Jenis Media: Internasional

  • Seruan Agar Dunia Cegah Israel Genosida di Rafah

    Seruan Agar Dunia Cegah Israel Genosida di Rafah

    Gaza City

    Israel mulai bergerak melakukan agresi militer ke wilayah Rafah, Jalur Gaza, Palestina. Seruan ke dunia internasional untuk mencegah Israel melakukan genosida di Rafah.

    Adapun invasi Israel ini dibenarkan Hamas. Hamas yang mengontrol Jalur Gaza menilai tindakan Israel sebagai bencana kemanusiaan.

    “Masuknya Israel ke Rafah pada Senin malam merupakan bencana kemanusiaan, yang merupakan ancaman langsung terhadap lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina,” kata Hamas dilansir CNN, Selasa (7/5/2024).

    Kelompok militan tersebut mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ‘meluncurkan agresi darat’ di Rafah untuk mengambil kendali atas perbatasan Palestina dengan Mesir. Hamas menilai hal tersebut bakal berdampak buruk bagi kondisi kemanusiaan di Rafah yang kini dipenuhi pengungsi akibat perang. Total, sampai saat ini, 27 orang telah tewas imbas operasi militer tersebut.

    “Setidaknya 27 orang, termasuk enam wanita dan sembilan anak-anak, tewas di Rafah sejak Senin malam,” ujar salah satu sumber rumah sakit di kota Gaza selatan.

    Berbagai video dari Rafah pada hari Selasa menunjukkan aktivitas militer Israel yang intens di wilayah tersebut. Terutama di Rafah timur dan di wilayah sekitar penyeberangan ke Mesir.

    Alasan Israel Invasi Rafah

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjelaskan maksud pihaknya melakukan agresi militer di Rafah. Dia menegaskan itu untuk mengembalikan sandera yang ditahan di Gaza dan melenyapkan Hamas.

    “Saya suruh operasi di Rafah. Dalam beberapa jam, pasukan kami mengibarkan bendera Israel di penyeberangan Rafah dan menurunkan bendera Hamas,” kata Netanyahu dilansir CNN, Rabu (8/5).

    Dia menegaskan ada dua tujuan utama agresi militer di Rafah. Salah satunya, kata dia, untuk melenyapkan Hamas.

    “Pintu masuk ke Rafah memiliki dua tujuan utama perang; kembalinya sandera kami dan eliminasi Hamas,” tegasnya.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan pihaknya akan terus melakukan agresi militer di Rafah sampai Hamas lenyap. Kalaupun tidak, dia menyebut agresi akan berlanjut sampai sandera-sandera dikembalikan.

    Dilansir CNN, Rabu (8/5/2024), Gallant mengaku yang memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk merebut penyeberangan Rafah dan melaksanakan misinya.

    “Operasi ini akan berlanjut sampai kita melenyapkan Hamas di wilayah Rafah dan seluruh Jalur Gaza, atau sampai sandera pertama kembali,” kata Gallant.

    AS Setop Kirim Bom ke Israel

    Pemerintah Amerika Serikat ternyata juga telah menghentikan pengiriman bom ke Israel sejak pekan lalu karena kekhawatiran negara itu akan menyerang kota Rafah di Gaza selatan. Ini menandai pertama kalinya dalam konflik tersebut, Presiden Joe Biden mengurangi bantuan militer kepada sekutu utama AS tersebut.

    Washington menghentikan pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon (226 kg) setelah Israel belum “sepenuhnya mengatasi” kekhawatiran AS mengenai operasi darat besar-besaran,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/5).

    Hal ini disampaikan seiring Gedung Putih mengecam penutupan perbatasan Rafah dengan Mesir yang “tidak dapat diterima” setelah Israel mengirim tank-tank pada Selasa pagi waktu setempat.

    Penghentian pengiriman senjata ke Israel ini menandai pertama kalinya Biden bertindak berdasarkan peringatan yang ia berikan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada bulan April lalu, bahwa kebijakan AS terhadap Gaza akan bergantung pada bagaimana Israel memperlakukan warga sipil.

    Pejabat AS itu mengatakan pemerintahan Biden mengambil keputusan mengenai senjata tersebut ketika tampaknya Israel berada di ambang operasi darat besar-besaran di Rafah. Rencana serangan darat ke Rafah ini telah ditentang keras oleh Washington karena lebih dari satu juta orang berlindung di sana.

    Israel Didesak Setop Invasi di Rafah

    Pemerintah Qatar mendesak masyarakat internasional untuk mencegah “genosida” di Rafah menyusul perebutan perbatasan kota Gaza dengan Mesir tersebut oleh Israel dan ancaman serangan yang lebih luas.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/5/2024), dalam sebuah pernyataan, negara Teluk, yang menjadi penengah antara Israel dan kelompok Hamas tersebut, menyerukan “tindakan internasional yang mendesak untuk mencegah kota tersebut diserang dan dilakukannya kejahatan genosida”.

    Hal senada juga disuarakan Indonesia. Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia mengecam keras agresi militer yang dilakukan Israel di Rafah. Kemlu RI menilai tindakan Israel sebagai puncak kejahatan terhadap kemanusiaan.

    “Indonesia mengecam keras serangan militer Israel atas kota Rafah di Gaza serta penguasaan atas Perbatasan Rafah di sisi Palestina,” ucap Kemlu RI lewat akun resmi X @Kemlu_RI, dilihat detikcom, Rabu (8/5).

    Kemlu RI menilai segala upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina tidak dapat diterima. Tindakan itu merupakan kejahatan kemanusiaan.

    “Setiap upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina, termasuk dari Rafah, tidak dapat diterima karena tindakan tersebut merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujar Kemlu RI.

    Kemlu RI pun menegaskan pentingnya mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza. Indonesia juga mendorong Dewan Keamanan PBB untuk bertindak menghentikan aksi brutal Israel.

    “Indonesia menegaskan kembali seruan untuk segera mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza dan menghapuskan semua hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan,” tutur Kemlu RI.

    “Komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, harus segera menghentikan kejahatan brutal Israel dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar,” lanjut keterangan tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh! AS Selidiki Boeing Atas Dugaan Pemalsuan Catatan 787 Dreamliner

    Heboh! AS Selidiki Boeing Atas Dugaan Pemalsuan Catatan 787 Dreamliner

    Washington DC

    Otoritas keselamatan udara Amerika Serikat (AS) sedang menyelidiki apakah raksasa produsen pesawat, Boeing, telah menyelesaikan pemeriksaan yang diwajibkan terhadap pesawat jenis 787 Dreamliner buatannya. Penyelidikan juga fokus pada dugaan apakah karyawan Boeing memalsukan catatan soal 787 Dreamliner.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), penyelidikan itu diumumkan oleh Otoritas Penerbangan Federal (FAA) pada Senin (6/5) waktu setempat.

    FAA menjelaskan bahwa permasalahan berpusat pada apakah Boeing telah melakukan inspeksi yang diwajibkan untuk “mengonfirmasi bounding dan grounding yang memadai di mana bagian sayap terpasang pada badan pesawat jenis 787 Dreamliner tertentu”.

    Dalam pernyataannya, FAA mengatakan pihaknya meluncurkan penyelidikan setelah Boeing memberi tahu pihaknya bahwa mereka mungkin belum menyelesaikan inspeksi yang diwajibkan, yang diperlukan untuk memastikan aliran listrik yang aman dan fungsional antar komponen pesawat.

    “FAA sedang menyelidiki apakah Boeing telah menyelesaikan inspeksi dan apakah karyawan perusahaan itu mungkin memalsukan catatan pesawat,” jelas FAA dalam pernyataannya.

    “Pada saat yang sama, Boeing sedang memeriksa ulang seluruh pesawat 787 yang masih dalam sistem produksi dan juga harus menyusun rencana untuk mengatasi armada yang sudah ditugaskan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Lihat juga Video ‘Mantap! Pertumbuhan Ekonomi RI Kalahkan AS-Jepang’:

    Isu tersebut muncul setelah seorang staf Boeing mengamati adanya “ketidakberesan” dan mengadukan masalah itu kepada supervisor yang kemudian mengangkat masalah itu lebih lanjut.

    “Kami segera meninjau masalah ini dan mengetahui bahwa beberapa orang telah melanggar kebijakan perusahaan dengan tidak melakukan pengujian yang diwajibkan, namun mencatat pekerjaan telah selesai,” ucap kepala program Boeing 787, Scott Stocker, dalam penjelasan via email kepada stafnya.

    “Kami segera memberi tahu regulator kami tentang apa yang kami pelajari dan mengambil tindakan perbaikan yang cepat dan serius dengan beberapa rekan satu tim,” imbuhnya, sembari menambahkan bahwa staf teknik memutuskan masalah itu tidak memicu risiko keselamatan penerbangan secara langsung.

    Penyelidikan oleh FAA ini menambah serangkaian masalah yang dihadapi Boeing setelah insiden penerbangan Alaska Airlines yang nyaris menjadi bencana pada Januari lalu, ketika panel badan pesawat meletus dan copot di udara.

    FAA telah memberikan waktu tiga bulan kepada Boeing untuk mempresentasikan rencananya dalam mengatasi “masalah pengendalian kualitas sistemis”.

    Lihat juga Video ‘Mantap! Pertumbuhan Ekonomi RI Kalahkan AS-Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Rafah, Meski Hamas Setujui Gencatan Senjata

    Israel Serang Rafah, Meski Hamas Setujui Gencatan Senjata

    Anda sedang membaca rangkuman berita-berita Dunia Hari Ini, edisi Selasa 7 Mei 2024.

    Kita awali dari perkembangan di Gaza.

    Israel menyerang Rafah

    Hamas menyetujui usulan gencatan senjata, yang dinegosiasikan oleh Qatar dan Mesir. Namun pihak Israel belum menyetujuinya.

    Sementara itu, pihak otoritas di Palestina dan Mesir mengatakan tank-tank Israel sudah memasuki kota Rafah di Gaza selatan, yang berjarak 200 meter dari perbatasan Mesir.

    Sebuah rumah sakit setempat mengatakan serangan Israel menyebabkan sedikitnya lima orang tewas di Rafah.

    Israel telah berjanji akan melancarkan operasi darat besar-besaran di Gaza selatan.

    Rusia akan simulasi penggunaan senjata nuklir

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rencana tersebut sebagai tanggapan atas komentar yang dibuat oleh para pemimpin Barat.

    Untuk pertama kalinya Rusia secara terbuka mengumumkan latihan perang yang melibatkan senjata nuklir taktis.

    Ini juga menjadi sebuah peringatan bagi negara-negara sekutu Ukraina karena terlibat dalam perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.

    Beberapa negara barat yang menjadi sekutu Ukraina menyatakan kekhawatirannya jika langkah Rusia akan memicu konflik lebih luas, termasuk kemungkinan perang antara negara-negara anggota NATO dan Rusia.

    Donald Trump diancam hukuman penjara

    Hakim yang mengawasi persidangan Donald Trump mengatakan mantan presiden tersebut sudah melanggar ‘gag order’ yang diberlakukan kepadanya.

    Bahkan disebutkan pelanggaran sudah dilakukan berkali-kali sehingga dianggap menghina pengadilan.

    Karenanya, hakim Juan Merchan berpotensi menjatuhkan hukuman penjara kepada Trump, yang sebelumnya sudah dijatuhi denda sembilan kali akibat pelanggaran ‘gag order’.

    Tapi, ia mengatakan hukuman penjara sebagai “pilihan terakhir” karena berbagai alasan, termasuk mengganggu persidangan, implikasi politik dari memenjarakan calon presiden menjelang pemilu, serta tantangan keamanan.

    Met Gala 2024 di New York

    Met Gala, acara pagelaran fesyen terbesar dan termahal kembali digelar di Metropolitan Museum Art, New York dengan tema “The Garden of Time”.

    Acara tahunan ini digelar untuk menggalang dana untuk Costume Institute yang menjadi bagian dari Metropolitan Museum Art.

    Tahun ini, Costume Institute menggelar pameran “Sleeping Beauties: Reawakening Fashion”.

    Pameran ini menampilkan 250 koleksi dari gaun dan rancangan fesyen yang sudah berusia ratusan tahun.

    “Apakah kita harus berpose di setiap anak tangga?” tanya Chris Hemsworth, yang untuk pertama kalinya datang dan menjadi “co-host” di acara tersebut dan datang bersama istrinya Elsa Pataky.

    Anda bisa mengikuti laporan dari New York di situs ABC News

  • Memanas! Serangan Drone Hizbullah Tewaskan 2 Tentara Israel

    Memanas! Serangan Drone Hizbullah Tewaskan 2 Tentara Israel

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya telah melancarkan serangan drone terhadap sebuah posisi militer Israel di dekat kota Metula di Israel utara.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Selasa (7/5/2024), militer Israel kemudian mengonfirmasi dua tentaranya tewas dalam serangan itu.

    Sesaat sebelum serangan drone tersebut, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sekitar 15 bangunan dan infrastruktur milik pasukan elit Hizbullah, Radwan di sebuah kompleks di al-Lwaiza, Lebanon selatan.

    Sebelumnya, sekitar 30 roket diluncurkan dari Lebanon ke Dataran Tinggi Golan, kata militer Israel (IDF). Tidak ada korban luka dalam rentetan serangan roket tersebut, dan militer Israel mengatakan pihaknya telah menggempur lokasi peluncuran dengan artileri.

    Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Kelompok milisi itu mengatakan pihaknya meluncurkan puluhan roket ke pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan sebagai tanggapan atas serangan IDF sebelumnya di wilayah timur laut Lebanon. Menurut media Lebanon, tiga orang terluka dalam serangan Israel itu.

    Serangan itu terjadi setelah Hizbullah meluncurkan lebih dari 60 roket ke Israel utara pada hari Minggu lalu.

    IDF mengatakan pihaknya juga menyerang posisi Hizbullah di Ramyeh, Ayta ash-Shab, Marwahin, dan Jabal Blat di Lebanon selatan pada Minggu malam waktu setempat.

    Sejak tanggal 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah perang yang berkecamuk di sana.

    Sejauh ini, bentrokan di perbatasan Lebanon dan Israel telah mengakibatkan sembilan kematian warga sipil di pihak Israel, serta tewasnya 11 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.

    Sementara Hizbullah telah menyebutkan 290 anggotanya tewas akibat serangan-serangan Israel tersebut, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Tentara AS Ditahan di Rusia, Gimana Ceritanya?

    Geger Tentara AS Ditahan di Rusia, Gimana Ceritanya?

    Washington DC

    Seorang tentara Amerika Serikat (AS) ditangkap saat mengunjungi kekasihnya di kota pelabuhan Vladivostok, Rusia. Tentara berusia 34 tahun ini dituduh mencuri dari kekasihnya tersebut, dan saat ini berada dalam tahanan otoritas Rusia.

    Seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/5/2024), sejumlah sumber pejabat AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa tentara yang ditahan di Rusia itu bernama Gordon Black (34), berpangkat Staff Sergeant dan ditugaskan di Korea Selatan (Korsel).

    Black disebut sedang dalam proses pemulangan ke Fort Cavazos di Texas saat penahanan ini terjadi.

    Menurut para pejabat AS itu, Black yang berstatus sudah menikah ini, ternyata pergi ke Rusia untuk menemui kekasihnya sejak lama. Penahanan Black ini semakin memperumit hubungan antara AS dan Rusia yang telah bersitegang seiring berlarut-larutnya perang di Ukraina beberapa tahun terakhir.

    Juru bicara Angkatan Darat AS, Cynthia Smith, membenarkan bahwa seorang tentara AS ditahan di Vladivostok, yang menjadi lokasi pelabuhan utama militer dan komersial Rusia di perairan Pasifik. Smith menyebut tentara AS itu ditahan sejak Kamis (2/5) pekan lalu atas tuduhan melakukan pelanggaran kriminal.

    Dia menambahkan bahwa otoritas Rusia telah memberitahu pemerintah AS soal penahanan itu, dan pihak Angkatan Darat AS telah mengabarkannya kepada keluarga sang tentara.

    “Departemen Luar Negeri AS memberikan dukungan konsuler yang layak kepada tentara di Rusia,” ucap Smith dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video ‘Polisi Bongkar Tenda Massa Pro-Palestina di Universitas Virginia AS’:

    Menurut para pejabat AS yang dikutip Associated Press, wanita Rusia yang menjadi kekasih Black itu pernah tinggal di Korsel. Pada musim gugur lalu, wanita itu dan Black terlibat pertengkaran.

    Setelah itu, wanita Rusia tersebut meninggalkan Korsel. Namun, tidak diketahui apakah wanita Rusia itu terpaksa pergi atau apakah ada peran otoritas berwenang Seoul dalam masalah ini.

    Para pejabat AS itu juga mengatakan bahwa Black, yang seorang prajurit infanteri, tidak memberitahu unitnya jika dia akan pergi ke Rusia, dan tidak mendapatkan izin apa pun untuk pergi ke negara tersebut.

    Menurut para pejabat AS itu, Black pada dasarnya sedang cuti karena dia meninggalkan Korsel untuk dipindahkan kembali ke kampung halamannya di Fort Cavazos.

    Tidak diketahui secara jelas apakah personel militer AS secara khusus dilarang bepergian ke Rusia, meskipun Departemen Luar Negeri AS sangat mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara tersebut.

    Rusia diketahui menahan sejumlah warga AS di penjara-penjaranya, termasuk seorang pejabat eksekutif perusahaan keamanan bernama Paul Whelan dan seorang wartawan Wall Street Journal bernama Evan Gershkovich. Pemerintah AS menanggap keduanya ditahan secara tidak sah oleh Rusia dan telah berusaha menegosiasikan pembebasan mereka.

    Lihat juga Video ‘Polisi Bongkar Tenda Massa Pro-Palestina di Universitas Virginia AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi Wanti-wanti Israel Tidak Invasi Rafah!

    Arab Saudi Wanti-wanti Israel Tidak Invasi Rafah!

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi memperingatkan Israel untuk tidak menargetkan Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, dalam serangan darat. Riyadh menyebut operasi militer Tel Aviv sebagai operasi “berdarah dan sistematis” yang bertujuan untuk mengusir paksa warga Palestina dari Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/5/2024), Kementerian Luar Negeri Saudi, dalam pernyataannya, menyebut penargetan yang disengaja terhadap area-area sipil seperti Rafah merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM).

    “Kementerian Luar Negeri menyampaikan peringatan dari Kerajaan Arab Saudi tentang bahaya pasukan pendudukan Israel yang menargetkan kota Rafah sebagai bagian dari kampanye berdarah dan sistematis untuk menyerbu seluruh wilayah Jalur Gaza dan mengusir penduduknya ke tempat yang tidak diketahui, menyoroti kurangnya zona aman setelah kehancuran besar-besaran yang disebabkan oleh mesin perang Israel,” demikian peringatan dari Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Militer Israel telah menginstruksikan sekitar 100.000 warga Palestina, pada Senin (6/5) pagi, untuk mulai mengungsi dari Rafah. Instruksi itu menandakan bahwa invasi darat yang sejak lama dijanjikan Tel Aviv akan segera terjadi, dan semakin mempersulit upaya untuk merundingkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Operasi darat yang akan terjadi di Rafah telah meningkatkan kekhawatiran global, dengan sekutu-sekutu terdekat Israel memperingatkan negara Yahudi itu untuk tidak melaksanakan rencananya. Rafah kini menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang menghindari gempuran Tel Aviv.

    Serangan darat terhadap Rafah dikhawatirkan akan menimbulkan banyak korban jiwa.

    Saudi menegaskan penolakan tegas terhadap pelanggaran secara terang-terangan yang dilakukan Israel terhadap semua resolusi internasional, dan menyerukan penghentian “pembantaian ini dan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional tanpa penolakan”.

    Lebih lanjut, Riyadh mengecam Tel Aviv karena memperburuk krisis kemanusiaan dan membatasi upaya perdamaian internasional melalui tindakan-tindakannya.

    Kementerian Luar Negeri Saudi kembali menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida yang dilakukan oleh “pasukan pendudukan terhadap warga sipil yang tidak berdaya di wilayah Palestina yang diduduki”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Gempur Rafah Usai Hamas Setujui Gencatan Senjata, 5 Orang Tewas

    Israel Gempur Rafah Usai Hamas Setujui Gencatan Senjata, 5 Orang Tewas

    Rafah

    Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya lima orang di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada Senin (6/5) malam waktu setempat. Pasukan militer Tel Aviv terus menggempur Jalur Gaza setelah Hamas mengumumkan persetujuan atas tawaran gencatan senjata terbaru.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (7/5/2024), militer Israel sebelumnya bersumpah akan melancarkan operasi darat secara besar-besaran di wilayah paling selatan di Jalur Gaza, yang kini menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina yang menghindari perang.

    Otoritas rumah sakit Kuwait yang ada di Rafah melaporkan pihaknya menerima “lima martir dan beberapa korban luka” setelah serangan udara Israel pada malam hari. Menurut para saksi dan sumber keamanan Palestina, area tersebut saat ini menjadi lokasi aktivitas serangan militer Israel yang intens.

    Laporan koresponden AFP di lapangan menyebut militer Israel melancarkan serangan udara secara intensif terhadap Rafah sesaat sebelum pukul 22.00 waktu setempat, setelah mengulangi seruan agar warga mengungsi ke bagian timur wilayah tersebut.

    Gempuran terbaru Israel ini dilancarkan setelah Hamas, pada Senin (6/5) waktu setempat, menyetujui proposal gencatan senjata untuk perang yang berkecamuk selama tujuh bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut proposal gencatan senjata yang disetujui Hamas itu “jauh dari tuntutan penting Israel”. Namun demikian, Tel Aviv tetap mengirimkan perunding untuk melakukan pembicaraan terbaru “untuk menguras potensi demi mencapai kesepakatan”.

    Meskipun ada harapan bahwa persetujuan atas proposal gencatan senjata terbaru akan menghentikan invasi darat ke Rafah, pesawat-pesawat tempur Israel justru terus melancarkan serangan ke wilayah tersebut.

    Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pesawat-pesawat Israel “menargetkan lebih dari 50 sasaran teror di wilayah Rafah” sepanjang Senin (6/5).

    Netanyahu telah berjanji untuk mengirimkan pasukan darat ke Rafah terlepas dari gencatan senjata apa pun yang sedang dibahas. Hal itu jelas menantang kekhawatiran internasional, dengan banyak negara termasuk Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel untuk tidak menginvasi Rafah.

    Dalam pernyataan menanggapi pengumuman Hamas, kantor Netanyahu menegaskan serangan darat terhadap Rafah akan tetap dilaksanakan “untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas guna mempercepat pembebasan para sandera kami”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Setujui Gencatan Senjata Terbaru Gaza, Israel Bilang Gini

    Hamas Setujui Gencatan Senjata Terbaru Gaza, Israel Bilang Gini

    Tel Aviv

    Otoritas Israel mengomentari langkah Hamas menyetujui proposal gencatan senjata terbaru untuk perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Tel Aviv menyebut Hamas hanya menyetujui versi “lebih lunak” dari proposal gencatan senjata yang diajukan Mesir, yang beberapa ketentuan di dalamnya tidak bisa diterima oleh Israel.

    Hamas, pada Senin (6/5) waktu setempat, menyetujui proposal gencatan senjata untuk perang yang berkecamuk selama tujuh bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (7/5/2024), seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa apa yang disetujui Hamas merupakan versi “lebih lunak” dari proposal Mesir yang mencakup kesimpulan yang “jauh jangkauannya” yang tidak bisa diterima oleh Tel Aviv.

    “Ini tampaknya merupakan tipu muslihat yang dimaksudkan untuk membuat Israel terlihat seperti pihak yang menolak kesepakatan,” ucap pejabat Israel tersebut.

    Meskipun demikian, pemerintah Israel mengatakan akan tetap mengirimkan delegasi mereka untuk bertemu para mediator guna membahas proposal gencatan senjata terbaru.

    “Meskipun proposal Hamas jauh dari tuntutan penting Israel, Israel akan mengirimkan delegasi level kerja kepada mediator,” demikian pernyataan yang dirilis kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu setelah digelarnya rapat kabinet perang Israel.

    “Kabinet perang dengan suara bulat memutuskan bahwa Israel melanjutkan operasi di Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas guna mempercepat pembebasan para sandera kami dan tujuan-tujuan perang lainnya,” tegas kantor Netanyahu dalam pernyataannya.

    Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, pada Senin (6/5), mengatakan bahwa semua proposal mengenai negosiasi pembebasan sandera di Jalur Gaza dianalisis secara serius, dan pada saat yang sama, Israel terus melanjutkan operasi militer di wilayah yang dikuasai Hamas.

    Saat ditanya dalam konferensi pers apakah sikap Hamas menyetujui proposal gencatan senjata akan berdampak pada serangan yang direncanakan di Rafah, Hagari menegaskan operasi akan tetap berlangsung sesuai rencana.

    “Kami memeriksa setiap jawaban dan tanggapan dengan cara paling serius dan mengerahkan setiap kemungkinan terkait negosiasi dan pemulangan para sandera,” jelasnya.

    “Secara paralel, kami masih beroperasi di Jalur Gaza dan akan terus melakukannya,” tegas Hagari.

    Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata Terbaru di Gaza

    Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, sebelumnya dilaporkan telah berbicara dengan PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan Menteri Intelijen Mesir Abbas Kamel untuk menyampaikan persetujuan yang diberikan Hamas.

    “Memberi tahu mereka soal persetujuan Hamas atas proposal mereka mengenai perjanjian gencatan senjata,” ungkap Hamas dalam pernyataan via situs resminya.

    Seorang pejabat senior Hamas, secara terpisah, menekankan bahwa persetujuan dari kelompoknya “tidak berarti bahwa gencatan senjata telah berlaku” dan menunjukkan bahwa “pihak Israel belum mengkomunikasikan posisinya”.

    “Bola sekarang ada di tangan pendudukan Israel, apakah mereka akan menyetujui perjanjian gencatan senjata atau menghalanginya,” ucap pejabat senior Hamas yang enggan disebut namanya saat berbicara kepada AFP.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Senjata Korut Dipakai Rusia Serang Ukraina, Kenapa Temuan Ini Penting?

    Senjata Korut Dipakai Rusia Serang Ukraina, Kenapa Temuan Ini Penting?

    Jakarta

    Pada 2 Januari 2024, seorang peneliti senjata bernama Khrystyna Kimachuk mendapat kabar tentang rudal dengan bentuk tidak biasa menghantam sebuah gedung di Kota Kharkiv. Kimachuk menghubungi kontak-kontaknya di militer Ukraina supaya bisa memeriksanya secara langsung. Dalam waktu satu minggu, puing-puing misil yang remuk berserakan itu ada di hadapannya di lokasi yang aman di Kyiv.

    Perempuan muda itu mulai mempreteli puing-puing rudal dan memotret setiap serpihan termasuk baut-baut dan chip komputer yang lebih kecil dari kuku jarinya. Kimachuk langsung tahu rudal itu bukan buatan Rusia. Tapi, ada satu tantangan: bagaimana cara membuktikannya.

    Terkubur di antara tumpukan logam dan kabel yang menyeruak, mata Kimachuk tertuju pada sebaris aksara Korea. Dia kemudian menemukan detail lain yang lebih mencolok: cap 112 di bagian cangkang rudal. Di kalender Korea Utara, 112 merujuk tahun 2023.

    Kimachuk pun menyadari dirinya tengah melihat bukti pertama penggunaan senjata Korea Utara dalam invasi Ukraina.

    “Kami sudah dengar kalau mereka [Korea Utara] mengirim sejumlah senjata ke Rusia, tapi [sekarang] saya bisa melihatnya, memegangnya, dan menyelidikinya sebelumnya tidak ada yang bisa. Ini sungguh menarik,” ujar Kimachuk kepada saya.

    Sejak penemuan itu, militer Ukraina menyatakan puluhan rudal Korea Utara telah ditembakkan Rusia ke wilayah Ukraina. Senjata-senjata ini menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 70 orang.

    Kim Jong Un baru-baru ini diyakini sedang bersiap memulai perang nuklir. Akan tetapi, ancaman yang lebih mendesak adalah Korea Utara kini mampu menyulut sejumlah perang yang sedang berlangsung serta mendorong ketidakstabilan global.

    Setelah semua puing rudal selesai dipotret dan ratusan komponen dianalisa, temuan mengejutkan baru bisa diperoleh.

    Dalam kasus rudal buatan Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina, Kimachuk mendapati bahwa rudal tersebut memiliki teknologi asing termutakhir. Sebagian besar perangkat elektronik diproduksi di AS dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan ada chip komputer AS yang dibuat pada Maret 2023.

    Ini artinya Korea Utara memperoleh komponen-komponen penting secara ilegal, menyelundupkannya ke wilayah Korut, merakitnya, dan mengirimnya ke Rusia secara diam-diam. Oleh Rusia, rudal buatan Korea Utara ini dikirim ke garis depan pertempuran lalu diluncurkan.

    Semuanya ini hanya memakan waktu beberapa bulan.

    “Ini adalah kejutan terbesar. Meski di bawah sanksi berat selama dua dekade, Korea Utara masih bisa mendapatkan apa yang diperlukan untuk memproduksi senjata, dalam waktu yang sungguh kilat,” tutur Damien Spleeters, wakil direktur CAR.

    BBC

    Di London, Joseph Byrne, pakar Korea Utara di lembaga kajian Royal United Services Institute (RUSI), juga terkesima akan temuan itu.

    “Tidak pernah terbersit di benak saya bahwa saya akan melihat rudal Korea Utara digunakan untuk membunuh orang-orang di daratan Eropa,” ujarnya.

    Baca juga:

    Byrne dan timnya di RUSI telah melacak pengiriman senjata Korea Utara ke Rusia semenjak Kim Jong Un bertemu dengan Vladimir Putin di Rusia pada September tahun lalu diduga guna menandatangani kesepakatan dalam bidang persenjataan.

    RUSI menggunakan foto-foto satelit untuk mengamati empat kapal kargo Rusia yang berjalan bolak-balik antara Korea Utara dan pelabuhan militer Rusia. Masing-masing kapal membawa ratusan kontainer sekali perjalanan.

    RUSI memperkirakan sebanyak 7.000 kontainer berisikan lebih dari satu juta amunisi dan roket grad – jenis yang dapat ditembakkan dari truk secara beruntun.

    Tinjauan ini didukung informasi intelijen AS, Inggris, dan Korea Selatan kendati Rusia dan Korea Utara membantah adanya perdagangan tersebut.

    BBC

    “Peluru dan roket ini termasuk yang paling dicari di dunia sekarang ini. Rusia menjadi mampu untuk terus menghancurkan kota-kota Ukraina pada saat AS dan Eropa ragu-ragu menentukan senjata apa yang akan mereka kirim,” ucap Byrne.

    Bagaimana Korut bisa memproduksi rudal?

    Yang paling menjadi perhatian Byrne dan kolega-koleganya adalah kehadiran rudal balistik Korea Utara di medan perang. Kenapa? Karena fakta ini mengungkap persenjataan Korea Utara.

    Sejak 1980-an, Korea Utara menjual senjatanya ke luar negeri kebanyakan ke negara-negara di Afrika Utara dan Timur Tengah, termasuk Libya, Suriah, dan Iran.

    Senjata Korea Utara cenderung berupa rudal tua ala Soviet dengan reputasi yang jelek. Terdapat bukti bahwa kelompok milisi Hamas kemungkinan menggunakan beberapa granat berpeluncur roket dari Pyongyang yang sudah uzur dalam serangan 7 Oktober silam.

    Namun, rudal yang ditembakkan pada 2 Januari 2024 yang dipreteli Khrystyna Kimachuk bisa dibilang merupakan rudal jarak dekat buatan Korut paling mutakhir Hwasong 11, yang mampu mencapai jarak 700 kilometer.

    Walaupun Ukraina meremehkan akurasi misil ini, Dr. Jeffrey Lewis, pakar senjata dan non-proliferasi Korea Utara di Middlebury Institute of International Studies, menyebut keakurasian rudal Korea Utara ini terlihat tidak jauh lebih buruk dibandingkan rudal buatan Rusia.

    Dr. Lewis mengatakan nilai plus rudal Korea Utara ini adalah harganya yang sangat murah. Ini artinya Rusia dapat membeli dan menembakkan lebih banyak rudal dengan harapan dapat melumpuhkan pertahanan udara Ukraina.

    BBC

    Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa banyak Korea Utara bisa memproduksi rudal ini?

    Observasi pemerintahan Korea Selatan baru-baru ini menunjukkan Korea Utara telah mengirim 6.700 kontainer berisi amunisi ke Rusia. Lebih lanjut, Korea Selatan mengemukakan pabrik senjata Korea Utara beroperasi penuh.

    Dr. Lewis, yang telah mempelajari pabrik-pabrik ini melalui satelit, berpendapat Korea Utara dapat memproduksi beberapa ratus rudal per tahun.

    Damien Spleeters dan timnya di CAR yang masih tidak habis pikir atas temuan mereka kini berupaya mencari tahu bagaimana ini bisa terjadi mengingat perusahaan-perusahaan sudah dilarang menjual bahan baku dan suku cadang ke Korea Utara.

    Baca juga:

    Spleeters menjelaskan bahwa sebagian besar chip komputer pada senjata-senjata modern yang memandu senjata tersebut mencapai sasarannya adalah chip yang sama pada telepon genggam, mesin cuci, dan mobil.

    Chip-chip ini dijual di seluruh dunia dalam jumlah yang sangat besar. Produsen menjualnya ke distributor dalam jumlah miliaran, kemudian dijual lagi dalam jumlah jutaan. Artinya mereka seringkali tidak tahu ke mana produk mereka berujung.

    Sebagai penyelidik jaringan pengadaan Korea Utara, Byrne mengaku frustrasi begitu tahu seberapa banyak komponen rudal buatan Korut yang berasal dari Barat. Ini membuktikan bahwa jaringan Korea Utara lebih kuat dan efektif daripada yang disadarinya.

    Dari pengalaman Byrne, warga Korea Utara yang berbasis di luar negeri mendirikan perusahaan palsu di Hong Kong atau negara Asia Tengah lainnya untuk membeli komponen menggunakan uang tunai yang sebagian besar adalah hasil curian.

    Mereka kemudian mengirimnya ke Korea Utara, biasanya melalui perbatasan China. Jika sebuah perusahaan palsu ditemukan dan dikenai sanksi, perusahaan lain akan segera muncul menggantikannya.

    Sanksi sudah lama dipandang anggap sebagai alat yang tidak sempurna untuk memerangi jaringan ini. Meski begitu, supaya tetap bisa berfungsi, sanksi perlu diperbarui dan ditegakkan secara teratur.

    Baik Rusia maupun China menolak memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara sejak 2017.

    Dengan membeli senjata buatan Korut, Moskow melanggar sanksi yang pernah mereka setujui sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Pada awal tahun ini, Rusia secara efektif membubarkan panel PBB yang memantau pelanggaran-pelanggaran sanksi kemungkinan untuk menghindari pengawasan.

    “Kita sedang menyaksikan runtuhnya sanksi PBB terhadap Korea Utara secara langsung ini memberi Pyongyang banyak ruang untuk bernapas,” ucap Byrne.

    Implikasi dari semua ini melampaui perang di Ukraina.

    “Pemenang sebenarnya di sini adalah Korea Utara”, ujar Byrne. “Korea Utara membantu Rusia secara signifikan, dan ini memberi mereka banyak pengaruh”.

    Pada bulan Maret, RUSI mendokumentasikan sejumlah besar minyak yang dikirim dari Rusia ke Korea Utara. Pada saat yang sama, gerbong kereta api yang diduga berisikan beras dan tepung terdeteksi melintasi perbatasan darat kedua negara.

    Kesepakatan yang diperkirakan bernilai ratusan juta pound ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi Pyongyang, tetapi juga sektor militernya.

    BBC

    Rusia juga bisa memasok Korea Utara dengan bahan baku supaya negara itu bisa terus membuat rudal atau bahkan peralatan militer seperti jet tempur. Yang paling ekstrem? Rusia bisa memberi bantuan teknis untuk meningkatkan senjata nuklir Korut.

    Selain itu, Korea Utara untuk pertama kali mendapat kesempatan untuk menguji rudal terbarunya dalam perang sungguhan. Dengan data berharga ini, ke depannya Korut bisa membuat rudal yang lebih baik.

    Pyongyang: Pemasok rudal utama?

    Yang lebih meresahkan adalah perang Ukraina seolah memberikan etalase bagi Korea Utara ke seluruh dunia.

    Setelah memproduksi senjata ini secara massal, Pyongyang tentu ingin menjualnya ke lebih banyak negara.

    Menurut Dr. Lewis, apabila rudal buatan Korut cukup bagus di mata Rusia, tentunya negara-negara lain bisa berpandangan sama apalagi Rusia sudah memberi contoh bahwa melanggar sanksi itu tidak apa-apa.

    Kim Jong Un hancurkan patung reunifikasi, mungkinkah Korut berperang dengan Korsel?

    Kisah anak muda Korsel yang ‘siap perang’ jika Korut menyerang

    Dr. Lewis memperkirakan ke depannya Korea Utara akan menjadi pemasok besar rudal ke negara-negara di blok China-Rusia-Iran.

    Setelah serangan Iran ke Israel bulan ini, AS mengatakan “sangat khawatir” bahwa Korea Utara bisa bekerja sama dengan Iran dalam program senjata nuklir dan balistiknya.

    “Saya melihat banyak wajah muram saat kita berbicara tentang masalah ini,” ujar Spleeters. “Tapi kabar baiknya adalah sekarang kita tahu betapa [Korea Utara] bergantung pada teknologi asing kita bisa melakukan sesuatu di sini.”

    Spleeters optimistis bahwa bekerja sama dengan pihak produsen dapat memutus rantai pasokan Korea Utara. Timnya sebelumnya sudah berhasil mengidentifikasi dan menutup sebuah jaringan ilegal sebelum jaringan tersebut menjual persenjataannya.

    Namun, Dr Lewis tidak yakin ini bisa dilakukan dalam konteks Korea Utara.

    “Kita bisa membuat prosesnya lebih sulit, lebih repot. Atau mungkin membuat biayanya lebih tinggi, tetapi semua ini tidak akan mencegah Korea Utara memproduksi senjata,” tutur Dr. Lewis.

    Dr. Lewis menambahkan bahwa Barat pada akhirnya gagal dalam upaya membendung negara itu.

    Selain itu, sambung dia, rudal-rudal Kim Jong Un sekarang tidak hanya menjadi sumber prestise dan kekuatan politik baginya, tetapi juga menghasilkan banyak uang.

    Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Kim Jong Un menyia-nyiakannya?

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Gempur Rafah Usai Hamas Setujui Gencatan Senjata, 5 Orang Tewas

    Israel Terus Gempur Rafah Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata

    Jakarta

    Israel terus melancarkan serangan udara intensif di Rafah. Israel menyerang Rafah setelah sebelumnya meminta masyarakat mengungsi di bagian timur kota di selatan Gaza.

    Dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), serangan gencar dilakukan Israel ke Rafah pada Senin (6/5) malam waktu setempat.

    “Serangan tersebut terus menerus terjadi dalam 30 menit terakhir,” kata koresponden AFP di Rafah.

    Sementara itu, di sisi lain, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh sebelumnya mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut.

    Dilansir, AFP dan BBC, Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Kemudian, Aanggota senior Hamas, Khalil al-Hayya, kepada saluran Al Jazeera, mengatakan proposal yang disetujui oleh Hamas untuk gencatan senjata di Gaza mencakup gencatan senjata tiga tahap. Tujuannya, katanya, yakni gencatan senjata permanen.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini