Jenis Media: Internasional

  • Google dan Apple Kalah di Pengadilan Eropa

    Google dan Apple Kalah di Pengadilan Eropa

    Jakarta

    Google harus membayar denda sebesar 2,4 miliar euro yang dijatuhkan oleh Komisi Uni Eropa (UE) pada tahun 2017. Pengadilan Eropa ECJ di Luksemburg pada hari Selasa mengkonfirmasi keputusan serupa dari pengadilan sebelumnya, yaitu keputusan Pengadilan Umum Uni Eropa.

    ECJ berpendapat bahwa meskipun memegang posisi pasar yang dominan tidak bertentangan dengan hukum Uni Eropa, mengeksploitasi posisi ini untuk menghalangi persaingan dilarang. Mereka menekankan bahwa perilaku yang menghalangi persaingan berdasarkan prestasi dan berpotensi merugikan perusahaan lain dan konsumen tidak diperbolehkan.

    Menurut Komisi UE, Google secara tidak adil mengarahkan pengunjung ke layanan Google Shopping miliknya sendiri sehingga merugikan para pesaing. Oleh karena itu Google dianggap menyalahgunakan posisi dominannya, demikian argumen otoritas Brussels pada tahun 2017.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Google terancam denda berikutnya

    Pengawas persaingan usaha Komisi Uni Eropa telah menjatuhkan denda beberapa miliar dolar kepada Google dalam beberapa tahun terakhir, meskipun hal ini tidak menimbulkan masalah besar bagi perusahaan tersebut karena bisnis periklanan daringnya sedang booming.

    Pengadilan Uni Eropa akan memutuskan kasus serupa pada awal minggu depan. Pertanyaannya adalah apakah Google dalam layanan “AdSense for Search” secara tidak adil telah menghalangi penyedia lain, dan apakah denda Komisi UE sebesar 1,49 miliar euro dapat dibenarkan.

    Pengawas persaingan usaha dari Komisi Eropa telah menjatuhkan denda beberapa miliar dolar kepada Google dalam beberapa tahun terakhir, meskipun hal ini tidak menimbulkan masalah besar bagi perusahaan tersebut karena bisnis periklanan daringnya sedang booming.

    Kesepakatan Apple dengan Irlandia – mendistorsi persaingan?

    Apple memiliki kantor pusat Eropa di Irlandia. Negara ini mengenakan tarif pajak yang sangat rendah kepada Apple, yaitu 0,005 persen. Menurut Komisi UE, hal ini melanggar pedoman bantuan negara bagi komunitas internasional dan juga mendistorsi persaingan. Pada tahun 2016, otoritasdi Brussels memerintahkan Apple untuk membayar pajak sebesar 13 miliar euro ditambah bunga, namun Apple menolaknya.

    Perusahaan teknologi tersebut selalu menekankan bahwa pendapatan kedua anak perusahaan Apple di Irlandia tersebut terutama dikenakan pajak di AS. Itu sebabnya Apple menganggap harus membayar dua kali lipat. Pada tahun 2020, kelompok tersebut menang pada tingkat pertama di pengadilan Uni Eropa, yang menyatakan bahwa tuntutan tambahan tersebut tidak sah. Komisi tEropa lalu mengajukan banding ke ECJ dan kini berhasil.

    yf/hp (dpa, afp, Reuters)

    (ita/ita)

  • Serangan Drone Israel Hantam Tepi Barat, 5 Warga Palestina Tewas

    Serangan Drone Israel Hantam Tepi Barat, 5 Warga Palestina Tewas

    Tepi Barat

    Serangan udara Israel menghantam area Tubas di Tepi Barat hingga menewaskan sedikitnya lima warga Palestina. Militer Tel Aviv mengklaim serangannya itu menargetkan “sel teroris” di wilayah tersebut.

    Juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina Ahmed Jibril, seperti dilansir AFP, Rabu (11/9/2024), mengatakan bahwa lima orang tewas “akibat serangan udara Israel (terhadap) sekelompok warga di Tubas”.

    Dia menambahkan bahwa para korban tewas telah “dipindahkan ke rumah sakit pemerintah Turki di Tubas”.

    Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, serangan drone itu terjadi di dekat sebuah masjid di area Tubas sekitar waktu subuh.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya “saat ini melakukan aktivitas kontraterorisme di area Tubas dan Tammun” dan bahwa salah satu pesawat tempurnya “menyerang sel teroris bersenjata” selama operasi di Tubas, Tepi Barat bagian utara.

    Namun militer Tel Aviv tidak menyebutkan lebih lanjut soal korban jiwa.

    Seorang saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Israel “menyerbu kota Tubas dan kota Tammun di sebelah timur”.

    Pada akhir Agustus lalu, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Tepi Barat bagian utara, termasuk area Tubas, bertempur melawan militan Palestina dan memicu kehancuran yang luas.

    Pekan lalu, otoritas medis Palestina melaporkan serangan udara Israel menghantam sebuah mobil di area Tubas hingga menewaskan lima orang.

    Pada saat itu, militer Israel mengklaim pasukannya melancarkan “tiga serangan terarah terhadap teroris-teroris bersenjata” dan menyebut mereka yang tewas termasuk Muhammad Zakaria Zubeidi, yang merupakan “teroris penting dari wilayah Jenin”.

    Israel menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967 silam, dan semakin meningkatkan serangan mematikan di wilayah tersebut sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 698 warga Palestina tewas di Tepi Barat oleh militer dan pemukim Israel sejak Oktober tahun lalu. Di kubu Israel, sedikitnya 23 orang termasuk personel pasukan keamanan tewas dalam serangan di Tepi Barat pada periode yang sama.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    Jakarta

    Setidaknya 60 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), pada Selasa (10/09) telah menandatangani “cetak biru tindakan” untuk mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI) di medan perang agar lebih bertanggung jawab.

    Namun, sekitar 30 negara yang mengirimkan perwakilan ke KTT di Korea Selatan itu, termasuk Cina, tidak mendukung dokumen pedoman tersebut.

    Pedoman ini berisikan semua penerapan AI di bidang militer yang akan lebih “etis dan berorientasi pada kemanusiaan.” Dokumen itu juga memeriksa penilaian risiko terhadap apa yang harus dilakukan dan seberapa pentingnya peran pengawasan manusia.

    “Keterlibatan manusia juga perlu dipertahankan dalam pengembangan, pengerahan, dan penggunaan AI di ranah militer ini, termasuk langkah-langkah yang tepat dan saling berkaitan dengan penilaian dan pengawasan manusia dalam penggunaan kecerdasan buatan ini,” katanya.

    Pemerintah Belanda mengatakan bahwa fokus pertemuan itu adalah rancangan pedoman yang “berorientasi pada tindakan”, termasuk diskusi tentang perkembangan teknologi di dunia saat ini, seperti pesawat tak berawak berkemampuan AI yang diluncurkan oleh Ukraina.

    Kebutuhan untuk menghentikan penggunaan AI agar tidak dimanfaatkan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal oleh berbagai entitas, termasuk kelompok teroris, juga menjadi rincian yang ditambahkan ke dokumen terbaru tersebut.

    Ukraina termasuk di antara negara-negara yang ikut menandatangani pedoman terbaru ini, begitu juga anggota-anggota NATO seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Namun, akibat dari invasinya ke Ukraina, Rusia tidak diundang ke pertemuan tersebut dan tidak juga ikut menandatanganinya.

    Seberapa realistiskah kesepakatan baru ini?

    “Kami sedang membuat langkah konkret lebih lanjut,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Belanda Ruben Brekelmans kepada kantor berita Reuters. “Tahun lalu … lebih banyak tentang penciptaan pemahaman bersama, kali ini kami lebih mengarah pada pengambilan tindakan.”

    “Kita juga harus realistis bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksa seluruh dunia untuk ikut bergabung,” tambah Brekelmans, menanggapi jumlah negara yang tidak ikut menandatangani pedoman tersebut.

    “Bagaimana kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua pihak akan patuh? … Itu adalah dilema rumit yang juga harus kita bahas,” ungkapnya.

    “Langkah maju yang bertahap”

    “Belum ada prinsip dan kesepakatan,” unggah Brekelmans pada akunnya di media sosial X/Twitter. “Hal ini diperlukan untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab. Dan untuk menghadapi negara-negara yang melanggar aturan.”

    Giacomo Persi Paoli, kepala Program Keamanan dan Teknologi di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDIR), mengatakan bahwa mungkin akan menjadi kontraproduktif jika kita terburu-buru membuat peraturan yang tidak disetujui semua pihak.

    “Cetak biru ini merupakan langkah kemajuan yang bertahap,” kata Paoli, seraya menambahkan, “dengan melangkah terlalu kedepan, terlalu cepat, ada risiko yang sangat tinggi kalau banyak negara tidak ingin terlibat.”

    KTT di Seoul ini digelar bersama-sama oleh Belanda, Singapura, Kenya, dan Inggris untuk memungkinkan diskusi antarpemangku kepentingan yang tidak didominasi oleh satu negara atau entitas tertentu.

    (kp/hp)

    (ita/ita)

  • Ekonomi, Timur Tengah, Ukraina Jadi Fokus Utama

    Ekonomi, Timur Tengah, Ukraina Jadi Fokus Utama

    Jakarta

    Kamala Harris dan Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya dalam acara debat. Kedua calon presiden Amerika Serikat (AS) itu terlihat saling berjabat tangan, sebelum naik ke podium masing-masing.

    Topik pertama adalah ekonomi dan biaya hidup. Pembawa acara ABC News, David Muir, bertanya kepada Harris, apakah kondisi warga Amerika lebih baik dibandingkan empat tahun lalu sehubungan dengan kenaikan harga.

    Harris tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung, tetapi ia justru menguraikan rencana-rencana ekonominya jika dia menjabat sebagai presiden. Ia juga menyebut soal laporan Goldman Sachs yang mengatakan masa jabatan Harris ini akan memperkuat ekonomi AS, sementara kebijakan Trump hanya akan menghambat pertumbuhan.

    Trump justru mengkritik kenaikan harga barang pokok selama masa jabatan Presiden AS Joe Biden. Dia juga mengeklaim bahwa Harris “meniru rencana ekonomi Biden”.

    Harris dan Trump tentang perang Israel-Hamas di Gaza

    Trump dan Harris juga ditanya tentang bagaimana keduanya akan mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza.

    Harris mengulangi beberapa pernyataannya, dan mengatakan pihak Israel memiliki hak untuk membela diri setelah serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel tahun lalu.

    Namun, Harris juga menambahkan bahwa hal terpenting saat ini adalah bagaimana Israel bertindak. “Perang ini harus berakhir,” katanya, seraya menegaskan: “Perang ini harus segera berakhir.”

    Trump juga ditanya tentang topik yang sama. Dia menjawabnya dengan mengeklaim bahwa konflik itu tidak akan “pernah dimulai” jika dia masih menjabat sebagai presiden.

    “Dia (Harris) benci Israel. Jika dia yang jadi presiden, saya yakin Israel tidak akan ada lagi dalam dua tahun mendatang,” kata Trump. Ia menambahkan, kalau Harris juga “benci penduduk Arab” karena “seluruh wilayah akan dihancurkan.”

    “Saya akan menyelesaikannya dengan cepat,” ujar Trump, seraya menambahkan bahwa perang Rusia-Ukraina juga akan berakhir ketika dia terpilih kembali.

    Harris telah berulang kali menekankan tekadnya untuk mendukung keamanan Israel dan membantah klaim Trump terhadap dirinya.

    Dia juga menyerang Trump, dan mengatakan bahwa para pemimpin dunia justru menertawakan Trump, bahkan para pemimpin militer menyebut Trump memalukan.

    Debat memanas saat bahas invasi Rusia ke Ukraina

    Kedua kandidat juga saling bertukar serangan saat membahas soal invasi Rusia ke Ukraina.

    “Saya ingin perang dihentikan. Saya ingin menyelamatkan banyak orang,” kata Trump, seraya mengeklaim bahwa pemerintahan Joe Biden justru mengizinkan terjadinya invasi tersebut. Pada saat yang sama, Trump juga mengelak saat ditanya apakah ia ingin Ukraina “memenangkan” perang tersebut.

    Sementara Harris mengatakan Trump jutru hanya akan mengalah dan membiarkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil alih Ukraina.

    “Jika Donald Trump menjadi presiden, Putin akan duduk di Kyiv saat ini juga,” kata Harris. Wakil Presiden AS itu juga mengatakan bahwa para pemimpin Eropa justru merasa lega karena Trump tidak menjabat.

    Pernyataan penutup Harris dan Trump

    Di akhir debat, Harris dan Trump sama-sama memberikan pernyataan penutup mereka.

    Dalam pernyataannya, Harris mengulangi slogan yang sering diutarakannya selama kampanye: “Kami tidak akan mundur.”

    Harris mengatakan bahwa pendekatannya “berfokus pada masa depan” dan ia menambahkan bahwa “kita dapat memetakan jalan baru ke depan.”

    Selama pidatonya, Trump mengatakan bahwa Harris, sebagai bagian dari pemerintahan Biden, telah gagal “memperbaiki jalur perbatasan” dan “menciptakan lapangan kerja.”

    “Dia harus pergi saat ini juga, pergi ke Gedung Putih yang indah itu, pergi ke Capitol, kumpulkan semua orang, dan lakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan, tetapi belum Anda lakukan, Anda tidak akan lagi mampu melakukannya,” kata Trump.

    kp/ha (AP, AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Paus Fransiskus Tiba di Singapura, Negara Terakhir di Tur Asia-Pasifik

    Paus Fransiskus Tiba di Singapura, Negara Terakhir di Tur Asia-Pasifik

    Singapura

    Paus Fransiskus telah tiba di Singapura pada Rabu (11/9) sore waktu setempat, setelah menyelesaikan kunjungan apostoliknya di Timor Leste. Singapura menjadi negara keempat dan terakhir yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam tur kawasan Asia-Pasifik selama 12 tahun.

    Seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Rabu (11/9/2024), pesawat yang membawa Paus Fransiskus dan delegasi Vatikan mendarat di Bandara Changi pada Rabu (11/9) sore, sekitar pukul 14.50 waktu setempat. Dia tiba dari Dili, ibu kota Timor Leste, setelah sebelumnya mengunjungi Indonesia dan Papua Nugini.

    Paus Fransiskus disambut oleh Menteri Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda Edwin Tong dan Duta Besar non-residen Singapura untuk Vatikan Janet Ang.

    Kerumunan orang yang melambaikan bendera Vatikan dan bendera Singapura juga turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Changi.

    Dari bandara, Paus Fransiskus akan menuju ke area Jurassic Mile di sepanjang Changi Airport Boulevard, di mana dia akan bertemu dengan sekitar 1.000 sukarelawan yang berperan dalam mengatur kunjungannya.

    Pada Rabu (11/9) malam, Paus Fransiskus akan melakukan pertemuan privat dengan para anggota Serikat Yesus di Pusat Retret St Francis Xavier di Punggol.

    Kunjungan Paus Fransiskus selama tiga hari di Singapura ini diwarnai pertemuan resmi dengan pejabat pemerintah, serta interaksi dengan masyarakat setempat.

    Pada Kamis (12/9) pagi waktu setempat, Paus Fransiskus akan menghadiri seremoni penyambutan di Gedung Parlemen Singapura. Di sana, dia akan menamai anggrek hibrida dengan namanya.

    Kemudian Paus Fransiskus akan bertemu Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Perdana Menteri (PM) Lawrence Wong, yang juga menjabat Menteri Keuangan negara tersebut.

    Pada hari yang sama, Paus Fransiskus juga akan menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan anggota pemerintahan dan masyarakat sipil di Pusat Kebudayaan Universitas Nasional Singapura (NUS).

    Malam harinya, Paus Fransiskus akan menyampaikan homili dalam misa yang digelar di Stadion Nasional Singapura, yang diperkirakan akan dihadiri 50.000 orang.

    Misa suci ini akan melibatkan 1.600 anggota paduan suara, 390 Pelayan Luar Biasa Perjamuan Kudus, 656 pengawas, 300 pelayan altar, 128 petugas medis dan perawat, serta 260 petugas pengendalian massa.

    Pada Jumat (13/9) pagi, hari terakhirnya di Singapura, Paus Fransiskus akan mengunjungi warga lanjut usia (lansia) di St Theresa’s Home di Upper Thomson Road dan menghadiri pertemuan lintasagama dengan para kaum muda di Catholic Junior College.

    Setelah itu, Paus Fransiskus akan mengakhiri kunjungannya di Singapura dan bertolak ke Roma.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Tak Sengaja Tembak Mati Warga Amerika di Tepi Barat, AS Murka!

    Israel Tak Sengaja Tembak Mati Warga Amerika di Tepi Barat, AS Murka!

    London

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken murka dan mengecam keras sekutunya, Israel, setelah militer Tel Aviv mengaku tentaranya “tidak sengaja” menembak mati seorang aktivis Amerika dalam aksi protes di Tepi Barat pekan lalu.

    Blinken menyebut pembunuhan semacam itu “tidak bisa dibenarkan” dan menyerukan “perubahan mendasar” pada cara pasukan Israel beroperasi di Tepi Barat setelah kematian aktivis perempuan, berkewarganegaraan AS, yang bernama Aysenur Ezgi Eygi tersebut.

    Demikian seperti dilansir CNN, Rabu (11/9/2024).

    Teguran tajam Blinken itu dilontarkan setelah Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan pada Selasa (10/9) waktu setempat bahwa Eygi “sangat mungkin terkena tembakan IDF secara tidak langsung dan secara tidak disengaja”.

    Dalam penyelidikan awal terhadap insiden itu, IDF mengatakan tembakan tersebut tidak ditargetkan terhadap sang aktivis, namun terhadap “penghasut utama” dari “kerusuhan dengan kekerasan” yang terjadi di Persimpangan Beita, yang diklaim menjadi lokasi warga Palestina membakar ban dan melemparkan batu ke arah pasukan Israel. Tidak disebutkan lebih lanjut nama tersangka penghasut yang dimaksud.

    Gerakan Solidaritas Internasional (ISM), di mana Eygi menjadi sukarelawan, mengatakan bahwa aksi protes kelompoknya pada 6 September lalu di Tepi Barat berlangsung damai.

    Dalam konferensi pers di London, pada Selasa (10/9), Blinken menyebut pembunuhan Eygi “tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan”. Dia menuntut perubahan aturan keterlibatan pasukan Israel yang beroperasi di wilayah Tepi Barat.

    “Tidak seorang pun, tidak seorang pun boleh ditembak dan dibunuh karena menghadiri aksi protes. Tidak seorang pun boleh mempertaruhkan nyawanya hanya karena mengutarakan pandangan mereka,” tegas Blinken dalam pernyataannya.

    “Sekarang ada warga Amerika kedua yang terbunuh di tangan pasukan keamanan Israel. Itu tidak bisa diterima. Itu harus berubah. Dan kita akan memperjelas hal ini kepada anggota-anggota paling senior dalam pemerintahan Israel,” ucapnya.

    Warga Amerika pertama yang tewas di tangan pasukan Israel adalah Rachel Corrie, yang berstatus warga negara AS, yang terbunuh tahun 2003 silam saat berusaha menghentikan buldoser Israel menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jalur Gaza.

    Blinken menambahkan bahwa AS “sudah sejak lama melihat” laporan soal pasukan Israel yang mengabaikan tindak kekerasan para pemukim Yahudi ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat, juga laporan soal penggunaan kekuatan berlebihan oleh tentara Tel Aviv terhadap warga Palestina.

    Tindak kekerasan Israel di wilayah Tepi Barat semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah menjatuhkan rentetan sanksi menargetkan para pemukim Yahudi yang melakukan tindak kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

    Keluarga Aktivis AS Tak Percaya Investigasi Israel, Tuntut Penyelidikan Independen

    Keluarga aktivis AS berusia 26 tahun itu tidak mempercayai klaim Israel soal penembakan yang menewaskan Eygi dilakukan secara tidak disengaja. Mereka menyerukan kepada pemimpin-pemimpin AS untuk melakukan penyelidikan independen atas kematian Eygi.

    “Kami sangat tersinggung dengan anggapan bahwa pembunuhannya oleh seorang penembak jitu terlatih adalah hal yang tidak disengaja,” demikian pernyataan keluarga aktivis AS tersebut.

    Eygi yang lahir di Turki dan baru saja lulus dari Universitas Washington ini, ditembak saat berpartisipasi dalam aksi protes mingguan menentang permukiman Israel di dekat desa Beita, Palestina. Semua permukiman Yahudi yang dibangun Israel di Tepi Barat dianggap ilegal di bawah hukum internasional.

    Keluarga Eygi menyebut temuan penyelidikan Israel “sama sekali tidak memadai”.

    “Ini tidak boleh disalahartikan sebagai apa pun kecuali serangan yang disengaja, ditargetkan dan terarah oleh militer terhadap seorang warga sipil yang tidak bersenjata,” tegas pihak keluarga Eygi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 10 Tahun Dibui Padahal Tak Salah, Pria AS Dapat Ganti Rugi Rp 769 M

    10 Tahun Dibui Padahal Tak Salah, Pria AS Dapat Ganti Rugi Rp 769 M

    Chicago

    Seorang pria berusia 34 tahun di Chicago, Amerika Serikat (AS), menerima ganti rugi sebesar US$ 50 juta, atau setara Rp 769,7 miliar, setelah mendekam nyaris selama 10 tahun di dalam penjara atas tindak pembunuhan yang tidak dilakukannya.

    Dewan juri pengadilan di Chicago, seperti dilansir AFP, Rabu (11/9/2024), memenangkan Marcel Brown (34) dalam sidang gugatan pada Senin (9/9) dan menetapkan ganti rugi total sebesar US$ 50 juta kepadanya.

    Ganti rugi sebesar itu, menurut firma hukum Loevy & Loevy yang mewakili Brown dalam gugatannya, merupakan yang terbesar yang pernah diberikan kepada satu penggugat, dalam kasus penjatuhan vonis dan pemenjaraan secara keliru, sepanjang sejarah AS.

    Brown ditangkap dan dijatuhi hukuman 35 tahun penjara setelah dia dinyatakan bersalah sebagai kaki tangan dalam kasus pembunuhan seorang pemuda berusia 19 tahun pada tahun 2008 lalu.

    Namun pada tahun 2018, kasus terhadap Brown dibatalkan dan dia dibebaskan dari penjara, setelah pengacaranya mampu memberikan bukti yang menunjukkan pengakuan yang diberikan kliennya satu dekade lalu diperoleh secara ilegal.

    “Petugas kepolisian Chicago menguncinya (Brown-red) di ruang interogasi selama lebih dari 30 jam, menginterogasinya tanpa henti, tidak memberinya makanan, berulang kali menolak permintaan panggilan telepon, dan mencegahnya untuk tidur,” sebut firma hukum Loevy & Loevy dalam argumennya.

    Setelah sidang berlangsung dua minggu di Chicago, dewan juri pengadilan setempat dengan suara bulat menyetujui argumen kuasa hukum Brown “bahwa polisi memaksakan pernyataannya dan memalsukan bukti”.

    Dewan juri pengadilan menetapkan ganti rugi untuk jangka waktu antara penangkapan dan penjatuhan vonis terhadap Brown sebesar US$ 10 juta, dan ganti rugi untuk seluruh waktu yang dihabiskannya di dalam penjara dan setelahnya sebesar US$ 40 juta.

    “Keadilan akhirnya ditegakkan bagi saya dan keluarga saya hari ini,” ucap Brown di luar pengadilan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pemerintah Australia Akan Tetapkan Batas Usia Minimum untuk Akses Medsos

    Pemerintah Australia Akan Tetapkan Batas Usia Minimum untuk Akses Medsos

    Jakarta

    Undang-undang federal yang melarang anak-anak menggunakan media sosial akan diberlakukan tahun ini, kata Anthony Albanese, seraya menggambarkan dampak situs tersebut terhadap generasi muda sebagai sebuah “ancaman”.

    Usia minimum bagi anak-anak untuk masuk ke situs-situs seperti Facebook, Instagram, dan TikTok belum ditentukan tetapi diperkirakan antara 14 dan 16 tahun, kata Albanese hari Selasa (10/09).

    Perdana Menteri Australia mengatakan preferensinya adalah memblokir pengguna berusia di bawah 16 tahun. Uji coba verifikasi usia akan diadakan dalam beberapa bulan mendatang, kata PM Anthony Albanese, meskipun para analis mengatakan mereka ragu secara teknis mungkin untuk menerapkan batasan usia online.

    “Saya ingin melihat anak-anak melepaskan perangkat mereka dan pergi ke lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis,” kata Albanese.

    “Kami ingin mereka mendapatkan pengalaman nyata dengan orang-orang nyata, karena kami tahu bahwa media sosial menyebabkan kerugian sosial,” katanya kepada stasiun televisi nasional ABC. “Ini adalah sebuah momok. Kita tahu bahwa ada konsekuensi kesehatan mental yang harus dihadapi oleh banyak anak muda,” katanya.

    Oposisi dukung batas usia untuk media sosial

    Pemimpin oposisi konservatif Peter Dutton mengatakan dia akan mendukung batasan usia. “Penundaan setiap hari membuat anak-anak rentan terhadap dampak buruk media sosial dan bergantung pada perusahaan teknologi untuk menerapkan batasan usia,” katanya.

    Namun tidak jelas apakah ada teknologi untuk menegakkan larangan tersebut, kata profesor komputasi dan teknologi informasi di Universitas Melbourne, Toby Murray.

    Para analis memperingatkan bahwa batasan usia mungkin tidak akan membantu anak-anak bermasalah.

    Hal ini bisa “menimbulkan dampak buruk jika generasi muda tidak dilibatkan dalam partisipasi yang bermakna dan sehat di dunia digital,” kata Daniel Angus, yang memimpin pusat penelitian media digital di Queensland University of Technology.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Respons terhadap “intimidasi online dan materi berbahaya”

    “Ada logika dalam menetapkan batasan yang membatasi akses kaum muda,” kata Samantha Schulz, sosiolog senior pendidikan di Universitas Adelaide.

    “Namun, generasi muda bukanlah masalahnya dan pengaturan terhadap generasi muda gagal melakukan tugas yang lebih mendesak, yaitu mengatur platform media sosial yang tidak bertanggung jawab. Media sosial adalah bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan generasi muda.”

    PM Albanese mengatakan orang tua mengharapkan adanya tanggapan terhadap intimidasi online dan materi berbahaya yang ada di media sosial. “Perusahaan media sosial ini menganggap mereka berada di atas semua orang,” katanya kepada ABC.

    “Yah, mereka mempunyai tanggung jawab sosial dan saat ini, mereka tidak melaksanakannya. Dan kami bertekad untuk memastikan mereka melakukannya,” tegasnya.

    Australia telah berada di garis depan dalam upaya global untuk meregulasi platform media sosial, dengan pengawas keamanan online mereka berhadapan dengan X milik Elon Musk terkait konten di platformnya.

    hp/yf (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Topan Super Yagi Picu Kehancuran di Vietnam-China, 63 Orang Tewas

    Topan Super Yagi Picu Kehancuran di Vietnam-China, 63 Orang Tewas

    Hanoi

    Topan super Yagi yang menerjang wilayah Vietnam bagian utara dan China bagian selatan pada akhir pekan telah memicu kehancuran. Lebih dari 60 orang dilaporkan tewas atau hilang akibat berbagai insiden yang dipicu oleh topan super itu di kedua negara yang bertetangga tersebut.

    Topan super Yagi yang diwarnai hujan lebat, seperti dilansir BNN Bloomberg, Senin (9/9/2024), telah memicu tanah longsor dan banjir, yang diwarnai pohon tumbang, serta kerusakan pada infrastruktur energi setempat.

    Menurut laporan kantor berita Xinhua yang mengutip Otoritas Meteorologi China, Yagi merupakan topan musim gugur paling kuat yang pernah menerjang wilayah China sejak tahun 1949 silam.

    Laporan televisi pemerintah China, CCTV, menyebut sedikitnya empat orang tewas di Provinsi Hainan akibat terjangan topan super Yagi. Hampir satu juta penduduk di area tersebut dan Provinsi Guangdong di dekatnya, telah dievakuasi saat topan mendekat.

    Di wilayah Vietnam bagian Utara, menurut laporan pemerintah Hanoi, sedikitnya 59 orang tewas atau hilang setelah terjangan topan super Yagi menyebabkan tanah longsor dan banjir di area tersebut.

    Topan super Yagi menerjang wilayah China sebanyak dua kali pada Jumat (6/9) lalu, dengan pertama menghantam area Hainan dan kemudian Guangdong.

    Yagi ditetapkan setara dengan badai kategori 4 ketika menerjang Hainan, yang dianggap sebagai badai besar yang mampu menimbulkan kerusakan besar.

    Pada Minggu (8/9) waktu setempat, seperti dilaporkan Xinhua, topan super Yagi diturunkan levelnya menjadi depresi tropis. Namun Pusat Meteorologi Nasional China mengatakan hujan lebat masih mengancam sebagian wilayah Guangxi dan Yunnan.

    Yagi dilaporkan memicu kerugian besar di sektor pertanian di Hainan, dengan sekitar 93.000 hektare lahan terdampak dan sepertiganya tidak bisa dipanen.

    Di Vietnam bagian utara, menurut laporan VnExpress, banjir yang dipicu Yagi telah menghancurkan lebih dari 120.000 hektare hasil panen padi dan tanaman lainnya. Hujan lebat juga diperkirakan masih menjadi risiko di wilayah tersebut, sekitar 17.000 pohon di area Hanoi dilaporkan tumbang atau rusak.

    Pasokan listrik ke beberapa provinsi dan kota di Vietnam terputus dan saluran komunikasi juga ikut terputus akibat topan super Yagi. Northern Power Crop melaporkan lebih dari 5,7 juta pelanggan terdampak Yagi, meskipun aliran listrik untuk 4,2 juta pelanggan di antaranya telah dipulihkan kembali.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ngeri Israel Bombardir Suriah, Korban Tewas Bertambah Jadi 14 Orang

    Ngeri Israel Bombardir Suriah, Korban Tewas Bertambah Jadi 14 Orang

    Jakarta

    Media pemerintah Suriah mengatakan pada hari Senin (9/9) bahwa serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 14 orang di provinsi Hama, Suriah tengah. Jumlah ini bertambah dari jumlah korban sebelumnya sebanyak lima orang tewas dan 19 orang terluka.

    “Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di sejumlah lokasi di sekitar Masyaf telah meningkat menjadi 14 korban tewas dan 43 orang terluka, termasuk enam orang kritis,” demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA yang mengutip sumber medis, dilansir kantor berita AFP, Senin (9/9/2024).

    Kelompok pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, sebelumnya melaporkan sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan udara Israel pada Minggu (8/9) malam waktu setempat tersebut.

    “Sekitar pukul 11:20 malam (2020 GMT) pada hari Minggu, musuh Israel melakukan serangan udara dari barat laut Lebanon yang menargetkan sejumlah lokasi militer di wilayah tengah,” SANA melaporkan sebelumnya, mengutip sumber militer.

    “Pertahanan udara kita menembak jatuh beberapa rudal,” imbuh SANA.

    Serangan udara Israel di Suriah telah meningkat sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang di Gaza.

    Otoritas Israel jarang mengomentari serangan-serangannya di Suriah. Namun, Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, memperluas kehadirannya di sana.

    Beberapa hari kemudian, militer Israel mengatakan telah menewaskan sejumlah petempur yang tidak disebutkan jumlahnya, yang tergabung dalam Jihad Islam, sekutu Hamas, dalam sebuah serangan di Suriah dekat perbatasan Lebanon.

    (ita/ita)