Berau, Beritasatu.com – Arus balik Lebaran 2025 di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) terganggu akibat jalan poros penghubung dua kecamatan di Kabupaten Berau mengalami kerusakan parah. Jalan ini dipenuhi puluhan lubang besar dengan kedalaman mencapai 30 hingga 50 sentimeter (cm) yang membahayakan pengguna jalan.
Jalan ini menjadi akses utama bagi puluhan desa pedalaman, termasuk Desa Long Ayan, Long La’ai, Punan Malinau, dan Punan Segah. Jalan yang rusak tersebut berdampak:
1. Distribusi logistik terhambat, termasuk bahan pangan dan hasil pertanian.
2. Masyarakat terancam terisolasi karena ini adalah satu-satunya jalur penghubung.
3. Arus balik Lebaran 2025 terganggu, terutama bagi warga yang melintas dari Kabupaten Bulungan (Kaltara) ke Kabupaten Berau (Kaltim) dan sebaliknya.
Kondisi Jalan Semakin Parah Seusai Banjir
Menurut Basirun, seorang pengendara yang melintas, jalan ini sebenarnya sempat diperbaiki oleh Pemerintah Daerah. Namun, banjir parah selama sepekan terakhir menyebabkan jalan terkikis kembali, membuat akses semakin sulit.
“Sebenarnya sudah ditimbun, tetapi karena ada banjir jadi terkikis lagi. Kalau tidak segera diperbaiki, kami tidak bisa lewat,” ujar Basirun kepada Beritasatu.com, Kamis (3/4/2025) terkait Jalan poros di Berau, Kaltim rusak parah akibat banjir yang menghambat arus balik Lebaran 2025.
Senada dengan itu, Dominikus, pengendara lain, mengkhawatirkan kondisi jalan yang semakin buruk jika hujan deras kembali terjadi.
“Kalau hujan turun lagi, kondisinya pasti makin parah. Saya dari Segah (Berau) mau ke Tanjung (Bulungan), ini sulit sekali,” katanya.
Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan poros ini agar aktivitas kembali normal.
Kerusakan infrastruktur seperti ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, terutama pada arus balik Lebaran 2025, tetapi juga berpengaruh pada perekonomian daerah dan distribusi hasil pertanian dan kebutuhan pokok.