Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Jelang Pilkada DIY, legislator minta warga tak asal percayai hasil survei

Jelang Pilkada DIY, legislator minta warga tak asal percayai hasil survei

Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

Jelang Pilkada DIY, legislator minta warga tak asal percayai hasil survei
Dalam Negeri   
Sigit Kurniawan   
Rabu, 06 November 2024 – 19:33 WIB

Elshinta.com – Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 hanya tinggal menghitung hari. Berbagai macam dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih paslon tertentu. Salah satunya dengan survei yang cenderung menggiring opini masyarakat.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan lembaga yang melakukan survei harus terdaftar dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia atau Persepi. Jangan sampai survei menjadi propaganda untuk paslon tertentu. Politisi PDIP kota Yogyakarta tersebut mencontohkan adanya survei oleh IPDA yang disebut ada kontroversi, ada bau propaganda yang dipertanyakan validitas dan basis ilmiah metodologi pelaksanaan survei. Sebagaimana termuat di beberapa media, IPDA yang tidak terdaftar dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia atau Persepi merilis hasil survei Pilkada Kota Yogyakarta yang datanya diambil tanggal 21 sd 25 Oktober 2024 dengan klaim jumlah responden 1200.

“Penggiringan opini oleh paslon tertentu ini, dengan mempertontonkan hasil survei oleh lembaga yang bukan anggota Persepi menjadi pertanyaan publik. Tidak ada data yang secara terbuka disampaikan ke publik selain angka-angka, Masyarakat jogja berharap lembaga ini secara jujur membuka metode, responden dan mengunkap jujur siapa yang mendanai survei ini,” ujar Eko Suwanto.

Tentang survei yang disampaikan dalam rilis berita sebelumnya, Eko Suwanto menyatakan ada beberapa pertanyaan yang menggelitik, setelah mempelajari berita, setelah menggali informasi dari beberapa pihak

“Catatan saja, IPDA bukanlah lembaga survei yang tercatat dan menjadi anggota Persepi, perkumpulan survei opini publik Indonesia,” katanya.

Sejumlah kejanggalan dan pertanyaan diantaranya disebutkan jumlah responden 1.200. Di dalam publikasi survei juga tak dilakukan secara terbuka dalam forum ilmiah. 

“Survei yang baik tentu butuh metode ilmiah dan akademik. Kejanggalan lainnya juru bicara salah satu paslon di kota yang menanggapi hasil survei ini diindikasikan juga salah satu aktifis dari lembaga yang lakukan survei. Jika ini benar wah ya tidak obyektif,” jelasnya.

Eko Suwanto menegaskan, masyarakat Yogyakarta sudah cerdas dalam menentukan pilihan dan memilah informasi. 

Berkaitan survei pilkada, harus jujur, lembaga harus jelaskan ke publik dibiayai atau mandiri, karena hasilnya dipublikasikan, termasuk menjelaskan metodenya seperti apa. 

“Ilmiah atau tidak. Kita juga mencari tahu jumlah responden 1.200 di mana saja, bagaimana verifikasi data dan seterusnya. Silakan dibuka,” imbuhnya.

Eko menegaskan pentingnya berdemokrasi guna meraih kemenangan di pilkada serentak lewat cara jujur dan bermartabat. Sikap jujur dan patuh pada etik moral menjadi pondasi yang baik guna meraih kepercayaan rakyat, menang di pilkada. 

“Pilkada ini kerja politik, saatnya berlomba merebut hati dan pikiran dengan menawarkan ide, gagasan, program kegiatan untuk merebut kepercayaan rakyat,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Rabu (6/11). 

Sumber : Radio Elshinta