Jakarta, Beritasatu.com – Jakarta magnet perantau masih terbukti setelah Lebaran 2025. Arus kedatangan warga dari berbagai daerah ke ibu kota kembali terjadi.
Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menilai fenomena ini sebagai sesuatu yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Fokus utama pemerintah daerah saat ini adalah menjadikan Jakarta sebagai kota ekonomi nasional dan global.
Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta Rano Karno mengungkapkan, jumlah perantau yang datang setelah Lebaran 2025 sekitar 15.000 orang, lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Menurutnya, sebagian besar dari mereka tidak tinggal langsung di Jakarta.
“Barangkali, mostly 70% dia tidak tinggal di kota Jakarta, tetapi dia tinggal di Bekasi, Depok, mungkin di Tangerang atau di Tangerang Selatan. Namun, dia bekerja di Jakarta,” ujar Rano Karno saat menghadiri acara nonton bersama anak-anak yatim di Mal Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (12/4/2025).
Fenomena Jakarta magnet perantau ini turut dipengaruhi oleh tingginya biaya sewa rumah di Jakarta, yang membuat para pendatang lebih memilih tinggal di wilayah penyangga. Karena itu, Pemprov Jakarta tidak lagi menggelar operasi yustisi seperti yang pernah dilakukan pada masa lalu.
“Secara realita, sewa rumah atau kos, maaf, mungkin rumah petak di Jakarta jauh lebih mahal daripada di daerah pinggiran,” jelasnya.
Meski demikian, pemerintah tetap mengingatkan bahwa pendatang ke Jakarta harus memiliki keterampilan agar tidak menjadi beban bagi kota.
“Yang menjadi wanti-wanti kita, para pendatang ke Jakarta harus punya skill,” imbuh Rano.
Kehadiran perantau yang memiliki kompetensi justru dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi kota, yang kini diarahkan menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional dan global, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2024.
Sebagai bentuk kesiapan, Pemprov Jakarta telah menyiapkan berbagai strategi, seperti penciptaan lapangan kerja, penguatan sektor UMKM, serta pemanfaatan ruang publik dan aktivasi taman-taman kota untuk mendorong aktivitas ekonomi.
“Jangan kamu berpikir ekonomi ini hanya pada kelas atas, tetapi kekuatannya ada di kelas-kelas ekonomi UMKM. Kalau mau berebut pasar, ya itu ada di menengah ke bawah,” tandasnya.
Dengan arah pembangunan ini, bukan hal aneh jika Jakarta magnet perantau terus berlanjut dari tahun ke tahun. Selama disertai keterampilan dan semangat berkontribusi, kehadiran para pendatang justru akan menjadi kekuatan baru bagi masa depan ibu kota.