Jakarta, CNBC Indonesia – Komite Urusan Ekonomi Israel memberikan persetujuan akhir untuk rencana pembangunan bandara internasional lain di selatan negara itu pada Minggu (23/3/2025). Lokasi bandara ini tidak jauh dari daerah perbatasan Gaza.
Melansir Alarabiya News pada Senin (24/3/2025), mengutip rancangan undang-undang yang menunggu persetujuan di parlemen, bandara tersebut akan dibangun di kota Nevatim, sekitar 65 kilometer (40 mil) – kurang dari satu jam perjalanan dari perbatasan Gaza dan berdekatan dengan pangkalan udara militer di gurun Negev yang menjadi rumah bagi jet tempur F-35.
Bandara baru tersebut, sekitar 132 kilometer dari Tel Aviv, akan memakan waktu tujuh tahun untuk dibangun dan menangani hingga 15 juta penumpang setiap tahunnya, menurut rancangan undang-undang yang diajukan di parlemen.
Proyek ini dimaksudkan untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di Bandara Ben Gurion Tel Aviv dan meningkatkan perekonomian di wilayah selatan negara itu dengan menciptakan sekitar 50.000 lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat Bedouin di sekitarnya.
Namun, militer dan lembaga keamanan Israel menentang proyek tersebut karena kedekatannya dengan pangkalan udara.
Ben Gurion adalah gerbang udara utama Israel dan berkapasitas 40 juta penumpang per tahun. Bandara tersebut hampir mencapai batasnya, menurut komite tersebut, mengutip data yang menunjukkan 80 juta orang diperkirakan akan melewati bandara tersebut pada tahun 2050.
Pada tahun 2019, Israel membuka Bandara Ramon di dekat kota resor Laut Merah Eilat di ujung selatan Israel, di perbatasan dengan Yordania dan Mesir. Sebelum perang dengan Hamas, sejumlah maskapai asing seperti Ryanair mengoperasikan penerbangan dari Eropa ke Ramon.
Saat ini, bandara tersebut sebagian besar digunakan untuk penerbangan domestik. Sebagian besar maskapai internasional telah berhenti terbang ke Israel karena perang di Gaza, tetapi banyak dari mereka kini telah melanjutkan penerbangan.
(fab/fab)