Jakarta, FORTUNE – Menjelang tutup tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mampu mengantongi Laba bersih tahun berjalan senilai Rp50,47 triliun pada November 2024. Nilai itu masih tumbuh 14,32 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp44,15 triliun.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan capaian laba itu ditopang oleh pendapatan bunga sebesar Rp80,82 triliun, sedangkan beban bunga mencapai Rp10,65 triliun sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp70,15 triliun.
Kredit BCA naik 15,47 persen
BCA UMKM Fest 2024/Dok BCA
Untuk Kredit, bank yang digawangi oleh Jahja Setiaatmadja selaku presiden direktur itu telah menyalurkan Rp875,78 triliun pada November 2024. Nilai itu naik 15,47 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp758,43 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA ini di atas rata-rata industri perbankan yang hanya tumbuh 10,79 persen (yoy).
Kemudian, untuk pendapatan komisi dari bank dengan logo kelopak bunga ini juga tumbuh 7,19 persen menjadi Rp16,28 triliun. Kondisi ini memperkuat kontribusi bisnis non-bunga terhadap pendapatan BCA.
DPK BCA naik tipis 3,48 persen
Program Gebyar Hadiah BCA 2024/Dok BCA
Sementara itu, untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BCA masih mencatatkan pertumbuhan terbatas sebesar 3,48 persen menjadi Rp1.109,46 triliun per November 2024.
Bila dilihat secara terperinci, komponen giro masih mengalami peningkatan 5,55 persen menjadi Rp353,09 triliun, sementara tabungan juga tumbuh 3,75 persen menjadi Rp551,76 triliun.
Namun demikian, instrumen simpanan deposito mencapai Rp194 triliun pada November 2024. Kondisi ini mencerminkan pergeseran preferensi nasabah ke produk simpanan yang lebih likuid.