Jakarta, CNBC Indonesia – Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan program 3 juta rumah per tahun bisa selamatkan daya beli masyarakat kelas menengah Indonesia.
Menurutnya, itu bisa terjadi asal pemerintah berkomitmen menyediakan rumah yang tak asal terjangkau bagi masyarakat, melainkan bisa memanusiakan manusia para kelas pekerja.
Apalagi, sudah ada pelajaran di China pembangunan hunian tidak bisa asal membangun properti fisiknya. Sebab, bila hanya memikirkan pembangunan rumah terjangkau tanpa memikirkan infrastruktur penunjang dan dasarnya, hanya akan membuat wilayah itu menjadi kota hantu.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan catatan World Economic Forum berjudul Where are China Ghost Cities, setidaknya ada 24 kota hantu di China pada 2015.
“Jadi memikirkannya ialah kita memanusiakan manusia,” kata pria yang juga pernah menjabat sebagai mantan menteri keuangan periode 2014-2016 itu dalam program Cuap-Cuap Cuan CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2024).
Karena itu, mumpung pembangunan 3 juta rumah per tahun itu belum penuh terealisasi, Bambang mengatakan, konsepnya harus direalisasikan dengan menunjang kebutuhan dasar masyarakat, termasuk masyarakat kelas menengah atau kelas pekerja.
Selama ini, beban pokok masyarakat Indonesia, termasuk kelas menengah ialah tak adanya ketersediaan air bersih siap minum di tiap hunian. Padahal, kebutuhan dasar itu sudah sejak lama tersedia di negara-negara maju termasuk adanya jaringan gas atau jargas.
“Kalau mau urusin daya beli dan sediakan perumahan kenapa enggak di setiap public housing yang dibangun utamanya yang perkotaan itu airnya langsung yang siap minum,” tegasnya.
“Kalau bisa untuk kurangi subsidi 3 kg bikin jargas lah, kita itu hampir enggak ada, atau pakai kompor listrik,” ungkap Bambang.
Selain beban kebutuhan air minum yang harus ditekan, beban kedua ialah biaya transportasi yang selama ini memberatkan masyarakat kelas pekerja karena huniannya yang jauh dari tempat kerja.
Bambang membayangkan, konsep perumahan itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan pasar jaya yang selama ini terbengkalai. Ia mencontohkan sebagaimana terjadi di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
“Kebanyakan pasarnya tidak berfungsi, contoh paling ekstrem Blok M lah itu menurut saya akan bagus sekali dibangun beberapa tower karena dia dekat dengan public transportation,” tuturnya.
“Ada terminal bus jaman dulu sama MRT, ditambah retail establishment nya, orang tinggal di situ sebagai kelas menengah pun merasa terbantu karena daya beli dia diperkuat dengan dia hanya di situ,” tegas Bambang.
Menurutnya konsep pembangunan ini harus terealisasi mumpung momentumnya sedang mengiringi. Sebab, Prabowo sedang baru-barunya merilis program itu melalui pembentukan Kementerian Perumahan & Kawasan Permukiman.
“Tapi syaratnya jangan karena rumah murah, airnya seadanya, justru saat terbaik kalau pemerintah ingin kasih perhatian yang tapi water itu kurangi kebutuhan kita beli air galon, dan sebagainya tadi,” ucap Bambang.
(arj/mij)