Jenis Media: Internasional

  • Hizbullah-Israel Memanas, AS hingga Rusia Minta Warganya Tak Datangi Lebanon

    Hizbullah-Israel Memanas, AS hingga Rusia Minta Warganya Tak Datangi Lebanon

    Ankara

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta warganya tak melakukan perjalanan menuju Lebanon. Permintaan itu menyusul meningkatnya keterangan antara kelompok Hizbullah di Lebanon dengan militer Israel.

    Dilansir Anadolu Agency, Kamis (27/6/2024), Kedutaan Besar AS di Beirut meminta warga negaranya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon. Sementara, bagi warga AS yang berada di Lebanon agar menghindari perjalanan ke Lebanon selatan serta daerah perbatasan dengan Suriah.

    Kedutaan Besar AS mengatakan pemerintah Lebanon tidak dapat menjamin perlindungan warga AS terhadap pecahnya kekerasan dan konflik bersenjata mendadak.

    Kedutaan Besar Rusia di Beirut juga merekomendasikan warganya di Lebanon untuk menahan diri bepergian ke negara tersebut. Duta Besar Rusia Alexander Rudakov, dalam wawancara dengan saluran Rossiya 24, meminta warga negaranya menunggu hingga situasi di Lebanon tenang.

    Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon diurungkan. Irlandia juga mengimbau warganya yang saat ini berada di Lebanon selalu berhati-hati.

    “Situasi keamanan di Lebanon dapat memburuk dengan cepat,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

    “Ada peningkatan risiko kekerasan, termasuk bentrokan antara kelompok bersenjata dan Angkatan Bersenjata Lebanon,” sambung Kemlu Irlandia.

    “FCDO menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.

    Peringatan serupa terhadap perjalanan ke Lebanon juga dibuat oleh Swiss dan Australia. Kuwait adalah negara pertama yang meminta warganya menghindari perjalanan ke Lebanon. Mereka yang berada di Lebanon diminta meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin ‘mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut’.

    Jerman, Belanda, Kanada dan Makedonia Utara juga mendesak warganya untuk meninggalkan negara tersebut di tengah meningkatnya risiko perang besar-besaran di Lebanon.

    Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel. Peningkatan terjadi ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober 2023.

    (taa/haf)

  • Mengapa Gerombolan Bersenjata Tebang Pohon Bodhichitta di Pedesaan Nepal?

    Mengapa Gerombolan Bersenjata Tebang Pohon Bodhichitta di Pedesaan Nepal?

    Jakarta

    Kerusakan sebuah pohon bernilai jutaan rupee telah menyakitkan dan membuat khawatir masyarakat di wilayah pedesaan Nepal.

    Bagi banyak orang di daerah itu, penghasilan yang mereka dapat dari pohon bodhichitta (bodhi) begitu bernilai dan telah menyelamatkan mereka dari pekerjaan kasar yang melelahkan.

    Bodhichitta, pohon yang tumbuh di Distrik Kavrepalanchok, Nepal, memiliki makna simbolis yang sangat penting dalam agama Buddha dan bernilai melebihi emas.

    Jadi ketika sebuah pohon bodhichitta dicuri dari kawasan pedesaan Roshi dua bulan lalu, warga setempat takut mereka akan kehilangan segalanya.

    Pohon-pohon yang serupa tambang emas

    “Mereka seharusnya berurusan dengan saya kalau punya masalah! Kenapa mereka harus menebang pohon itu?”

    Tangis Dil Bahadur Tamang pecah ketika mengingat pohon bodhichitta yang tumbuh besar bersamanya.

    Laki-laki berusia 42 tahun itu lahir di daerah bernama Nagbeli di Roshi. Dia telah melalui beragam rintangan dalam hidupnya.

    Sher Bahadur TamangPohon bodhichitta yang ditanam di depan rumah Dil Bahadur Tamang ditebang oleh gerombolan bersenjata pada 11 April 2024

    Nasib Dil Bahadur berubah ketika pohon bodhichitta menjadi sangat bernilai sejak 15 tahun lalu.

    Biji dari pohon-pohon bodhichitta dimanfaatkan untuk membuat tasbih bagi umat Buddha.

    Pohon dari kawasan pedesaan ini juga dianggap memiliki kualitas terbaik. Padahal pohon-pohon ini dulunya tidak begitu bernilai dan jarang dijual.

    Menurut para ahli, meningkatnya minat dari para pedagang China menyebabkan nilai benih bodhichitta melonjak.

    Para petani lokal bercerita bahwa para pedagang dari China datang ke desa mereka selama beberapa tahun terakhir untuk menawar biji pohon itu.

    Pohon ini juga membuat Dil Bahadur bisa menghasilkan jutaan rupee tanpa latar belakang pendidikan yang mumpuni.

    Dia juga dibantu oleh adik laki-lakinya, Sher Bahadur Tamang, serta keluarganya yang lain.

    Sher Bahadur Tamang mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir, mereka telah menghasilkan sembilan juta rupee (Rp1,7 miliar) per tahun dari penjualan benih pohon bodhicitta.

    Samip TripathyTasbih umat Buddha yang terbuat dari benih bodhichitta

    “Ada 20 sampai 22 orang di keluarga kami,” kata Sher Bahadur Tamang.

    “Penghasilan dari pohon itu menghidupi seluruh anggota keluarga kami. Kalau tidak ditebang, pohon itu akan terus menghasilkan jutaan rupee untuk kami selama bertahun-tahun,” tuturnya.

    Seorang pengusaha bernama Samip Tripathi mengaku telah sepakat untuk membeli biji dari pohon tersebut selama lima sampai tujuh tahun ke depan. Nilainya berkisar sembilan juta rupee (Rp 1,7 miliar) per tahun.

    Setelah itu, benih tersebut akan diproses dan dijual ke pedagang China senilai 30 juta rupee (Rp 5,89 miliar).

    Menurutnya, pohon milik keluarga Tamang ini “mungkin merupakan salah satu yang paling bernilai” di Distrik Kavre.

    Tetapi peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 April 2024 menghancurkan harapan keluarga Tamang.

    Baca juga:

    Pada malam itu, sekitar 10 sampai 15 laki-laki bersenjata menyerang, menembaki, dan melemparkan bom ke rumah mereka.

    Mereka sadar betul bahwa pohon bodhichitta memang diincar. Itulah mengapa keluarga Tamang sebelumnya sudah memasang CCTV serta membangun pagar besi berlapis kawat berduri di sekeliling pohon itu sehingga hanya bisa diakses melalui pintu besi yang terkunci.

    Dalam rekaman CCTV yang diberikan Sher Bahadur kepada h, orang-orang itu terlihat memegang senjata.

    Dil Bahadur mengatakan keluarganya berlindung di dalam rumah untuk menghindari tembakan. Saat itulah gerombolan bersenjata tersebut merusak kunci pagar besi dan melakukan tindakan yang mengejutkan.

    “Setelah lebih dari satu jam, mereka merusak gembok dan menggergaji pohon utama,” katanya.

    “Kami masih tidak tahu mengapa mereka melakukan itu.”

    Baca juga:

    Dilihat dari cara gerombolan tersebut mengambil pohon, mereka tidak akan bisa menanamnya kembali. Meski begitu, keluarga Tamang juga tidak bisa lagi menghasilkan uang dari pohon itu.

    Beberapa penduduk desa yang diwawancarai BBC berspekulasi bahwa motif pencurian itu mungkin terkait persaingan bisnis. Sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa gerombolan tersebut mungkin ingin membeli bibit dari pohon itu, namun ditolak.

    Polisi masih menyelidiki insiden itu.

    Kasus-kasus terkait pohon bodhichitta

    Selain menjadi sumber rezeki, pohon-pohon bodhichitta di wilayah Temal dan Roshi juga menjadi pemicu perselisihan terkait penjualannya.

    “Sepertiga dari kasus yang ditangani komite yudisial di sini berkaitan dengan bodhicitta,” kata wakil bupati Mim Bahadur Waiba.

    Insiden yang terjadi pada keluarga Tamang telah memicu kepanikan di desa-desa sekitarnya.

    Tetangga mereka, keluarga Narayan Humagai, turut terguncang oleh pencurian itu.

    “Dil Bahadur Tamang-lah yang menanam pohon ini di rumah saya,” katanya.

    “Kami sangat takut dengan kejadian itu.”

    Setelah kejadian tersebut, Narayan memasang delapan kamera CCTV di sekitar rumahnya untuk melindungi pohonnya. Dia juga membangun pagar besi.

    “Setelah melihat pohon-pohon ditebang di lingkungan sekitar, kami takut hal yang sama akan terjadi pada kami,” kata Narayan.

    “Orang-orang menjadi cemburu.”

    Wakil Bupati Temal, Dalman Thokar mengatakan peristiwa ini membuat polisi berpatroli dalam dua sampai tiga hari dalam sepekan di wilayah tersebut.

    Selain itu, warga mengatakan bahwa para pedagang sampai membawa helikopter untuk mengangkut benih-benih tersebut dengan aman.

    Juru bicara kepolisian Distrik kavre, Deputi Inspektur Polisi Rajkumar Shrestha mengatakan bahwa polisi akan dikerahkan selama musim panen.

    Namun para petani tetap khawatir cara itu tidak akan berhasil menghentikan gerombolan yang merampok membawa senjata.

    (Reportase tambahan oleh Shreejana Shrestha)

    (haf/haf)

  • 4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    4 Fakta Kudeta Gagal di Bolivia Usai Tentara Dobrak Istana

    La Paz

    Bolivia sempat memanas usai tentara dan tank dikerahkan untuk mendobrak Istana Kepresidenan dalam upaya kudeta. Namun, kudeta itu gagal dan jenderal yang memimpin kudeta ditangkap.

    Dilansir AFP, Reuters dan BBC, Kamis (27/6/2024), tentara dan tank memasuki Plaza Murillo, sebuah alun-alun bersejarah tempat kantor kepresidenan dan kongres berada, pada Rabu (26/6) sore waktu setempat. Salah satu tank mendobrak pintu besi Istana Presiden.

    Televisi Bolivia melaporkan Panglima Militer Jenderal Juan Jose Zuniga sempat memasuki Istana Presiden sebelum pergi dengan berjalan kaki. Presiden Bolivia Luis Arce pun mengecam upaya yang disebutnya sebagai kudeta itu.

    Berikut empat fakta terkait kudeta yang gagal di Bolivia:

    Tank Dobrak Istana

    Sejumlah serdadu dan kendaraan militer sempat menguasai Plaza Murillo di La Paz selama beberapa jam. Tank juga terlihat memasuki Istana Quemado yang merupakan kantor Presiden Bolivia.

    Arce juga sempat menyebut ada mobilisasi pasukan secara tidak teratur di ibu kota Bolivia. Selain itu, sempat terjadi barikade dan gas air mata di sekitar Istana.

    Pengerahan pasukan ini dipimpin Jenderal Zuniga, yang sehari sebelumnya telah diberhentikan sebagai kepala Angkatan Darat Bolivia karena pernyataannya mengenai mantan Presiden Evo Morales.

    Zuniga sempat muncul di televisi pada Senin (24/6) dan mengatakan dia akan menangkap Morales jika bersikeras untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2025. Morales sangat populer sampai dia mencoba melanggar konstitusi dan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat pada tahun 2019.

    Tokoh sayap kiri dan mantan pemimpin serikat pekerja coca itu memenangkan pemungutan suara tersebut, namun terpaksa mengundurkan diri di tengah protes mematikan atas dugaan kecurangan pemilu dan meninggalkan negara tersebut. Morales kembali setelah Luis Arce memenangkan kursi kepresidenan pada Oktober 2020.

    Pemimpin Kudeta Ditangkap

    Otoritas Bolivia kemudian menangkap Jenderal Zuniga beberapa jam setelah upaya kudeta gagal. Zuniga juga telah dipecat.

    Sambil dikelilingi tentara-tentara dan delapan tank, Zuniga sempat mengatakan ‘Angkatan Bersenjata bermaksud merestrukturisasi demokrasi, menjadikannya demokrasi sejati, dan tidak dikuasai oleh segelintir orang selama 30-40 tahun’.

    Kepolisian Bolivia menahan pemimpin upaya kudeta, tentara sempat mendobrak masuk Istana Presiden Foto: BBC World

    Tak lama setelah itu, tentara yang dipimpin Zuniga dan tank-tank tersebut bergerak mundur dari alun-alun. Zuniga lalu ditangkap dan dipaksa masuk ke dalam mobil polisi saat dia sedang berbicara kepada wartawan di luar barak militer.

    “Jenderal, Anda ditangkap,” ucap Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia, Jhonny Aguilera, kepada Zuniga di lokasi. Momen tersebut disaksikan oleh sejumlah orang yang ada di lokasi. Tidak diketahui secara jelas ke mana Zuniga dibawa pergi.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Seruan dari Presiden Bolivia

    Presiden Arce kemudian menyampaikan pidato di televisi yang dikelilingi oleh anggota kabinetnya. Dalam kesempatan itu, dia menyerukan rakyat untuk ‘berorganisasi dan melakukan mobilisasi melawan kudeta, demi demokrasi’.

    “Kami tidak bisa membiarkan upaya kudeta kembali merenggut nyawa rakyat Bolivia,” serunya dalam pesan yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi dari dalam Istana Kepresidenan.

    Foto-foto di media sosial memperlihatkan Arce berhadapan dengan Zuniga di dalam Istana Kepresidenan. Dia disebut memerintahkan penarikan mundur tentara yang telah memasuki Istana dengan mendobrak pintu menggunakan kendaraan lapis baja.

    Panglima Militer Langsung Diganti

    Arce juga langsung menunjuk Panglima militer baru. Dalam upacara yang disiarkan televisi dari Casa Grande del Pueblo, Arce menunjuk Jenderal Jose Wilson Snchez untuk mengambil alih komando umum Angkatan Darat.

    Jenderal Snchez langsung memerintahkan semua pasukan untuk mundur. Dia mengatakan tidak ada yang ingin melakukan kudeta.

    “Tidak seorang pun ingin melihat gambaran yang kita lihat di jalanan. Itu sebabnya sekarang dalam kapasitas saya sebagai panglima Saya minta, saya perintahkan, agar semua personel yang dimobilisasi di jalan-jalan harus kembali ke satuannya,” ucapnya.

    Para serdadu yang sempat dimobilisasi pun mulai meninggalkan Plaza Murillo. Arce kemudian muncul dari dalam Istana dan berterima kasih kepada warga.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Gelombang Panas di Yunani Renggut Lebih Banyak Nyawa Wisatawan

    Gelombang Panas di Yunani Renggut Lebih Banyak Nyawa Wisatawan

    Jakarta

    Pada hari Senin, jenazah seorang wisatawan Jerman ditemukan di pulau Kreta, Yunani. Jenazahnya berada di jurang, di kawasan yang sulit dijangkau dekat Pantai Sentoni.

    Pria berusia 67 tahun itu sedang berlibur bersama istrinya di pulau di Mediterania ini, ketika memutuskan untuk melakukan tur berjalan kaki dari dataran tinggi Omalos ke desa nelayan Sougia di pantai selatan.

    Jalur ini panjangnya sekitar 24,5 kilometer dan biasanya memakan waktu sekitar delapan jam untuk menyelesaikannya. Rutenya tidak terlalu sulit, asalkan persiapannya matang dan cuacanya bagus.

    Diduga pendaki tersebut kehilangan arah karena cuaca panas dan salah belok di jalan menuju Ngarai Trypiti. Pendaki tersebut dilaporkan menelepon istrinya untuk mengatakan bahwa dia merasa tidak enak badan. Setelah tidak mendengar kabar lagi darinya pada hari Minggu (23/6/2024), istrinya melaporkan dia hilang, dan operasi pencarian dan penyelamatan segera diluncurkan.

    Tim penyelamat dan petugas pemadam kebakaran mencari selama beberapa jam sebelum menemukan jenazah pria tersebut dengan bantuan sinyal ponselnya.

    Turis asal Jerman ini merupakan penjelajah keenam yang ditemukan tewas di Yunani pada bulan ini saja. Setidaknya tiga turis lainnya, seorang pensiunan polisi AS, 59 tahun, di Pulau Amorgos, dan dua wanita Prancis, 64 dan 73 tahun, di Pulau Sikinos, masih dinyatakan hilang.

    Suhu panas pecahkan rekor di Yunani

    Biasanya bulan Juni adalah bulan musim panas paling sejuk di Yunani. Karena itu banyak wisatawan lanjut usia lebih memilih berwisata ke sana pada bulan Juni. Tapi tahun ini, panasnya ekstrem sehingga ditetapkan menjadi bulan Juni terpanas yang pernah tercatat di Yunani.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Christos Giannaros, peneliti utama di sistem peringatan kesehatan terkait panas di Athena, Heat Alarm, mengatakan para korban kemungkinan besar menderita stres akibat panas karena suhu yang sangat tinggi dan aktivitas fisik saat mendaki.

    Usia juga berperan dalam kerentanan terhadap panas ekstrem. “Orang lanjut usia lebih mudah menyimpan panas dalam tubuhnya dan lebih sulit menyalurkannya. Itu sebabnya mereka lebih rentan terhadap gejala serangan panas,” jelas Giannaros. Saat menderita sengatan panas, korban cenderung kehilangan kesadaran akan waktu dan arah, yang menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar.

    Sebagian besar korban juga berasal dari negara-negara dengan iklim lebih sejuk dan bergegas ke iklim Mediterania tanpa memberikan waktu bagi tubuh mereka untuk menyesuaikan diri. Namun dokter mengatakan, bahkan penduduk setempat memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan suhu yang lebih tinggi.

    Biasanya, tubuh manusia memiliki cukup waktu antara musim semi dan musim panas untuk secara bertahap terbiasa dengan siang dan malam yang lebih hangat. Namun ketika gelombang panas datang secara tiba-tiba dan sangat kuat, hal ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

    Kecerobohan yang berbahaya

    Meskipun ada risiko ini, banyak wisatawan sering kali tidak berhati-hati, mengabaikan peringatan masyarakat dan pergi ke luar di tengah panas terik – sering kali tidak siap. Pihak berwenang di Athena baru-baru ini menutup Acropolis pada jam-jam terpanas untuk melindungi pengunjung, sebagai akibatnya justru banyak pelancong yang marah.

    Banyak penjelajah yang juga tidak siap untuk perjalanan mereka. Media Yunani melaporkan bahwa beberapa orang bahkan tidak mengetahui berapa panjang, atau seberapa curam, jalur yang mereka pilih, sementara yang lain langsung memulai perjalanan setelah makan siang, dengan perut kenyang dan di bawah pengaruh alkohol, di bawah terik matahari tengah hari.

    Yang lain lagi berangkat sendirian, tanpa membawa ponsel. Namun, beberapa dari mereka yang membawa ponsel terkejut saat mengetahui bahwa area di mana mereka berada tidak ada sinyal, dan tersesat setelah tidak dapat menggunakan aplikasi navigasi di ponsel mereka.

    Kematian dokter Inggris dan presenter televisi populer BBC, Michael Mosley, pada 9 Juni lalu menyebabkan curahan simpati masyarakat secara besar-besaran. Saat berlibur di pulau Symi, Yunani, pria berusia 67 tahun itu berangkat sendirian untuk berjalan kaki dari Pantai Saint Nicholas ke desa terdekat Pedi.

    Saat berangkat, dia hanya membawa sebotol kecil air, dan tanpa ponsel. Pihak berwenang kemudian menyimpulkan bahwa dia salah belok dan kemudian pingsan di area yang sulit dijangkau.

    Polisi, pemadam kebakaran, perlindungan sipil, dan sukarelawan terlibat dalam pencarian ekstensif, menggunakan bantuan anjing pelacak, drone, dan bahkan helikopter. Pada akhirnya, dia ditemukan tewas di dekat pantai lokal yang populer, tersembunyi oleh tembok tinggi.

    Dua pendaki Israel yang tersesat di pegunungan Mainalo di Peloponnese lebih beruntung. Setelah operasi pencarian dan penyelamatan, mereka ditemukan jauh dari tujuan yang direncanakan – tetapi dalam keadaan hidup dan sehat.

    (hp/as)

    (haf/haf)

  • NATO Yakin Biden Atau Trump Tetap Bikin AS Sekutu yang Kuat

    NATO Yakin Biden Atau Trump Tetap Bikin AS Sekutu yang Kuat

    Jakarta

    Ketua North Atlantic Treaty Organization (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan Amerika Serikat (AS) akan tetap menjadi sekutu kuat bagi NATO. Stoltenberg mengatakan hasil pemilihan presiden (pilpres) AS antara Joe Biden dan Donald Trump tidak akan mengubah posisi AS di NATO.

    “Saya memperkirakan, apa pun hasil pemilu AS, AS akan tetap menjadi sekutu kuat NATO, karena hal itu demi kepentingan keamanan AS,” kata Stoltenberg dilansir AFP, Kamis (27/6/2024).

    Duel Biden dan Trump merupakan ulangan dari Pilpres AS empat tahun silam. Keduanya juga akan terlibat dalam debat perdana yang digelar pukul 21.00 waktu setempat atau besok pagi waktu Indonesia bagian barat.

    Trump sebelumnya sempat melontarkan kritik yang mengusik anggota NATO. Saat itu Trump menyebut akan mendorong Rusia untuk menyerang aliansi NATO yang tidak mengeluarkan cukup dana untuk pertahanan mereka sendiri.

    Stoltenberg merespons santai kritik dari Trump. Dia menilai pernyataan keras dari Trump itu tidak diarahkan kepada anggota NATO.

    “Kritik dari mantan presiden Trump pada dasarnya bukan ditujukan terhadap NATO. Kritik tersebut ditujukan terhadap sekutu NATO yang tidak mengeluarkan cukup dana dan hal tersebut kini telah berubah,” kata Stoltenberg.

    Stoltenberg menjelaskan 23 dari total 32 anggota NATO tahun ini akan membelanjakan 2% dari produk domestik bruto mereka untuk alokasi pertahanan.

    Dia memperingatkan tidak ada pemimpin yang boleh meragukan komitmen pertahanan yang termuat dalam Pasal Lima NATO. Hal itu berarti serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

    “Pasal Lima tidak boleh dipertanyakan karena itu adalah tanggung jawab inti NATO dan segala upaya untuk melemahkan kredibilitas tersebut hanya akan meningkatkan risiko,” pungkas Stoltenberg.

    (ygs/haf)

  • Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Urusan Usia hingga Gaza Diprediksi Bikin Panas Debat Perdana

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mantan Presiden AS Donald Trump bakal menjalani debat perdana Pilpres 2024. Urusan usia hingga perang di Gaza, Palestina, diprediksi akan membuat panas panggung debat.

    Dilansir CNN, Kamis (27/6/2024), debat akan dimulai pukul 21.00 waktu setempat atau besok pagi waktu Indonesia bagian barat (WIB). Ada sejumlah isu yang diprediksi akan membuat debat Biden versus Trump berlangsung panas.

    Rekam Jejak Biden atau Keluhan Trump

    Trump diperkirakan akan membahas rekam jejak pemerintahan Biden yang telah berjalan empat tahun terakhir. Trump telah berulang kali mencurahkan keluhan pribadinya seperti klaim atas kecurangan Pilpres AS 2020, menyebut kelompok yang menyerbu Capitol AS pada tanggal 6 Januari 2021 sebagai patriot dan mengecam tuduhan kriminal yang dia hadapi di Washington, Florida dan Georgia sebagai dampak politik. Serangkaian keluhan tersebut mungkin dapat membangkitkan semangat para pendukung Trump.

    Para penasihat dan sekutu Trump telah mendesaknya untuk fokus pada isu-isu seperti ekonomi, kejahatan, dan inflasi saat dia berdebat dengan Biden. Kondisi debat tanpa penonton di studio berpotensi membantu Trump tetap berada di jalur yang benar.

    Biden Akan Jawab soal Usia

    Sementara di posisi Biden diprediksi akan menjawab keraguan publik Amerika Serikat perihal usianya yang telah menyentuh 81 tahun. Angka itu membuatnya mencetak rekor sebagai calon presiden tertua yang maju dalam Pilpres AS. Setiap kesalahan langkah, pernyataan yang menyimpang, atau kehilangan pemikiran di panggung debat akan diawasi secara ketat atau bahkan diputarbalikkan oleh Trump yang berusia 78 tahun.

    Biden diyakini berupaya untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat memperkuat kekhawatiran mengenai usianya, sekaligus mengubah pertanyaan mengenai usia menjadi sebuah pertanyaan mengenai pengalaman. Dia telah meminta para pemilih untuk menaruh kepercayaan mereka pada seseorang yang akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan keduanya.

    Sikap Trump tentang Aborsi

    Pada 2016, Trump berjanji untuk memberikan sedikit perhatian terhadap aborsi dan hak-hak reproduksi. Banyak kaum konservatif yang skeptis bahwa dia akan berusaha untuk memusnahkan Roe v Wade, sementara sebagian besar kaum liberal percaya bahwa dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan hal tersebut.

    Perang Israel dengan Hamas di Gaza

    Hal ini mungkin tidak dianggap sebagai isu utama bagi para pemilih di sebagian besar jajak pendapat. Namun, momok serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah membayangi kampanye Biden – khususnya, kemampuannya untuk menghidupkan kembali koalisi kiri-tengah yang beragam yang membawanya meraih kemenangan.

    Saat ini, tenda besar tersebut penuh dengan orang-orang dengan pendapat yang sangat berbeda mengenai konflik tersebut dan cara Trump menangani hubungan AS dengan Israel dan pemimpin sayap kanannya, Benjamin Netanyahu. Tidak ada pihak yang mau berkompromi dalam perdebatan dalam negeri, sehingga sulit membayangkan Biden menyenangkan semua pihak di sisi kiri Trump.

    Tim kampanye Biden diyakini telah mengetahui semua hal ini, sehingga akan menarik untuk mendengarkan pesannya dan menganalisis di mana pesan tersebut ditargetkan. Sulit untuk memprediksi apa yang akan Biden fokuskan karena Trump telah melontarkan sejumlah pendapat mengenai perang dan implikasi politiknya.

    Rusia dan Putin

    Kedekatan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bukan sebuah rahasia. Pandangannya mengenai bantuan AS dan NATO ke Ukraina, yang telah melawan invasi Rusia selama lebih dari 2 tahun, agak sulit untuk dijabarkan.

    Namun, apa yang diketahui menunjukkan bahwa pemerintahan Trump, jika menang, akan lebih diterima di Moskow dibandingkan di Kyiv.

    Lihat Video ‘Jelang Debat Capres, Joe Biden-Donald Trump Tiba di Atlanta AS’:

    (haf/ygs)

  • Israel Serbu Permukiman di Gaza, Paksa Warga Palestina Pergi ke Selatan

    Israel Serbu Permukiman di Gaza, Paksa Warga Palestina Pergi ke Selatan

    Kairo

    Pasukan Israel menggempur Shejaia, salah satu distrik di Kota Gaza, Palestina. Israel juga memaksa warga setempat pergi ke wilayah selatan.

    Dilansir Reuters, Kamis (27/6/2024), Israel menyerbu sebuah lingkungan di Kota Gaza dan meminta warga Palestina menyingkir ke sisi selatan. Israel mengerahkan tank hingga drone ke permukiman.

    Israel sendiri sedang mengebom Kota Rafah di selatan Gaza dalam apa yang diklaim mereka sebagai tahap akhir operasi melawan militan Hamas di sana. Penduduk di lingkungan Shejaia pun kaget dengan tank-tank yang datang dan menembak pada sore hari.

    “Kedengarannya perang akan dimulai kembali, serangkaian pemboman yang menghancurkan beberapa rumah di daerah kami dan mengguncang bangunan,” kata salah satu warga, Mohammad Jamal (25).

    Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan ada laporan mengenai orang-orang yang tewas dan terluka di Shejaia. Namun, tim mereka tidak dapat mendekat karena serangan terus berlangsung.

    Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka telah meledakkan alat peledak yang sudah dipasang sebelumnya terhadap tank Israel di timur Shejaia.

    Israel menuduh para militan bersembunyi di antara warga sipil dan mengatakan pihaknya memperingatkan para pengungsi agar menyingkir dari operasinya melawan para militan.

    Media yang dikelola Hamas melaporkan tank-tank tersebut bergerak sebelum pos tersebut dan orang-orang dari pinggiran timur berlari ke arah barat di bawah tembakan ketika Israel memblokir jalan ke selatan. Belum ada komentar lainnya dari militer Israel.

    Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel di Gaza yang dipicu oleh serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, para pejabat bantuan mengatakan wilayah tersebut masih berisiko tinggi mengalami kelaparan, dengan hampir setengah juta orang menghadapi kerawanan pangan.

    “Kami kelaparan di Kota Gaza, dan diburu oleh tank dan pesawat tanpa ada harapan bahwa perang ini akan berakhir,” kata Jamal.

    Anak-anak Meninggal Akibat Malnutrisi

    Kematian seorang anak perempuan lainnya di Rumah Sakit Kamal Adwan pada Rabu malam menambah jumlah anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi menjadi sedikitnya 31 orang. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan perang membuat pencatatan kasus-kasus tersebut menjadi sulit.

    Israel membantah tuduhan bahwa mereka telah menciptakan kondisi kelaparan, menyalahkan badan-badan bantuan atas masalah distribusi dan menuduh Hamas mengalihkan bantuan, tuduhan yang dibantah oleh para militan.

    Di Gaza selatan, rekaman drone di media sosial, yang tidak dapat segera diautentikasi oleh Reuters, menunjukkan puluhan rumah hancur di beberapa bagian Rafah, dan desa Swedeya di sisi barat kota tersebut hancur total.

    Belum ada komentar langsung dari militer Israel mengenai aksi militer semalam tersebut. Mediasi internasional yang didukung oleh AS gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata meskipun perundingan terus berlanjut di tengah tekanan kuat Barat agar Gaza menerima lebih banyak bantuan.

    Ketika Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, mereka membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Sementara, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 37.658 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.

    (taa/haf)

  • Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    Upaya Kudeta Gagal, Jenderal Bolivia Mengaku Diperintah Presiden

    La Paz

    Dalam hitungan jam, negeri berpopulasi 12 juta jiwa itu menyaksikan tentara menduduki istana negara Bolivia di bawah arahan Jenderal Juan Jose Zuniga, yang menolak diturunkan sebagai panglima militer, dan imbauan Presiden Luis Acre yang meneguhkan pergantian di pucuk pimpinan tentara. Para serdadu akhirnya mundur dari ibu kota setelah diperintahkan panglima militer baru.

    Kudeta yang dilancarkan Zuniga hanya bertahan selama tiga jam. Dia diyakini berkomplot dengan bekas wakil panglima angkatan laut, Juan Arnez Salvador. Keduanya ditangkap dan ditahan atas perintah kejaksaan. Buntutnya, pendukung pemerintah turun ke jalan untuk merayakan tegaknya supremasi sipil. Mereka terlihat mengibarkan bendera negara dan menyanyikan lagu-lagu nasional.

    “Apa tujuan kudeta ini? Tujuannya adalah untuk menjatuhkan otoritas yang terpilih secara demokratis,” kata Menteri Pemerintahan, Eduardo del Castillo kepada wartawan.

    Pada Rabu malam, Menteri Pertahanan Edmundo Novillo memastikan “situasi telah terkendali,” kata dia dalam jumpa pers, sembari ditemani oleh panglima militer Jose Wilson Snchez. Novillo mengatakan, “Bolivia telah menyintasi sebuah kudeta yang gagal”.

    Kudeta demi ‘demokrasi’?

    Sejak beberapa bulan terakhir, Bolivia didekap kegentingan akibat pertikaian antara Presiden Arce dan sekutunya sendiri, mantan presiden sayap kiri Evo Morales, yang berebut kursi di pucuk partai penguasa. Ketidakstabilan politik menggandakan tekanan di tengah gejolak ekonomi. Barisan pendukung Morales di Kongres, misalnya, mematahkan sejumlah inisiatif Presiden Acre yang ingin menambah utang untuk menghalau krisis.

    Jenderal Zuniga merujuk pada kelumpuhan di Bolivia sebagai dalih kudeta. Kepada wartawan, dia mengklaim telah muak dengan pertikaian politik dan mengambil jalan pintas “untuk memulihkan demokrasi.”

    “Kami mendengarkan tangisan rakyat karena selama bertahun-tahun, para elite telah mengambil alih kendali atas negeri ini,” kata dia, sembari menambahkan betapa para politisi “telah merusak negara. Lihatlah situasi saat ini, ke dalam krisis semacam apa mereka menjebloskan kita.”

    “Presiden mengatakan kepada saya bahwa situasinya memburuk dan kritis. Sangat penting untuk mempersiapkan sesuatu demi menaikkan popularitas saya,” kata dia mengutip Acre.

    Dia bahkan sempat menanyakan, “Apakah harus membawa serta unit kendaraan lapis baja?” yang dijawab sang presiden “Bawalah mereka keluar” dari barak.

    Klaim tersebut dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima, yang menyebut Zuniga berbohong dan harus menjawab tindakannya di muka pengadilan. Kejaksaan dikabarkan sedang mempersiapkan dakwaan dengan ancaman penjara 15 sampai 20 tahun, “karena telah menyerang demokrasi dan konstitusi,” tulis Lima di platform X atau Twitter.

    “Keterlibatan” negara asing?

    Upaya kudeta di Bolivia mengundang kecaman internasional, terutama Rusia yang belakangan menjadi sekutu dekat pemerintahan di Sucre.

    “Kami mengecam keras upaya kudeta militer dan menawarkan dukungan penuh bagi pemerintahan Presiden Luis Acre,” tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow, Kamis (27/6), seperti dilansir kantor berita AFP.

    “Rusia berdiri dalam solidaritas dan persaudaraan dengan Bolivia, mitra strategis kami yang selalu bisa diandalkan.”

    Arce sempat mengunjungi Rusia dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg awal bulan ini. Putin memuji “rasa hormat yang kuat” antara kedua negara dan berharap dapat meningkatkan hubungan ekonomi, menurut keterangan pers Kremlin. Kunjungan Acre tergolong langka di tengah isolasi internasional sejak Rusia menginvasi Ukraina.

    Bolivia belum lama ini bersepakat membeli minyak Rusia untuk menutupi kekurangan di dalam negeri. Langkah itu diambil ketika surutnya sumur lama disusul resesi yang mengekang investasi. Padahal, negeri di dataran tinggi Andes itu sejatinya menyimpan cadangan litihium terbesar di dunia, yang sebagian besar dikelola dengan dana investasi dari China dan Rusia.

    Moskow menuduh adanya keterlibatan pihak asing yang ingin mencampuri proses politik di ibu kota Sucre. “Kami memperingatkan terhadap upaya campur tangan asing yang merusak urusan dalam negeri Bolivia dan negara-negara lain, yang telah berulang kali menimbulkan konsekuensi tragis bagi sejumlah negara dan masyarakat, termasuk di kawasan Amerika Latin,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Meski tidak secara langsung, ungkapan tersebut di masa lalu acap dilayangkan terhadap Amerika Serikat, yang punya sejarah panjang memaksakan pergantian politik di Amerika Selatan lewat kudeta. Pada 1971, misalnya, AS mendukung kudeta Jenderal Hugo Banzer terhadap pemerintahan sosialis Bolivia.

    rzn/as (ap,afp,rtr)

    Lihat juga Video: Panglima Militer Bolivia Sebut Kudeta Cuma Settingan-Diperintah Presiden

    (nvc/nvc)

  • LBH Padang Sebut Keluarga Afif Maulana Belum Dapat Informasi Penyebab Kematian Siswa SMP itu

    LBH Padang Sebut Keluarga Afif Maulana Belum Dapat Informasi Penyebab Kematian Siswa SMP itu

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pihak keluarga Afif Maulana (13) disebut belum mendapatkan informasi terkait penyebab kematian siswa SMP Padang itu.

    Afif sebelumnya dinyatakan tewas diduga dianiaya oknum Sabhara Polda Sumatra Barat.

    Koordinator Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menyebutkan, pada saat RS Bhayangkara membawa jenazah Afif ke rumah duka, keluarga hanya ditunjukkan secarik kertas yang berisi dua poin keterangan.

    “Sebelumnya secara lengkap belum mengetahui bahwa hasil yang diberikan ke keluarga itu hanya secarik kertas, yang didalamnya termuat, satu kematian tidak wajar, kedua penyebab belum ditentukan,” kata Diki saat dikonfirmasi, Kamis (27/6/2024).

    Bahkan sebelumnya Diki juga menjelaskan, pihak keluarga tidak diizinkan untuk memandikan jenazah Afif setelah proses autopsi selesai dilakukan.

    Kata Diki pihak keluarga hanya diizinkan untuk melihat wajah Afif ketika jenazah tersebut dibawa ke kediaman keluarga di Padang.

    “Tapi sayangnya pihak keluarga tidak boleh memandikan jenazah di rumah dan hanya boleh melihat wajahnya saja,” kata Diki.

    Padahal jika menganut kebiasaan masyarakat di Padang, seseorang yang sudah meninggal harus dimandikan terlebih duahulu di rumah duka, baru kemudian dikebumikan.

    “Nah ini hanya boleh melihat wajahnya saja,” jelasnya.

    Lebih lanjut dijelaskan Diki bahwa keluarga kala itu mendapat larangan memandikan jenazah Afif dari RS Bhayangkara selaku pihak yang melakukan autopsi jasad siswa SMP tersebut.

    Selain itu pihak RS Bhayangkara juga tak memberi penjelasan mengapa jenazah Afif dilarang dimandikan di rumah.

    “Ini setelah kami proses dan tanpa alasan yang kuat juga sebenarnya (kenapa tidak boleh memandikan jenazah) dan keluarga tidak pernah melihat badan dan lain-lainnya gitu,” ujarnya.

    Ajukan Perlindungan ke LPSK

    Terkait kasus ini sebelumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengajukan permohonan perlindungan untuk 6 orang terkait kasus tewasnya Afif Maulana (13) diduga dianiaya polisi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

    Koordinator Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menjelaskan, ke enam orang tersebut merupakan keluarga Afif dan beberapa saksi terkait peristiwa itu.

    “Kami akan mengajukan ada beberapa, ada 6 orang,” kata Diki kepada wartawan di Kantor LPSK, Jakarta Timur, Rabu (26/6/2024).

    Sejatinya lanjut Diki, terdapat 18 orang yang berstatus sebagai saksi dan korban dalam peristiwa tewasnya Afif.

    Akan tetapi lantaran pihaknya terbentur kelengkapan identitas mereka maka LBH kata Diki baru bisa mengajukan beberapa orang dari total 18 saksi tersebut.

    “Karena keperluan identitas ya, yang selebihnya identitasnya belum kami follow up bagaimana nantinya untuk mempercepat ini,” jelasnya.

    Selain itu tujuan pihaknya mengajukan perlindungan ini lantaran disebut Diki pihak keluarga merasa ketakutan imbas tewasnya Afif Maulana.

    Kejanggalan muncul dari kasus Afif Maulana alias AM (13) yang tewas diduga disiksa oleh oknum polisi di Padang. (Tribunnews)

    Meski begitu Diki belum bisa memastikan ketakutan seperti apa yang dirasakan keluarga perihal kasus tersebut.

    “Tapi kami belum bisa mendalami ketakutan seperti apa, apakah ada ancaman dibalik itu. Ini LPSK perlu turun untuk mengamankan dan biar informasi ini bisa lebih jelas,” pungkasnya

    Awal Mula Kasus

    Sebelumnya, dikutip dari TribunPadang.com, seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM), ditemukan tewas dengan kondisi luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu (9/6/2024) siang.

    Berdasarkan investigasi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga korban meninggal dunia karena disiksa anggota polisi yang sedang patroli.

    Berdasarkan hasil investigasi LBH, kami melihat almarhum menjadi korban penyiksaan oleh kepolisian diduga dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani, Kamis, (20/6/ 2024).

    Indira menjelaskan, berdasarkan keterangan teman korban berinisial A, pada Minggu (9/6/2024) sekira pukul 04.00 WIB, saat itu A sedang berboncengan dengan AM dengan sepeda motor di jembatan aliran Batang Kuranji By Pass.

    Kemudian, pada saat bersamaan korban AM dan A sedang mengendarai motor dihampiri polisi yang berpatroli.

    “Pada saat itu polisi menendang kendaraan korban AM terpelanting ke pinggir jalan. Pada saat terpelanting korban AM berjarak sekitar dua meter dari korban A,” tuturnya.

    Indira mengatakan, pada saat itu korban A ditangkap, diamankan dan sempat melihat korban AM dikerumuni oleh polisi, namun keduanya terpisah

    “Saat ditangkap polisi, korban A melihat korban AM sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota kepolisian yang memegang rotan. Hingga saat itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban AM,” katanya.

    Direktur LBH Padang bilang, di hari yang sama pada siang hari jenazah AM mengapung ditemukan di Batang Kuranji. Kondisi AM saat itu ditemukan penuh luka lebam.

    Setelahnya, jenazah korban diautopsi dan keluarga korban menerima fotocopy sertifikat kematian Nomor: SK / 34 / VI / 2024 / Rumkit dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.

    “Keluarga korban sempat diberitahu oleh polisi AM meninggal akibat tulang rusuk patah 6 buah dan robek di bagian paru-paru,” kata Indira.

    Atas peristiwa tersebut, ayah kandung dari korban AM membuat laporan ke Polresta Padang, dengan laporan Nomor : LP/B/409/VI/2024/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMATERA BARAT.

    Di samping itu, Indira menjelaskan berdasarkan temuan LBH, masih ada tujuh korban lagi dan lima diantaranya masih anak-anak.

    Kata dia, korban diduga mendapatkan penyiksaan dari polisi dan saat ini dalam proses pengobatan mandiri.

    “Pengakuan mereka ada yang disetrum, ada perutnya disulut rokok, kepalanya memar, lalu ada bolong di bagian pinggangnya,” tuturnya.

    Ia mengatakan, berdasarkan satu keterangan korban, mereka dipaksa berciuman sesama jenis.

    “Selain penyiksaan juga terdapat kekerasan seksual. Kami cukup kaget mendengar keterangan korban, tidak hanya fisik tetapi juga melakukan kekerasan seksual,” sebutnya

    “Ketika kami bertemu korban dan keluarganya mereka sangat ketakutan atas situasi tersebut,” tuturnya.

    LBH Padang meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut tanpa ada yang ditutup-tutupi.

    “Kami meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Barat memproses hukum semua anggotanya yang melakukan penyiksaan terhadap anak dan dewasa dalam tragedi jembatan Kuranji Kota Padang dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan KUHP untuk kasus yang menimpa orang dewasa,” pungkasnya.

  • 3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    3 Kemungkinan Penyebab Kematian Afif Maulana Versi Kompolnas dan Polisi, Saksi Mata Masih Dicari

    TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto mengungkap beberapa kemungkinan penyebab kematian Afif Maulana, pelajar SMP yang ditemukan tak bernyawa di bawah Jembatan Kuranji, Minggu (9/6/2024) lalu.

    Hal itu diungkapkan Benny Mamoto berdasarkan hasil cek TKP di lokasi ditemukannya jenazah Afif Maulana, Kamis (27/6/2024) sekitar pukul 03.00 dinihari.

    Kedatangan Ketua Kompolnas disesuaikan dengan perkiraan waktu saat terjadinya pembubaran belasan orang yang diduga akan melakukan tawuran pada Minggu (9/6/2024) dini hari.

    “Beberapa kemungkinan apakah dia terpeleset jatuh ketika mau lompat ke sebelah, ataupun memang sengaja melarikan diri ke sungai, tapi tidak mengira bahwa sungai itu tidak ada airnya atau kering, sehingga jatuhnya ke batu,” jelas Benny Mamoto dikutip dari TribunPadang.com.

    Namun Benny Mamoto belum bisa memberikan kesimpulan awal terkait kasus kematian Afif sebelum mendapatkan pemaparan secara menyeluruh dari berbagai pihak.

    Dia mengatakan sudah ada beberapa hasil diskusi yang nanti akan ditindaklanjuti.

    Menurut Benny, untuk gambaran awal peristiwa, setidaknya dengan mendatangi TKP, sudah diketahui dimana Afif dengan A terjatuh.

    “Lalu jaraknya berapa, ketika mereka bicara kedengaran atau tidak, itu tadi tergambar bahwa apa yang diomongin korban (Afif) ke A kedengaran karena tidak terlalu jauh, kemudian cahaya, penerangan, kemudian situasi jarak antara jalan yang berlubang bisa tergambar di situ,” ungkapnya.

    Benny menuturkan akan memintai para saksi, utamanya A sebagai saksi kunci.

    Ia menegaskan, Kompolnas bersama Polda Sumbar dalam hal ini ingin membuka seterang-terangnya peristiwa ini, yaitu tentang apa yang sesungguhnya terjadi, hingga untuk menjawab simpang siurnya isu yang beredar.

    “Kan ketika isu beredar tidak berangkat dari fakta yang bisa dibuktikan, ini kan membuat bingung publik. Makanya kami ingin berangkat dari fakta dulu, barulah nanti mana-mana yang ada kesesuaian dan mana yang tidak,” pungkasnya.

    Afrinaldi (36, kanan) dan Anggun (32) berfoto dengan potret almarhum putra sulung mereka yang masih duduk di bangku SMP, Afif Maulana (13), di kantor LBH Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/6/2024). Siswa SMP itu ditemukan tewas dengan penuh luka lebam di bawah jembatan Batang Kuranji, Padang, Minggu (9/6/2024), dan diduga akibat disiksa polisi. (Dok. LBH Padang/Ist)

    Dugaan Penyebab Kematian Afif versi Polisi

    Sementara itu pihak kepolisian menduga Afif Maulana masuk dalam rombongan yang akan melakukan tawuran pada, Minggu (9/6/2024) dinihari.

    Korban diduga meloncat ke bawah Jembatan Kuranji dan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    Namun, pihak keluarga menduga anaknya tidak terlibat tawuran.

    Menurut pihak keluarga, Afif meninggal dunia akibat dianiaya anggota kepolisian.

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan, mengaku sudah memeriksa 39 anggota Polri terkait hal tersebut.

    Menurutnya, pada saat pengamanan, sebanyak 18 orang dan barang bukti berupa senjata tajam dibawa ke Polsek Kuranji.

    Namun tidak terdapat Afif Maulana.

    Afif diduga terjun dari Jembatan Kuranji, Padang.

    Ia menyebutkan, untuk saksi yang melihat Afif Maulana terjun dari atas Jembatan Kuranji belum ada.

    “Untuk saksi mata sampai saat ini masih dicari, silakan masyarakat yang melihat dan siap untuk menjadi saksi mata kalau Afif Maulana meloncat silakan datang ke Polda Sumbar,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Pihaknya saat ini berkonsentrasi untuk mengungkap kasus kematian Afif Maulana.

    Sampai saat ini pihak kepolisian baru menemukan saksi kunci bernama Adit.

    “Oleh karena itu, Bapak Kapolda secara tegas kepada yang melihat agar melaporkannya kepada kami. Kita bicara data dan tidak bisa berandai-andai,” ujarnya.

    CCTV Tak Berfungsi Maksimal

    Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan menjelaskan, di Polsek Kuranji ada terdapat kamera CCTV, akan tetapi CCTV tersebut tidak berfungsi maksimal.

    “Jadi rekamannya itu, tidak menyimpan,” ujar Kombes Pol Dwi Sulistyawan.

    Selain itu, untuk CCTV di kawasan Jembatan Kuranji juga tidak ada.

    Kamera CCTV hanya terdapat di Cafe Uje BP, namun hanya menyorot ke parkiran.

    Keluarga Tuntut Keadilan

    Keluarga Afif Maulana menghadiri aksi hari tanpa penyiksaan di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (26/6/2024) sore.

    Tampak hadir ibu, ayah, adik, nenek dan beberapa keluarga Afif lainnya.

    Adik laki-laki Afif tampak memegang foto kakaknya di antara massa aksi lainnya.

    Keluarga almarhum Afif lainnya juga memegang sejumlah kertas tuntutan yang bertuliskan “Kami keluarga AM membantah anak kami melompat dari Jembatan Kuranji”, “OTW Keadilan”, “Anak Kami ‘AM’ anak berprestasi bukan anak anarki”.

    Ada juga kertas dengan narasi “Pak Kapolri, Kapolda, tolong berikan keadilan pada alm Afif Maulana dan keluarga”, “Berikan kami kepastian hasil otopsi ‘AM’”.

    Ayah Afif, Afrinaldi (36) juga ikut berorasi meminta keadilan bagi anaknya.

    “Saya ayah Afif, dan kami keluarga datang ke sini untuk meminta keadilan untuk anak kami yang telah mati disiksa dan dianiaya dan diletakkan di bawah jembatan, kami tidak terima perlakuan ini,” kata Afrinaldi.

    Ia menuturkan, keluarga juga tak terima pernyataan Kapolda yang mengatakan Afif terjun dari atas jembatan Kuranji.

    “Bukti-bukti yang ada di badan anak saya menunjukkan luka-luka lebam bekas penganiayaan. Kenapa Kapolda hanya menerima kesaksian dari A? Padahal banyak kesaksian dari yang lain,” katanya.

    Afrinaldi mengatakan, keluarga Afif terus berjuang untuk mendapatkan keadilan.

    “Saya mohon kepada Pak Kapolri, Kapolda untuk mengusut kasus anak saya ini sampai tuntas dan secara transparan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami meminta agar hasil visum dan autopsi dibuka secara terbuka kepada kami keluarga,” ujar Afrinaldi.

    Ibu Afif, Anggun (32) saat aksi juga memohon kepada Kapolri dan Kapolda Sumbar untuk mengusut tuntas kasus anaknya. Ia meminta pelaku dihukum mati dan dipecat.

    “Pak Kapolri, Kapolda tolong tuntaskan kasus cucu saya, saya memohon, saya tak terima anak saya melompat dari jembatan,” ujar nenek Afif yang juga hadir di aksi yang bertepatan dengan hari anti penyiksaan.

    “Saya meminta bantu keadilan untuk Abang saya, tolong dihukum mati seberat-beratnya, dan dipecat, terima kasih bapak Kapolri,” tambah adik Afif.

    Aksi hari anti penyiksaan diikuti oleh puluhan aktivis yang mengenakan pakaian serba hitam.

    Di saat aksi, massa juga membawa atribut aksi berupa replika mayat yang dikafani sebagai lambang solidaritas untuk Afif.

    Selain berorasi, massa juga melakukan aksi teatrikal solidaritas untuk almarhum Afif. Sejumlah spanduk juga dipasang di pagar Mapolda Sumbar.

    Massa aksi belum beranjak dari Mapolda Sumbar hingga jelang malam.

    Mereka tetap berorasi dan meminta Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono turun menemui keluarga Afif.

    “Minta maaf di depan keluarga korban. Mana Kapolda? Turun, jangan hanya mengucapkan belasungkawa di televisi, turun segera minta maaf langsung ke keluarga korban,” kata Direktur LBH Padang Indira Suryani saat berorasi.

    Polda Sumbar Diminta Fokus Penanganan Kasus Kematian Afif

    Koordinator Divisi Advokasi LBH Padang, Diki Rafiqi menanggapi pernyataan Polda Sumbar yang ingin mencari orang viralkan tewasnya Afif Maulana.

    Menurut kuasa hukum Afif Maulana ini, seharusnya Polda Sumbar fokus pada penyelesaian kasus. Bukan malah mencari pembenaran.

    “Ini kayanya sedikit salah ya Polda Sumbar. Kenapa? Harusnya Polda Sumbar harus fokus penanganan kasus bukan mencari pembenaran atau hal yang lain,” kata Diki kepada awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

    Diki menilai Polda Sumbar tak serius dalam menanggapi kasus tewasnya Afif Maulana.

    “Dan hemat kami bahwa Polda Sumbar tidak serius dalam penanganan kasus ini. Dan malah mencari tumbal dibalik ini,” tegasnya.

    Diki juga menuding hal itu menjadi bentuk intervensi menutup kasus tersebut.

    “Iya salah satu bentuk menutup secara perlahan dalam kasus ini,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial bocah bernama Afif Maulana alias AM (13) di Padang tewas diduga dianiaya sejumlah oknum polisi.

    Viralnya kasus itu pun dinilai Polda Sumatra Barat (Sumbar) merusak citra institusi kepolisian.

    Alhasil kini Polda Sumbar mencari orang yang memviralkan informasi tersebut

    Dilansir dari Kompas.id, Kepala Polda Sumbar, Inspektur Jenderal Suhartoyo, Minggu (23/6/2024) mengatakan pihaknya tengah mencari orang yang memviralkan kasus AM yang tewas diduga dianiaya oknum polisi.

    Suhartoyo mengaku, pihak kepolisian merasa menjadi korban pengadilan oleh pers dari viralnya berita tersebut.

    Ia juga mengatakan bahwa informasi soal kasus tersebut merusak citra institusi kepolisian.

    “Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana,” kata Suharyanto.

    Sumber: (TribunPadang.com) (Tribunnews.com/Rahmat W Nugraha/wik)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Setelah Cek TKP, Ketua Kompolnas Ungkap Beberapa Kemungkinan Penyebab Tewasnya Afif Maulana