Tak berhenti pada kekerasan dan pemerasan, polisi juga mencium adanya dugaan keterlibatan kelompok ini dalam tindak kriminal lain seperti peredaran narkoba, prostitusi, dan pencucian uang menggunakan aset kripto.
“Kami terus melakukan upaya-upaya pencegahan dan penegakan hukum bersama imigrasi dan stakeholder lain. Ini menjadi peringatan bagi pelaku lain agar berpikir dua kali sebelum melakukan kejahatan serupa,” tegas dia.
Keterlibatan dua WNI yang diduga petugas imigrasi menjadi perhatian serius. Apalagi dalam aksi mereka, pelaku menggunakan seragam dan ancaman yang identik dengan kewenangan institusi negara. Kantor Wilayah Imigrasi Bali menyatakan dukungan terhadap pengungkapan kasus ini.
“Kami mendukung penuh proses hukum yang dilakukan Pak Kapolda dan sangat menghormati pengungkapan kasus ini,” ujar Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Imigrasi Bali, Parlindungan.
Meski begitu, publik menanti langkah nyata dari institusi terkait, bukan sekadar pernyataan normatif. Polda Bali menyebut proses etik dan disipliner akan segera dilakukan.
“Sanksi pasti sanksi tegas. Setelah pendalaman oleh Pak Kapolda dan Pak Dir (Direskrimsus), tentu akan ada sidang kode etik dan sanksi yang sangat berat,” tutur Parlindungan.
Saat ini, polisi juga masih memburu satu pelaku lain berinisial “GG” yang diduga kuat terlibat dalam jaringan ini.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303420/original/050250700_1754102732-1000455654.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)