Jenis Media: Ekonomi

  • Singapura Masih jadi Investor Terbesar di RI hingga Agustus, Hong Kong dan China Menyusul

    Singapura Masih jadi Investor Terbesar di RI hingga Agustus, Hong Kong dan China Menyusul

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengungkapkan lima negara utama yang merealisasikan investasi terbesar ke Indonesia sepanjang 2025 hingga Agustus ini.

    Menurut Hasan, Singapura menempati posisi pertama dengan nilai investasi sebesar US$8,8 miliar. Disusul Hong Kong dan China, yang jika digabungkan nilai investasinya juga melebihi US$8 miliar. Selanjutnya, Malaysia dan Jepang turut masuk dalam daftar lima besar.

    “Malaysia ada US$1,7 miliar, kemudian Jepang US$1,6 miliar. Itu data yang saya punya, tapi tentu bisa dicek dan dikonfirmasi dengan data resmi dari Kementerian Investasi,” ujar Hasan.

    Selain asal negara, Hasan juga merinci lima sektor yang paling banyak menerima investasi yaitu industri logam dasar, industri transportasi dan telekomunikasi, pertambangan, jasa, perumahan dan kawasan industri

    Kelima sektor ini dinilai berkontribusi signifikan terhadap realisasi investasi yang mencapai Rp942,9 triliun hingga Agustus 2025, sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani.

    Menurut Hasan, investasi yang masuk ke Indonesia disebut tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, namun juga menciptakan lebih dari 1,25 juta lapangan kerja baru, dan menjadi pilar penting dalam strategi transformasi ekonomi nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

    “Itu lima sektor investasi terbesar yang masuk, yang realisasinya ada sampai bulan Agustus tahun 2025,” pungkas Hasan.

  • Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS

    Petugas menyusun uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

    Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.318 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis pagi di Jakarta menguat sebesar 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.318 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.362 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Ternyata RI Sudah Pasok Bahan Baku Baterai Mobil Tesla

    Ternyata RI Sudah Pasok Bahan Baku Baterai Mobil Tesla

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil mengungkapkan bahwa Indonesia sudah memasok bahan baku dari baterai kendaraan listrik untuk mobil pabrikan dari Amerika Serikat (AS) yakni Tesla.

    Bahlil mengatakan, pasokan bahan baku tersebut berupa prekursor. Ia mengatakan prekursor tersebut diekspor melalui Huayou Indonesia yang merupakan bagian dari Zhejiang Huayou Cobalt, perusahaan asal China yang beroperasi di Halmahera, Maluku Utara.

    “Bagaimana prekursor dibangun oleh Huayou. Kalau tidak salah Huayou sekarang sudah ekspor ke Amerika ya. Prekursor yang untuk memenuhi Tesla. Itu sudah kirim,” kata Bahlil dikutip, Kamis (7/8/2025).

    Meski begitu, Bahlil tidak menyebutkan berapa besaran volume ekspor prekursor yang dilakukan Huayou untuk Tesla.

    Sebagai informasi, Bahlil sempat mengatakan rencana ekspor prekursor RI ke Tesla pada tahun lalu. Katanya, prekursor itu berasal dari Kawasan Industri Weda Bay.

    “Bahkan prekursor kan bulan depan sudah kita ekspor untuk ke Amerika untuk memenuhi Tesla, yang ada di Weda Bay,” kata Bahlil di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (18/10/2024).

    (rrd/rrd)

  • Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis

    Ilustrasi. Sendratari Ramayana berlatar belakang Candi Prambanan yang pertama kali dipentaskan pada 1961 menjadi daya tarik wisata budaya untuk wisatawan domestik dan mancanegara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.

    Strategi stimulus pariwisata Indonesia yang berbuah manis
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 07 Agustus 2025 – 10:41 WIB

    Elshinta.com – Perekonomian Indonesia kembali tersenyum lebar. Angka pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua 2025 melonjak 5,12 persen secara tahunan. Sebuah capaian membanggakan, apalagi melampaui ekspektasi banyak pihak. Di balik gemilangnya angka ini, ada satu sektor yang diam-diam, namun pasti, menjadi pahlawan tak terduga: pariwisata.

    Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan bangga menyebut bahwa empat sektor penyumbang Produk Domestik Bruto terbesar erat kaitannya dengan pariwisata. Jasa hiburan dan rekreasi melesat 11,31 persen, disusul jasa perusahaan, transportasi, serta akomodasi dan makan minum. Ini jelas sinyal kuat: pariwisata bukan lagi pelengkap, tapi lokomotif pertumbuhan.

    Namun, ada hal menarik yang patut kita renungkan. Di tengah keriuhan angka pertumbuhan ini, kita tidak mendengar banyak narasi tentang promosi pariwisata yang “menggembirakan” atau anggaran fantastis yang digelontorkan untuk menarik turis dari segala penjuru dunia.

    Sebaliknya, yang tercium justru aroma stimulus domestik dan kolaborasi internal. Lantas, bagaimana sektor ini bisa “sekokoh” itu? Apakah kita menemukan formula baru dalam mengembangkan pariwisata, yang mungkin lebih efisien dan berkelanjutan?. Mari kita bedah lebih dalam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa yang menjadi tulang punggung utama sektor ini adalah gerakan masif wisatawan nusantara (wisnus).

    Pada Kuartal II 2025 saja, 331,37 juta perjalanan dilakukan oleh wisnus, melonjak 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka kumulatif semester pertama bahkan mencapai 613,78 juta perjalanan! Ini jauh melampaui capaian wisatawan mancanegara (wisman) yang “hanya” 3,89 juta kunjungan di kuartal yang sama.

    Fenomena ini menunjukkan adanya kekuatan pasar domestik yang luar biasa besar dan tangguh. Setelah pandemi mereda, masyarakat kita haus akan perjalanan, ingin menjelajahi indahnya negeri sendiri. Pemerintah dengan cerdas menangkap momentum ini. Kebijakan stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat dan kereta api, secara langsung mendorong mobilitas masyarakat.

    Ini bukan promosi dalam artian iklan televisi di Times Square, melainkan promosi yang sangat action-oriented: memberikan insentif langsung kepada calon pelancong.

    Kolaborasi Kementerian Pariwisata dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyiapkan paket wisata dan diskon di bulan kemerdekaan, serta kampanye liburan akhir tahun, adalah contoh nyata sinergi yang efektif antara regulator dan pelaku usaha.

    Mereka tidak “mengiklankan” destinasi secara umum, melainkan “menjual” pengalaman dan kemudahan berwisata dengan harga menarik. Karisma Event Nusantara (KEN) dengan 58 festival yang direkomendasikan juga menambah daftar panjang atraksi lokal yang siap dikunjungi, menyebarkan manfaat ekonomi ke berbagai daerah.

    Mengukur Dampak

    Efektivitas strategi ini memang patut diacungi jempol. Pertumbuhan tinggi sektor jasa yang berkaitan dengan pariwisata menjadi bukti nyata. Jasa hiburan, transportasi, akomodasi, dan makan minum semuanya menunjukkan kinerja prima. Hal ini menciptakan efek berganda yang luas, tidak hanya di sektor pariwisata inti, tetapi juga ke sektor-sektor pendukung lainnya.

    Ketika orang berwisata, mereka tidak hanya menginap dan makan, tetapi juga berbelanja cenderamata, menggunakan jasa agen perjalanan, hingga menikmati hiburan lokal. Ini adalah rantai ekonomi yang vital. Namun, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Penurunan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per kunjungan adalah alarm kecil yang harus kita perhatikan.

    Pada Kuartal II 2025, rata-rata pengeluaran wisman mencapai 1.199,71 dolar AS, turun dibanding kuartal sebelumnya dan tahun lalu. Ini bisa jadi pertanda bahwa meskipun kita berhasil menarik jumlah wisman, mereka mungkin mencari opsi yang lebih hemat, atau durasi tinggal mereka lebih singkat.

    Kita perlu menemukan cara agar wisman tidak hanya datang, tetapi juga berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama, sehingga kontribusi devisa semakin optimal. Selain itu, konsentrasi kunjungan wisman di pintu masuk utama seperti Bandara Ngurah Rai, Bali, menjadi tantangan tersendiri.

    Meski Bali adalah “magnet” pariwisata kelas dunia, pemerataan kunjungan ke destinasi lain di Indonesia masih menjadi PR besar. Potensi pariwisata di Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan banyak lagi “surga tersembunyi” lainnya perlu terus dioptimalkan.

    Diversifikasi pasar wisman juga krusial; terlalu bergantung pada Malaysia, Singapura, dan Australia dapat menjadi risiko jika terjadi perubahan kondisi di negara-negara tersebut.

    Meningkatkan Nilai

    Melihat dinamika ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pariwisata Indonesia saat ini berada dalam fase yang menarik. Kita mampu tumbuh kuat, bahkan dengan strategi promosi yang mungkin lebih terfokus pada stimulus internal dan optimalisasi pasar domestik ketimbang “gembar-gembor” iklan global. Ini adalah kekuatan yang harus dipertahankan.

    Ke depan, fokus kita harus bergeser dari sekadar menarik jumlah menjadi meningkatkan nilai dari setiap kunjungan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan mengembangkan produk wisata unggulan yang beragam dan berkelanjutan di luar Bali. Kedua, dengan meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur di seluruh destinasi.

    Ketiga, dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menciptakan pengalaman wisata yang unik dan otentik. Terakhir, tanpa melupakan pasar domestik yang loyal, kita juga perlu secara cerdas menargetkan segmen wisman dengan daya beli lebih tinggi melalui promosi yang terukur dan value-added.

    Pariwisata Indonesia telah membuktikan kapasitasnya sebagai motor ekonomi. Kini, saatnya kita memastikan pertumbuhan ini tidak hanya kuantitatif, tapi juga kualitatif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat yang lebih merata bagi seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • BI Blak-blakan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 5,12%

    BI Blak-blakan Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Tembus 5,12%

    Jakarta

    Bank Indonesia (BI) buka-bukaan soal pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang tumbuh mencapai 5,12% (YoY). Adapun angka ini melenceng dari sejumlah perkiraan ekonom.

    Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II 2025 ini menjadi salah satu yang tertinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang setara ekonominya dengan Indonesia.

    “Kemarin baru saja BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi kita yang terjaga di level 5,12% secara tahunan dibandingkan tahun lalu dan ini adalah salah satu pertumbuhan yang terbaik dibanding peers group kita,” katanya dalam sambutan Talkshow Pariwisata “Next-Gen Tourism: Bersaing Cerdas, Berkembang Hebat, dan Berkelanjutan” Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

    Destry menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didorong oleh faktor konsumsi dan investasi yang terus tumbuh di kuartal II. Hal ini berbeda dengan negara lainnya.

    “Apa yang membedakan kita dengan negara lain karena kita mempunyai domestic demand atau ekonomi domestik yang sangat kuat sekali. Itu juga ditunjukkan dengan konsumsi masyarakat kita. kemudian domestic economy kita yang terus tumbuh sehingga membutuhkan investasi yang besar,” katanya.

    Ke depan, Destry bilang BI bersama dengan Kementerian dan Lembaga akan terus mencari strategi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap pada jalur yang tinggi. Salah satu yang akan difokuskan ialah sektor pariwisata.

    “Dan salah satu potensi yang perlu terus kita tingkatkan dan terus kita sosialisasikan ke luar itu adalah potensi pariwisata kita. Indonesia negara yang kaya dengan budaya nya itu luar biasa sekali,” katanya.

    (rrd/rrd)

  • Pertamina Pacu Bisnis Gas CNG, Targetkan Optimalisasi 30 SPBG

    Pertamina Pacu Bisnis Gas CNG, Targetkan Optimalisasi 30 SPBG

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga menjalin kerja sama strategis dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam memperkuat pemasaran Compressed Natural Gas (CNG) sebagai energi alternatif. Kolaborasi ini dikukuhkan lewat penandatanganan Energy Resilience Commitment 2025 di Bandung.

    Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menyebut kolaborasi ini menunjukkan komitmen antar-subholding Pertamina dalam menyediakan energi yang lebih bersih dan efisien. Sinergi tersebut juga membuka peluang bagi Pertamina Patra Niaga memperluas pasar CNG sekaligus mendongkrak performa komersial perusahaan.

    “CNG menjadi bagian penting dalam strategi efisiensi energi nasional. Dengan potensi penghematan hingga setengah juta ton LPG, sinergi ini menjadi langkah konkret mendukung ketahanan energi dan peningkatan kapasitas bisnis Pertamina secara grup,” ujar Oki dalam keterangan tertulis, Kamis (7/8/2025).

    Kerja sama ini juga sejalan dengan agenda besar pemerintah dalam meningkatkan efisiensi energi, mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan membangun rantai pasok energi nasional yang lebih terintegrasi.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menegaskan kerja sama ini bukan hanya memperluas portofolio produk, tetapi juga mendorong pemasaran CNG sebagai alternatif yang kompetitif untuk kebutuhan industri dan transportasi.

    “Kami memandang kerja sama ini sebagai peluang untuk memperkuat penetrasi pasar CNG. Produk ini menawarkan efisiensi harga, keandalan pasokan, serta relevansi tinggi dengan kebutuhan industri dan transportasi. Dengan dukungan PGN, Pertamina Patra Niaga siap memperluas jaringan layanan dan bisnisnya,” kata Mars Ega.

    Dalam waktu dekat, salah satu fokus utama adalah optimalisasi 30 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) berkapasitas sekitar 30 MMSCFD. Langkah ini diharapkan menjadi bagian dari solusi energi yang berkelanjutan dan responsif terhadap dinamika pasar.

    “Melalui langkah terintegrasi ini, diharapkan Pertamina Patra Niaga dapat menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan, efisien, dan adaptif terhadap dinamika kebutuhan pasar,” tambahnya.

    (rrd/rrd)

  • ‘CT Way’, 10 Rumus Sukses Bangun Bisnis Ala CT

    ‘CT Way’, 10 Rumus Sukses Bangun Bisnis Ala CT

    Jakarta

    Founder and Chairman CT Corp Chairul Tanjung mempunyai 10 rumus membangun usaha yang dikenal sebagai CT Way. Rumusan ini diterapkannya benar-benar dari nol.

    Pria yang karib disapa CT mengatakan rumusan pertama dalam berusaha itu, yakni memulai usaha dengan niat baik. Menurut dia, niat baik ini yang akan menjadi bekal untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan lainnya dalam merintis bisnis usaha.

    “Kedua, baca dan tangkap peluang. Tadi, kalau mau jadi pengusaha harus bisa membaca peluang dan menangkapnya. Tadi pertanyaannya, kalau nggak ada gimana Pak? Tangkap peluangnya,” kata CT dalam acara LPS Financial Festival 2025, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025).

    Ketiga, uang bukan modal utama. Hal ini berdasarkan apa yang dialaminya. Pada saat memulai bisnis, dia menyebut tidak mempunyai uang. Dia mengawalinya dengan bisnis percetakan bersama dengan sang teman pada saat memasuki bangku kuliah.

    Menurut dia, uang bukanlah modal utama. Paling penting, lanjut CT, berorganisasi serta membangun relasi.

    “Jadi, uang bukan modal utama. Jadi, apa intinya tadi? Berorganisasi, networking, teman yang banyak. Karena itu adalah modal. Selain daripada uang. Kalau punya uang, alhamdulillah, tapi nggak semua orang punya uang. Tapi itu tidak jadi hambatan,” imbuh dia.

    Keempat, belilah masa depan dengan harga sekarang. CT menilai memulai usaha harus memahami perkembangan zaman.

    Kelima, menjadikan kegagalan sebagai sahabat baik. Sebanyak apapun kegagalan yang terjadi, CT menyebut harus terus bangkit hingga kegagalan bosan datang.
    Keenam, kerja keras, pantang menyerah, tidak kompromi terhadap hasil akhir, disiplin dan perfeksionis.

    “Ini yang orang Indonesia rada susah nih. Kerja keras. Aduh, orang kita itu susah. Padahal saya selalu bilang, Tuhan itu maha adil. Dia tidak akan kasih rezeki kepada orang yang lebih tidak bekerja keras dibandingkan yang bekerja keras. Pantang menyerah, udah pasti. Detail. Saya tanya itu ada pada detailnya, kata orang pintar itu. The devil is in the detail. Tidak kompromi terhadap hasil akhir. Harus perfect,” jelasnya.

    Ketujuh, intuisi. Menurut dia, intuisi merupakan sesuatu yang rasional yang harus dimiliki pengusaha. Kedelapan, CT menyebut ambil keputusan, cari solusi, bukan masalah. Kesembilan, pragmatisme dan idealisme bukan minyak dan air.

    “Nah ini seringkali orang itu mana lebih penting? Pragmatis apa idealis? Jangan pernah mendikotomikan antara idealisme dan pragmatisme. Pragmatisme dan idealisme bukan minyak dan air, tetapi dia seperti yin dan yang dalam filosofi Chinese dan dia seperti koin dengan dua mata sisi. Jadi pragmatisme untuk diri kita, keuntungan dan lain sebagainya. Idealisme untuk sustainability. Tanpa idealisme kita gak bisa sustainability, kita gak bisa berkesinambungan,” terang CT.

    “Dan nomor 10 itu, semua yang kita lakukan tujuannya satu. Jadi bukan tujuannya uang, bukan tujuan apa, tujuannya adalah semua yang kita lakukan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mencari keberkahan,” tambahnya.

    (fdl/fdl)

  • Pembangunan 45 Sekolah Rakyat Dikebut, Target Rampung Bulan Ini

    Pembangunan 45 Sekolah Rakyat Dikebut, Target Rampung Bulan Ini

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai melangsungkan pembangunan Sekolah Rakyat (SR) Tahap 1C. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada akhir bulan Agustus 2025.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pemerintah menargetkan pembangunan 100 SR setiap tahunnya, dengan jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah. Adapun kapasitas siswa per sekolah mencapai 75 -150 siswa.

    “Pada Program SR Tahap IC, dari total 167 lokasi calon sekolah rintisan yang diusulkan (122 dari Balai Latihan Kerja dan 45 lokasi usulan Pemda), hanya 50 sekolah yang lolos verifikasi Kementerian PU,” kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (7/8/2025).

    Dari 50 lokasi tersebut, sebanyak 49 sekolah dibiayai melalui APBN, 1 sekolah menggunakan dana APBD. Namun demikian Dody tidak merincikan berapa anggarannya. Dody menambahkan, ada 9 sekolah lainnya yang merupakan usulan baru dalam tahap persiapan pembangunan sekolah rintisan, yang sebelumnya telah diseleksi dari 19 lokasi usulan baru.

    Selain itu, Dody juga melaporkan bahwa progres pembangunan proyek menunjukkan hasil positif. Saat ini konstruksi fisik dari proyek Sekolah Rakyat 1C diklaim telah mencapai 60,93% per 4 Agustus 2025.

    “Ditargetkan, pelaksanaan konstruksi ini dapat selesai pada akhir Agustus tahun ini,” imbuh Dody.

    Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum memperkirakan bahwa proyek Sekolah Rakyat Tahap 1C menelan anggaran sekitar Rp 225 miliar. Pembangunan 45 unit sekolah ini masuk ke dalam paket pekerjaan SR Tahap I yang berfokus pada renovasi dari bangunan yang sudah ada sebelumnya.

    “Tahap IC mencakup kurang lebih 45 lokasi tambahan, dengan proyeksi anggaran sekitar Rp 225 miliaran,” kata Dody, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025) malam.

    Kementerian PU saat ini tengah dalam proses menyelesaikan pekerjaan pembangunan SR Tahap IA dan IB. Total ada sebanyak 63 unit SR Tahap IA yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 300 miliar.

    Sedangkan pada proyek SR Tahap IB, total ada sebanyak 37 unit sekolah dengan anggaran yang dihabiskan sekitar Rp 205 miliar. Kedua proyek ini ditargetkan rampung dan dapat beroperasi per akhir Juli 2025.

    (acd/acd)

  • CT Bagi-bagi Tips Cara Mencari Peluang Usaha

    CT Bagi-bagi Tips Cara Mencari Peluang Usaha

    Jakarta

    Bagi seorang Chairul Tanjung, untuk menjadi pengusaha salah satu caranya adalah pandai melihat peluang di mana pun. Founder and Chairman CT Corp itu pun membagikan tips dan trik untuk menangkap peluang usaha tersebut.

    Pria yang akrab disapa CT itu mengatakan untuk mendapatkan peluang usaha, mulai dari yang terkecil dan lingkungan terdekat. Carilah apa yang dibutuhkan dalam satu lingkungan terdekat dan belum tersedia.

    “Melihat peluang, tadi saya katakan, jadi mulai dari hal yang terkecil saja dulu, dari lingkungan terdekat, Anda kuliah misalnya,” kata dia dalam sesi Inspiration Speech di LPS Financial Festival 2025, Kamis (7/8/2025).

    Ia mencontohkan caranya saat dirinya di bangku kuliah yang melihat peluang membuka jasa fotokopi di bawah tangga kampus. Melalui usaha itu, CT menggunakan sistem bagi hasil antara pemilik mesin fotokopi dengan dirinya.

    “Terus kan harus punya mesin fotokopi, harus punya modal. Tapi saya nggak punya modal. Gimana caranya? Saya cari orang yang punya mesin potokopi. Saya suruh dia jualan di situ. Kan mesin fotokopi ada counter kan, setiap sore-malam saya pulang, saya catat berapa counter. Dulu fotokopi Rp 25. Jadi saya cas dia Rp2,5. Itulah uang yang saya dapat,” tutur CT.

    Contoh lainnya, CT ingin memberikan kemudahan bagi teman-temannya mendapatkan alat-alat saat dia berkuliah di Fakultas Dokter Gigi. Karena kebanyakan alat mahal dan tidak semua mahasiswa mampu, CT mempunyai ide untuk membuka peluang usaha dengan skema cicilan.

    Di tengah perjalanan, CT mendapatkan kendala mendapatkan alat kedokteran itu dari importir. Ia pun memberanikan diri untuk meminta bantuan kepada orang tua temannya yang bekerja Dinas Kesehatan Gigi Angkatan Darat.

    “Saya datang saya jual idealisme saya ke dia. Saya bilang, Pak ini banyak mahasiswa butuh bahan, butuh alat, tapi nggak bisa bayar langsung, bisanya mencicil. Saya sudah ketemu importir, tapi perlu ada orang yang menjamin. Karena saya mau jual idealisme saya, si Kolonel ini terketuk hatinya,” ungkapnya.

    Setelah berhasil mendapatkan barangnya, CT bisa menjalankan usahanya dan tidak memberatkan teman-temannya harus membayar sekaligus. Kala itu CT juga harus menjaga kepercayaan dari orang tua temannya yang telah membuka peluang bagi dirinya.

    “Jadi saya bisa membantu orang. Dengan installment saya juga mendapatkan keuntungan. Harga yang saya jual sama dengan harga yang di toko. Tapi boleh utang, kenapa? Karena harga di importir kan lebih murah. Tetapi apa syaratnya? Harus jaga kepercayaan,” ungkapnya.

    “Jadi itu cara melihat peluang. Jadi caranya banyak bisa dilakukan,” jelas dia.

    (kil/kil)

  • CT Bagi-bagi Tips Cara Mencari Peluang Usaha

    CT Beri Nasihat Agar Usaha Sukses: Jangan Disambi

    Jakarta

    Founder and Chairman CT Corp Chairul Tanjung memberikan nasihat perihal risiko dalam menjalankan usaha. Menurut dia, setiap usaha punya risiko.

    Pria yang akrab disapa CT ini menilai apabila sudah berniat untuk terjun dalam dunia usaha, harus mempunyai tekad.

    “Apa itu komit-ya? Kaki jadi kepala, kepala jadi kaki, harus berhasil. Karena di dunia usaha cuma ada dua istilahnya. You success atau you mati. Enggak ada istilahnya tanggung-tanggung itu. Jadi enggak punya pilihan. Caranya cuma harus sukses. Artinya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki,” kata CT dalam acara LPS Financial Festival 2025, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/8/2025).

    CT menerangkan bagi pengusaha pemula yang masih takut risiko, dapat mulai dari risiko terkecil. Namun, biasanya usaha dengan risiko kecil biasanya mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sebaliknya, usaha dengan risiko besar akan mendapatkan keuntungan yang besar pula.

    “Tapi kalau takut, mulai lah dari risiko terkecil dulu. Coba dulu, begitu yakin, confidence, hajar lebih besar. Lebih besar, lebih besar, lebih besar lagi,” imbuh CT.

    CT juga mengingatkan agar dalam menjalani usaha jangan sembari melakukan pekerjaan lain. Sebab, dia menilai usaha itu nantinya tidak berjalan dengan baik.

    “Makanya saya selalu ingatin teman-teman yang jadi politisi sekaligus pengusaha. Saya bilang, you musti memilih. Kalau enggak, nanti usahanya enggak sukses. Sekaligus politiknya juga enggak sukses. Jadi harus memilih. Saya memilih. Saya maunya jadi pengusaha. Karena hidup adalah pilihan,” imbuh dia.

    Lebih lanjut, kesuksesan dalam membangun bisnis tak lepas dari rahmat serta restu Tuhan. Agar mendapatkan hal itu, kata CT, harus memuliakan orang tua, termasuk ibu. CT pun menceritakan dirinya menemani sang ibu umroh. Usai kembalinya umroh bersama sang ibu, CT menyebut usahanya berjalan lancar.

    “Begitu pulang, ternyata itu lancar betul. Jadi ini percaya. Ibu. Orang tua, tapi ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu. Bagi yang masih ada, urus lah ibumu,” tambah dia.

    (rea/fdl)