TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.
Selain persyaratan yang mudah, KEK juga memberikan diskon pajak hingga puluhan tahun.
Kepala Administrator KEK Kendal, Tjertja Karja Adil, mengatakan sejak transformasi dari Kawasan Industri Kendal (KIK) menjadi KEK pada 2019, terdapat total 124 pelaku usaha yang membangun pabrik di KEK Kendal.
Rinciannya, 46 perusahaan telah beroperasi, 20 perusahaan dalam tahap konstruksi, dan ditargetkan selesai pada 2025. Adapun sisanya saat ini masih tahap perencanaan untuk menaruh investasinya di KEK.
Diterangkannya, pelaku usaha tersebut juga mendapat kemudahan dalam mengurus administrasi melalui pelayanan satu atap.
“Kami memastikan perijinan betul-betul dirasakan para investor. Para investor yang hendak melakukan perijinan tidak perlu ke Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, maupun ke Pemerintah Pusat. Nah itu yang membedakan KEK dengan industri lain,” kata Tjertja ditemui di kantor KEK, Selasa (25/2/2025).
Ia mengeklaim, kemudahan mengurus perijinan itu menjadi alasan banyaknya investor mendirikan perusahaan di KEK. Pihaknya juga memberikan insentif pajak dengan nilai investasi khusus kepada para investor.
“Bagi investor yang menanamkan modalnya Rp 100 miliar akan mendapat diskon pajak penghasilan selama 10 tahun. Kemudian modal Rp 500 miliar mendapat diskon pajak 15 tahun, dan modal Rp 1 triliun mendapat diskon pajak 20 tahun,” jelasnya.
Tjertja meyakini, KEK Kendal akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi regional hingga nasional. Terlebih tingkat pengangguran terbuka di Kendal mengalami penurunan dengan hadirnya KEK, di mana pada tahun 2023 penurunan mencapai 5,76 persen dan tahun 2024 sebesar 5,01 persen.
“Kami yakin, KEK ini akan menjadi pusat ekonomi, dan menekan menekan angka pengangguran lebih baik,” tuturnya.
Investasi Terbesar di Jateng
Executive Director KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum menjelaskan saat ini pihaknya tengah memperkuat investasi dengan memperluas lahan sebanyak 1200 hektar. Pembangunan KEK fase 2 itu telah dimulai di bagian barat dan timur kawasan.
Diterangkannya, nilai investasi KEK fase 2 diprakirakan melebihi investasi fase 1 yang mencapai 86 triliun.
“Untuk fase pertama itu luas lahan sekitar 1000 hektar dengan nilai investasi Rp 86 triliun. Sedangkan fase kedua ini luas lahan sekitar 1200 hektar, dan harusnya lebih besar. Karena yang 86 triliun itu belum sepenuhnya semua perusahaan beroperasi,” ungkapnya.
Juliani mengungkapkan, terhitung sejak diresmikan pada 2016 hingga tahun 2024, total realisasi investasi di KEK Kendal mencapai Rp 142,96 triliun, dengan total 123 perusahaan dan diproyeksikan keseluruhan penyerapan mencapai 200.000 tenaga kerja.
Menurut Juliani, peningkatan investasi di KEK Kendal tidak lepas dari dukungan infrastruktur yang memadai, serta kemudahan perizinan yang diberikan kepada para investor.
“Dengan adanya aksesibilitas yang baik, termasuk konektivitas ke pelabuhan dan jalan tol, KEK Kendal menjadi salah satu lokasi paling strategis bagi pengembangan industri di Jawa Tengah,” sambungnya.
Juliani mengatakan, berdasarkan data DPMPTSP Jateng, total realisasi investasi di Jawa Tengah pada tahun 2024 yang miliputi PMA (Penanaman modal asing) dan PMDN (Penanaman modal dalam negeri) mencapai Rp 88.44 triliun.
Menurutnya, hal ini akan berdampak positif bagi perekonomian Kabupaten Kendal dan Jawa Tengah.
“KEK menjadi salah satu magnet investasi di Jawa Tengah,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kendal Anang Widiasmoro mengatakan, peningkatan realisasi investasi di Kendal merupakan kolaborasi seluruh stake holders sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Menurutnya, semua stake holder telah bahu-membahu membangun daya tarik dan daya saing investasi daerah, yang berperan penting pada kondusivitas wilayah.
“Seperti penyediaan infrastruktur penunjang, ketersediaan portofolio dan tenaga kerja, insentif daerah ataupun akses kemudahan dalam berusaha,” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan investasi ini diharapkan menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap, terjalin kerja sama antara pelaku industri besar, industri menengah dan kecil serta UMKM untuk menggerakkan sektor riil melalui pola kemitraan.
“Sehingga pada akhirnya akan menurunkan angka pengangguran terbuka dan angka kemiskinan di Kabupaten Kendal,” tandasnya. (ags)
