Jakarta, FORTUNE – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mendukung maksimal keberlangsungan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut dia, ada tiga program yang secara langsung berkaitan dengan tugas dan fungsi BPOM.
“Mulai dari keamanan pangan saat di dapur, penyiapan MBG, distribusi, hingga pada tahap [tindak lanjut terhadap] kejadian luar biasa, keracunan, dan sebagainya. BPOM dari awal sudah komit untuk mendukung MBG ini,“ ujar Taruna dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/2).
Pada Selasa (11/2), telah digelar Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking Ceremony) Center Of Excellence (CoE) Program MBG di Agribusiness and Technology Park, Institut Pertanian Bogor (IPB). CoE tersebut ditujukan sebagai pusat riset unggulan untuk program MBG.
CoE MBG untuk pusat kajian dan penelitian
Adapun Center of Excellence untuk Program Makan Bergizi Gratis akan difungsikan sebagai fasilitas untuk melakukan kajian atau penelitian, memberikan rekomendasi, dan menciptakan model pengembangan MBG. Rektor IPB, Arif Satria menyambut baik atas pemilihan IPB sebagai CoE MBG.
“CoE ini memiliki luas area lebih kurang 9.000 meter persegi, luas lantai 3.500 meter persegi, dilengkapi dengan fasilitas area memasak, koridor observasi dan ruang pelatihan, dan mampu memasak 6.000 makanan per hari,” ulas Arif.
Kemudian dia meyakini IPB bisa menjalankan operasionalisasi CoE untuk MBG. IPB mempunyai fakultas dan pusat studi yang berfokus pada produksi primer pangan dan pengolahannya, didukung dengan laboratorium modern untuk produksi dan pemantauan (monitoring) keamanan pangan olahan.
Lanjut Arif, IPB pun sudah berpengalaman dalam pengembangan ekosistem bisnis produk pangan desa. Jumlah desa yang bermitra dengan IPB terus meningkat setiap tahunnya.
Bapanas: MBG untuk membangun generasi sehat
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy memaparkan tujuan program makan bergizi gratis adalah upaya mendukung pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
“Tujuan utamanya MBG ini adalah membangun generasi sehat, cerdas, produktif menuju Indonesia Emas 2045,” kata dia.
Rachmat mengeklaim bahwa makan bergizi gratis bisa berperan dalam berbagai aspek. Aspek gizi, mencakup peningkatan pemenuhan gizi yang bakal menyasar pada sasaran program MBG, yaitu anak sekolah di seluruh jenjang, santri, ibu hamil, ibu menyusui dan balita bergizi normal, serta ibu hamil dan balita bermasalah gizi.
Lanjut dia, ditinjau dari aspek pendidikan, MBG dapat mendukung peningkatan prestasi, partisipasi, dan kehadiran siswa, serta mengurangi angka anak putus sekolah. Selain itu, dari aspek ekonomi, MBG dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, peternak, nelayan, pelaku UMKM, dan koperasi.
Rachmat menambahkan, aspek kemiskinan pun bisa dituntaskan dengan menciptakan lapangan kerja dan pengurangan beban dari penduduk miskin. Menurut dia, program MBG telah tersinkronisasi dengan tugas, pokok, dan fungsi kementerian, lembaga, dan daerah (K/L/D).
“Harapan kami, CoE ini dapat menjadi inovasi baru dalam penyiapan makanan, mengembangkan modalitas untuk daerah terpencil, dan mengembangkan unsur atau muatan edukasi gizi,” tutur Rachmat.