Israel Siap Serang Lagi Iran, IDF: Dua Serangan Terakhir Lemahkan Pertahanan Teheran
TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF), Kamis (12/12/2024 menyatakan kalau dua serangan terakhir mereka terhadap Iran tahun ini telah sangat meningkatkan potensi keberhasilan serangan berikutnya ke Teheran, jika diperlukan.
Dilansir Jpost, mengutip narasumber dari pihak IDF, melaporkan kalau Militer Israel menyatakan ada ‘perencanaan besar’ yang sedang berlangsung oleh Israel yang bersiap menyerang Iran lagi jika diperlukan.
Pada tanggal 13-14 April dan sekali lagi pada tanggal 1 Oktober 2024, Iran melancarkan serangan rudal langsung dan pesawat tak berawak besar-besaran terhadap negara Yahudi tersebut.
Israel melakukan serangan balik pada tanggal 19 April dan sekali lagi dengan serangan balik yang jauh lebih besar pada tanggal 26 Oktober, yang menghancurkan sekitar 20 lokasi rudal balistik dan antipesawat Iran serta satu lokasi nuklir.
Ledakan terlihat di dekat Teheran, di tengah serangan Israel terhadap Iran, 26 Oktober 2024.
Sebut Pertahanan Udara Iran Melemah
Pernyataan terbaru IDF pada Kamis ini mengisyaratkan kalau pertahanan udara Iran tidak hanya lebih lemah daripada sebelumnya selama bertahun-tahun.
Selain hal itu, angkatan udara Israel yakin, pengalamannya dalam terlibat konfrontasi langsung dengan Teheran telah secara substansial meningkatkan pemahaman mereka tentang cara yang lebih baik untuk mengelola serangan jarak jauh dan kompleks ke Iran di masa mendatang.
Foto menunjukkan ibu kota Teheran selama agresi Israel 26 Oktober 2024 (PressTV)
Sementara itu, IDF mengatakan kalau laporan dari angkatan udara mereka mengenai kegagalan 7 Oktober telah siap beberapa waktu dan diserahkan kepada komando tinggi IDF.
Hal ini menyusul pernyataan sebelumnya oleh angkatan laut IDF, pasukan darat, dan bagian lain dari IDF, yang bahkan beberapa minggu lalu telah mengatakan bahwa laporan mereka tanggal 7 Oktober juga telah diserahkan.
“Tampaknya Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi telah menyimpan semua laporan ini di mejanya hingga semua laporan IDF masuk sehingga semuanya dapat dirilis pada saat yang sama, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif,” tulis laporan JPost.
Banyak pula pihak yang memprediksi kalau Halevi akan mengundurkan diri sekitar saat ia menyampaikan laporan tanggal 7 Oktober, sedangkan prediksi terbarunya adalah pada akhir Februari.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, menghadiri upacara peletakan karangan bunga untuk memperingati Hari Peringatan Holocaust bagi enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Perang Dunia II, di Monumen Holocaust Yad Vashem di Yerusalem pada 6 Mei 2024. (AMIR COHEN / POOL / AFP)
Meskipun adanya prediksi ini, IDF sebelumnya berkomitmen untuk menerbitkan laporan 7 Oktober pada bulan Juni dan kemudian pada bulan Juli-Agustus.
“Namun, setelah kritik pedas terhadap laporan Be’eri tanggal 7 Oktober di bulan Juli, Halevi menghitung ulang peluncuran laporan tersebut sehingga kritik apa pun terhadap komandan lapangan hanya akan terjadi pada saat yang sama dengan kritik terhadap dirinya sendiri dan pejabat tinggi IDF lainnya,” kata laporan itu.
Iran Umumkan Drone Baru yang Akan ‘Kejutkan Dunia’
Di sisi lain, di tengah sorotan media dunia terhadap konflik yang berkecamuk di Suriah, Iran dengan bangga mengumumkan drone atau pesawat nirawak terbarunya.
Laksamana Muda Alireza Tangsiri di Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) mengklaim pesawat itu akan “mengejutkan dunia”.
Kata Tangsiri, drone itu dikembangkan oleh IRGC dan Kementerian Pertahanan Iran.
Dia menyebut akan ada perubahan kerja sama antara kedua pihak itu setelah drone tersebut dikerahkan dalam pasukan.
Menurut Tangsiri, drone itu bukanlah contoh terakhir kerja sama antara IRGC dan IRGC.
“Pada kenyataannya, kita akan mengubah pandangan [tentang kerja sama dua pihak] melalui drone itu,” kata Tangsiri di sela-sela Pameran Dirgantara Internasional Iran Ke-12 di Pulau Kish, Rabu, (11/12/2024), dikutip dari Press TV.
Sayangnya, Tangsiri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang spesifikasi dan keunggulan drone itu.
Pada bulan Januari lalu IRGC dan Angkatan Darat Iran mengerahkan banyak drone dan alat tempur lainnya dalam berbagai latihan militer di seluruh negeri. Sebulan berselang, Korps Darat Iran menerima drone kamikaze dan drone tempur yang canggih.
Kemudian, pada bulan Maret, Panglima Angkatan Udara Iran (IRIADF) menyebut pihaknya memperlihatkan rudal dan generasi baru.
Adapun pada bulan September lalu Iran menggelar parade yang memamerkan rudal balisitik yang belum pernah diperlihatkan. Di samping itu, dipamerkan pula drone kamikaze baru yang jangkauan terbangnya mencapai lebih dari 4.000 km.
Sementara itu, awal bulan Panglima Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Tangsiri Shahram Irani memuji Angkatan Laut Iran yang mengintai kapal-kapal perang yang berlayar di perairan regional.
“Kapal induk Amerika Serikat dan 16 unit kapal perusak serta fregat yang berada di kawasan ini rutin diintai dengan drone pengintai kita,” kata Irani waktu itu.
“Kita tidak diketahui oleh mereka.”
Beberapa tahun belakangan drone IRGC juga berhasil merekam atau mengintai kapal induk AS di perairan Teluk Persia.
Iran: AS dan Israel jadi dalang di balik tumbangnya Assad
Seperti negara-negara lain di Timur Tengah, Iran turut menyoroti runtuhnya rezim Bashar Al-Assad di Suriah.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding AS dan Israel berada di balik runtuhnya pemerintahan Assad.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei (kiri) dan penasihatnya ,Ali Larijani (IRAN International)
Dia juga mengklaim intelijen Iran sudah memberi tahun pemerintahan Assad mengenai potensi adanya serangan selama tiga bulan.
Intel Iran memprediksi para pemuda Suriah pada akhirnya akan merebut Suriah dari tangan Assad.
“Tak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil rencana Amerika dan Zionis. Ya, pemerintahan tetangga di Iran jelas berperan dalam hal ini, dan masih berperan, semua melihatnya, tetapi konspirator utama, dalang, dan pusat komando berada di rezim Amerika dan Zionis,” kata Khamenei hari Rabu dikutip dari The Guardian.
Dia bahkan mengklaim memiliki bukti keterlibatan AS dan Israel.
The Guardian menyebut “pemerintahan tetangga” yang disebut Khamanei barangkali merujuk kepada Turki. Turki memainkan peran penting dalam mendukung pasukan oposisi di Suriah.
“Biarkan semua orang tahu bahwa situasi ini tidak akan tetap seperti ini. Kenyataan bahwa beberapa orang di Damaskus merayakannya, menari, dan mengganggu rumah warga lainnya saat rezim Zionis mengebom Suriah, memasuki wilayahnya dengan tank dan artileri, tidak bisa diterima.
Khamenei mengatakan para pemuda Suriah pasti nantinya bisa mengatasi situasi tersebut.
(oln/JPost/*)