Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Israel Halangi Pencarian 9 Staf Bulan Sabit Merah Palestina yang Hilang di Gaza – Halaman all

Israel Halangi Pencarian 9 Staf Bulan Sabit Merah Palestina yang Hilang di Gaza – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Sembilan anggota Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) hilang selama tiga hari berturut-turut setelah gagal kembali dari misi penyelamatan di Rafah, Gaza Selatan.

Dilansir dari Al Jazeera, petugas tanggap darurat pertama dikirim ke daerah al-Hashaashin pada Minggu setelah laporan adanya korban.

Akan tetapi, mereka “dikepung” oleh pasukan Israel dan nasib mereka hingga kini masih belum diketahui.

PRCS menyatakan bahwa pihak berwenang Israel menolak bekerja sama dalam upaya pencarian melalui organisasi internasional.

“Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan keprihatinan mendalamnya terhadap keselamatan timnya dan menganggap otoritas pendudukan Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib mereka,” tulis PRCS di X.

PBB Kurangi Operasi di Gaza Setelah Serangan Israel

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Senin (24/3/2025) mereka akan mengurangi operasinya di Gaza setelah serangan tank Israel menghantam salah satu kompleksnya pekan lalu.

Serangan tersebut menewaskan seorang staf asal Bulgaria dan melukai lima karyawan lainnya.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric, menyatakan bahwa sekitar sepertiga dari 100 staf internasional PBB di Gaza akan dipindahkan sementara.

Dujarric juga menegaskan ledakan di wisma tamu PBB pada 19 Maret disebabkan oleh tank Israel, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini.

Militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu.

Serangan Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Palestina

Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 60 warga Palestina di berbagai wilayah Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat, dikutip dari Kron4.

Kementerian juga merilis daftar nama lebih dari 15.000 anak di bawah usia 17 tahun yang tewas akibat operasi militer Israel sejak lebih dari 17 bulan lalu.

Sebanyak hampir 5.000 di antaranya adalah anak-anak di bawah enam tahun, termasuk 876 bayi yang belum genap berusia satu tahun.

Israel menyatakan bahwa serangan ini dilakukan untuk menekan Hamas agar menerima syarat baru untuk gencatan senjata dan membebaskan lebih banyak sandera.

Serangan Rudal dari Yaman dan Gaza Picu Sirene di Israel

Militer Israel melaporkan bahwa serangan rudal dari Yaman dan Gaza memicu sirene serangan udara di Yerusalem, Tel Aviv, dan wilayah tengah Israel pada Senin malam.

Israel mengklaim telah berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman.

Dua roket dari Jalur Gaza juga dicegat setelah memasuki wilayah Israel.

Brigade Al-Quds, sayap militer kelompok Jihad Islam Palestina, mengaku bertanggung jawab atas serangan dari Gaza.

Tenaga Medis dan Bantuan Kemanusiaan di Gaza Jadi Sasaran

Pekerja kemanusiaan dan tenaga medis di Gaza terus menjadi target serangan.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa kantornya di Rafah rusak akibat proyektil peledak pada Senin.

Meskipun tidak ada staf yang terluka, kerusakan ini berdampak langsung pada operasi mereka.

Pada hari yang sama, Israel menyerang bangsal bedah di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya.

Salah satu korban tewas adalah seorang remaja yang sedang dalam pemulihan pascaoperasi.

Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan pejabat Hamas, Ismail Barhoum, yang menurut mereka mengelola keuangan kelompok itu.

Namun, Hamas menyatakan bahwa Barhoum sedang menjalani perawatan medis saat serangan terjadi.

Dampak Pengurangan Operasi PBB di Gaza

Keputusan PBB untuk mengurangi kehadiran mereka di Gaza menambah tantangan bagi bantuan kemanusiaan.

Olga Cherevko, juru bicara kantor kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan bahwa sejumlah kegiatan, termasuk pendidikan, perlindungan, serta layanan air dan sanitasi, telah ditangguhkan.

Alasan utama adalah masalah keselamatan serta dampak dari perintah evakuasi Israel.

Pergerakan truk bantuan, termasuk distribusi air, juga terdampak.

Sejak gencatan senjata runtuh, hanya 29 dari 237 tempat belajar sementara di Gaza yang masih beroperasi.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 113.000 orang terluka sejak Israel melancarkan operasinya.

Hampir 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza kini telah mengungsi dari rumah mereka.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

Merangkum Semua Peristiwa