Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Israel Rekrut Orang Arab Gabung IDF untuk Pecah Belah, Diimingi Apa?

Israel Rekrut Orang Arab Gabung IDF untuk Pecah Belah, Diimingi Apa?

Jakarta, CNN Indonesia

Israel disebut-sebut sengaja merekrut orang-orang Arab dari berbagai kelompok suku masuk pasukan pertahanan Israel (IDF) sebagai politik pecah belah di antara orang Arab.

Apa yang dijanjikan Israel merekrut orang-orang Arab gabung ke pasukan militer IDF?

Anggota Parlemen Knesset Arab-Israel, Hanin Zoabie, mengatakan orang-orang Arab di wilayah itu diimingi kehidupan yang layak dan sejahtera dengan gaji tinggi jika bergabung ke IDF.

Ia menyebut bahwa Israel berusaha mengincar orang-orang yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan untuk menjadi tentara.

“Sembilan puluh persen orang Arab yang bertugas di tentara Israel tidak memiliki kesetaraan dengan orang Israel. Israel tidak membutuhkan mereka untuk melindungi keamanannya, ini adalah masalah politik, yang pertama adalah perpecahan dan pemerintahan.” ungkap Zoabie.

Ia mengatakan selama ini masyarakat dunia mungkin salah kaprah terkait tentara Israel sebenarnya. Kebanyakan orang percaya bahwa pasukan pertahanan ini didominasi oleh warga Yahudi.

Organisasi Haganah, Palmach, Lehi dan Irgun memang menjadi kelompok bersenjata yang awalnya ada saat kemerdekaan Israel. Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion memutuskan untuk menyatukan angkatan tunggal dengan pembentukan IDF pada 26 Mei 1948, dilansir dari Al Majalla.

Namun, IDF berkembang tidak hanya diisi warga Yahudi saja. Saat ini, IDF mewakili seluruh bangsa, yaitu Yahudi Israel, Druze, Muslim, Arab, Badui dan Kristen semuanya bersaudara.

Apa lagi strategi militer Israel IDF rekrut orang Arab? Bersambung ke halaman berikutnya…

Suku Druze, kelompok minoritas berbahasa Arab, menjadi pendaftar tertinggi IDF di Israel karena ‘Perjanjian Darah’ pada 1956. Lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.

Mereka adalah keturunan 160.000 warga Palestina yang tetap tinggal saat dideklarasikan kemerdekaan Israel 1948.

Orang Arab memenuhi seperlima populasi non-Yahudi di Israel. Hukum Israel tidak memaksa orang Arab Muslim, Kristen, atau Badui untuk mendaftarkan diri sebagai pasukan IDF. Namun, dalam kurun beberapa tahun terakhir, jumlah pria dan wanita Arab Israel yang mendaftar ke IDF meningkat drastis.

“Merupakan suatu kehormatan, memegang senapan serbu di satu tangan dan Alquran di tangan lainnya, untuk membela tanah air saya, Israel” kata Sersan Emad, pemuda Arab Israel.

Ashraf Ashkar, seorang Arab Israel 35 tahun, juga mengatakan teman-temannya bertugas dalam IDF di wilayah yang mendapat serangan Hamas 7 Oktober lalu.

“Saya berbicara dengan mereka sepanjang waktu, saya punya teman, seorang Arab, yang bergabung dengan cadangan pekan lalu,” ungkap Ashkar, dikutip dari CNN.

Rasa bangga Presiden Israel

Presiden Israel Izaac Herzog mengungkapkan kebanggaan dan rasa hormat bagi orang-orang Arab yang mau mendaftar sebagai pasukan IDF.

[Gambas:Infografis CNN]

Ia menilai sebagian dari orang Arab Israel merasa memiliki dan setia terhadap Israel yang menjadi pendorong mereka bergabung dengan IDF.

“Karena ini adalah tanah air saya, saya adalah bagian dari negara ini dan saya ingin berkontribusi.” ungkap Sersan Sami Heib, pria 20 tahun.

“Fakta bahwa saya berasal dari kelompok minoritas mungkin menjadi alasan mengapa IDF memperlakukan saya lebih istimewa, karena mereka ingin saya merasa diterima di sini,” imbuhnya.

Strategi IDF rekrut orang-orang Arab

IDF disebut sangat jitu menjalankan strategi perekrutan anggotanya. Salah satu misi IDF adalah merekrut sebanyak mungkin warga Arab Israel.

Pamdemi Covid-19 jadi faktor penting bagi IDF menarik hati masyarakat Arab di Israel.

“Selama pandemi, tentara IDF dikerahkan untuk mengantarkan makanan dan obat-obatan kepada orang lanjut usia dan orang sakit. Mereka mengambil bagian dalam kampanye kesadaran akan virus corona dan kemudian membantu mendirikan pusat vaksin dan sebagainya. Upaya IDF sangat dihargai oleh warga Muslim yang tinggal di desa dan kota tersebut. Bisa dibilang faktor ketakutan telah hilang, karena masyarakat dapat melihat dengan mata kepala sendiri betapa tanpa lelahnya IDF bekerja untuk menjaga seluruh penduduk Israel.” ungkap pejabat senior IDF.

“Zaman telah berubah, generasi muda Arab Israel lebih sadar akan apa itu IDF dan apa yang dapat ditawarkan kepada mereka dalam hal peluang karir di angkatan bersenjata atau pendidikan lebih lanjut pasca-tentara. kehidupan. Masyarakat ingin bergabung dengan tentara untuk memperbaiki keadaan mereka dan pada saat yang sama mereka ingin berkontribusi dan memperkuat keamanan negara mereka, Israel.” kata pejabat senior IDF dari Direktorat Ketenagakerjaan.

IDF terus melakukan upaya penjaringan pasukan secara luas dengan menyebarkan undangan ke para pemuda Muslim di Israel melalui berbagai sarana media sosial.