Jakarta, Beritasatu.com– Pilpres AS pada Selasa (5/11/2024) berdampak pada pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Salah satu efek yang terasa adalah kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) di dalam negeri.
“Dinamika pemilu di AS sering memengaruhi minat investor terhadap surat utang,” kata Analis Pendapatan Tetap PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Nasrudin kepada Investor Daily, Minggu (3/10/2024).
Pemilu AS yang diwarnai ketidakpastian menambah daya tarik SUN di mata investor global. Apabila Donald Trump menang – kandidat yang kurang disukai pasar karena kebijakan proteksionismenya – maka sentimen negatif terhadap ekonomi AS diprediksi meningkat.
“Kondisi ini dapat menguntungkan pasar surat utang Indonesia, khususnya dengan pemangkasan suku bunga yang memberi ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter domestik,” tambahnya.
Pada pekan ini, Nasrudin memperkirakan imbal hasil SUN akan cenderung turun. Prediksi ini didasari pada ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS (The Fed) dalam pertemuan yang akan berlangsung pada 6-7 November.
“Langkah tersebut diyakini dapat menarik kembali aliran modal asing ke pasar Indonesia, setelah pada pekan lalu tercatat net sell asing mencapai Rp 3,95 triliun,” ujar dia.
Faktor lain yang akan memengaruhi pasar SUN pekan ini adalah data pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Jika hasilnya menunjukkan pertumbuhan solid, sentimen positif diperkirakan menguat di kalangan investor.
Nasrudin memperkirakan yield SUN 10 tahun akan berada dalam kisaran 6,5% hingga 6,9%. “Kecenderungannya akan bergerak sideways dengan potensi kenaikan sedikit ke level 6,77%, tidak jauh dari penutupan pekan sebelumnya yang berada di 6,79%,” jelasnya.