Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg Regional 28 Februari 2025

Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Februari 2025

Jelang Ramadhan, Harga Cabai Rawit di Mataram Tembus Rp 120.000 Per Kg
Tim Redaksi
MATARAM, KOMPAS.com

Harga cabai rawit
merah di pasar tradisional Kota
Mataram
, Nusa Tenggara Barat (NTB), tembus Rp 120.000 per kilogram, menjelang
puasa Ramadhan
2025.
Kondisi ini terlihat di
Pasar Kebon Roek
, Kota Mataram, Kamis (27/2/2025).
Harga cabai rawit merah naik cukup tinggi dari semula berkisar antara Rp 70.000 – Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 120.000 per kilogram.
“Cabai rawit sekilo Rp 120.000,” kata Roni, salah satu pedagang di Pasar Kebon Roek.
Kenaikan juga terjadi pada harga cabai merah besar, yaitu dari semula Rp 50.000 per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram.
Jena’ah, pedagang lainnya, mengatakan
harga cabai rawit
ini mulai naik sepekan sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan.
“Naik sudah empat hari ini,” kata Jena’ah.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Uun Pujianto, mengatakan kenaikan harga cabai diakibatkan oleh
cuaca buruk
yang melanda NTB beberapa waktu lalu dan mengakibatkan gagal panen.
Selain itu, tingginya permintaan cabai rawit di pasaran menjelang puasa Ramadhan juga menjadi penyebab naiknya harga cabai.
“Penyebabnya stok berkurang karena panennya sebagian gagal karena kemarin kan hujan-hujan terus karena pengaruh cuaca, dan sebagian juga mungkin dioper ke Jawa karena mungkin mencari keuntungan banyak,” kata Uun dikonfirmasi, Kamis.
Saat ini, kata Uun, harga cabai rawit di pasar induk Bertais Mataram berkisar Rp 100.000 per kilogram.
Sementara harga cabai rawit di pasar-pasar tradisional berkisar antara Rp 110.000 hingga Rp 115.000 per kilogram.
Uun mengatakan, masyarakat tidak perlu
panic buying
karena stok cabai masih tersedia di pasaran.
“Sebenarnya tidak perlu juga takut karena stok masih ada, cuma kondisinya berkurang, makanya bagaimana antisipasi kita mengadakan pasar rakyat
full
selama bulan Ramadhan,” kata Uun.
Selain menggelar pasar rakyat selama Ramadhan, Dinas Perdagangan juga akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk menggelar operasi pasar.
Pihaknya berharap cuaca terus membaik sehingga tidak ada lagi gagal panen di tingkat petani.
“Kita takutkan cuaca berubah-ubah, jadi otomatis kan gagal panen itu yang kita takutin. Antisipasi cuma kita gencar laksanakan operasi pasar ini supaya masyarakat tidak
panic buying
dan bisa terjangkau masyarakat beli,” kata Uun.
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.