Jenis Media: Internasional

  • Balas Serangan AS-Inggris ke Yaman, Houthi Luncurkan Rudal Balistik

    Balas Serangan AS-Inggris ke Yaman, Houthi Luncurkan Rudal Balistik

    Jakarta

    Kelompok Houthi di Yaman meluncurkan sebuah rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah pada hari Jumat (12/1) waktu setempat. Ini sebagai pembalasan atas serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman yang menargetkan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut.

    “Kami tahu bahwa mereka telah menembakkan setidaknya satu rudal sebagai pembalasan, namun rudal tersebut tidak mengenai satu kapal pun,” kata Direktur Staf Gabungan Amerika Serikat, Letnan Jenderal Douglas Sims kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).

    “Retorika mereka cukup kuat dan cukup tinggi. Saya perkirakan mereka akan mencoba melakukan semacam pembalasan,” ujarnya tentang Houthi.

    Sims juga mengatakan bahwa penilaian kerusakan akibat serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman yang menargetkan hampir 30 lokasi dengan menggunakan lebih dari 150 amunisi, masih berlangsung. Namun, dia menekankan bahwa jumlah korban diperkirakan tidak akan banyak.

    “Setiap target yang kami targetkan tadi malam dikaitkan dengan kemampuan yang digunakan untuk menentang kebebasan navigasi di Laut Merah,” katanya.

    Kelompok Houthi telah melancarkan serangan drone dan rudal dalam jumlah besar terhadap rute pelayaran internasional utama melalui Laut Merah sejak perang di Gaza meletus. Houthi mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai respons terhadap serangan militer Israel di Gaza.

    Kelompok pemberontak ini telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman sejak perang saudara meletus di negara itu pada tahun 2014. Houthi merupakan bagian dari apa yang disebut “poros perlawanan” yang didukung Iran untuk melawan Israel.

    Sebelumnya, pemerintah AS dan Inggris mengumumkan serangan militer, dengan pesawat tempur, kapal perang dan kapal selam, terhadap lebih dari selusin target terkait Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1) malam. Serangan itu disebut sebagai balasan atas rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintas di Laut Merah.

    Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa serangan yang dilancarkan militer Washington bersama sekutunya, Inggris, terhadap target Houthi di Yaman itu bersifat “defensif”. Biden juga memperingatkan adanya tindakan lebih lanjut jika Houthi terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin, yang masih dirawat di rumah sakit usai didiagnosis kanker prostat, menyebut serangan AS dan Inggris itu bertujuan untuk “mengganggu dan melemahkan” kemampuan Houthi dalam menargetkan jalur pelayaran internasional.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah basis Houthi di Yaman dengan tujuan untuk menghalau serangan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut terhadap kapal-kapal kargo yang berlayar melintasi Laut Merah.

    Serangan tersebut didukung oleh sejumlah sekutu AS dan Inggris.

    Rudal diluncurkan pada Kamis (11/01) malam hingga Jumat (12/01), menghantam puluhan lokasi dengan sejumlah korban dilaporkan.

    Kelompok Houthi mengatakan mereka tak tergoyahkan oleh serangan-serangan tersebut, namun AS berpendapat bahwa serangan tersebut telah merusak kemampuan militer kelompok pemberontak tersebut.

    Inilah yang kami ketahui sejauh ini.

    Apa sasaran serangan AS dan Inggris?

    AS mengeklaim telah “melakukan serangan yang disengaja terhadap lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi milisi Houthi yang didukung Iran”.

    Pentagon mendeskripsikan target serangannya antara lain sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, fasilitas penyimpanan dan peluncuran rudal, serta pusat komando dan kendali Houthi.

    Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, serangan Inggris terjadi Bani yang terletak di barat laut Yaman yang menurut Kementerian Pertahanan merupakan lokasi peluncuran rudal dan drone.

    Secara keseluruhan, terjadi 72 serangan, menurut juru bicara militer Houthi.

    Sebuah rudal diluncurkan dari kapal perang dalam operasi koalisi pimpinan AS terhadap sasaran militer di Yaman, 12 Januari 2024 (Reuters)

    Apakah ada korban dari serangan ini?

    Juru bicara Houthi menyebut lima anggotanya terbunuh akibat serangan AS dan Inggris, sementara enam orang lainnya terluka.

    Pentagon menyebut serangan itu tidak menyasar warga sipil, melainkan menyasar target militer dengan “senjata presisi”.

    BBC

    Apa strategi di balik serangan ini?

    Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan. Namun AS juga telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin melihat konflik yang semakin meluas di Timur Tengah.

    Hal ini menunjukkan bahwa tindakan militer pimpinan AS di masa depan, jika diperlukan, akan dibatasi.

    Serangan udara dan rudal jelajah jarak jauh merupakan serangan yang paling tidak berisiko dan merugikan bagi Biden pada tahun pemilu.

    Baca juga:

    Ingatlah bahwa AS juga telah melancarkan serangan udara terbatas untuk menargetkan kelompok lain yang didukung Iran di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.

    Tapi yang terbaik adalah pencegahan. Hal ini tidak akan menghilangkan ancaman tersebut.

    Serangan pada Jumat (12/01) mungkin juga telah menurunkan dan menghancurkan sebagian kemampuan Houthi dalam melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Namun kelompok Houthi mampu bertahan dalam keadaan yang jauh lebih buruk termasuk bertahun-tahun menjadi sasaran Angkatan Udara Saudi.

    Setidaknya di depan umum mereka tetap tak tergoyahkan. Mereka masih memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan lebih lanjut.

    Satu-satunya pilihan nyata yang tersisa bagi AS dan Inggris adalah melakukan hal yang sama serangan dari jarak jauh.

    AS mempunyai pengalaman pahit baru-baru ini mengenai tindakan militer yang lebih langsung di wilayah tersebut seperti menempatkan pasukan di lapangan.

    Senjata apa yang digunakan Amerika dan Inggris?

    Sebagian besar serangan berasal dari jet AS. AS memiliki kapal induk di Laut Merah, serta pangkalan udara di wilayah tersebut.

    Kapal perang Angkatan Laut AS menembakkan rudal jelajah serangan darat Tomahawk yang dipandu GPS, kata militer AS.

    Meskipun tidak ada angka spesifik yang diberikan mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, AS mengatakan lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi “dari berbagai jenis” digunakan.

    BBC

    Sementara itu, Inggris mengatakan pihaknya mengirim empat jet Typhoon dari Siprus yang membawa bom berpemandu Paveway IV. Belum disebutkan berapa banyak yang ditembakkan.

    Meskipun Angkatan Laut Kerajaan Inggris memiliki dua kapal perang di Laut Merah, keduanya tidak dapat menembakkan rudal serangan darat sehingga tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut.

    Bagaimana reaksi kelompok Houthi?

    Menanggapi serangan hari Jumat, pemimpin Houthi Mohammed al-Bukhaiti mengatakan AS dan Inggris akan “segera menyadari” tindakan tersebut adalah “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

    “Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak belajar dari pengalaman mereka sebelumnya,” tulisnya di media sosial.

    Dia menambahkan “setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan berdiri bersama para korban genosida atau membela para pelakunya.”

    Juru bicara lain dari kelompok tersebut mengatakan Amerika dan Inggris salah jika berpikir bahwa mereka dapat menghalangi dukungan Yaman terhadap Palestina.

    Iran, yang mendukung Houthi, mengutuk serangan terhadap Yaman sebagai “pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman” dan pelanggaran hukum internasional.

    Posisi Houthi dalam serangan di Laut Merah adalah mereka mencegah kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel melintasi rute tersebut sebagai imbas dari apa yang terjadi di Gaza.

    Mereka sebelumnya mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel atau memiliki hubungan dengan Israel adalah “target yang sah”. Namun, banyak kapal komersial yang menjadi sasaran tampaknya tidak memiliki hubungan tersebut.

    Bagaimana Biden dan Sunak membenarkan serangan tersebut?

    Biden mengatakan serangan itu merupakan “respons langsung” terhadap serangan Houthi di Laut Merah.

    “Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” katanya.

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menambahkan bahwa tindakan tersebut “perlu dan proporsional” untuk melindungi pelayaran global.

    “Meskipun ada peringatan berulang kali dari komunitas internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah, termasuk terhadap kapal perang Inggris dan AS pada pekan ini,” katanya.

    “Ini tidak bisa dibiarkan.”

    BBC

    Serangan AS-Inggris didukung oleh koalisi Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

    Dalam sebuah pernyataan, sekutu mengatakan serangan multilateral dilakukan “sesuai dengan hak yang melekat pada pertahanan diri individu dan kolektif”.

    “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan pelaut internasional di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” bunyi pernyataan tersebut.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Fakta Gempuran AS dan Inggris di Yaman

    5 Fakta Gempuran AS dan Inggris di Yaman

    Ketegangan di Laut Merah berlanjut. Menyusul aksi Houthi dari Yaman yang menyerang jalur perdagangan ini, Amerika Serikat dan Inggris kemudian menggempur Houthi.

    Perairan Laut Merah merupakan jalur strategis yang dilalui oleh setidaknya 12 persen perdagangan dunia. Karena serangan Houthi, kapal-kapal dagang menjadi ketar-ketir melewati jalur ini. Kepentingan ekonomi-politik AS dan kawan-kawan terganggu. Kondisi ini berlangsung sejak sebelum pergantian tahun.

    Washington pada Desember lalu membentuk koalisi internasional yang bertujuan melindungi lalu lintas maritim di Laut Merah dari serangan Houthi. Singkat cerita, AS dan Inggris menggempur Yaman, basis kekuatan Houthi.

    Dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) meloloskan resolusi terbaru yang isinya menuntuk kelompok Houthi dari Yaman untuk segera menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di perairan laut merah.

    Resolusi diloloskan pada Rabu (10/1) waktu setempat. Rusia, China, Mozambik, dan Aljazair abstain, sedangkan negara-negra anggota DK PBB lainnya mendukung resolusi tersebut.

    Resolusi yang berhasil diadopsi bersama itu “menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional”.

    2. Awal serangan AS-Inggris ke Houthi Yaman

    Dilansir Al Arabiya, serangan koalisi AS-Inggris ke Yaman dilancarkan pada Kamis (11/1/2024) waktu setempat. Mereka menargetkan fasilitas logistik dan sistem radar Houthi, kelompok bersenjata yang disokong Iran tersebut.

    “Kami mengincar kemampuan yang sangat spesifik di lokasi yang sangat spesifik dengan amunisi yang presisi,” kata seorang pejabat senior militer AS, tidak mau disebutkan namanya.

    3. Houthi Yaman jadi yang pertama digempur rudal balistik

    Pada serangan militer ini, koalisi AS dan Inggris untuk pertama kalinya menembakkan rudal balistik spesifik mereka. Presiden AS Joe Biden sendiri mengatakan soal penggunaan rudal balistik anti-kapal.

    “Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” dilansir AFP, Jumat (12/1/2024). AS dan Inggris mengerahkan jet, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam, untuk menggempur Houthi.

    US President Joe Biden speaks during a press conference after meeting with Chinese President Xi Jinping during the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Leaders’ week in Woodside, California on November 15, 2023. US President Joe Biden and Chinese President Xi Jinping shook hands and pledged to steer their countries away from conflict on November 15, 2023, as they met for the first time in a year at a high-stakes summit in California. (Photo by Brendan SMIALOWSKI / AFP) Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

    4. Dalih AS-Inggris serang Houthi

    Dalih AS menggempur Houthi sama seperti dalih Israel menggempur Jalur Gaza, yakni menggunakan hak membela diri alias defensif. Presiden AS Joe Biden menyatakan ingin melindungi keamanan warganya dari serangan Houthi.

    “Serangan-serangan ini telah membahayakan para personel AS, pelaut sipil, dan mitra-mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” ucap Biden dalam pernyataannya.

    “Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kami dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan,” tegas Presiden AS yang berusia 81 tahun itu.

    Selanjutnya, Houthi marah:

    5. Houthi dan Hamas marah

    Kelompok Houthi marah atas serangan militer AS dan sekutunya, Inggris, terhadap wilayah Yaman yang sebagian besar dikuasai kelompok pemberontak tersebut. Seorang pejabat senior Houthi menyebut kedua negara Barat itu akan menyesal menyerang Yaman.

    Pejabat senior Houthi itu juga menyebut serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompoknya di Yaman sebagai “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

    “Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya,” tegas seorang pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, dalam pernyataan berbahasa Inggris via media sosial X, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (12/1/2024).

    Siapa kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan mengapa mereka menyerang kapal-kapal kargo yang menuju Israel? Foto: BBC World

    Bukhaiti kemudian memperingatkan Washington dan London bahwa kedua negara itu akan “menyesal” melancarkan serangan terhadap Yaman.

    “Tidak ada keraguan bahwa Amerika dan Inggris saat ini menyesali kebodohan mereka sebelumnya, dan mereka akan segera menyadari bahwa agresi langsung terhadap Yaman adalah kebodohan terbesar dalam sejarah mereka,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Bukhaiti menyebut perang saat ini sedang berlangsung antara “para pendukung genosida di Gaza”, diduga merujuk pada AS, dan pihak-pihak yang menentangnya. Houthi menyerang kapal-kapal pro-Israel di Laut Merah karena untuk mendukung Gaza agar selamat dari gempuran Israel. Houthi ingin serangan Israel ke Gaza dihentikan.

    “Karena tujuan salah satu pihak adalah menghentikan kejahatan genosida di Gaza, diwakili oleh Yaman, sedangkan tujuan pihak lainnya adalah mendukung dan melindungi pelakunya, yang diwakili oleh Amerika dan Inggris,” ujar Bukhaiti dalam pernyataannya.

    “Oleh karena itu, setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan, tanpa ada pilihan ketiga: membela para korban genosida atau membela para pelaku genosida. Di sisi mana Anda berada?” tanyanya.

    6. Hamas marah

    Hamas juga marah. Kelompok Palestina yang dominan di Jalur Gaza itu menyatakan AS dan Inggris harus bertanggung jawab bila keamanan Laut Merah semakin rusak.

    “Kami mengutuk keras serangan Amerika-Inggris secara terang-terangan di Yaman,” tegas Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, dalam pernyataannya via Telegram, seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2024).

    “Kami menganggap mereka bertanggung jawab atas dampaknya terhadap keamanan regional,” imbuh pernyataan tersebut.

    7. Serangan AS-Inggris tewaskan 5 orang

    Juru bicara militer Houthi mengatakan serangan AS-Inggris menewaskan sedikitnya 5 orang dan melukai 6 orang lainnya. Houthi menyebut semua korban tewas sebagai martir atau syahid. Houthi berjanji akan membalas serangan Barat itu.

    “Serangan tersebut menyebabkan kematian lima orang martir dan melukai enam orang lainnya dari angkatan bersenjata kami,” tulis juru bicara militer Houthi Yahya Saree di X, sebelumnya Twitter. Dia pun mengancam tak akan membiarkan begitu saja tindakan AS dan Inggris tersebut.

  • Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Jakarta

    Israel membantah tuduhan yang diajukan oleh Afrika Selatan (Afsel) di pengadilan tinggi PBB bahwa operasi militernya di Gaza adalah kampanye genosida. Dalam sidang perdananya, Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhan genosida terhadap Israel.

    Dilansir Reuters, Sabtu (13/1/2024), Israel beralasan bahwa mereka bertindak untuk membela diri dan memerangi Hamas, bukan penduduk Palestina. Israel meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menolak gugatan tersebut karena dianggap tidak berdasar dan menolak permintaan Afrika Selatan untuk memerintahkan mereka menghentikan serangan.

    “Ini bukan genosida,” kata pengacara Malcolm Shaw.

    Afrika Selatan mengatakan kepada pengadilan bahwa serangan udara dan darat Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina dan menewaskan hampir 24.000 orang bertujuan untuk menimbulkan kehancuran penduduk di Gaza.

    Israel menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan pihaknya menghormati hukum internasional dan berhak membela diri. Israel melancarkan perangnya di Gaza setelah terjadi serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas.

    “Penderitaan mengerikan yang dialami warga sipil, baik Israel maupun Palestina, adalah akibat dari strategi Hamas,” kata penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Israel, Tal Becker di pengadilan.

    “Jika ada tindakan genosida, itu dilakukan terhadap Israel. Hamas berupaya melakukan genosida terhadap Israel,” tambahnya.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, Kamis (11/1), dalam sidang yang akan berlangsung dua hari ini, para hakim Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhannya pada Kamis (11/1) waktu setempat dan kemudian mendengarkan respons Israel pada Jumat (12/1) besok.

    Afsel dalam gugatannya menuntut penghentian operasi militer Israel di Jalur Gaza dan menuduh Tel Aviv telah melanggar Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Kehakiman Afsel Ronald Lamola menyampaikan pernyataan pembuka dalam persidangan yang digelar di Den Haag ini.

    “Kekerasan dan kehancuran di Palestina dan Israel tidak dimulai pada 7 Oktober 2023,” ucapnya.

    “Rakyat Palestina telah mengalami penindasan dan kekerasan sistematis selama 76 tahun terakhir, pada 6 Oktober 2023, dan setiap hari sejak 7 Oktober 2023,” tegas Lamola dalam pernyataannya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Horor Geng Narkoba di Ekuador Bikin Jenderal AS Turun Tangan

    Jakarta

    Geng-geng kriminal atau narkoba masih menciptakan teror di Ekuador. Kondisi ini membuat turun tangan dan akan berkunjung untuk membantu membasmi geng-geng tersebut.

    Ketegangan antara pasukan keamanan dan kejahatan terorganisir mencapai puncaknya. Para pejabat Ekuador mengatakan pada hari Kamis (11/1) waktu setempat bahwa geng-geng kriminal saat ini menyandera 178 penjaga dan staf penjara.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/1/2024), otoritas penjara SNAI mengatakan bahwa jumlah tersebut meningkat 39 orang dibandingkan hari sebelumnya. SNAI melaporkan terjadinya kerusuhan di beberapa lembaga pemasyarakatan, dengan para narapidana menembaki para personel angkatan bersenjata Ekuador.

    Negara kecil di Amerika Selatan itu telah terjerumus krisis setelah bertahun-tahun meningkatnya kontrol oleh kartel-kartel narkoba transnasional. Mereka menggunakan pelabuhan-pelabuhan di Ekuador untuk mengirimkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa.

    Meluasnya ledakan kekerasan geng minggu ini dipicu oleh temuan pada hari Minggu lalu, bahwa salah satu bos narkoba paling berkuasa di negara itu, Jose Adolfo Macias, yang dikenal dengan nama samaran “Fito”, telah melarikan diri dari penjara.

    Pada hari Senin, Presiden Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan jam malam. Namun, geng-geng kriminal membalas dengan deklarasi “perang” — menculik polisi, melancarkan ledakan, dan mengancam akan mengeksekusi warga sipil secara acak di jalanan.

    Setidaknya 16 orang telah tewas sejauh ini dalam kekerasan tersebut.

    Dalam beberapa tahun terakhir, keunggulan negara yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru (keduanya produsen penting) di pasar internasional untuk obat-obatan terlarang ini semakin meningkat.

    Selanjutnya: Geng kriminal yang kuat.

    Geng Kriminal Yang Kuat

    Geng-geng kriminal tumbuh semakin kuat, diantaranya Lobos, Choneros dan Tiguerones mempunyai hubungan dengan kartel penyelundup narkoba.

    Kelompok kriminal di Ekuador biasanya beroperasi secara terfragmentasi, bertindak sebagai subkontraktor organisasi kriminal asing, menurut situs InsightCrime.

    Setelah demobilisasi Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) sebagai hasil perjanjian damai dengan pemerintah Kolombia, Ekuador semakin menonjol di pasar obat internasional.

    Kelompok pemberontak FARC dan organisasi lain yang terkait dengan perdagangan narkoba memimpin desentralisasi rantai produksi dan distribusi kokain, dan hal ini membawa kelompok mafia dari Ekuador ke dalam bisnis tersebut.

    Kelompok-kelompok ini, yang beroperasi terutama di perbatasan dengan Ekuador, di departemen Nario dan Putumayo di Kolombia, bersekutu dengan kartel Meksiko dan organisasi Eropa lainnya terutama dari Balkan Barat yang mempertahankan kehadirannya di wilayah tersebut.

    Dengan cara ini, partisipasi berbagai organisasi kriminal dari pelbagai negara menciptakan semacam sengketa wilayah dan peningkatan kekerasan di Ekuador, menurut para ahli.

    Selanjutnya: Jenderal AS Turun Tangan

    Jenderal AS Turun Tangan

    Seorang pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) dan beberapa pejabat senior Washington akan berkunjung ke Ekuador. Kunjungan ini dilakukan di tengah kekacauan di Ekuador.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2024), para pejabat AS itu akan memberikan dukungan terhadap perjuangan Presiden Daniel Noboa dalam melawan geng-geng kriminal yang memicu kekacauan di negara Amerika Selatan tersebut.

    Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya mengumumkan bahwa Jenderal Laura Richardson yang merupakan kepala Komando Selatan AS bersama dengan sejumlah pejabat sipil AS akan datang berkunjung ke Ekuador dalam beberapa pekan ke depan.

    “Untuk menjajaki, dengan rekan-rekan Ekuador, cara-cara kita bisa bekerja bersama secara lebih efektif dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh organisasi kriminal transnasional,” sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

    Para pejabat sipil yang turut berkunjung akan termasuk asisten Menteri Luar Negeri AS, Todd Robinson, yang bertugas memerangi narkotika.

    Lebih lanjut, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan AS akan memperluas kerja sama berbagi intelijen, termasuk dalam aktivitas dunia maya, dan mencari cara untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kriminal.

    Miller menambahkan bahwa para pejabat AS itu juga akan membahas soal reformasi penjara di Ekuador, yang dilanda pengepungan berulang kali ketika para narapidana yang tergabung kelompok kejahatan terorganisir mengambil alih kendali.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PM Papua Nugini Janji Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan Maut

    PM Papua Nugini Janji Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan Maut

    Port Moresby

    Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape menjanjikan tindak tegas setiap “pelanggaran hukum” yang terjadi saat kerusuhan menyelimuti negaranya. Marape menegaskan bahwa para pelanggar hukum tidak akan ditoleransi.

    Kerusuhan pecah ibu kota Port Moresby pada Rabu (10/1) waktu setempat setelah unjuk rasa memprotes pemotongan gaji dilakukan oleh sekelompok tentara, polisi dan sipir penjara setempat. Kerusuhan mulai terjadi pada sore hari, dengan massa yang marah membakar gedung dan menjarah toko-toko setempat.

    Aksi rusuh itu menyebar hingga ke kota Lae yang berjarak 300 kilometer dari Port Moresby. Kedua kota itu merupakan dua kota terbesar di Papua Nugini.

    Komisioner Kepolisian Papua Nugini David Manning, dalam pernyataan pada Kamis (11/1) waktu setempat, melaporkan bahwa sedikitnya 15 orang tewas akibat kerusuhan di kedua kota tersebut.

    Rumah sakit terbesar di Port Moresby melaporkan pihaknya merawat 25 orang yang mengalami luka tembak dan enam orang lainnya yang luka-luka akibat serangan pisau.

    Marape dalam pernyataannya menanggapi situasi terkini di negaranya, menyampaikan permohonan maaf kepada rakyatnya. Dia juga menegaskan bahwa melonjaknya “pelanggaran hukum” tidak akan ditoleransi.

    “Saya ingin berbicara hari ini, berbicara kepada masyarakat, dan berbicara kepada negara. Ini adalah negara Anda dan juga negara saya. Melanggar hukum tidak akan mencapai hasil tertentu,” tegas Marape saat berbicara dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024).

    Rekaman AFPTV menunjukkan para pelaku penjarahan menyerbu pertokoan melalui jendela kaca yang pecah. Mereka membawa barang-barang yang dijarah dengan kotak kardus, troli belanja dan ember plastik. Salah satu penjarah bahkan terlihat membawa lemari pendingin berukuran besar dengan bahunya.

    Sejumlah gedung dan beberapa mobil dibakar, dengan kepulan asap hitam pekat menyelimuti ibu kota pada Rabu (10/1) malam waktu setempat.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa sekelompok orang yang berkumpul di luar kantor PM di Port Moresby nekat merusak gerbang keamanan dan membakar mobil polisi yang diparkir di luar kompleks.

    Salah satu warga Port Moresby, Maho Laveil, menuturkan bahwa perdamaian “sebagian besar telah pulih” pada Kamis (11/1) petang waktu setempat.

    “Mereka mengusir para penjarah, menghentikan pembakaran gedung,” tuturnya kepada AFP.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Helikopter PBB Bawa WN Asing Ditahan Militan Al Shabaab di Somalia

    Helikopter PBB Bawa WN Asing Ditahan Militan Al Shabaab di Somalia

    Mogadishu

    Sebuah helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawa sejumlah warga negara asing ditahan oleh militan Al Shabaab di Somalia. Helikopter yang membawa pasokan medis itu ditahan setelah mendarat darurat di area yang dikuasai Al Shabaab.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/1/2024), helikopter itu dilaporkan mengangkut dua pria Somalia dan beberapa warga negara asing saat insiden terjadi. Tidak diketahui secara jelas asal kewarganegaraan para warga negara asing tersebut.

    Seorang pejabat militer Somalia, Mayor Hassan Ali, menuturkan kepada Reuters bahwa helikopter itu mengalami kerusakan tak lama setelah lepas landas dari kota Beledweyne di Somalia bagian tengah pada Rabu (10/1) waktu setempat.

    Helikopter itu akhirnya mendarat darurat di dekat desa Hindhere, yang berbatasan dengan wilayah Galguduud.

    “Dua pria Somalia dan beberapa warga asing ada di dalamnya. Kapal itu juga membawa pasokan medis dan seharusnya mengangkut tentara yang terluka dari wilayah Galguduud,” sebut Ali dalam pernyataannya.

    Misi Bantuan PBB di Somalia (UNSOM) telah mengonfirmasi insiden yang melibatkan sebuah helikopter yang disewa oleh PBB yang sedang menjalankan evaluasi medis udara. Disebutkan UNSOM bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi seputar insiden terjadi dan upaya respons sedang dipertimbangkan.

    Seorang pekerja PBB, yang enggan menyebut namanya, menuturkan bahwa awak helikopter itu mencakup lima warga negara asing.

    Saksikan juga ‘DK PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah’:

    Dua sumber PBB yang mengetahui insiden itu mengatakan kepada Reuters bahwa helikopter itu mengangkut sembilan penumpang. Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen soal identitas para awak dan penumpang helikopter itu, maupun kewarganegaraan mereka.

    Al Shabaab, yang masih terkait Al-Qaeda, mengobarkan pemberontakan terhadap pemerintah Somalia sejak tahun 2006 lalu. Kelompok itu berupaya membentuk pemerintahan sendiri berdasarkan interpretasi ketat mereka terhadap hukum syariat Islam.

    Meskipun pemerintah Somalia berhasil mengusir militan itu dari beberapa wilayahnya sejak pertengahan tahun 2010-an, namun Al Shabaab masih menguasai sebagian besar wilayah Somalia bagian selatan dan tengah. Kelompok itu terus menargetkan warga sipil dan melancarkan serangan terhadap institusi militer.

    Belum ada pernyataan dari pemerintahan Somalia soal laporan helikopter PBB ditahan Al Shabaab tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 130 Sipir Disandera, Presiden Ekuador Nyatakan Perang Lawan Kartel Narkoba

    130 Sipir Disandera, Presiden Ekuador Nyatakan Perang Lawan Kartel Narkoba

    Quito

    Presiden Daniel Noboa mengatakan bahwa Ekuador sedang ‘berperang’ melawan kartel narkoba yang menyandera lebih dari 130 sipir penjara. Dia berniat membangun penjara baru dan mendeportasi para tahanan asing.

    “Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris ini,” kata Presiden Ekuador Daniel Noboa kepada stasiun radio Canela pada hari Rabu (10/01). Noboa memperkirakan ada sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di negaranya.

    Pernyataan Presiden Noboa itu muncul seminggu setelah Ekuador dilanda tindak kekerasan geng yang menyebabkan lebih dari 130 sipir dan staf lainnya disandera oleh narapidana dan bos gembong narkoba “Los Choneros” atau dikenal Adolfo “Fito” Macias yang berhasil kabur.

    Rentetan ledakan terjadi di beberapa kota, sementara sekelompok pria bersenjata dan bertopeng secara mengejutkan menyerbu masuk ke dalam sebuah acara siaran langsung televisi pada hari Selasa (09/01). Kejadian itu kemudian memicu Noboa untuk semakin memperketat keadaan darurat di Ekuador selama 60 hari, yang telah diumumkannya pada hari Senin (08/01).

    Upaya penyelamatan para sandera

    “Kami akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan semua sandera,” ungkap Noboa, seraya menambahkan bahwa militer bersenjata Ekuador telah mengambil alih upaya penyelamatan tersebut.

    “Kami akan melakukan segala upaya yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, untuk menyelamatkan para sandera,” tegasnya kembali, setelah menyebutkan setidaknya ada 22 kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris, di mana secara resmi menjadikan mereka target sah para militer.

    Pada hari Rabu (10/01) terpantau jalanan di ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya, di mana banyak bisnis yang tutup atau beroperasi dari jarak jauh.

    Noboa: Rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tinggi

    Presiden Noboa yang mengambil alih kekuasaan pada bulan November 2023, telah berjanji untuk mengatasi masalah keamanan akibat meningkatnya kelompok-kelompok perdagangan narkoba yang menyelundupkan kokain melalui Ekuador.

    Kepada Radio Canela, Noboa menyampaikan bahwa solusi terbaik untuk melindungi ekonomi dan investasi asing di negara itu adalah dengan meningkatkan keamanan dan menjamin penegakan supremasi hukum.

    Pemerintah Ekuador mengatakan bahwa gelombang aksi kekerasan terbaru itu merupakan tanggapan atas rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tingkat tinggi yang diperuntukkan bagi para pemimpin kartel.

    Noboa mengatakan kepada stasiun radio bahwa rancangan desain dua fasilitas baru tersebut baru akan dipublikasikan pada hari Kamis (11/01). Namun, sejumlah video terus beredar di media sosial yang menunjukkan staf penjara justru menjadi sasaran kekerasan ekstrem termasuk penembakan dan penggantungan.

    Badan Penjara Ekuador, SNAI, mengatakan bahwa setidaknya 125 orang sandera merupakan sipir penjara, sementara 14 lainnya adalah staf administrasi. Dilaporkan pada hari Selasa (09/01), sekitar 11 orang sandera telah dibebaskan.

    Anggota parlemen Ekuador mendukung Noboa

    Meskipun Noboa saat ini bertindak melalui dekrit presiden, para anggota parlemen Ekuador pada hari Selasa (09/01) tetap menyatakan dukungan mereka terhadap upaya yang tengah dilakukan Noboa dan pasukan bersenjata di negara itu.

    Noboa memimpin koalisi mayoritas di kongres setelah partainya resmi bersekutu dengan sayap kiri mantan Presiden Rafael Correa dan Partai Kristen. Meski begitu, Noboa mengatakan bahwa dekrit tersebut tetap dibutuhkan: “Saya tidak membutuhkan persetujuan mereka saat ini untuk apa yang kami lakukan, tapi saya telah meminta dukungan mereka.”

    Ekuador akan mulai mendeportasi tahanan asing

    Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi populasi dan pengeluaran anggaran penjara, Noboa telah mengumumkan bahwa Ekuador juga akan mulai mendeportasi para tahanan asing.

    Jumlah tahanan Kolombia, Peru, dan Venezuela telah mencapai 90% dari total para tahanan asing yang dipenjara di negara tersebut. Bahkan, ada sekitar 1.500 warga Kolombia yang dipenjara di Ekuador, menurut Noboa.

    “Kami lebih banyak berinvestasi untuk 1.500 orang tersebut daripada untuk sarapan pagi bagi anak-anak kami,” tambahnya.

    Namun, Menteri Kehakiman Kolombia Nestor Osuna mengatakan kepada para wartawan bahwa hukuman Ekuador hanya akan diakui di Kolombia jika para tahanan tiba melalui pemulangan resmi, yang juga disetujui oleh pihak berwenang Kolombia. Jika tahanan Kolombia itu diusir begitu saja, mereka hanya akan dipenjara jika mereka memiliki dakwaan yang masih tertunda di negara asalnya.

    “Jika memang ada pengusiran, kami akan memantau berapa banyak orang yang jika mereka tiba di perbatasan, akan benar-benar ditahan oleh pihak berwenang Kolombia,” kata Osuna, seraya mengedepankan “rasa solidaritasnya” yang tulus untuk rakyat Ekuador.

    Kolombia mengatakan pada hari Rabu (10/01) bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan dan penguasaan militernya di sepanjang perbatasannya dengan Ekuador yang seluas hampir 600 kilometer itu.

    Dukungan AS untuk Ekuador

    Presiden Ekuador Noboa juga telah menerima dukungan dari Amerika Serikat (AS), setelah bertemu dengan duta besar AS pada hari Selasa (09/01) sore, dengan sejumlah persenjataan AS senilai $200 juta (setara Rp 3,1 triliun) yang akan menjadi bagian dari rencana anggaran keamanan senilai $800 juta (setara Rp 12,4 kuadriliun).

    “Kami mengutuk keras serangan kriminal baru-baru ini oleh kelompok-kelompok bersenjata di Ekuador terhadap institusi swasta, publik, dan pemerintah,” ujar penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dalam unggahannya di platform media sosial X/Twitter. Sullivan juga menambahkan bahwa Washington akan terus bekerja sama dengan para mitranya untuk menyeret para pelaku ke meja hijau.

    Secara terpisah, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada para wartawan bahwa AS terus memantau situasi dan “bersedia untuk mengambil langkah pasti untuk meningkatkan kerja sama kami” dengan pemerintah Ekuador dalam menangani kekerasan dan dampaknya terhadap masyarakat.

    Kirby menambahkan bahwa pemerintahan Biden belum melakukan pembicaraan khusus dengan Noboa atau pemerintahnya, tetapi akan sangat bersedia untuk membicarakan apa yang dibutuhkan oleh Ekuador, termasuk bantuan investigasi.

    Hingga kini belum ada rencana bagi militer AS untuk mengirim pasukannya, jelas Kirby.

    kp/ha (Reuters/AFP)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Rudal Rusia Hantam Hotel di Ukraina, 11 Orang Luka-luka

    Serangan Rudal Rusia Hantam Hotel di Ukraina, 11 Orang Luka-luka

    Kyiv

    Dua rudal Rusia menghantam sebuah hotel yang ada di pusat kota terbesar kedua di Ukraina. Sedikitnya 11 orang mengalami luka-luka akibat serangan rudal terbaru Rusia tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (11/1/2024), serangan rudal Rusia itu mengenai sebuah hotel di pusat kota Kharkiv pada Rabu (10/1) tengah malam waktu setempat.

    Sejumlah foto yang diposting online menunjukkan banyak jendela pecah dan balkon hotel itu hancur, dengan timbunan puing memenuhi ruas jalanan di luar hotel. Tim urusan darurat melewati lubang menganga di bagian fasad hotel untuk memeriksa puing-puing di dalamnya.

    Gubernur Kharkiv Oleh Synehubov, dalam pernyataan via Telegram, melaporkan bahwa serangan yang terjadi pada Rabu (10/1) malam sekitar pukul 22.30 waktu setempat itu melibatkan sejumlah rudal S-300.

    “Sembilan korban luka di antaranya telah dibawa ke fasilitas medis,” sebut Synehubov dalam pernyataannya.

    “Salah satu dari mereka, seorang pria berusia 35 tahun, kini dalam kondisi serius,” imbuhnya.

    Saksikan juga ‘Penampakan Rudal Korut yang Diduga Dipakai Rusia untuk Serang Kharkiv’:

    Sejumlah jurnalis asing asal Turki, sebut Synehubov, turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.

    “Satu rudal menghantam area sebelah hotel, tepat di dekat pagar. Satu rudal lainnya menghantam gedung di dekatnya,” tutur Kepala Kepolisian Kharkiv, Volodymyr Tymoskho, dalam pernyataan kepada televisi Suspilne.

    “Para tentara tidak pernah menginap di hotal ini dan hampir semua orang di Kharkiv mengetahui hal ini. Hotel ini digunakan oleh para jurnalis,” sebutnya.

    Salah satu tamu hotel bernama Mykhailo Bebeshko menuturkan dirinya tidak mendengar peringatan serangan udara sebelum rudal menghantam.

    “Saya sedang berada di kamar mandi dan hal itulah yang menyelamatkan saya. Saya terjatuh, kepala terbentur dan kemudian tergeletak di lantai,” ujarnya.

    “Dengan ledakan kedua, semua pintu meledak dan saya beruntung saya ada di lantai. Dan saya berteriak kepada rekan-rekan saya: Semuanya baik-baik saja? Semuanya masih hidup?” imbuh Bebeshko.

    Kepala kantor kejaksaan Kharkiv, Oleksandr Filchakov, dalam pernyataan video yang diposting ke Telegram menyebut 23 tamu hotel dan delapan staf ada di dalam hotel saat serangan rudal terjadi.

    Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov menyebut kerusakan terjadi pada sejumlah rumah, sebuah pabrik, dan showroom mobil di area tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum menyampaikan pernyataan atas laporan serangan rudal di Ukraina tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Toko Warganya Dijarah Saat Kerusuhan, China Protes ke Papua Nugini!

    Toko Warganya Dijarah Saat Kerusuhan, China Protes ke Papua Nugini!

    Port Moresby

    Pemerintah China mengajukan protes keras terhadap pemerintah Papua Nugini setelah sejumlah pertokoan milik warganya diserang dan dijarah saat kerusuhan pecah di ibu kota negara tersebut. Beijing juga mengimbau setiap warga negaranya di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan.

    “Kedutaan Besar China di Papua Nugini telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak Papua Nugini atas serangan terhadap toko-toko warga China,” demikian pernyataan Kedutaan Besar China yang dirilis via WeChat, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024).

    Disebutkan bahwa sejumlah warga China mengalami luka-luka dalam kerusuhan di Port Moresby, namun jumlah pastinya tidak disebut lebih lanjut.

    Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan yang pecah di dua kota terbesar di Papua Nugini, yakni Port Moresby dan Lae, pada Rabu (10/1) waktu setempat. Aksi penjarahan dan pembakaran mewarnai kerusuhan yang dipicu oleh unjuk rasa memprotes pemotongan gaji tentara dan polisi di negara tersebut.

    Laporan media terkemuka Australia, ABC, yang mengutip informasi terkini dari Kepolisian Papua Nugini menyebut sedikitnya delapan orang tewas dalam kerusuhan di Port Moresby dan empat orang lainnya tewas di kota Lae yang ada di bagian utara Papua Nugini.

    “Terjadi pemukulan, penghancuran, penjarahan dan pembakaran, dan beberapa fasilitas komersial termasuk banyak toko-toko warga China dirampok,” demikian seperti disampaikan Kedutaan Besar China dalam pernyataannya.

    Otoritas Beijing juga menyerukan kepada pemerintah Papua Nugini untuk mengambil langkah-langkah demi menjamin keselamatan warga negara China dan bisnis mereka di negara tersebut. Diserukan juga agar Papua Nugini “menghukum berat para pelakunya”.

    Dalam imbauan yang dirilis pada Kamis (11/1) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kedutaan Besar China mengimbau setiap warga negaranya dan organisasi di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat tindakan pencegahan keamanan.

    “Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini untuk memperhatikan secara saksama situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, tidak keluar rumah kecuali diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi,” demikian bunyi imbauan Kedutaan Besar China tersebut.

    Kerusuhan di Papua Nugini itu diawali oleh unjuk rasa damai yang dilakukan para personel kepolisian, tentara dan para staf sektor publik untuk memprotes pemotongan gaji secara tiba-tiba, dan tanpa penjelasan. Kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby pada Rabu (10/1) sore.

    Tayangan televisi setempat menunjukkan ribuan orang memenuhi jalanan Port Moresby, dengan banyak di antara mereka melakukan penjarahan dan membawa barang-barang dari pertokoan setempat. Laporan koresponden AFP yang ada di lokasi menyebut membakar sebuah SUV berwarna putih milik polisi yang diparkir di luar kompleks kantor Perdana Menteri (PM) Papua Nugini.

    PM Papua Nugini, James Marape, dalam konferensi pers pada Kamis (11/1) waktu setempat mengatakan bahwa ketegangan di ibu kota telah mereda, dan personel kepolisian tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban.

    Pemerintah Papua Nugini, dalam penjelasannya, menyebut pemotongan gaji itu merupakan kesalahan yang tidak disengaja dan berjanji untuk segera memperbaikinya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini