Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah surat berisi ucapan terima kasih dari seorang warga Israel kepada kelompok Hamas viral di media sosial.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, merilis surat di Telegram pada Senin (27/11) yang diklaim ditulis oleh salah satu sandera yang dibebaskan Hamas pada 24 November. Pembebasan ini sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Israel pekan lalu.
Surat itu disebut ditulis oleh Danielle Aloni, ibu dari Emilia Aloni yang berusia 5 tahun.
Dalam surat itu, Danielle berterima kasih kepada Hamas karena telah merawat putrinya dengan sangat baik selama 49 hari penahanan mereka di Gaza.
Dengan menggunakan bahasa Ibrani yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Arab, Danielle menuliskan bahwa putrinya, Emilia, merasa bahwa anggota-anggota Hamas terasa seperti temannya.
Bahkan “bukan hanya teman”, sang putri merasa sangat dicintai dan diperlakukan baik oleh Hamas selayaknya orang tua kepada anak.
“Terima kasih atas banyak waktu yang Anda habiskan sebagai pengasuh [Emilia],” tulis Danielle.
Dia lebih lanjut menyatakan putrinya tidak hanya akrab dengan Hamas tetapi juga merasa diperlakukan bak ratu.
“Terima kasih telah bersabar padanya dan menghujaninya dengan permen, buah-buahan, dan segala sesuatu yang padahal tidak ada,” tulis dia.
“Anak-anak seharusnya tidak ditawan, tapi berkat Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui di sepanjang jalan, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza.”
Danielle menuliskan belum ada satu orang pun yang mereka temui dalam perjalanan panjang mereka “yang tidak memperlakukannya dengan kelembutan, kasih sayang, dan cinta.”
Semua orang mulai dari yang berpangkat rendah hingga pemimpin sekalipun berlaku sangat baik kepada dia dan Emilia.
“Saya selamanya akan menjadi tawanan paling bersyukur karena dia tidak pulang dengan membawa trauma psikologis sepanjang hidupnya,” bunyi surat itu.
Danielle kemudian mengakhiri suratnya dengan mengucapkan terima kasih lagi kepada Hamas. Ia berterima kasih atas rasa kemanusiaan yang diberikan kepadanya dan Emilia selama ditawan di Gaza.
“Saya akan mengingat perilaku baik Anda yang ditunjukkan terlepas dari situasi sulit yang Anda hadapi dan kerugian besar yang Anda derita di sini di Gaza.”
“Saya harap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik. Saya harap kalian semua sehat dan sejahtera. Kesehatan dan cinta untuk Anda dan keluarga Anda.” demikian isi surat tersebut.
Dilansir dari TRT World, Danielle dan Emilia termasuk di antara 24 warga Israel yang dibebaskan pada 24 November lalu.
Sebelum ditawan, keduanya tengah mengunjungi saudara perempuan Danielle dan keluarganya di Kibbutz Nir Oz di Israel selatan, lokasi serangan awal Hamas pada 7 Oktober lalu.
Hamas menyandera lebih dari 200 orang dari Israel saat itu. Serangan Hamas ini menjadi pemantik agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga hari ini yang telah menewaskan lebih dari 14.800 warga sipil, termasuk 6.000 anak.
Sebanyak 200 lebih sandera itu terdiri dari warga Israel hingga warga negara asing seperti warga Amerika Serikat, Prancis, hingga Thailand.
Sekitar dua pekan setelah perang pecah, Hamas sempat membebaskan dua sandera. Saat itu, sejumlah cerita sandera yang mengaku diperlakukan sangat baik oleh kelompok Hamas pun sempat jadi sorotan publik.
Hamas, kelompok perlawanan di Gaza itu pun akhirnya sepakat membebaskan puluhan sandera lainnya secara bertahap setelah menyepakati gencatan senjata dengan Israel pada pekan lalu.
(blq/bac)
[Gambas:Video CNN]