TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif impor baru sebesar 32 persen untuk produk yang datang dari Indonesia.
Indonesia sendiri banyak mengekspor produk alas kaki, tekstil dan masih banyak lainnya ke AS. Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), industri tekstil di tanah air sedang berusaha bersikap realistis, bahwa ekspor tekstil ke AS akan terjadi perubahan besar-besaran.
“Ekspor kita ke AS pasti akan terdisrupsi, terjadi kekacauan karena implementasi tarif Amerika ke Indonesia itu cukup besar di antara negara-negara produksi tekstil garment di ASEAN. Artinya ini akan terjadi sebuah istilah permainan baru dalam supply chain tekstil garment secara internasional,” tutur Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (2/5/2025).
Menurut Danang, Indonesia harus mewaspadai situasi ini, agar tetap bisa mendapatkan tempat di dalam market Amerika.
“Saya kira ada potensi bahwa kita melakukan sebuah relaksasi impor bahan baku dari Amerika, misalnya kapas. Kapas Amerika cukup bagus, cuma terjadi penurunan. Permintaan impor ke Indonesia kapas dari Amerika itu menurun,” ucapnya.
Dengan meningkatkan impor kapas dari Amerika sebagai bahan baku produk tekstil Indonesia, ekspornya nanti diharapkan mendapat tarif yang lebih murah.
“Ini kita coba jaga agar terjadi peningkatan permintaan kapas dari Amerika, supaya nanti tingkat kandungan bahan baku dari Amerika bisa naik lebih tinggi, sehingga produk tekstil kita bisa mendapatkan tarif yang lebih masuk akal,” jelas Danang.
