Jenis Media: Internasional

  • Israel Bombardir Rafah, 52 Orang Tewas

    Israel Bombardir Rafah, 52 Orang Tewas

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah, Gaza pada Senin (12/2) dini hari waktu setempat. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola kelompok Hamas, setidaknya 52 orang tewas dalam serangan itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (12/2/2024), para jurnalis dan saksi AFP mendengar serangkaian serangan hebat dan melihat asap mengepul di atas kota yang penuh sesak itu. Kota Rafah kini menampung lebih dari separuh dari total penduduk Gaza setelah mereka melarikan diri dari bombardir Israel di tempat-tempat lainnya di Jalur Gaza.

    Hamas menyatakan bahwa serangan udara Israel tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai bagian di Rafah.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa mereka telah “melakukan serangkaian serangan terhadap target teror di daerah Shaboura di Jalur Gaza selatan”, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah selesai.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan serangan darat di Rafah, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas karena melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Sekitar 1,4 juta warga Palestina saat ini memadati Rafah. Banyak dari mereka yang tinggal di tenda-tenda, sementara makanan, air dan obat-obatan semakin langka. Rafah adalah pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Rencana Netanyahu tersebut menuai reaksi keras, dengan sejumlah negara menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah, yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang pengeboman Tel Aviv di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menyuarakan keprihatinan mendalam soal dampak serangan darat Israel terhadap warga sipil yang mengungsi di Rafah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Sukses Uji Coba Sistem Peluncur Roket Terbaru

    Korut Sukses Uji Coba Sistem Peluncur Roket Terbaru

    Pyongyang

    Otoritas Korea Utara mengklaim telah mengembangkan dan menguji coba sistem kendali terbaru untuk peluncur roket multipel. Pyongyang menyebut sistem peluncur roket terbaru itu akan memicu “perubahan kualitatif” dalam kemampuan pertahanan negaranya.

    Seperti dilansir AFP, Senin (12/2/2024), laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) menyebut Akademi Ilmu Pertahanan Pyongyang telah berhasil melakukan “uji kendali balistik dengan menembakkan beberapa peluru peluncur roket kaliber 240 mm” pada Sabtu (10/2) waktu setempat.

    Akademi Ilmu Pertahanan merupakan lembaga yang mengawasi pengembangan rudal di Korut.

    Uji coba itu, sebut KCNA, bertujuan untuk mengembangkan “sistem kendali peluru dan balistik yang bisa dikendalikan” untuk sistem peluncur tersebut.

    Disebutkan juga oleh KCNA bahwa peluncur roket terbaru itu sekarang akan “dievaluasi ulang” dan perannya dalam medan pertempuran “ditingkatkan” karena apa yang disebutnya sebagai “perbaikan teknis yang cepat”.

    Pengembangan peluru dan sistem kendali balistik, menurut KCNA, akan membuat “perubahan kualitatif” pada kekuatan peluncur roket multipel terbaru itu.

    Korut yang memiliki senjata nuklir ini, sebelumnya menetapkan Korea Selatan (Korsel) sebagai “musuh utama” negaranya. Pyongyang menutup lembaga-lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi dan interaksi kedua negara, juga mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial “bahkan sebesar 0,001 milimeter”.

    Lihat juga Video ‘Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Pemimpin Korut Kim Jong Un menegaskan kembali pada Jumat (9/2) lalu bahwa Pyongyang tidak akan ragu untuk “mengakhiri” Korsel jika diserang. Dia menyebut Seoul sebagai “negara musuh paling berbahaya dan paling terutama, serta musuh bebuyutan yang tidak pernah berubah”.

    Pada Januari lalu, Korut menembakkan rentetan peluru artileri ke dekat dua pulau yang ada di area perbatasan dengan Korsel. Aksi itu memicu latihan tembak yang digelar Seoul dan perintah evakuasi bagi penduduk di pulau perbatasan itu.

    Kim Jong Un juga meningkatkan uji coba senjata, termasuk peluncuran rentetan rudal jelajah sepanjang tahun ini, dengan para analis menyebut Korut bisa saja memasoknya ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol bersumpah akan memberikan respons keras jika Korut menyerang negaranya, dan menyerukan kepada militer Seoul untuk “bertindak terlebih dahulu, baru melapor kemudian” jika diprovokasi oleh negara tetangganya tersebut.

    Sejak menjabat tahun 2022 lalu, Presiden Yoon telah memperkuat kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang, termasuk memperluas latihan gabungan, untuk melawan ancaman Korut yang semakin berkembang.

    Lihat juga Video ‘Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perdagangan Narkoba Global di Balik Kekerasan di Ekuador

    Perdagangan Narkoba Global di Balik Kekerasan di Ekuador

    Jakarta

    Gelombang kekerasan oleh geng narkoba telah mengubah Ekuador dari negara tujuan wisata yang aman dan tentram, menjadi pemain kunci dalam perdagangan narkoba global. Bagaimana negara ini bisa terjerat ke dalam bisnis jual-beli obat-obatan bernilai miliaran dolar di tingkat dunia?

    Dalam beberapa hari di awal Januari, telah terjadi sejumlah hal di Ekuador: wartawan TV yang ditodong senjata, seorang jaksa ditembak mati, sebuah rumah sakit digerebek, ancaman bom dan staf penjara disandera oleh narapidana setelah seorang mafia terkenal menghilang dari penjara.

    Presiden Ekuador, Daniel Noboa mengumumkan negaranya berada dalam keadaan darurat dan mengatakan kepada BBC bahwa Ekuador “berjuang setiap hari agar tidak menjadi negara narkoba”. Kendati begitu, perekonomian negara itu bergantung pada perdagangan obat-obatan terlarang.

    Namun geng-geng penjual narkoba atau banda, seperti Los Choneros dan Los Lobos, sudah memegang kendali dalam masyarakat.

    Dahulu kala, negara itu lebih dikenal sebagai tujuan berlibur dan pengekspor pisang terbesar di dunia. Namun kini, Ekuador disebut sebagai “jalan tol kokain ke AS dan Eropa” oleh InSight Crime, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington D.C, AS, yang khusus meneliti kejahatan terorganisir di benua Amerika.

    Letak geografis menjadi faktor kunci dalam transformasi ini. Ekuador berbatasan dengan Kolombia dan Peru, dua negara produsen koka terbesar di dunia. Koka adalah bahan utama dalam pembuatan kokain.

    BBC

    Tetapi bagian-bagian pembelot dan kelompok-kelompok kejahatan transnasional ikut serta, dan berkat tekanan dari aparat keamanan terhadap Kolombia, geng-geng itu mencari rute baru untuk mengangkut narkoba ke pasar luar negeri.

    Mereka tertarik pada pelabuhan Ekuador di pantai Pasifik, seperti Guayaquil.

    Sekarang, Kolombia menjadi koridor distribusi penting – kokain diangkut keluar dari negara itu menggunakan perahu dan pesawat, bahkan kadang diselundupkan dalam wadah pisang, menuju pasar AS dan Eropa.

    Baca juga:

    Geng-geng Ekuador juga telah membangun hubungan lebih erat dengan para petinggi narkoba di negara lain seperti Meksiko.

    Ketika geng-geng itu menguat, tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak hingga empat kali lipat antara 2016 dan 2022, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

    Statistik pemerintah juga menunjukkan bahwa dalam enam bulan pertama pada 2023, kepolisian Ekuador menangkap lebih dari 1.300 anak berusia antara 12 sampai 17 tahun karena dicurigai melakukan kejahatan termasuk pembunuhan, perdagangan narkoba, dan kepemilikan senjata api.

    BBC

    Pihak aparat mengatakan anak-anak itu putus sekolah demi bergabung dengan banda ternama.

    “Geng-geng itu selalu beroperasi di lingkungan perkotaan yang lebih tinggi kemiskinannya,” kata Felipe Botero, pakar kebijakan narkoba di lembaga wadah pemikir Global Initiative Against Transnational Organized Crime (GI-TOC) yang berbasis di Jenewa.

    “Anak-anak dan remaja tertarik pada kekuatan yang ditawarkan dari kehidupan gangster dan jauh lebih rentan menerima perintah dari bos kejahatan,” tambahnya.

    Getty ImagesAnak-anak yang baru berusia 12 tahun ditarik ke dalam kekerasan geng Ekuador.

    Konsumsi narkoba dunia meningkat

    Keadaan yang terjadi di Ekuador mencerminkan meningkatnya permintaan global untuk kokain dan obat-obatan lainnya, menurut UNODC.

    Dalam laporan terbarunya, dengan data dari 2021, diperkirakan bahwa 296 juta orang berusia 15-64 tahun di seluruh dunia mengonsumsi zat terlarang dalam 12 bulan terakhir.

    Angka itu naik 23% dibandingkan satu dekade sebelumnya.

    PBB mengatakan bahwa obat yang paling umum digunakan adalah ganja, opioid yang ada di dalam obat penghilang rasa sakit hingga heroin – dan amfetamin.

    Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi ledakan produksi kokain yang mencapai “rekor tertinggi”. Di Kolombia misalnya, UNODC memperkirakan produksi kokain naik dari sekitar 400 metrik ton pada 2011 menjadi lebih dari 1.800 pada 2021.

    BBC

    Harga satu kilogram kokain bisa serendah US$2.000 (Rp31,3 juta) di Kolombia, menurut perkiraan para ahli PBB.

    Tetapi harganya menjadi jauh lebih tinggi ketimbang harga aslinya – kilogram yang sama bisa bernilai lebih dari US$220.000 (Rp3,4 miliar) di Australia, misalnya.

    Sama seperti bisnis-bisnis lain, pasar narkoba mencari keuntungan, kata Aileen Teague, seorang ahli kebijakan narkoba di Texas A&M University di AS. Penting juga untuk mengetahui bahwa “di beberapa daerah, pasar gelap itu terikat pada pemerintah setempat”, tambahnya.

    “Seperti yang terlihat di Ekuador, keterikatan ini membuahkan dampak yang tidak terduga dalam hal tata kelola dan keamanan publik.”

    Contoh klasik dari keterikatan itu terlihat di Kolombia selama era 1980-an, ketika raja narkoba Pablo Escobar pernah disebut bernilai US$30 miliar (Rp469 miliar) dan kartel Medellin-nya meneror publik.

    Getty ImagesPablo Escobar sudah meninggal, tetapi Kolombia tetap menjadi produsen kokain top dunia

    Meskipun Escobar sudah meninggal, tetapi kartel-kartel masih aktif di Kolombia.

    Yang terbesar yakni Gulf Clan, yang memiliki hubungan dengan organisasi kriminal internasional dan menyelundupkan narkoba ke negara-negara seperti AS dan Rusia.

    Penangkapan pemimpinnya, Dairo Antonio suga, juga dikenal sebagai Otoniel, pada 2021 melemahkan susunan kelompoknya, tetapi bagian-bagian kecil dari kartel itu terus beroperasi.

    Meksiko selama beberapa dekade menjadi saksi perebutan kekuasaan antara pemerintah dan kelompok-kelompok seperti kartel Sinaloa, yang oleh departemen kehakiman AS dianggap sebagai salah satu organisasi perdagangan narkoba terbesar dan paling kuat di dunia.

    Getty ImagesJoaquin “El Chapo” Guzman, dalam foto yang diambil 2016, adalah pendiri kartel Sinaloa yang terkenal

    Sama seperti Escobar, pemimpin Sinaloa, Joaquin “El Chapo” Guzman menjadi subjek dari banyak buku, film dokumenter, dan bahkan serial Netflix, Narcos.

    Ia sekarang tengah menjalani hukuman seumur hidup di penjara AS dan kartelnya dikabarkan masih beroperasi di bawah kerja sama kedua putranya dan rekan bisnis lama, Ismael Zambada Garcia.

    Geng kuat lainnya di Meksiko termasuk Generasi Baru Jalisco dan Los Zetas, yang didirikan oleh anggota-anggota dari unit elit pasukan khusus Meksiko yang korup.

    BBC

    ‘Negara narkoba pertama’ di Afrika

    Obat-obatan yang diproduksi di Amerika Latin biasanya tidak langsung dikirim ke pasar konsumen utama mereka di Amerika Utara dan Eropa dan untuk menyelinap lewat penjaga perbatasan, rute penyelundupan melalui Afrika menjadi bagian penting dalam rantai distribusi.

    Negara-negara Afrika Barat menjadi titik transit penting untuk pengiriman kokain menuju Eropa. Pengiriman melintasi Atlantik dilakukan melalui pesawat terbang, kapal selam dan kapal nelayan kecil yang ditutupi terpal biru untuk kamuflase. Itu semua dirancang demi menghindari pengawasan satelit.

    “Negara-negara Afrika [letaknya] strategis untuk distribusi narkoba, dan banyak yang telah dikuasai oleh kejahatan terorganisir,” jelas Antonio Maria Costa, mantan direktur eksekutif UNODC.

    “Uang narkoba memutarbalikkan ekonomi dan membusukkan masyarakat.”

    Guinea-Bissau, salah satu negara termiskin di dunia, dipandang oleh AS dan PBB sebagai narco-state (negara narkoba) pertama Afrika pada awal 2000-an. Para politisi dituduh menerima uang dari penjahat sebagai gantinya membantu melindungi perdagangan narkoba.

    Geng narkoba menggunakan metode kreatif untuk mengangkut narkoba, termasuk menggunakan kapal selam artisan, seperti yang ditemukan di Amazon. (Getty Images)

    Ada pula kecurigaan bahwa uang narkoba beredar di kalangan aparat keamanan. Pada 2022, Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo menuduh pengedar narkoba membiayai upaya kudeta.

    Bahkan 13 tahun sebelumnya, pembunuhan Presiden Guinea-Bissau Joao Bernardo Vieira oleh tentaranya sendiri dikenal sebagai “kudeta kokain” di tengah perebutan kekuasaan untuk mengendalikan uang narkoba yang mengalir ke negara itu.

    Di negara tetangga Mali, perdagangan narkoba tumpang tindih dengan kelompok-kelompok pemberontak bersenjata yang beroperasi di bagian utara negara itu.

    Mali terletak di koridor yang menghubungkan Afrika Barat ke Mediterania dan Eropa.

    Baca juga:

    Data dari PBB menunjukkan bahwa jumlah kokain yang disita oleh pihak berwenang di wilayah tersebut meningkat dari 13 kg per tahun antara 2015 dan 2020 menjadi 863 kg pada 2022.

    “Perdagangan narkoba adalah sumber pendapatan besar bagi kelompok-kelompok bersenjata,” kata Antonio Maria Costa, mantan kepala UNODC.

    “Narkoba membuat ketagihan tidak hanya dari segi penggunaannya,” tambahnya, “tetapi juga dari keuntungan luar biasa yang dihasilkan bagi mereka yang memperdagangkannya.”

    Jumlah narkoba sitaan meningkat bahkan setelah penangkapan dan dihukumnya pengedar narkoba paling terkenal di Afrika, El Hadj Ahmed Ibn Ibrahim, yang dikenal dengan sebutan “The Malian”, pada 2019.

    Getty ImagesNegara-negara Afrika Barat seperti Guinea-Bissau menjadi titik transit penting untuk pengiriman kokain menuju Eropa.

    Ibrahim, yang sedang menjalani hukuman penjara 10 tahun di Maroko, berasal dari gurun Badui di Mali utara.

    Menurut majalah Jeune Afrique, pria yang dijuluki “Escobar dari Sahara” memulai karirnya dengan menjual mobil bekas dari Eropa di Afrika, yang memberinya keahlian dalam hal rute komersial, bea cukai, dan logistik lainnya.

    Setelah memasuki pasar emas, ia terlibat dalam perdagangan kokain lintas-Atlantik dan pada saat ia ditangkap, orang Mali itu dilaporkan memiliki properti di beberapa negara Brasil, Rusia, Maroko dan lainnya.

    Afrika Timur juga berperan dalam perdagangan narkoba global.

    Pelabuhan seperti Dar es Salaam di Tanzania dan Mombasa di Kenya adalah titik transit untuk narkoba yang hendak dikirim ke Asia Selatan dan Timur.

    Mereka juga menjadi titik masuk krusial bagi heroin, amfetamin dan ganja yang mengalir ke arah lain, menurut UNODC. Selain itu, wilayah ini juga dipadati berbagai bandara internasional utama di Nairobi dan Addis Ababa.

    Pihak penegak hukum prihatin dengan bukti bahwa konsumsi obat-obatan terlarang meningkat di benua itu. Faktanya, UNODC memperkirakan 10% dari orang di Afrika Barat dan Tengah menggunakan ganja pada 2021. Secara global, prevalensinya adalah 4%.

    Sementara di Asia, UNODC mengamati bahwa perdagangan narkoba sintetis telah berkembang pesat sejak pandemi Covid-19, berdasarkan data terkait penyitaan narkoba, penangkapan, dan ketersediaan di jalan.

    BBC

    Area Segitiga Emas, daerah hutan terpencil di mana perbatasan Thailand, Laos dan Myanmar bertemu, masih menjadi salah satu pusat utama dunia untuk perjualan obat-obatan sintetis dan heroin.

    Pada 2023 PBB mengungkapkan bahwa Myanmar adalah produsen terbesar di dunia untuk opium, bahan utama heroin, menyalip Afghanistan, yang opiumnya telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa.

    Selama beberapa dekade, hasil penjualan obat-obatan telah mendanai kelompok-kelompok pemberontak yang memerangi pemerintah di Myanmar dan tahun lalu, di tengah perang saudara, produksi telah meningkat.

    Salah satu kelompok paling terkenal yang terkait dengan Segitiga Emas adalah Sam Gor, sindikat geng Asia. Pada 2018, UNODC memperkirakan bahwa Sam Gor memperoleh setidaknya US$8 miliar (Rp125 miliar) per tahun hanya dari penjualan sabu-sabunya.

    Kepolisian Australia menduga Sam Gor bertanggung jawab atas sekitar 70% narkoba yang masuk ke Australia. Mereka mengatakan kelompok itu menyelundupkan sejumlah besar obat-obatan tak hanya metamfetamin, tetapi juga heroin dan ketamin – ke negara itu dalam bungkus teh.

    Pada 2021, pihak berwenang di Belanda menangkap pria yang dituduh sebagai kepala sindikat, pengusaha Tionghoa-Kanada Tse Chi Lop, yang dijuluki “El Chapo Asia”.

    ReutersTse Chi Lop dituduh memimpin operasi sabu-sabu kristal bernilai miliaran dolar.

    Tse Chi Lop diekstradisi ke Australia pada Desember 2022, dan kini masih menunggu persidangan. Ia membantah tuduhan narkoba.

    “Kelompok kriminal di Asia beroperasi dengan cara berbeda dari Amerika Latin,” kata Vanda Felbab-Brown, seorang ahli perdagangan narkoba Asia di Brookings Institution yang berbasis di AS.

    “Negara-negara di kawasan [Asia] sering memiliki pendekatan brutal terhadap narkoba, sehingga kelompok-kelompok ini bertindak dengan lebih tenang,” tambahnya, menjelaskan gembong narkoba cenderung kurang mencolok, dengan menjaga identitas mereka dari mata publik.

    Felbab-Brown juga merupakan salah satu tokoh yang menyebut Suriah sebagai negara narkoba, berkat produksi dan distribusi Captagon stimulan ilegal yang harga jualnya murah sehingga dijuluki “kokain orang miskin”.

    Obat ini sebagian besar dikonsumsi di Timur Tengah, terutama negara-negara Teluk termasuk Arab Saudi.

    Getty ImagesCaptagon, yang dikenal sebagai “kokain orang miskin”, sebagian besar dikonsumsi oleh negara Timur Tengah

    Suriah, yang dilanda perang saudara sejak 2011, diyakini sebagai produsen Captagon terbesar di dunia dan obat itu telah menjadi sumber pendapatan bagi rezim yang terisolasi di negara itu.

    Menurut Felbab-Brown, penjualan Captagon di Timur Tengah diperkirakan bernilai US$5 miliar per tahun dan “sebagian besar” dari pendapatan ini digunakan untuk “menopang rezim Assad”.

    Investigasi yang dilakukan oleh BBC News Arabic bersama jaringan jurnalis investigasi OCCRP, yang diterbitkan pada Juni 2023, menemukan “hubungan langsung antara perdagangan Captagon dan anggota terkemuka Angkatan Bersenjata Suriah dan keluarga Presiden Bashar al-Assad”.

    Pemerintah Suriah belum menanggapi permintaan BBC untuk memberikan komentar. Namun, sebelumnya mereka membantah terlibat dalam perdagangan narkoba.

    China dan fentanyl

    Negara terakhir yang disebutkan adalah Cina. AS menuduh perusahaan-perusahaan China dan orang-orang di sana memproduksi bahan kimia yang digunakan untuk membuat fentanyl, sebuah opioid sintetis yang kuat dan seringkali mematikan.

    Para pejabat Amerika mengatakan bahan kimia dikirim ke Meksiko di mana fentanyl dibuat sebelum dikirim ke AS dan didistribusikan.

    Pemerintah China membantah, dengan mengatakan “tidak ada perdagangan ilegal fentanyl” dari China ke Amerika. Mereka menyalahkan tingginya jumlah kematian terkait pada pengguna Amerika.

    Menghentikan produksi bahan kimia ini rumit, kata Vanda Felbab-Brown karena “itu dilakukan hampir pada tingkat keluarga ketimbang hanya organisasi kriminal besar”.

    “Penyelundupan zat-zat [illegal] itu murah sehingga tidak menghasilkan uang yang sebanding dengan penyelundupan metamfetamin, yang di Asia didominasi oleh kejahatan sindikat yang serius.”

    Namun, pihak berwenang AS mengatakan mereka telah menemukan bukti perusahaan kimia China menawarkan bantuan teknis kepada kartel Meksiko dalam produksi fentanyl mereka.

    Pada April tahun lalu, sebuah pengadilan di New York mendakwa empat warga negara China (yang tidak hadir) dengan penyelundupan fentanil. Salah satu terdakwa, pengusaha Kun Jiang, ada dalam daftar buronan paling dicari dari Administrasi Penegakan Narkoba AS.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Biden Minta Netanyahu Lindungi Warga Sipil di Rafah

    Biden Minta Netanyahu Lindungi Warga Sipil di Rafah

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk melindungi warga sipil di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Seruan ini disampaikan setelah Netanyahu memberitahu pasukan Israel untuk bersiap memasuki kota Rafah, demi menghancurkan Hamas.

    Biden juga mengingatkan Netanyahu bahwa Israel tidak boleh melancarkan operasi militer ke Rafah tanpa rencana yang kredibel untuk menjamin keselamatan sekitar 1 juta orang yang berlindung di wilayah tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (12/2/2024), seruan itu disampaikan Biden saat berbicara via telepon dengan Netanyahu pada Minggu (11/2) waktu setempat. Gedung Putih menyebut Biden dan Netanyahu berbicara via telepon selama 45 menit.

    Itu menjadi percakapan telepon pertama antara Biden dan Netanyahu sejak sang Presiden AS menyebut respons militer Israel di Jalur Gaza “berlebihan” dan menyatakan keprihatinan besar atas meningkatnya jumlah korban sipil di daerah kantong Palestina tersebut.

    Dalam percakapan telepon itu, menurut seorang pejabat senior pemerintah AS, pembahasan sebagian besar fokus pada upaya yang sedang berlangsung untuk menjamin pembebasan 132 sandera yang tersisa yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.

    Pejabat senior AS yang enggan disebut namanya ini menambahkan bahwa “kemajuan nyata” dicapai dalam beberapa pekan terakhir. Disebutkan oleh pejabat senior AS itu bahwa Biden menekankan perlunya memanfaatkan kemajuan tersebut untuk “mengamankan pembebasan semua sandera sesegera mungkin”.

    Biden, dalam percakapan telepon dengan Netanyahu, juga menyerukan agar keselamatan warga sipil di Rafah harus dijamin sebelum Israel melancarkan operasi militernya.

    Disebutkan juga bahwa warga sipil di Rafah “tidak punya tempat untuk pergi”.

    Peringatan tegas Biden terhadap operasi militer di Rafah, yang terletak di Jalur Gaza bagian selatan dan dekat perbatasan Mesir, disampaikan saat peringatan lainnya bermunculan dari badan bantuan kemanusiaan yang menyebut serangan darat Israel akan memicu lebih banyak kematian.

    Aqsa Television yang dikelola Hamas, pada Minggu (11/2) waktu setempat, mengutip salah satu pemimpin senior Hamas yang memperingatkan bahwa serangan darat Israel terhadap Rafah akan “meledakkan” negosiasi pertukaran sandera.

    Kantor PM Israel telah mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan militer untuk mengembangkan rencana guna mengevakuasi Rafah dan menghancurkan empat batalion Hamas yang disebut dikerahkan di sana.

    “Presiden (Biden) sudah jelas dalam komentarnya … soal tindakan Israel di Gaza,” sebut pejabat senior AS tersebut.

    AS mendukung perlunya mengalahkan Hamas, namun telah berulang kali memperingatkan Israel untuk memastikan warga sipil yang tidak bersalah dilindungi.

    Dalam percakapan telepon itu, Biden menegaskan kembali dukungan AS untuk keamanan jangka panjang Israel, namun juga menyerukan “langkah-langkah mendesak dan spesifik” untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    “Presiden (Biden) menegaskan kembali tujuan bersama untuk melihat Hamas dikalahkan dan untuk menjamin keamanan jangka panjang Israel dan rakyatnya,” sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.

    “Dia juga menyerukan langkah-langkah mendesak dan spesifik untuk meningkatkan jumlah dan konsistensi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina yang tidak bersalah,” imbuh pernyataan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pendaki Gunung Everest Kini Harus Bawa Kembali Kotoran Mereka!

    Pendaki Gunung Everest Kini Harus Bawa Kembali Kotoran Mereka!

    Jakarta

    Orang-orang yang mendaki Gunung Everest di Himalaya sekarang harus membersihkan kotoran mereka sendiri dan membawanya kembali ke base camp untuk dibuang, kata pihak berwenang di wilayah Nepal kepada BBC.

    “Pegunungan kami mulai berbau busuk,” kata Mingma Sherpa, kepala daerah setempat di pedesaan Pasang Lhamu, di lereng pegunungan Himalaya yang berada di wilayah Nepal.

    Baru-baru ini, Mingma Sherpa memperkenalkan peraturan baru, yakni mewajibkan pendaki untuk membawa serta kotoran mereka usai mendaki puncak Everest.

    “Kami mendapat keluhan bahwa kotoran manusia tampak terlihat di bebatuan dan beberapa pendaki jatuh sakit. Ini tak bisa diterima dan memperburuk citra kami,” jelasnya.

    Para pendaki Gunung Everest puncak tertinggi di dunia dan Gunung Lhotse di dekatnya akan diperintahkan untuk membeli tas kotoran di base camp, yang akan “diperiksa saat mereka kembali”.

    Di mana Anda buang air besar di pegunungan?

    Selama musim pendakian, para pendaki gunung menghabiskan sebagian besar waktunya di base camp untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.

    Di base camp, tenda-tenda terpisah didirikan khusus sebagai toilet yang dilengkapi tong-tong di bawahnya untuk menampung kotoran.

    Sebagian besar pendaki dan pemandunya akan menggali lubang untuk buang air besar. Akan tetapi, semakin tinggi Anda mendaki gunung, lapisan salju semakin sedikit sehingga Anda harus buang air besar di tempat terbuka.

    Karena suhu yang ekstrem suhu terendah yang tercatat di Gunung Everest adalah minus 42C kotoran manusia berada di puncak tidak sepenuhnya terurai.

    Hanya segelintir orang yang membawa kembali kotoran mereka dalam tas yang mudah terurai ketika mendaki puncah Everest biasanya memakan waktu beberapa pekan.

    Sampah masih menjadi masalah besar di Everest dan pegunungan lain di wilayah tersebut, meskipun terdapat peningkatan jumlah kampanye pembersihan, termasuk kampanye tahunan yang dipimpin oleh tentara Nepal.

    Sejumlah kampanye bersih-bersih untuk mengumpulkan sampah dilakukan, namun kebanyakan hanya terjadi di wilayah base camp yang lebih rendah. (Babu Sherpa)

    Toilet terbuka

    “Sampah masih jadi masalah besar, terutama di kamp-kamp yang lebih tinggi yang sulit Anda Anda jangkau,” kata Chhiring Sherpa, Chief Executive Officer dari organisasi non-pemerintah Sagarmatha Pollution Control Committee (SPCC).

    Meskipun tidak ada angka resmi, organisasinya memperkirakan ada sekitar tiga ton kotoran manusia antara kamp satu di kaki Everest dan kamp empat, menuju puncak.

    “Setengahnya diyakini berada di South Col, yang juga dikenal sebagai kamp empat,” kata Chhiring Sherpa.

    Stephan Keck, pemandu gunung internasional yang juga mengatur ekspedisi ke Everest, mengatakan South Col kini mendapat reputasi sebagai “toilet terbuka”.

    Pada ketinggian 7.906 meter di atas permukaan laut, South Col menjadi base camp sebelum para pendaki menuju puncak Everest dan Lhotse.

    Di sini, medannya sangat berangin.

    “Hampir tidak ada es dan salju, jadi Anda akan melihat kotoran manusia di mana-mana,” kata Keck.

    Meningkatnya jumlah pendaki di Everest berarti peningkatan signifikan limbah termasuk kotoran manusia (Getty Images)

    Atas persetujuan pemerintah kota Pasang Lhamu, SPCC kini membeli sekitar 8.000 kantong kotoran dari Amerika bagi sekitar 400 pendaki asing dan 800 staf pendukung untuk musim pendakian mendatang yang dimulai pada bulan Maret.

    Kantong kotoran ini mengandung bahan kimia dan bubuk yang dapat mengeraskan kotoran manusia dan membuatnya tidak berbau.

    Rata-rata seorang pendaki diperkirakan menghasilkan 250 gram kotoran per hari. Mereka biasanya menghabiskan sekitar dua pekan di kamp yang lebih tinggi untuk mencapai puncak.

    “Dengan dasar itu, kami berencana memberi mereka dua tas, yang masing-masing dapat mereka gunakan lima hingga enam kali,” jelas Chhiring Sherpa.

    “Ini tentu merupakan hal yang positif, dan kami akan dengan senang hati memainkan peran kami untuk menyukseskan hal ini,” kata Dambar Parajuli, presiden Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal.

    Dia mengatakan bahwa organisasinya telah menyarankan bahwa hal ini pertama-tama harus dilakukan sebagai proyek percontohan di Everest dan kemudian direplikasi di gunung-gunung lain juga.

    Mingma Sherpa, orang Nepal pertama yang mendaki 14 gunung dengan ketinggian lebih dari 8.000 meter, mengatakan penggunaan tas semacam itu untuk mengelola kotoran manusia telah dicoba dan diuji di gunung lain.

    “Para pendaki gunung telah menggunakan tas semacam itu di Gunung Denali (puncak tertinggi di Amerika Utara) dan juga di Antartika, itulah sebabnya kami menganjurkan penggunaan tas semacam itu,” kata Sherpa, yang juga merupakan penasihat Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.

    Pemandu gunung internasional, Keck, menyampaikan pesan yang sama dengan mengatakan bahwa ide tersebut akan membantu membersihkan gunung.

    Babu SherpaTali dan tangga yang ditinggalkan para pendaki dikumpulkan dan dibawa kembali, namun kotoran manusia tetap ada di pegunungan

    Pemerintah pusat Nepal telah mengumumkan beberapa peraturan pendakian gunung di masa lalu, namun ada sejumlah kritik bahwa banyak dari peraturan tersebut tidak diterapkan dengan benar.

    Salah satu penyebab utamanya adalah tidak adanya petugas penghubung di lapangan.

    Semestinya ada pejabat pemerintah berada bersama tim ekspedisi di base camp tetapi banyak dari mereka tidak hadir.

    “Negara selalu tak hadir di base camp yang menyebabkan segala macam penyimpangan, termasuk orang-orang yang mendaki gunung tanpa izin,” kata Mingma Sherpa.

    “Sekarang semua akan berubah. Kami akan menjalankan kantor penghubung dan memastikan langkah-langkah baru kami, termasuk meminta para pendaki membawa kembali kotoran mereka, diterapkan.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa jumlah sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dalam keadaan hidup “cukup” menjadi alasan untuk dilanjutkannya perang melawan Hamas di wilayah Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024), pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan media terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, dalam program “This Week” yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat.

    Saat ditanya soal berapa banyak sandera yang masih hidup dan kini ditahan di Jalur Gaza, Netanyahu menjawab: “Cukup untuk menjamin upaya-upaya yang kami sedang lakukan”.

    “Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kembali semuanya (sandera Israel-red) yang masih hidup dan, sejujurnya, juga jenazah mereka yang tewas,” ucap Netanyahu dalam wawancara tersebut.

    Diketahui bahwa Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Dalam wawancara tersebut, Netanyahu juga menyebut bahwa satu warga sipil Palestina terbunuh untuk setiap petempur Hamas yang tewas di Jalur Gaza.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut sedikitnya 28.176 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir. Disebutkan bahwa sekitar 70 persen korban tewas di Jalur Gaza merupakan perempuan atau anak-anak berusia 18 tahun ke bawah.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan sistem Kementerian Kesehatan Palestina dalam pelaporan korban jiwa sebagai “sangat baik” dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara teratur mengutip angka korban jiwa tersebut.

    Sementara otoritas Tel Aviv sebelumnya menyebut sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang membuat Tel Aviv melancarkan gempuran tanpa henti ke Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Gaza City

    Hamas melontarkan ancaman terbaru terhadap Israel terkait rencananya melancarkan serangan darat ke kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, yang dipenuhi para pengungsi Palestina. Hamas memperingatkan bahwa serangan ke Rafah akan mengancam perundingan soal pembebasan sandera Israel yang masih ditahan.

    “Setiap serangan yang dilancarkan pasukan pendudukan (Israel) ke kota Rafah akan merusak perundingan soal pertukaran (sandera-tahanan),” tegas salah satu pemimpin senior Hamas, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024).

    Pernyataan Hamas itu disampaikan pada Minggu (11/2) waktu setempat ketika Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji untuk memperluas operasi militer Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober tahun lalu.

    Netanyahu sebelumnya mengatakan dirinya telah memberitahu pasukan Israel untuk bersiap memasuki kota Rafah, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas karena melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Rencana itu menuai reaksi keras, dengan sejumlah negara menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah, yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang pengeboman Tel Aviv di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menyuarakan keprihatinan mendalam soal dampak serangan darat Tel Aviv terhadap warga sipil yang mengungsi di Rafah.

    Sekitar 1,4 juta orang — separuh dari total penduduk Gaza — memadati kota Rafah, dengan banyak orang tinggl di luar bangunan atau di tenda-tenda dengan pasokan makanan, air dan medis semakin langka.

    Netanyahu Janjikan Jalur Aman untuk Warga Sipil Tinggalkan Rafah

    Dalam wawancara dengan stasiun televisi AS, ABC News, yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat, Netanyahu mengatakan bahwa pihak-pihak yang mendesak Israel untuk tidak mengerahkan pasukan darat ke Rafah secara efektif telah memberikan izin kepada Hamas untuk tetap tinggal di wilayah itu.

    Berdasarkan kutipan wawancara yang dipublikasikan, Netanyahu menegaskan bahwa operasi ke Rafah akan terus berjalan “sambil menyediakan jalur aman bagi penduduk sipil sehingga mereka bisa pergi”.

    Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Perundingan terbaru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza digelar di Kairo, dengan Hamas terbuka untuk gencatan senjata termasuk kemungkinan pertukaran sandera Israel dengan tahanan perempuan dan anak-anak yang kini mendekam di penjara-penjara Israel.

    Militer Israel telah sejak lama menggempur kota Rafah via udara, sedangkan pertempuran sengit terjadi di kota Khan Younis yang berjarak beberapa kilometer dari Rafah pada Minggu (11/2) waktu setempat. Koresponden AFP di lapangan melaporkan rentetan ledakan dan kepulan asap hitam di Khan Younis.

    Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengatakan pasukannya melancarkan “serangan terarah” di area Khan Younis bagian barat, area yang dilaporkan Hamas menjadi lokasi bentrokan hebat.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (11/2) waktu setempat bahwa sedikitnya 112 orang tewas dalam 24 jam terakhir di daerah kantong Palestina tersebut. Hamas menambahkan bahwa puluhan serangan udara menghujani Jalur Gaza, termasuk di Rafah.

    Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 28.176 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bentrokan Terjadi di Senegal gegara Pilpres Ditunda, 3 Orang Tewas

    Bentrokan Terjadi di Senegal gegara Pilpres Ditunda, 3 Orang Tewas

    Dakar

    Bentrokan terjadi usai Presiden Senegal Macky Sall mengumumkan penundaan pemilu yang seharusnya digelar bulan ini. Akibatnya 3 orang tewas, termasuk remaja berusia 19 tahun.

    Dilansir AFP, Senin (12/2/2024), keputusan Sall untuk menunda pemilihan presiden pada 25 Februari telah menjerumuskan Senegal ke dalam krisis. Kekerasan terjadi di mana-mana.

    Terbaru, remaja 19 tahun “terkena proyektil di kepala dan meninggal karena luka-lukanya saat dirawat intensif” pada Sabtu (10/2) malam, kata sumber di rumah sakit kepada AFP.

    “Ada beberapa orang yang terluka parah selama protes dan satu orang meninggal. Kepalanya terkena peluru,” kata koordinator partai oposisi Pastef di Ziguinchor, Abdou Sane. Sebagian besar kota di Senegal tetap tenang pada hari Sabtu (10/2), tetapi demonstrasi terus berlanjut di Ziguinchor.

    Sall memutuskan menunda pemilu karena adanya perselisihan antara parlemen dan Dewan Konstitusi mengenai calon potensial yang dilarang mencalonkan diri.

    Sall ingin memulai proses “peredaan dan rekonsiliasi” dan menegaskan kembali komitmennya untuk tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga di tengah kekhawatiran internasional.

    (isa/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ada Masalah Kandung Kemih, Menhan AS Lloyd Austin Dirawat di RS Lagi

    Ada Masalah Kandung Kemih, Menhan AS Lloyd Austin Dirawat di RS Lagi

    Washington

    Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dibawa ke rumah sakit lagi pada Minggu (11/2). Juru Bicara Pentagon mengatakan Austin menunjukan ada masalah kandung kemih.

    Dilansir AFP, Senin (12/2/2024), Austin tiba-tiba ‘menghilang’ dari publik untuk pengobatan kanker prostat pada Desember 2023 hingga Januari 2024. Ia dinilai menyembunyikan diagnosis dan pengobatan dari Presiden AS Joe Biden dan seluruh staf pemerintahan.

    Masyarakat AS diberi tahu soal kondisi Austin 2 jam setelah pria berusia 70 tahun itu dibawa ke rumah sakit pada Minggu (11/2) sore. Pengumuman itu diumumkan oleh sekretaris pers Departemen Pertahanan Pat Ryder.

    Austin “dibawa oleh petugas keamanannya ke Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed,” kata Ryder.

    “Wakil Menteri Pertahanan dan Ketua Kepala Staf Gabungan telah diberitahu. Selain itu, pemberitahuan Gedung Putih dan Kongres telah dilakukan,” lanjutnya.

    Tidak jelas berapa lama Austin akan dirawat. Diketahui, setelah mendapatkan kecaman politik yang besar karena merahasiakan rawat inap sebelumnya, Austin meminta maaf awal bulan ini.

    “Saya seharusnya memberi tahu presiden tentang diagnosis kanker saya,” katanya.

    (isa/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi Eropa Tangkap Puluhan Tersangka Perdagangan Narkoba

    Polisi Eropa Tangkap Puluhan Tersangka Perdagangan Narkoba

    Den Haag

    Polisi Eropa berhasil menangkap 59 orang yang diduga berpartisipasi dan mengoperasikan jaringan perdagangan narkoba yang berbasis di Albania dan Italia.

    Para tersangka itu ditangkap di Albania, Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol pada hari Senin (05/02) dan Selasa (06/02), di mana 10 orang lainnya juga terkena tindak penyelidikan hal lain di Italia.

    “Jaringan ini utamanya menyelundupkan heroin, kokain, serta ganja ke Jerman dan Spanyol dengan menggunakan mobil-mobil yang memiliki kompartemen rahasia,” ujar badan peradilan Eropa, Eurojust.

    Penyelidikan dimulai sejak tahun 2019

    Penyelidikan terhadap kelompok kejahatan terorganisir (OCG) ini telah dimulai sejak tahun 2019 oleh Kantor Kejaksaan Umum Florence dengan Eurojust dan Euopol, yang memfasilitasi kerja sama antar otoritas kepolisian di seluruh Eropa.

    Pada bulan Desember 2023, Eropa berhasil menyita 11 ton kokain di Spanyol, yang diimpor oleh sindikat kejahatan terorganisir di Albania dengan 20 tersangka berhasil ditangkap dalam sebuah penggerebekan.

    Polisi Spanyol juga berkomentar pada saat itu bahwa “kartel Balkan” yang sebagian besar terdiri dari kelompok mafia Albania ikut bertanggung jawab, dan kelompok itu juga dipercaya telah memonopoli pengiriman narkoba di seluruh Eropa dan Amerika Latin.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini