Alasannya, menurut kubu Rido, belum ada pasangan yang memperoleh lebih dari 50 persen suara. “Berapa angka kurangnya pak Rido? udah itung C1?,” Saiful menuturkan.
Ia menegaskan bahwa perhitungan akurat seharusnya mengacu pada data C1 yang telah tersedia di KPU.
“Harus hitung seluruh TPS. C1 sudah tersedia di KPU. tinggal itung. kecuali niat lain,” imbuhnya.
Menurutnya, jika perbedaan hasil berada dalam margin of error, maka quick count tidak bisa dijadikan acuan utama.
“Kalau dalam margin of error bedanya dari 50 persen plus quick count ga nolong,” kuncinya.
Sebelumnya, Saiful Mujani menganggap endorse Jokowi tidak laku di Jakarta, namun ada yang perlu diwaspadai Pramono-Rano sampai pengumuman dari KPU.
Melihat selisih suara antara Pramono-Rano terbilang tipis, Saiful memberikan pandangannya.
Dalam sebuah wawancara, ia menekankan pentingnya kehati-hatian KPU hingga pengumuman resmi.
“Karena selisihnya sangat tipis, oleh karena itu dukungan pendukung itu harus lengkap,” ujar Saiful dikutip dalam unggahan video akun X @muchlis_ar (29/11/2024).
Ia juga memperingatkan bahwa Ridwan Kamil tentu memiliki kepentingan untuk menuntut keadilan, terutama dengan selisih hasil yang kecil.
“Di sisi lain Ridwan Kamil tentu berkepentingan, pasti akan menuntut karena selisih yang tipis tersebut,” ucapnya.
Dikatakan Saiful, meskipun selisih hanya terpaut sedikit, namun hal tersebut tidak akan menjadi masalah ketika tim dari Pramono-Rano memiliki dokumen yang cukup.
“Tapi setipis apapun, kalau punya dokumen yang cukup, itu bisa diselesaikan dengan baik,” Saiful menuturkan.