Liputan6.com, Sukabumi – Kondisi memprihatinkan dialami para siswa SD dan SMP yang terpaksa melintasi derasnya arus sungai Cikarang dari rumahnya di Kecamatan Waluran menuju Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi akibat jembatan putus.
Jembatan sepanjang 30 meter penghubung dua kecamatan ini hancur akibat banjir bandang yang terjadi pada 4 Desember 2024 lalu. Para siswa seberangi sungai yang hendak menuju ke sekolah terpaksa membuka sepatu mereka agar tidak basah.
Hal itu diungkapkan salah seorang pelajar SD Negeri Cijambe, Zahra Aulia (11). Dirinya terpaksa melawan rasa takut setiap kali melintasi arus sungai yang harus ditempuh untuk menuju sekolah, meskipun ditemani orang tuanya.
Zahra berharap jembatan gantung Bojong Koneng ini bisa kembali dibangun agar tak lagi harus berjibaku dengan derasnya arus sungai.
“Kalau dibilang takut ya takut sih, kalau muter jauh paling dekat di sini. Iya, dibantu orangtua, kalau airnya besar dipegangin. Penginnya jembatannya bagus, jadi enggak basah-basahan lagi, biar semangat, jembatannya dibangun, kalau airnya besar bajunya jadi basah,” ungkap Zahra, pada Rabu (8/1/2025).
Tak hanya para siswa, warga yang hendak beraktivitas bertani dan berladang juga terpaksa harus menerjang derasnya arus sungai.
“Soalnya saya memerlukan, anak saya setiap hari kan melintas jembatan ini, karena kemarin ada bencana air meluap, karena banjir jembatan putus. Khawatirlah, karena anak saya setiap hari melintas kan, mengganggu aktivitas saya sebagai petani jadi harus nganter anak dulu,” ungkap Nuryani, warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran.