Jakarta (ANTARA) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga Agustus 2025, total investasi di sektor hulu migas telah mencapai 8,9 miliar dolar AS.
“Itu total investasi di kegiatan hulu migas, baik operasional (opex), belanja modal (capex), eksplorasi, dan produksi,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI–yang membidangi energi, sumber daya mineral, lingkungan hidup, dan investasi– di Jakarta, Selasa.
SKK Migas menargetkan investasi hulu migas pada 2025 sebesar 16,5–16,9 miliar dolar AS atau setara Rp269,07 triliun.
Namun, khusus untuk investasi eksplorasi, realisasinya masih tergolong rendah. Djoko menyebut dari target 1,5 miliar dolar AS pada 2025, baru sekitar 500 juta dolar AS yang terealisasi hingga Agustus.
Sebagai perbandingan, investasi eksplorasi tahun 2024 tercatat sebesar 1,3 miliar dolar AS.
Lebih lanjut, Djoko menyampaikan bahwa realisasi pengeboran sumur eksplorasi pada 2025 juga masih di bawah target. Hingga Agustus, baru 18 sumur yang ditajak dari total target 46 sumur, atau sekitar 36,9 persen.
Meski begitu, outlook hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 43 sumur atau sekitar 93,5 persen.
“Realisasi sampai saat ini 18 sumur, dan outlook 2025 diperkirakan bisa mencapai 43 sumur,” ujar Djoko.
Djoko menyampaikan dari 17 sumur yang telah dianalisis, lima sumur berhasil menemukan hidrokarbon (discovery), tujuh sumur dinyatakan kering (dry hole), dan lima lainnya masih dalam proses pelaksanaan. Rasio keberhasilan eksplorasi mencapai sekitar 42 persen, dengan total sumber daya dari lima discovery mencapai 21 juta barel setara minyak (MMBOE).
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
