setiap hari teman-teman asing saya berusaha untuk saling mendukung satu sama lain. Kami akan berjabat tangan dan adu kepalan tangan.

    “Mereka menghibur saya dengan memeluk saya dan menepuk pundak saya. Tapi kami hanya bisa berkomunikasi dengan gerakan tangan.”

    Wichian mengetahui bahwa Yotam adalah pemain drum, dan Sammy gemar mengendarai motornya, dan bekerja di peternakan ayam. Wichian berupaya mengajarkan mereka beberapa kata dalam bahasa Thailand.

    Dia bercerita dua dari sandera Israel itu sudah disekap bersamanya sejak hari pertama. Yang ketiga bergabung bersama mereka pada 9 Oktober.

    Wichian berkisah para penyekap mereka tidak memperlakukan sandera dengan kejam, tetapi dalam beberapa minggu pertama di bawah tanah kadang-kadang mereka dipukuli dengan kabel listrik.

    “Kami selalu lapar. Kita hanya bisa menyesap air. Sebuah botol besar harus bisa untuk bertahan empat hingga lima hari, botol kecil untuk dua hari.”

    BBC/LULU LUOWichian dalam foto-foto ini bersama istri dan kedua anaknya. Ia mengatakan, akan kembali ke Israel untuk mendapatkan kesempatan menambah penghasilan dan menabung lebih banyak lagi.

    Dia benar-benar menderita karena tidak bisa mandi. Mereka diperbolehkan tidur siang hari, tidak pada malam hari. Mereka selalu dalam keadaan lembab – tidak ada yang bisa kering di terowongan bawah tanah.

    Wichian menyibukkan diri dengan berusaha membersihkan area tempat hidup mereka. Dia bahkan membantu penjaga-penjaga Hamas yang datang ke dalam terowongan setelah bom menghantam tempat itu.

    Satu bulan kemudian, keempat sandera dipindahkan ke terowongan baru. “Sekitar pukul 19.00, mereka membawa kami ke atas. Tapi begitu saya melihatnya, hati ini rasanya ingin lari kembali ke terowongan bawah tanah.

    “Anda bisa melihat cahaya terang di mana-mana dari pertempuran udara. Saya mendengar pesawat tanpa awak, terbang dari segala penjuru, dan suara tembakan. Kami harus berlari selama 20 menit, berusaha untuk menghindari pesawat tanpa awak.”

    Wichian berujar para penyekapnya mendorong dirinya untuk menghitung hari di sebuah kalender, dan bahkan membawakannya jam, sebab Wichian terus menanyakan waktu kepada mereka.

    Akhir dari penderitaan Wichian tiba-tiba saja datang. “Mereka datang menunjuk ke saya dan berkata kamu, kamu pulang, Thailand.”

    Dia melihat sinar mentari siang hari untuk pertama kalinya setelah 51 hari, dan dirinya diserahkan kepada Palang Merah, lalu dibawa melintasi perbatasan ke Mesir.

    “Selama saya di bawah sana tidak pernah sekalipun saya meneteskan air mata. Namun begitu saya naik, dan melihat dua orang Thailand lainnya dibebaskan, saya memeluk mereka dan menangis sejadi-jadinya.”

    “Kami berpelukan bersama, dan duduk dengan air mata berlinang, bertanya kepada diri kami sendiri bagaimana bisa kami selamat.”

    “Begitu saya kembali ke Thailand mereka memberi saya nama baru. Mereka memanggil saya si penyintas dan Tuan Banyak Untung.”

    Kendati demikian, Wichian tetap harus membayar utang yang cukup besar – sekitar 230,000 Thai baht (Rp101,9 juta) – untuk membayar ongkos kepergiannya ke Israel. Dia tidak sempat memperoleh penghasilan selama berada di sana.

    Jadi, sama seperti istrinya, Wichian mengambil pekerjaan di sebuah pabrik. Gajinya rendah – hanya sekitar 800 baht (Rp354,851) per hari. Mereka tidak bisa menabung banyak. Kedua anak mereka tinggal bersama kakek dan neneknya di kampung halaman mereka di Provinsi Buri Ram.

    Wichian sesekali susah tidur, dan terbangun memanggil-manggil ibunya. Tapi, dia mengaku berkeinginan untuk kembali ke Israel, demi kesempatan untuk menambah penghasilan, dan menabung lebih banyak lagi.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pria di AS Dinyatakan Tak Bersalah Usai 48 Tahun Mendekam di Penjara

    Pria di AS Dinyatakan Tak Bersalah Usai 48 Tahun Mendekam di Penjara

    Washington DC

    Hakim di Oklahoma, Amerika Serikat (AS), memutuskan pria bernama Glynn Simmons (70) tidak bersalah atas kasus pembunuhan yang telah membuatnya menghabiskan 48 tahun di dalam penjara. Ini merupakan hukuman terlama bagi seorang warga sebelum akhirnya dinyatakan tak bersalah.

    “Ini adalah hari yang telah kami tunggu-tunggu sejak lama. Akhirnya hal itu terjadi,” kata Glynn Simmons kepada wartawan, menurut outlet berita lokal KFOR seperti dilansir CNN, Jumat (22/12/2023).

    Hal itu disampaikannya setelah sidang di mana hakim Pengadilan Distrik Oklahoma County mengeluarkan perintah yang secara resmi menyatakan dia tidak bersalah. Simmons mengatakan dirinya senang dan merasa keadilan telah ditegakkan.

    “Kami dapat mengatakan keadilan akhirnya ditegakkan hari ini. Dan aku senang,” ucapnya.

    Simmons menjalani hukuman 48 tahun, 1 bulan, dan 18 hari atas perbuatan yang belakangan dinyatakan tidak dilakukannya. Dia menjalani hukuman penjara terlama di antara orang yang dibebaskan di AS, menurut National Registry of Exonerations.

    Durasi rata-rata penahanan yang salah adalah lebih dari sembilan tahun, menurut pencatatan, yang melacak dan mengkatalogkan pembebasan tuduhan sejak tahun 1989.

    “Jelas, kami sangat senang,” ujar pengacara Simmons, Joe Norwood.

    Simmons dibebaskan dengan jaminan pada bulan Juli 2023, ketika hakim mengosongkan putusan dan hukuman tahun 1975 atas permintaan Jaksa Wilayah Oklahoma County, yang mengatakan dalam siaran pers bahwa kantornya menemukan bukti dirahasiakan dari pengacara pembela Simmons.

    Pada bulan September, Jaksa Wilayah, Vicki Behenna, mengumumkan dia tidak akan meminta persidangan ulang, sebagian karena kurangnya bukti fisik. Cobaan berat yang dialami Simmons selama lebih dari empat dekade secara resmi berakhir pada hari Selasa lalu dengan amendemen perintah Hakim Amy Palumbo yang menyatakan Simmons tak bersalah.

    “Pengadilan ini menemukan dengan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa pelanggaran yang menyebabkan Tuan Simmons dihukum, dijatuhi hukuman dan dipenjarakan dalam kasus yang ada, termasuk pelanggaran yang lebih ringan, tidak dilakukan oleh Tuan Simmons,” kata hakim Palumbo dalam perintah tersebut.

    Apa kasus yang membuat Simmons dipenjara 48 tahun? Simak di halaman selanjutnya.

    Berdasarkan catatan kantor kejaksaan dan National Registry of Exonerations, Simmons baru berusia 22 tahun ketika dia dan pria lain dihukum karena dianggap membunuh Carolyn Sue Rogers dalam perampokan toko minuman keras pada tanggal 30 Desember 1974. Penuntutan di persidangan bergantung pada kesaksian seorang wanita berusia 18 tahun yang ditembak di kepala saat perampokan.

    Saat diwawancarai oleh polisi beberapa hari kemudian, wanita tersebut mengatakan dia tidak dapat mengingat banyak hal. Namun pada saat persidangan, wanita tersebut mengatakan bahwa dia telah mengidentifikasi Simmons dan rekan terdakwanya sebagai terduga pelaku.

    Dia bersaksi bahwa dia tidak mengidentifikasi tersangka lain padahal sebenarnya dia telah mengidentifikasi empat orang lain dalam delapan barisan terpisah. Tak satu pun dari mereka adalah Simmons atau rekan tergugatnya.

    Di persidangan, Simmons bersaksi bahwa dia bahkan tidak berada di Oklahoma pada saat perampokan terjadi. Dia mengatakan dirinya berada di Harvey, Louisiana, dan sedang bermain biliar.

    Beberapa saksi juga menyatakan mereka melihat Simmons di Harvey pada hari kejadian pembunuhan dan sehari setelahnya. Pada akhirnya, Simmons dan rekan terdakwanya dinyatakan bersalah, menurut rilis berita kantor kejaksaan, dan, pada awalnya, dijatuhi hukuman mati.

    Hukuman mereka kemudian diubah menjadi penjara seumur hidup sebagai akibat dari keputusan Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa hukuman mati tidak konstitusional karena penerapannya yang sewenang-wenang dan tidak merata. Rekan Simmons telah dibebaskan bersyarat pada tahun 2008.

    Akhirnya, penyelidik swasta menemukan laporan bahwa saksi berusia 18 tahun tersebut telah mengidentifikasi subjek lain dan telah mempertimbangkan identitasnya dalam semalam sebelum memutuskan bahwa dia yakin dengan identitas tersebut. Laporan tersebut tidak pernah dibagikan kepada pengacara Simmons pada saat persidangannya.

    Sekarang, Simmons dan pengacaranya berharap dapat menerima sejumlah kompensasi atas penahanannya yang salah. Perintah hakim, katanya, memungkinkan mereka untuk memulai proses mencari kompensasi yang, di Oklahoma, dibatasi hingga USD 175.000. Namun, hal itu harus diperjuangkan lagi di pengadilan.

    Sementara itu, Simmons sedang mencari bantuan keuangan melalui GoFundMe – satu-satunya sumber pendapatannya setelah hampir lima dekade dia tidak dapat memperoleh keterampilan yang dapat digunakan untuk mencari nafkah. Selain itu, Simmons telah didiagnosis menderita kanker stadium empat dan sedang menjalani kemoterapi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jerman Dilanda Gelombang Baru Infeksi Corona

    Jerman Dilanda Gelombang Baru Infeksi Corona

    Jakarta

    Masih banyak orang ingat, pertengahan Desember 2020, Jerman kembali membatasi kehidupan publik. Kebijakan yang disebut sebagai lockdown light ini dimulai awal November, dan dimaksudkan untuk secara signifikan mengurangi jumlah infeksi corona sebelum Natal.

    Namun kebijakan ini gagal total. Angka kejadian dalam 7 hari meningkat menjadi hampir 200 kasus. Pemerintah federal dan negara bagian kemudian memutuskan kembali memberlakukan lockdown. Hanya lima orang dari dua rumah tangga yang diizinkan berkumpul, sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh, dan pemborongan barang kebutuhan pokok secara berlebihan dari toko ritel pun kembali terjadi.

    Tepat tiga tahun kemudian, virus ini telah lama kehilangan kekuatan terornya. Sebagian besar warga Jerman telah divaksinasi dan hampir semua orang punya kekebalan dasar. Namun dokter keluarga di Jerman, seperti Lars Rettstadt kembali kewalahan. Telepon di ruang praktiknya berdering sepanjang waktu.

    “Sekarang masa penularan seperti biasa lagi, banyak yang bersin dan batuk. Saat kami mulai buka pada Senin pagi, sudah ada 70 orang datang tanpa buat janji, laki-laki, perempuan, tua atau muda. Diperkirakan 80% terkena infeksi virus, setengahnya mengidap corona.”

    Hanya sedikit kasus corona berat

    Banyak orang datang ke tempat praktiknya tanpa memakai masker, dan tim dokter keluarga di Dortmund ini kemudian memberikan masker pasien tersebut seharga 50 sen. Rettstadt memanfaatkan kebutuhan tersebut dan menyiapkan jam konsultasi infeksi khusus, yakni mulai tengah hari dan seterusnya, pasiennya juga dapat menghubunginya melalui video.

    Normalitas baru corona di Jerman berarti kebanyakan orang tidak lagi melakukan tes virus secara mandiri. Selain itu, Ketua Asosiasi Dokter Umum Westphalia-Lippe ini hanya menggunakan tes PCR ketika pasien dalam kondisi yang sangat buruk.

    “Kami tidak lagi melihat kasus berat. Saya hanya punya pasien berusia 94 tahun yang terpaksa masuk rumah sakit karena infeksi corona. Sebaliknya, saat ini banyak pasien yang datang dengan keluhan saluran cerna dan sakit kepala sebagai efek samping corona, dan banyak lagi. Kami juga sering memberikan surat keterangan sakit selama dua minggu kepada pasien yang lebih muda karena mereka kelelahan secara fisik dan belum punya daya tahan.”

    Jutaan orang menderita penyakit pernafasan

    Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mendesak perlunya tindakan kehati-hatian dan melakukan lebih banyak vaksinasi menjelang Natal akibat gelombang baru infeksi virus ini di Jerman.

    Saat ini, angka kejadian dalam 7 hari saat ini berjumlah 38. Sebagai perbandingan, pada puncak gelombang varian Omicron pada musim semi tahun 2022 kasus 7 hari hampir mencapai 2.000.

    Namun gambaran situasi corona yang sebenarnya tidak lagi dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan kejadian yang berlaku selama ini, karena orang-orang sudah jarang melakukan tes mandiri. Namun ini bisa diketahui dari sampel air limbah. Setidaknya 123 instalasi pengolahan limbah terpilih di Jerman menjadi sistem peringatan dini baru karena orang yang terinfeksi mengeluarkan virus sebelum mereka menyadari penyakitnya.

    Ahli virologi di Frankfurt, Martin Stürmer, mengetahui penelitian lain yang menggambarkan sejauh mana sebenarnya gelombang corona saat ini. “Studi SentySurv dari Rhineland-Pfalz secara teratur memeriksa 10.000 peserta menggunakan PCR secara berkala, terlepas dari apakah orang tersebut memiliki gejala atau tidak. Saat ini, insiden 7 hari di Rhineland-Pfalz hampir 3.900. Pada seminggu yang lalu jumlahnya masih di angka 2.600. Jadi kita sudah berada di fase dimana angka corona kembali meningkat secara masif.”

    Gelombang wabah varian Pirola

    Tidak hanya virus corona yang merajalela, tetapi juga infeksi saluran pernapasan biasa seperti influenza atau virus RSV. Pada saat yang sama, Stürmer memberikan gambaran yang jelas: Tidak ada peningkatan signifikan dalam jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien yang dirawat di unit perawatan intensif, atau bahkan kematian akibat corona. Meski demikian, ahli virologi ini menilai infeksi varian baru sedang meningkat.

    “Dalam beberapa hari dan minggu terakhir kita sebenarnya melihat perubahan dari varian penerus Eris ke varian berikutnya, Pirola. Varian asli Pirola mengalami lebih dari 30 mutasi. Sekarang ada varian BA.2.86.1 di Jerman, tetapi di Jerman ada lebih dari 30 mutasi. terutama varian JN.1, jenis varian penerus Pirola lainnya, yang kini bertanggung jawab atas hampir sepertiga pendeteksian,” menurut Stürmer.

    Masker dan vaksinasi tetap penting

    Oleh karena itu, beberapa minggu ke depan akan ada tantangan lain, menurut Stürmer. Ia juga mengimbau kelompok berisiko, yaitu orang yang berusia di atas 60 tahun dan pernah menderita penyakit kronis, untuk segera divaksinasi. Pada saat yang sama, vaksinasi juga memberikan perlindungan yang baik terhadap penyakit Covid jangka panjang, yaitu masalah kesehatan jangka panjang lebih dari empat minggu setelah infeksi.

    “Masyarakat sendiri sering berkata: ‘Saya tidak akan mau lagi pakai masker.’ Ada jarak tertentu atau keengganan untuk melakukan langkah-langkah yang sangat masuk akal. Kesediaan untuk melakukan vaksinasi juga berada pada tingkat yang rendah. Saya pikir ini semua adalah faktor-faktor yang dapat kita tingkatkan secara signifikan melalui komunikasi yang positif dan masuk akal.” (ae/hp)

    Lihat juga Video ‘Perhatian! Masyarakat Indonesia Diminta Segera Vaksin Booster’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Apa yang Terjadi?

    Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Apa yang Terjadi?

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita-berita utama yang terjadi di berbagai penjuru dunia dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 18 Desember 2023, kami awali dengan laporan dari kawasan Asia.

    Korea Utara menembakkan rudal

    Korea Utara menembakkan rudal balistik dengan kemampuan yang bisa menjangkau wilayah di mana saja di Jepang dan Amerika Serikat, menurut seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang.

    Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan rudal tersebut terbang selama 73 menit, dengan ketinggian mencapai lebih dari 6.000 kilometer, kemudian jatuh ke laut sebelah barat Hokkaido, di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.

    Peluncuran hari ini hanya selang beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek, Minggu malam kemarin dengan jarak 570 kilometer.

    Setelah peluncuran, Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang mengecam Amerika Serikat karena sudah mengatur sebuah preview dari perang nuklir, termasuk dengan mendatangkan kapal selam bertenaga nuklir di Korea Selatan.

    WHO prihatin kondisi rumah sakit Al-Shifa

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi rumah sakit Al-Shifa karena kekurangan pasokan, di tengah banyaknya pasien yang tidak dapat menerima perawatan medis yang layak.

    WHO menyebut unit gawat darurat di rumah sakit Al-Shifa sebagai tempat “pertumpahan darah”, sehari setelah mereka dan badan-badan PBB lainnya dapat mengirimkan pasokan medis ke rumah sakit terbesar di wilayah Palestina tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan “puluhan ribu pengungsi menggunakan gedung rumah sakit dan lahan untuk berlindung”.

    Mereka juga kekurangan air minum dan makanan yang parah.

    Warga Chile menolak konstitusi konservatif

    Rakyat Chile menolak konstitusi konservatif baru untuk menggantikan konstitusi saat ini yang berakar dari masa kediktatoran Augusto Pinochet.

    Dari 90,16 persen suara yang telah dihitung, sebanyak 55,68 persen warga Chile menolak rancangan undang-undang baru tersebut sementara 44,32 persen mendukungnya.

    “Akhirnya setelah empat tahun perdebatan sengit dan pembahasan konstitusional, kita sampai pada titik yang sama,” kata analis politik Kenneth Bunker.

    Ia menambahkan berakhirnya pemungutan suara seharusnya akan membawa stabilitas politik dan kepercayaan yang lebih tinggi bagi investor.

    Banyak warga Chile yang menyatakan tidak percaya dan kecewa terhadap proses tersebut, setelah bertahun-tahun mengalami polarisasi dan pertikaian politik.

    Dugaan kejahatan terorganisir polisi Papua Nugini

    Sebuah geng yang dikenal sebagai “kelompok laki-laki buronan” diduga dipersenjatai oleh polisi Bougainville dan melakukan perampokan terhadap polisi, yang kini berusaha menangkap mereka.

    Sejumlah kepala suku dan tokoh masyarakat di Papua Nugini menyerukan agar penyelidikan dilakukan di tingkat kepolisian, setelah adanya dugaan keterlibatan mereka dalam kejahatan terorganisir.

    “Polisi-polisi ini melakukan semua perencanaan dan kemudian melibatkan ‘buronan’ untuk merampok kriminal utama… bahkan senjata apinya adalah milik mereka,” klaim para pemimpin tersebut dalam sebuah petisi yang dikirimkan kepada pemerintah.

    Sebuah petisi yang ditandatangani pada bulan Agustus menyerukan polisi untuk berhenti “memburu” anak-anak dan agar mereka yang sudah ditahan dibebaskan dan diampuni, dengan mengatakan bahwa orang-orang tersebut telah berjanji untuk menghentikan semua keterlibatan kriminal.

    Rusia memuat rudal 23 meter

    Pasukan roket Rusia telah memuat rudal balistik antarbenua Yars baru ke dalam silo di pangkalan Kozelsk di wilayah Kaluga, barat daya Moskow.

    Rudal RS-24 (Yars) sepanjang 23 meter dirancang untuk membawa beberapa kendaraan yang memungkinkan rudal tersebut mengirimkan ledakan nuklir ke sasaran yang berbeda.

    Kementerian Pertahanan merilis klip rudal raksasa yang diangkut ke silo dan dimasukkan ke dalam sebuah poros, dengan video tersebut diiringi dentuman musik rock.

    Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, diikuti oleh Amerika Serikat. Bersama-sama, Rusia dan Amerika Serikat mengendalikan lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia.

    Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki sekitar 5.889 hulu ledak nuklir sementara Amerika Serikat memiliki sekitar 5.244 hulu ledak nuklir.

    Lihat juga Video ‘Singgung soal Penurunan Angka Kelahiran di Korut, Kim Jong Un Nangis’:

  • 2 Balon Udara China yang Mencurigakan Lintasi Selat Taiwan

    2 Balon Udara China yang Mencurigakan Lintasi Selat Taiwan

    Taipei

    Otoritas Taiwan mendeteksi lebih banyak balon udara, yang diduga milik China, yang terbang secara mencurigakan melintasi Selat Taiwan. Sedikitnya ada dua balon udara mencurigakan yang terdeteksi mengudara di atas perairan sensitif yang memisahkan pulau Taiwan dan daratan China.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (18/12/2023), ini merupakan insiden kedua dalam sebulan terakhir ketika Taipei melaporkan keberadaan balon udara mencurigakan di dekat wilayahnya.

    Kementerian Pertahanan Taiwan dalam penyataan terbaru melaporkan bahwa dua balon udara, yang diduga merupakan balon cuaca milik China, terdeteksi mengudara di atas Selat Taiwan pada Minggu (17/12) waktu setempat. Rute yang ditempuh balon udara itu tetap berada di sebelah utara Taiwan.

    Laporan Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut dua balon udara itu terdeteksi pada Minggu (17/12) sekitar pukul 09.03 waktu setempat dan pukul 14.43 waktu setempat, setelah melintasi garis median Selat Taiwan, yang berjarak 110 mil laut (204 kilometer) sebelah barat laut kota pelabuhan Keelung, Taiwan bagian utara.

    Kedua balon udara itu, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, mengudara di ketinggian sekitar 27.000 kaki (3.230 meter) dan bergerak ke arah timur, sebelum menghilang masing-masing sekitar pukul 09.36 waktu setempat dan pukul 16.35 waktu setempat.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Sun Li-fang, menyebut penilaian awal menunjukkan balon-balon udara itu merupakan balon cuaca.

    Belum ada tanggapan resmi dari China atas laporan Taiwan tersebut.

    Lihat juga Video ‘Tegang! Kapal Perang China ‘Potong Laju’ Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan’:

    Taiwan sedang dalam kondisi sangat waspada terhadap aktivitas China, baik militer maupun politik, menjelang pemilu presiden dan parlemen yang dijadwalkan digelar 13 Januari tahun depan.

    Taipei telah memperingatkan adanya upaya-upaya Beijing untuk mencampuri pemungutan suara agar para pemilih memilih kandidat yang mungkin disukai China.

    Sebelum insiden pada Minggu (17/12) waktu setempat, Taiwan juga mendeteksi keberadaan sebuah balon udara yang melintasi Selat Taiwan pada 7 Desember lalu. Pada saat itu, otoritas pertahanan Taipei menduga balon itu merupakan balon cuaca.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rudal Israel Hantam Suriah, 2 Tentara Terluka

    Rudal Israel Hantam Suriah, 2 Tentara Terluka

    Damaskus

    Serangan udara Israel menargetkan sejumlah area di dekat Damaskus, ibu kota Suriah. Sedikitnya dua tentara Suriah mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (18/12/2023), serangan udara Israel yang menggunakan rudal pada Minggu (17/12) waktu setempat itu dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Suriah dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita SANA.

    “Sekitar pukul 22.05 waktu setempat, musuh Israel melakukan agresi udara dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki, menargetkan beberapa area di dekat ibu kota Damaskus,” sebut Kementerian Pertahanan Suriah dalam pernyataannya.

    “Dua tentara mengalami luka-luka,” imbuh pernyataan tersebut.

    Dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Suriah bahwa sistem pertahanan anti-pesawat Suriah berhasil mencegat beberapa rudal Israel yang mengudara di wilayah negara tersebut.

    Seorang koresponden AFP yang sedang berada di dekat Damaskus melaporkan dirinya mendengar suara pengeboman.

    Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pemantau HAM yang berbasis di Inggris, melaporkan bahwa jet-jet tempur Israel menyerang “pertahanan anti-pesawat rezim Suriah serta posisi Hizbullah (yang didukung Iran) di dekat Sayyida Zeinab” — distrik di sebelah selatan ibu kota Suriah.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Serangan Rudal ke Jurnalis Lebanon di Dekat Perbatasan Israel’:

    Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap Suriah, negara tetangganya, sejak perang sipil dimulai tahun 2011 lalu. Sebagian besar serangan militer Israel menargetkan pasukan yang didukung Iran dan para petempur Hizbullah, serta posisi tentara Suriah.

    Namun serangan-serangan Israel semakin intensif sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas, sekutu Hizbullah, di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu. Serangan lintas perbatasan juga marak terjadi antara Israel dan Hizbullah dalam beberapa pekan terakhir.

    Pada 10 Desember lalu, dua petempur Hizbullah dan dua personel pasukan keamanan Suriah, yang bekerja dengan kelompok itu, tewas akibat serangan Israel yang menghantam distrik Sayyida Zeinab.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hong Kong Mulai Persidangan Jimmy Lai, AS-Inggris Serukan Pembebasan

    Hong Kong Mulai Persidangan Jimmy Lai, AS-Inggris Serukan Pembebasan

    Jakarta

    Pengadilan keamanan nasional bagi pengkritik terkemuka Tiongkok, Jimmy Lai, dibuka pada hari Senin (18/12) di Hong Kong dengan pengamanan yang ketat. Aktivis prodemokrasi itu menghadapi tuduhan bahwa dia telah berkolusi dengan kekuatan asing, termasuk Amerika Serikat (AS).

    Kerumunan terbentuk di luar gedung Pengadilan Hukum Kowloon Barat sejak malam sebelum persidangan dimulai. Terlihat puluhan polisi dikerahkan untuk mengamankan lokasi. Minggu lalu, kepala keamanan Hong Kong memperingatkan bahwa upaya apa pun untuk mengganggu jalannya persidangan tidak akan ditoleransi.

    Lai, 76 tahun, adalah pendiri tabloid prodemokrasi berbahasa Mandarin, Apple Daily, yang kini resmi ditutup. Dia juga merupakan salah satu pengkritik paling terkemuka di Hong Kong terhadap kepemimpinan Partai Komunis Cina, yang memicu protes besar-besaran pada tahun 2019 lalu.

    Persidangan Lai dijadwalkan akan berlangsung di pengadilan terbuka selama 80 hari kerja ke depan dan akan diawasi secara ketat sebagai barometer kebebasan politik dan independensi peradilan di kota itu. Lai akan diadili tanpa juri dan tidak diperbolehkan memilih pengacara.

    Jimmy Lai tampak tenang menjalani persidangan

    Pada hari Senin (18/12), Lai yang sebelumnya tidak pernah terlihat di depan umum sejak 2021 itu muncul di pengadilan dengan mengenakan setelan jas, dan tersenyum serta melambaikan tangan ke arah galeri tempat keluarganya duduk.

    Lai, yang diapit oleh empat pengawal, terlihat membaca dokumen pengadilan ketika pengacara utamanya, Robert Pang, berbicara kepada tiga hakim yang mengenakan rambut palsu dan jubah merah.

    “Ketika hak-hak fundamental dilanggar, perlindungan apapun harus ditafsirkan secara luas untuk mendukung Lai dan secara khusus untuk penuntutan,” kata Pang kepada pengadilan.

    Lokasi gedung pengadilan tampak terlihat dengan penjagaan keamanan super ketat, dengan polisi berseragam, polisi anti huru-hara dan polisi berpakaian preman, kendaraan lapis baja hingga anjing pelacak.

    “Lai telah ditahan di penjara selama hampir tiga tahun. Saya ingin menyaksikannya,” kata salah satu pendukung Lai, Jolly Chung, pria berusia 29 tahun. “Jika dia tidak bisa keluar dan harus mati di penjara, saya harap dia bisa bangga dengan dirinya sendiri, dan banyak orang Hong Kong yang ingin mengucapkan terima kasih kepadanya.”

    AS-Inggris serukan pembebasan Jimmy Lai

    Para pengamat dari konsulat asing Hong Kong, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada, turut hadir dalam persidangan tersebut.

    Kasus Lai ini telah menuai kecaman luas dari masyarakat internasional, namun Beijing terus menerus menepis kecaman itu sebagai bentuk campur tangan dan sebuah noda.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Cameron mengatakan dalam sebuah pernyataan menjelang persidangan dimulai bahwa dia “sangat prihatin dengan penuntutan bermotif politik” terhadap Lai.

    “Sebagai seorang jurnalis dan penerbit yang terkemuka serta vokal, Jimmy Lai telah menjadi target dalam upaya yang jelas untuk menghentikan pelaksanaan haknya atas kebebasan berekspresi dan berserikat secara damai,” tambahnya.

    Cameron menegaskan bahwa, “saya menyerukan kepada pihak berwenang Hong Kong untuk mengakhiri penuntutan mereka dan membebaskan Jimmy Lai.”

    Juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller juga menyerukan pembebasan Lai, dengan mengatakan bahwa “tindakan yang menghambat kebebasan pers dan membatasi arus informasi yang bebas … telah merusak lembaga-lembaga demokratis Hong Kong dan merusak reputasi Hong Kong sebagai pusat bisnis dan keuangan internasional”.

    Dipenjara selama lebih dari 1.100 hari, Lai telah dihukum dalam lima kasus lainnya, termasuk dakwaan keterlibatannya dalam mengorganisir dan berpartisipasi pada demonstrasi selama protes demokrasi tahun 2019 silam.

    kp/hp (Reuters, AFP)

    Lihat juga Video ‘Warga Hong Kong Lebih Pilih Punya Kucing Dibanding Bayi’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Solidaritas untuk Gaza, Tak Ada Perayaan Natal di Betlehem

    Solidaritas untuk Gaza, Tak Ada Perayaan Natal di Betlehem

    Bethlehem

    Perayaan Natal tampaknya dibatalkan di Bethlehem, sebuah kota di wilayah Tepi Barat, yang diyakini oleh umat Kristen sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus. Suasana Natal tidak terlihat di kota Betlehem, yang biasanya menggelar perayaan secara meriah.

    Seperti dilansir AFP dan Mirror.co.uk, Senin (18/12/2023), kerumunan wisatawan dan peziarah yang biasanya berkumpul di kota Bethlehem, dengan banyak orang mengenakan kostum Sinterklas, disertai marching band, menghilang dari pandangan untuk tahun ini.

    Sama sekali tidak ada lampu kerlap-kerlip yang menandai perayaan Natal dan tidak ada juga keberadaan pohon cemara besar yang biasanya dipajang untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang diyakini oleh umat Kristen terjadi di Betlehem sekitar 2.000 tahun lalu.

    Gereja Kelahiran atau Church of Nativity yang biasanya dipenuhi banyak peziarah saat menjelang Natal, kini tampak kosong.

    Manger Square di Bethlehem, yang biasanya menjadi lokasi berdirinya pohon cemara setinggi 6 meter, terlihat kosong. Menurut penduduk setempat, minimnya suasana perayaan Natal menjadi bentuk solidaritas terhadap orang-orang yang dilanda perang di Jalur Gaza yang berjarak 74 kilometer dari kota itu.

    Ketika perang antara Israel dan Hamas berkecamuk di Jalur Gaza, perayaan Natal tampaknya menjadi hal yang diredam untuk tahun ini di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel. Sedikitnya 18.800 warga Palestina tewas dan hampir dua juta orang mengungsi juga terjebak bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.

    Di Tepi Barat sendiri, tindak kekerasan meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 290 warga Palestina di Tepi Barat tewas dibunuh oleh tentara atau pemukim radikal Israel.

    Pada tahun-tahun normal, menurut seorang pemilik toko souvenir yang bernama Abooh Suboh (30), Bethlehem biasanya menjadi “kota yang penuh dengan orang, penuh dengan turis”. Toko Suboh yang menjual syal kasmir dan tas kulit tampak kosong pada akhir tahun ini.

    “Perang ini menghentikan segalanya,” ucapnya.

    Para pemimpin-pemimpin gereja di Yerusalem dan dewan kota Bethlehem telah mengambil keputusan, sejak bulan lalu, untuk tidak menggelar perayaan Natal yang “tidak perlu” sebagai bentuk solidaritas untuk warga di Jalur Gaza.

    Patriark Latin Yerusalem tetap akan datang untuk menyampaikan khotbah tengah malam yang secara tradisi digelar pada Malam Natal. Namun dengan banyaknya peziarah yang menghindari Bethlehem saat ini, dan akses ke kota itu yang dibatasi oleh Israel, jumlah jemaat yang hadir kemungkinan akan berkurang.

    Sementara itu, seorang pendeta Palestina bernama Dr Munther Isaac dari Gereja Evangelis Lutheran di Bethelehem menciptakan adegan palungan saat kelahiran Yesus dengan menggambarkan bayi Yesus dikelilingi oleh puing-puing.

    “Kami melakukan ini untuk diri kami sendiri, untuk menekankan bahwa Yesus ada dalam solidaritas dengan mereka yang menderita,” ucapnya.

    “Yesus menyertai kita dalam penderitaan kita, ketika kita menjadi korban marginalisasi dan ketidakadilan. Ini adalah Natal bagi kita. Dan saya berharap Anda memikirkan arti sebenarnya dari Natal saat Anda merayakannya dengan cara Anda sendiri,” ujar Dr Isaac dalam pernyataannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu