Polewali Mandar, Beritasatu.com – Seorang pasien rujukan dari Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa harus menyeberang sungai menggunakan rakit untuk menuju rumah sakit.
Pasien yang diketahui bernama Jasman itu dinaikkan ke atas rakit bambu lantaran jembatan penghubung antardesa sepanjang 35 meter di wilayah tersebut putus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
Warga bergotong royong membawa pasien ini naik ke atas rakit. Sembari tangan diinfus, Jasman dibantu warga melintasi sungai menuju ke ambulans di seberang jalan.
Proses evakuasi pasien berlangsung penuh risiko. Pasien duduk di atas rakit menggunakan kursi plastik. Sementara warga lainnya berjaga di sekitar rakit untuk menahan pasien agar tidak terjatuh.
Warga harus menyeberangkan pasien melewati sungai sekitar 35 meter, dengan arus yang cukup deras. Setelah berhasil menyebrang sungai, pasien tersebut kemudian diangkat menuju ambulans untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Hajja Andi Depu Polewali Mandar agar mendapatkan perawatan medis.
Babinsa Desa Tapua, Serda Herman, mengatakan, pasien ini menempuh jarak sekitar tujuh kilometer dari Dusun Pabombong menuju lokasi ambulans menunggu dengan lama perjalanan sekitar satu jam.
“Dia sakit sudah lama, tetapi kambuh lagi, sehingga dilarikan ke rumah sakit. Pasien berangkat dari rumahnya naik mobil pikap menuju ambulnns yang menunggu di seberang sungai,” kata Serda Herman kepada wartawan, Senin (9/6/2025).
Menurutnya, sejak jembatan penghubung antardesa ini putus akibat banjir, warga harus naik rakit menyebrangi sungai saat melakukan aktivitas keluar desa.
“Untuk saat ini warga terpaksa menggunakan rakit jika ingin menyebrang sungai karena jembatang penghubung antardesa di wilayah itu putus. Ada jalan alternatif tetapi jaraknya jauh makanya warga lebih memilih naik rakit,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak jembatan penghubung tersebut putus warga secara bergantian berjaga di sungai untuk membantu warga jika ingin menyeberangi sungai dengan rakit.
“Warga secara berkelompok berjaga di sungai untuk membantu mendorong rakit jika ada warga yang ingin menyeberang, warga terkadang membayar seadanya jika ingin menyeberang,” ujarnya.
Dia menambahkan, warga sangat berharap agar jembatan penghubung antardesa itu segera dibangun kembali, sehingga bisa beraktivitas dengan normal.
